ANALISA SENSORI
THRESHOLD TEST
KELAS A
KELOMPOK 8
LARASATI 135100100111012
NABILA TARI PUANDA 135100100111036
MUHAMMAD FARIZ RAMZY 135100100111042
ANANTA PRASETIO SITORUS 135100100111056
KRISTIANTO PRADIPTA 135100101111056
I.4 Tujuan
Tujuan dari praktikum uji threshold ini adalah untuk mengetahui cara penentuan
ambang stimulus rasa manis dan rasa asin.
II. METODE
II.1
III. PEMBAHASAN
Konsentrasi
Panelis
0,00% 0,10% 0,50% 1,00% 1,50% 2,00%
1 0 0 0 1 1 1
2 0 0 1 1 1 1
3 0 0 0 1 1 1
4 1 0 1 1 1 1
5 0 0 0 1 1 1
6 0 0 0 1 1 1
7 0 0 0 1 1 1
8 0 1 1 1 1 1
9 0 0 0 1 1 1
10 0 0 1 1 1 1
11 0 0 0 0 1 1
12 0 0 1 1 1 1
13 0 0 1 1 1 1
14 0 0 0 1 1 1
15 0 0 0 1 1 1
16 0 0 1 1 1 1
17 0 1 0 1 1 1
18 0 0 1 1 1 1
19 1 0 0 0 1 1
20 0 1 1 1 1 1
21 0 1 0 1 1 1
22 1 0 1 1 1 1
23 1 0 1 1 1 1
24 0 0 1 1 1 1
25 0 0 0 1 1 1
26 0 0 1 1 1 1
27 0 0 0 1 1 1
28 0 0 0 1 1 0
29 0 0 0 1 1 1
Total 4 4 13 27 29 28
Frekuens 44,83
13,79% 13,79% 93,10% 100,00% 96,55%
i %
Perhitungan:
y = 47,95x + 0,195
Tabel 3.2 Tabel Ambang Mutlak dan Ambang Pengenalan Rasa Manis dari Larutan Gula
3.3.2 Pembahasan
Intensitas atau rangsangan terkecil yang mulai dapat menghasilkan respon disebut
ambang rangsangan atau stimulus threshold. Rangsangan yang terlalu kecil tidak akan
menghasilkan respon atau kesan. Prinsip pengujian uji threshold adalah menguji ada atau
tidak ada sifat indrawi tertentu yang diujikan dan dinyatakan ada atau tidak ada respon dari
masing-masing sampel (Rahman dan Juliesti, 2011).
Dalam analisis ambang batas atau threshold dikenal dua macam ambang
rangsangan yaitu ambang mutlak (absolute threshold) dan ambang pengenalan (recognition
threshold). Ambang mutlak yaitu jumlah benda perangsang terkecil yang dapat
menghasilkan respon atau kesan yang ditunjukkan pada saat frekuensi 50%. Sedangkan
ambang pengenalan yaitu meliputi pengenalan atau identifikasi jenis kesan (konsentrasi atau
jumlah perbandingan terendah yang dapat dikenal dengan betul) yang ditunjukkan pada saat
frekuensi 75% (Rahman dan Juliesti, 2011).
Pada Tabel 3.1 menunjukkan bahwa dari 29 panelis, pada konsentrasi larutan gula
0,0% terdapat 4 panelis yang dapat mendeteksi rasa manis. Kesalahan ini diakibatkan
karena panelis tidak benar-benar menetralkan indera pengecapnya dan
mengisitirahatkannya selama kurang lebih 30 detik sehingga rasa manis yang tersisa dari
pencicipan larutan gula sebelumnya yang konsentrasinya lebih tinggi masih terdeteksi oleh
panelis dan dianggap sebagai rasa manis dari larutan gula konsentrasi 0,0%. Pada
konsentrasi larutan gula 0,1% terdapat 4 panelis yang dapat mendeteksi rasa manis.
Perbedaan sensitivitas masing-masing panelis berbeda karena dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Pada konsentrasi larutan
gula 0,5% terdapat 13 panelis yang dapat mendeteksi rasa manis. Perbedaan sensitivitas
masing-masing panelis berbeda karena dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang akan
dijelaskan pada bagian selanjutnya. Pada konsentrasi larutan gula 1,0% terdapat 27 panelis
yang dapat mendeteksi rasa manis. Terdapat 2 panelis yang memberikan respon salah atau
tidak mampu mendeteksi rasa manis pada konsentrasi larutan gula 1,0%. Kesalahan ini
diakibatkan panelis merasa bahwa sampel yang diberikan memiliki rasa yang sama dengan
bahan pencuci rongga mulut atau penetral berupa air mineral. Keadaan ini menujukkan
bahwa faktor psikologis mempengaruhi respon yang diberikan. Pada konsentrasi larutan
gula 1,5% semua panelis mampu mendeteksi rasa manis. Pada konsentrasi larutan gula
2,0% semua panelis mampu mendeteksi rasa manis. Tetapi, terdapat 1 panelis yang
memberikan respon salah atau tidak mampu mendeteksi rasa manis pada konsentrasi
larutan gula 1,0%. Kesalahan ini diakibatkan panelis merasa bahwa sampel yang diberikan
memiliki rasa yang sama dengan bahan pencuci rongga mulut atau penetral berupa air
mineral. Keadaan ini menujukkan bahwa faktor psikologis mempengaruhi respon yang
diberikan.
Hasil uji threshold rasa manis dari larutan gula dengan konsentrasi 0,0%, 0,1% 0,5%,
1,0%, 1,5%, dan 2,0% terhadap 29 panelis yaitu diketahui bahwa ambang mutlak adalah
pada nilai konsentrasi 0,636%. Menurut Pennington dan Baker (1990) ambang mutlak rasa
manis dari larutan gula adalah 0,14%. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi
terendah yaitu 0,14% panelis mampu mendeteksi rasa manis pada suatu sampel dengan
frekuensi 50%. Sedangkan hasil uji threshold yang dilakukan saat praktikum menunjukkan
bahwa baru pada konsentrasi larutan gula 0,636% panelis mampu mendeteksi rasa manis
pada suatu sampel dengan frekuensi 50%. Perbedaan yang signifikan antara literatur
dengan hasil praktikum dapat diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti usia, penyakit,
suhu, kondisi psikologis panelis serta panelis yang digunakan merupakan panelis tidak
terlatih yang indera pengecapnya belum terlatih sehingga sensitivitasnya masih rendah
untuk mampu mendeteksi rasa manis pada suatu sampel. Hasil uji threshold rasa manis dari
larutan gula dengan konsentrasi 0,0%, 0,1% 0,5%, 1,0%, 1,5%, dan 2,0% terhadap 29
panelis yaitu diketahui bahwa ambang pengenalan adalah pada nilai konsentrasi 1,157%.
Menurut Pennington dan Baker (1990) ambang pengenalan rasa manis dari larutan gula
adalah 0,20%. Hal ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi terendah yaitu 0,20% panelis
mampu mendeteksi betul rasa manis pada suatu sampel dengan frekuensi 75%. Sedangkan
hasil uji threshold yang dilakukan saat praktikum menunjukkan bahwa baru pada konsentrasi
larutan gula 1,157% panelis mampu mendeteksi betul rasa manis pada suatu sampel
dengan frekuensi 75%. Perbedaan yang signifikan antara literatur dengan hasil praktikum
dapat diakibatkan oleh berbagai macam faktor seperti usia, penyakit, suhu, kondisi
psikologis panelis serta panelis yang digunakan merupakan panelis tidak terlatih yang indera
pengecapnya belum terlatih sehingga sensitivitasnya masih rendah untuk mampu
mendeteksi rasa manis pada suatu sampel.
Dewi, D. 2005. Pengaruh Kebiasaan Merokok Terhadap Mukosa Mulut. Dentika Dental
Journal 2005; 10(2): 132-5.
Guyton, A.C. dan J.E. Hall. 2009. Text Book of Medical Physiology (Taste and Smell) 11th Ed.
Mississippi: Elsevier Book Aid International.
Kartika, B., H. Pudji, dan S. Wahyu. 1987. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.
Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi.
Khurana, I. 2007. Textbook of Human Physiology for Dental Students (Sense of Taste). New
Delhi: Reed Elsevier India Pvt. Ltd.
Louise, S. 2004. Oral Mucosal Lessions Associated with Use of Quid. Journal de
lAssociation dentaire canadienne 2004; 70(4): 244-8.
Pearce, E. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis (Indera Pengecap dan Pencium).
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Pennington, N.L. dan C.W. Baker. 1990. Sugar: A Users Guide to Sucrose. New York: Van
Nostrand Reinhold.