Anda di halaman 1dari 13

A.

STUDI KELAYAKAN
Studi kelayakan tambang merupakan kegiatan untuk menghitung dan
mempertimbangkan suatu endapan bahan galian ditambang dan atau diusahakan
secara menguntungkan. Sebelum kegiatan perencanaan dan perancangan tambang
diperlukan kegiatan study kelayakan yang menyajikan beberapan informasi.
Studi kelayakan selain merupakan salah satu kewajiban normatif yang harus
dipenuhi dan prasyarat untuk memperoleh IUP Operasi Produksi. Sesungguhnya
apabila dipahami secara benar, studi kelayakan merupakan dokumen penting yang
berguna bagi berbagai pihak, khususnya bagi pelaku usaha, pemerintah, dan investor
atau perbankan. Dengan demikian, dokumen studi kelayakan bukan hanya seonggok
tumpukan kertas yang di dalamnya memuat konsep, perhitungan angka-angka dan
gambar-gambar semata, tetapi merupakan dokumen yang sangat berguna bagi
manajemen dalam mengambil keputusan strategik apakah rencana tambang tersebut
layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Hal lain yang harus dipahami adalah, studi kelayakan bukan hanya mengkaji
secara teknis, atau membuat prediksi/ proyeksi ekonomis, juga mengkaji aspek
nonteknis lainnya, seperti aspek sosial, budaya, hukum, dan lingkungan. Studi
kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana
usaha penambangan itu dijalankan, juga berguna pada saat kegiatan itu jadi
dilaksanakan, yaitu :
1. Dokumen studi kelayakan berfungsi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan, baik
acuan kerja di lapangan, maupun acuan bagi staf manajemen di dalam kantor;
2. Berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian berjalannya pekerjaan;
3. Sebagai landasan evaluasi kegiatan dalam mengukur prestasi pekerjaan,
sehingga apabila ditemukan kendala teknis ataupun nonteknis, dapat segera
ditanggulangi atau dicarikan jalan keluarnya;
4. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam
melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi,
kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, kontrol pengendalian aspek
lingkungan, dan lain-lain.

B. RUANG LINGKUP DALAM PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN


Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan studi kelayakan

1. Kajian keadaan bahan galian/ cadangan

Pengkajian dan analisa data eksplorasi, sumberdaya, cadangan berdasarkan


pertimbangan ekonomis dan optimalisasi potensi dari bahan galian yang akan
ditambang.

2. kajian geoteknik

adalah salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design
tambang, data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan
dengan asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil
seperti yang diinginkan.
Dalam penambangan secara tambang terbuka (open pit), sudut kemiringan
adalah satu faktor utama yang mempengaruhi bentuk dari final pit dan lokasi dari
dinding-dindingnya. Dikarenakan dari perbedaan dari keadaan geologinya, maka
kemiringan optimum dapat beragam diantara berbagai pit dan bahkan dapat
beragam pula dalam satu pit yang sama. Sudut pit pada umumnya dapat dikatakan
sebagai sejumlah waste yang harus dipindahkan untuk menambang bijih.
Peran Geotek di Pertambangan sebenarnya tidak hanya melakukan
perhitungan saja tetapi lebih mengarah kepada memberikan panduan kepada pihak
terkait mengenai potensi bahaya geoteknik yang akan terjadi kepada pihak terkait
(manajemen perusahaan, institusi, mineplanner, dll).

3. kajIan geohidrologi

geohidrologi adalah ilmu tentang cara-cara pemanfaatan air yang terdapat


di bawah permukaan tanah serta akibatnya pada jentera hidrologi.

4. kajian penambangan meliputi :

a. Metode dan desain serta layout tambang


b. Urutan blok penambangan
c. Tahap penambangan
d. Rencana kemajuan tambang dan perkiraan rona akhir
e. Kebutuhan peralatan tambang dan penunjang
f. Prasarana dan sarana angkutan
5. kajian pengolahan/pemurnian

a. Proses, bagan alir pengolahan sumberdaya mineral dan batubara

b. Peralatan pengolahan

c. Hasil dan kualitas produk pengolahan

6. kajian pengangkutan

Melakukan kajian perencanaan peralatan tambang dan penunjang,


termasuk perhitungan optimalisasi dan sinkronisasi alat

7. kajian K3

Dalam sektor pertambangan mineral dan batubara, K3 merupakan kunci


bisnis yang menjadi prioritas. Seperti yang tercantum dalam Pasal 5, Ayat 1,
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 tentang
K3 Pertambangan Umum, dinyatakan bahwa kegiatan pertambangan, baik
eksplorasi maupun eksploitasi baru dapat dimulai setelah pemegang Kuasa
Pertambangan (sekarang Pemegang Izin Usaha Pertambangan) memiliki Kepala
Teknik Tambang (KTT), yaitu seseorang yang memimpin dan bertanggung jawab
atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-undangan K3 pada suatu
kegiatan usaha pertambangan.

8. kajian lingkungan hidup

Membuat resume rencana pengelolaan lingkungan berdasarkan hasil study Amdal

9. kajian pengembangan masyrakat

10. kajian pasca tambang

11. kajian ekonomi, meliputi :

a. Kebutuhan investasi

b. Perhitungan biaya produksi


c. Prakiraan pendapatan

d. Perhitungan cash flow, kelayakan tambang dan analisa kepekaan

C. PERATURAN MENGENAI STUDI KELAYAKAN TAMBANG

1. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN


2007 TENTANG KEGIATAN USAHA PANAS BUMI Bagian Keempat Pasal
15 Ayat 1 sampai 4
1) Pemegang IUP dapat melakukan Studi Kelayakan setelah menyelesaikan
Eksplorasi dan menyampaikan laporan Eksplorasi rinci kepada Menteri,
gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
2) Dalam hal Eksplorasi dilakukan oleh Menteri, Badan Usaha dapat langsung
melakukan studi kelayakan setelah mendapatkan IUP.
3) Badan Usaha wajib melakukan Studi Kelayakan sesuai dengan kaidah teknik
pertambangan yang baik dan benar serta standar Studi Kelayakan Panas
Bumi.
4) Studi Kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi studi:
penentuan cadangan layak tambang di seluruh Wilayah Kerja;
penerapan teknologi yang tepat untuk Eksploitasi dan penangkapan uap
dari sumur produksi;
lokasi sumur produksi;
rancangan sumur produksi dan injeksi;
rancangan pemipaan sumur produksi;
perencanaan kapasitas produksi jangka pendek dan jangka panjang;
sistim pembangkit tenaga listrik dan/atau sistim pemanfaatan langsung;
upaya konservasi dan kesinambungan sumber daya Panas Bumi;
rencana keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan lingkungan dan
teknis pertambangan Panas Bumi; dan
rencana pasca tambang sementara.

2. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN KEGIATAN
USAHA PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN
Paragraf 3 Pasal 40 sampai Pasal 43

Pasal 40
1) Paling lambat pada akhir masa tahap eksplorasi, atau pada setiap saat,
pemegang IUP Eksplorasi dapat melakukan tahapan kegiatan studi
kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP nya setelah menyampaikan dan
disetujuinya laporan eksplorasi lengkap, laporan RKAB dan RKTTL tahap
studi kelayakan oleh pemberi izin.
2) RKAB dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :
a. Kegiatan yang eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang
diperoleh.
b. Realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan.
c. Rencana kegiatan pada studi kelayakan, meliputi eksplorasi detail untuk
meningkatkan status sumberdaya dan cadangan, studi geoteknik,
geohidrologi, sampling, analisa contoh, pemboran detail, evaluasi
sumberdaya dan cadangan, pengambilan contoh ruah, studi dan atau
percobaan pengolahan, studi kelayakan, studi amdal
d. Rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan;

Pasal 41
1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
melakukan evaluasi terhadap Laporan Eksplorasi Lengkap, laporan RKAB
dan RKTTL sebagaimana dimaksud pada pasal 12 ayat (2) dan (3), dalam
jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya laporan.
2) Apabila dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya
laporan tidak ada tanggapan atas Laporan Eksplorasi Lengkap, RKAB dan
RKTTL sebagaimana dimaksud ayat (1), oleh pemberi izin, maka laporan
tersebut dianggap memadai dan pemegang IUP dapat melanjutkan kegiatan
ke tahap studi kelayakan.

Pasal 42

1) Pemegang IUP Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan studi
kelayakan pada sebagian/seluruh WIUP nya, atau dalam jangka waktu
paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir masa berlakunya IUP
Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan studi kelayakan dan laporan studi
AMDAL, Laporan Rencana Reklamasi, Laporan Rencana Penutupan
tambang, untuk dipresentasikan dan mendapat persetujuan dari Menteri,
Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai kewenangannya atau instansi yang
berwenang,
2) Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
3) Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada
pemerintah provinsi.

Pasal 43
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
harus menerbitkan surat persetujuan hasil evaluasi Laporan Studi Kelayakan,
AMDAL, Rencana Reklamasi, Rencana Penutupan Tambang, yang disampaikan
pemegang IUP Eksplorasi dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas)
hari kerja sejak laporan dinyatakan lengkap dan benar.

3. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM DAN
BATUBARA Paragraf 3 Pasal 50 sampai Pasal 52

Pasal 50
1) Dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak berakhirnya tahap kegiatan
eksplorasi, atau pada setiap saat, pemegang IUP/IUPK Eksplorasi mineral
logam atau batubara dapat melakukan tahapan kegiatan studi kelayakan
pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya setelah menyampaikan dan
disetujuinya laporan eksplorasi lengkap dan laporan RKAB tahap studi
kelayakan oleh pemberi izin.
2) Kegiatan tahap studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi antara lain: in fill drilling, pembuatan terowongan eksplorasi, uji
metalurgi dan/atau pengolahan, studi geotekenik, geohidrologi, studi
kelayakan, studi AMDAL uji penambangan dan peralatan tambang,
perhitungan cadangan dan perencanaan tambang.
3) RKAB studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
peraturan perundang-undangan, antara lain memuat :
a. kegiatan eksplorasi yang telah dilakukan dan hasil eksplorasi yang
diperoleh;
b. realisasi pengeluaran biaya yang telah dikeluarkan;
c. rencana kegiatan pada tahap studi kelayakan;
d. rencana biaya yang akan dikeluarkan pada tahap studi kelayakan; dan
e. jadwal pelaksanaan rencana kegiatan seperti tercantum pada tahap studi
kelayakan.

Pasal 51
1) Pemegang IUP/IUPK Eksplorasi yang telah selesai melakukan tahap kegiatan
studi kelayakan pada sebagian atau seluruh WIUP/WIUPK-nya, atau dalam
jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan sebelum tanggal berakhir masa
berlakunya IUP/IUPK Eksplorasi, wajib menyampaikan laporan studi
kelayakan termasuk laporan studi AMDAL, untuk dipresentasikan dan
mendapat persetujuan dari Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai
kewenangannya atau instansi yang berwenang.
2) Laporan kegiatan studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup antara lain informasi mengenai:
a. hasil penyelidikan geologi yang mendalam dan pembuktian endapan-
endapan bijih dalam WIUP/WIUPK termasuk cadangan-cadangan bijih
atau batubara yang terukur, terunjuk, dan terkira sepanjang diperlukan
bagi kelayakan ekonomis daripada pengusahaan untuk dipertimbangkan
dan pengujian-pengujian serta pengambilan contoh endapan-endapan
yang bernilai tersebut sesuai dengan rencana kerja yang telah disetujui;
b. hasil pengamatan dan informasi yang terinci mengenai lokasi untuk
kegiatan operasi produksi yang termasuk dalam pengusahaan berikut
penyiapan peta-peta dan gambar-gambar yang berhubungan dengan
mengenai lokasi-lokasi tersebut;
c. hasil studi kelayakan teknis dan ekonomis mengenai penambangan,
pengangkutan, pemuatan dan pengapalan bijih/batubara, konsentrat-
konsentrat dan hasil dalam bentuk lain dari WIUP/WIUPK, termasuk
penyelidikan teknis tentang kemungkinan lokasi pelabuhan, jalan-jalan
penghubung dari tambang ke pelabuhan sungai dan cara pengangkutan
lain yang cocok;
d. hasil penyelidikan tentang setiap kemungkinan pengaruh pengangkutan
dengan menggunakan tongkang atau kapal;
e. hasil penyelidikan tentang lokasi dan rancang bangun lapangan terbang
dan termasuk fasilitas pelabuhan dan pendaratan, apabila dianggap perlu;
f. penyelidikan dan perencanaan bagi pengembangan suatu yang
berhubungan dengan kemungkinan tetap yang sesuai, termasuk rancang
bangun fasilitas perumahan dan fasilitas sosial, kebudayaan dan
kemasyarakatan sejauh diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang mungkin berkembang akibat kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam waktu 5 (lima) tahun setelah dimulainya periode
operasi;
g. hasil studi tentang kebutuhan tenaga kerja dimeudian hari untuk
pengusahaan dengan memperkirakan jenis dan lamanya pelatihan yang
diperlukan untuk menjamin penggantian tenaga kerja asing oleh tenaga
kerja Indonesia dana penggunaan tenaga kerja setempat semaksimal
mungkin sejalan dengan operasi yang aman dan efisien dari
pengusahaan;
h. hasil studi dampak fisik mengenai pengaruh yang akan timbul terhadap
lingkungan hidup sebagai akibat kegiatan pengusahaan, studi tersebut
akan dilakukan dengan berkonsultasi dengan konsultan independen yang
memenuhi persyaratan;
i. hasil penyelidikan tentang jumlah dan jenis usaha setempat yang
mungkin diperlukan untuk melayani kebutuhan pengusahaan dan
pemukiman tetap yang mungkin berkembang dalam jangka waktu 5
(lima) tahun setelah dimulainya kegiatan operasi produksi;
j. penelitian metalurgi dan pemasaran untuk menentukan kemampuan hasil
perolehan mineral dan penjualannya serta kontrak penjualannya;
k. penelitian pemasaran untuk menentukan kemampuan hasil perolehan
batubara dan kemungkinan penjualan batubara yang telah ditingkatkan
mutunya serta persyaratan kontrak yang sesuai terhadap produk yang
dapa dijual;
l. hasil penyelidikan pendahuluan tentang kelayakan mendirikan fasilitas
pengolahan dan pemurnian, yang cukup untuk memperkirakan modal dan
biaya operasi serta kemungkinan sumber tenaga listrik yang diperlukan
dikemudian hari;
m. hasil analisa keuangan yang menyeluruh, berdasrakan kriteria yang tepat
untuk suatu usaha pertambangan, atas aliran kas (cash flow) yang prospek
dan tingkat pengembalian (rate of return) dari pengusahaan;
n. hasil penyelidikan tentang fasilitas penyediaan air yang sesuai untuk
keperluan usaha pertambangan, industri, dan pemukiman tetap; dan
o. hasil studi AMDAL atau UKL-UPL yang telah disetujui oleh instansi
yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
p. Presentasi hasil studi kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dihadiri wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
dinas teknis pemerintah provinsi, dan dinas teknis pemerintah
kabupaten/kota yang membidangi pertambangan mineral dan batubara.

q. Dalam hal wakil dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak hadir, dapat diwakilkan pada
dinas teknis pemerintah provinsi yang membidangi pertambangan mineral
dan batubara.
Pasal 52
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
harus menerbitkan surat persetujuan hasil evaluasi Laporan kegiatan Studi
Kelayakan termasuk AMDAL/UKL-UPL yang disampaikan pemegang IUP
Eksplorasi dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak
laporan dinyatakan lengkap dan benar.

4. LAMPIRAN XIII b KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA


MINERAL NOMOR : 1453 K/29/MEM/2000 TANGGAL :3 November 2000
Tentang PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN STUDI KELAYAKAN,
EKSPLOITASI DAN PRODUKSI

Format Laporan Studi Kelayakan


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup dan Metode Studi
4. Pelaksana Studi
5. Jadwal Waktu Studi
BAB II : KEADAAN UMUM
1. Lokasi dan Luas Wilayah Kuasa Pertambangan (KP), Kontrak Karya
(KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Batubara (PKP2B) Eksploitasi yang
dimohon.
2. Kesampaian Daerah dan Sarana Perhubungan Setempat
3. Keadaan Lingkungan Daerah,Penduduk, Mata PencaharianPenduduk,
Keadaan Flora, Fauna,Iklim, Sosial Ekonomi dan lain-lain
4. Topografi dan Morfologi
BAB III : GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
1. GeologI
a. Litologi
b. Struktur
c. Geoteknik
2. Keadaan Endapan
a. Bentuk dan Penyebaran Endapan
b. Sifat dan Kualitas Endapan
c. Cadangan
1) cara Perhitungan Cadangan
2) Klasifikasi dan Jumlah Cadangan (insitu, miniable, marketable,
dilengkapi dengan perhitungan stripping ratio dan cut off grade)
BAB IV : RENCANA PENAMBANGAN
1. Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan (dilengkapi bagan a l i r )
2. Tahapan kegiatan Penambangan (termasuk penanganan tanah penutup)
3. Rencana Produksi (kuantitas, kualitas, cut off grade, stripping r a t i o )
4. Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)
5. Jadwal Rencana Produksi dan Umur Tambang
6. Rencana Penanganan/Perlakuan Bahan Galian yang Belum Terpasarkan
(kualitas rendah, belum ekonomis masa sekarang)
7. Rencana Pemanfaatan Bahan Galian dan Mineral Ikutan
8. Rencana Penanganan/Perlakuan Sisa Cadangan pada Pasca Tambang.
BAB V : RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN ATAU
PENCUCIAN
1. Studi/Percobaan Pengolahan/ Pemurnian
2. Tatacara Pengolahan dan Pemurnian
3. Tahapan Pengolahan
4. Bagan Alir
5. Recovery Pengolahan
6. Peralatan Pengolahan (jenis, jumlah dan kapasitas)
7. Hasil Pengolahan dan Rencana Pemanfaatan Mineral Ikutan
8. Jenis, Jumlah, Kualitas Hasil Pengolahan dan Tailing
BAB VI : PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN
1. Tata Cara
2. Peralatan (jenis, jumlah, kapasitas)
BAB VII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Lingkungan (mengacu kepada dokumen Amdal atau UKL dan UPL)
a. Dampak kegiatan (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).
b. Pengelolaan lingkungan
1) Pengelolaan limbah (tambang, pengolahan dan sarana penunjang).
2) Rencana Reklamasi dan Pemanfaatan Lahan Pasca Tambang.
3) Penanganan Air Asam Tambang (kalau ada).
c. Pemantauan Lingkungan
2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Organisasi
b. Peralatan
c. Langkah-langkah pelaksanaan K-3 Pertambangan
d. Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan
Berbahaya lainnnya.
BAB VIII : LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Bagan Organisasi
2. Jumlah dan kriteria Tenaga Kerja Tetap dan Tidak Tetap dalam Bentuk Tabel
3. Tingkat Gaji dan Upah
4. Sistem Kerja (kontrak, borongan dan lain-lain).
BAB IX : PEMASARAN
1. Bagan Organisasi
2. ProspekPemasaran
a. Dalam Negeri
b. Luar Negeri
BAB X : INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
1. Investasi
a. Modal Tetap
1) Pengurusan perizinan dan eksplorasi
2) Pembebasan Lahan
3) Konstruksi atau Rekayasa
4) Peralatan (penambangan, pengolahan, pegangkutan dan lain-lain).
b. Modal Kerja
c. Sumber Dana
2. Analisis Kelayakan
a. Biaya Produksi (termasuk biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
K-3)
b. Pendapatan Penjualan
c. Cash Flow (aliran uang tunai)
d. Perhitungan Discounted Cash Flow Rate of Return/ Interal Rate of
Return (DCFROR/IRR).
e. Perhitungan Break Even Point (BEP)
f. Waktu Pengembalian Modal
g. Analisa Kepekaan dan Resiko
BAB XI : KESIMPULAN
Memuat secara ringkas hal-hal sebagai berikut :
Luas wilayah yang dimohon/ ditingkatkan ke tahap Eksploitasi
Cadangan (in situ, miniable, marketabel)
Rencana Penambangan (tata cara dan sistem)
Rencana Pengolahan dan pemurnian atau pencucian (kalau ada ) .
Rencana Produksi per-tahun dan umur tambang.
Rencana pemasaran dan harga jual.
Investasi yang diperlukan termasuk modal kerja dan sumber dana.
Hasil analisis kelayakan
Jumlah tenaga kerja (tetap dan harian atau buruh)
Pemantauan dan Pengelolaan Lingkungan
Potensi dan rencana perlakuan bahan galian yang belum dapat dipasarkan dan
mineral ikutan serta bahan galian lain.
LAMPIRAN
1. Peta situasi wilayah yang akan ditingkatkan ke tahap Eksploitasi dan
sekitarnya, skala 1 : 10.000
2. Peta topografi detail daerah tambang dan sekitarnya, skala minimum 1 :
2.000
3. Peta penyebaran cadangan dan kualitas, skala minimum 1 : 2.000
4. Peta situasi tambang (Mining Lay Out) skala 1: 10.000, yang memuat :
a. Kontur topografi
b. Penyebaran bahan galian
c. Bangunan-bangunan penting
d. Batas wilayah eksploitasi
e. Jalan, Perkampungan. stock pile, lokasi pencucian dan pengolahan.
f. Lokasi timbunan waste, tailing dan bahan galian yang belum dapat
dipasarkan.
g. Indeks peta rencana pertambangan
h. Dan sebagainya
5. Peta rencana penambangan dan reklamasi, minimal skala 1 : 2.0000,
menggambarkan :
a. Tahapan dan blok-blok yang akan ditambang
b. Tahapan dan blok wilayah yang akan direklamasi per tahun
c. Jalan tambang
d. Lokasi timbunan waste, tailing dan mineral ikutan serta bahan galian
yang belum dapat dipasarkan
6. Desain tambang dan pengolahan (dalam bentuk peta, penampang, gambar 3
dimensi, sketsa, baga

Anda mungkin juga menyukai