Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Hukum Islam (Syara') - Wajib, Sunnah,

Makruh, Mubah, Haram


Wed, 16/09/2009 - 12:22am godam64

Di dalam ajaran agama islam terdapat hukum atau aturan perundang-undangan yang harus
dipatuhi oleh setiap umat karena berasal dari Al-Qur'an dan Hadist. Hukum islam yang
disebut juga sebagai hukum syara' terdiri atas lima komponen yaitu antara lain wajib, sunah,
haram, makruh dan mubah :

Penjelasan dan Pengertian/Arti Definisi Hukum-Hukum Islam :

1. Wajib (Fardlu)

Wajib adalah suatu perkara yang harus dilakukan oleh pemeluk agama islam yang telah
dewasa dan waras (mukallaf), di mana jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila
ditinggalkan akan mendapat dosa. Contoh : solat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu),
membayar zakat, dan lain-lain.

Wajib terdiri atas dua jenis/macam :


- Wajib 'ain adalah suatu hal yang harus dilakukan oleh semua orang muslim mukalaf seperti
sholah fardu, puasa ramadan, zakat, haji bila telah mampu dan lain-lain.
- Wajib Kifayah adalah perkara yang harus dilakukan oleh muslim mukallaff namun jika
sudah ada yang malakukannya maka menjadi tidak wajib lagi bagi yang lain seperti
mengurus jenazah.

2. Sunnah/Sunnat

Sunnat adalah suatu perkara yang bila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan jika
tidak dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : sholat sunnat, puasa senin kamis, solat tahajud,
memelihara jenggot, dan lain sebagainya.

Sunah terbagi atas dua jenis/macam:


- Sunah Mu'akkad adalah sunnat yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW seperti
shalat ied dan shalat tarawih.
- Sunat Ghairu Mu'akad yaitu adalah sunnah yang jarang dilakukan oleh Nabi Muhammad
SAW seperti puasa senin kamis, dan lain-lain.

3. Haram

Haram adalah suatu perkara yang mana tidak boleh sama sekali dilakukan oleh umat muslim
di mana pun mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan siksa di neraka
kelak. Contohnya : main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba,
membunuh, fitnah, dan lain-lain.

4. Makruh
Makruh adalah suatu perkara yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika
dilakukan tidak berdosa dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala dari Allah SWT.
Contoh : posisi makan minum berdiri, merokok (mungkin haram).

5. Mubah

Mubah adalah suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim mukallaf tidak akan
mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Contoh : makan dan minum, belanja, bercanda,
melamun, dan lain sebagainya.

Hukum adalah peraturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Bertujuan untuk


menciptakan masyarakat yang madani, aman, nyaman, dan terkendali. Hukum
dibuat sebagai pembatasan atas tingkah laku manusia yang tidak bertanggung
jawab sehingga perlu media untuk melindungi orang lain dari orang yang tidak
bertanggung jawab tersebut.

Hukum Islam

Hukum bisa berdasarkan atas kesepakatan adat, ketetapan daerah, ataupun


ketetapan agama. Salah satu hukum yang berafiliasi kepada agama adalah hukum
Islam. Pengertian hukum Islam adalah hukum yang bersumber kepada nilai-nilai
keislaman, yang dibentuk dari sumber dalil-dalil agama Islam. Hukum itu bisa berarti
ketetapan, kesepakatan, anjuran, larangan, dan sebagainya.

Hukum Islam hanya ditunjukkan kepada orang-orang yang beragama Islam dan
tidak ditunjukkan kepada orang yang non-Islam. Jika ada orang Islam yang
melanggar hukum Islam, orang itu harus diadili sesuai dengan ketentuan dalil-dalil
agama Islam. Ada beberapa sumber yang menjadi landasan dalam membuat
ketetapan hukum Islam. Sumber-sember tersebut adalah sebagai berikut.

Al Quran

Al quran adalah kitab suci umat Islam. Kitab tersebut diturunkan kepada nabi
terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril. Al quran memuat
banyak sekali kandungan. Kandungan-kandungan tersebut berisi perintah, larangan,
anjuran, ketentuan dan sebagainya.

Al quran menjelaskan secara rinci bagaimana seharusnya manusia menjalani


kehidupannya agar tercipta masyarakat yang madani. Maka dari itu, ayat-ayat Al
quran inilah yang menjadi landasan utama untuk menetapkan suatu hukum.
Hadis

Hadis adalah segala sesuatu yang berlandaskan pada Rasulullah SAW. Baik berupa
perkataan, perilaku, persetujuan, dan sifat beliau. Hadis menjadi landasan sumber
yang paling kuat setelah Al quran. Nabi Muhammad menjadi sosok yang paling
sentral bagi umat Islam karena umat Islam meyakini bahwa segala perbuatan
Rasulullah tidak sedikit pun yang bertentangan dengan Al quran dan beliau terbebas
dari kesalahan.

Ijma' Ulama

Ijma' ulama adalah kesepakatan para ulama yang mengambil simpulan berdasarkan
dalil-dalil Al quran atau hadis. Para ulama mengambil ijma' karena dalam Al quran
ataupun hadis tidak dijelaskan secara teperinci sebuah ketetapan yang terjadi pada
masa itu atau kini.

Dengan demikian, para ulama mengadakan rapat dan membuat kesepakatan


sehingga hasil rapat atau kesepakatan tersebut menjadi ketetapan hukum. Ijma
ulama tidak boleh bertentangn dengan al-Qur'an ataupun hadist.

Qiyas

Qiyas berarti menjelaskan sesuatu yang tidak ada dalil nashnya dalam Al quran
ataupun hadis dengan cara membandingkan sesuatu yang serupa dengan sesuatu
yang hendak diketahui hukumnya tersebut. Misalnya, dalam Al quran dijelaskan
bahwa segala sesuatu yang memabukkan adalah haram hukumnya.

Al quran tidak menjelaskan bahwa arak haram, sedangkan arak adalah sesuatu
yang memabukkan. Dengan demikian, kita akan mengambil qiyas bahwa arak
haram hukumnya karena memabukkan. Itulah sumber-sumber utama yang menjadi
landasan untuk menetapkan hukum Islam.
DEFINISI

Hukum Islam adalah Hukum yang bersumber dari dan menjadi bagian Agama Islam. Sebagai system

hukum ia mempunyai beberapa istilah kunci yang perlu dijelaskan lebih dahulu, sebab, kadangkala

membingungkan, jika tidak diketahui persis maknanya. Yang dimaksud adalah istilah-istilah (1) Hukum, (2)

hukm dan ahkam, (3) syariah atau syariat, (4) fiqih atau fiqh dan beberapa kata lain yang berkaitan dengan

istilah-istilah tersebut.

Sedangkan pengertian hukum Adat adalah , Adat merupakan percerminan daripada kepribadian suatu

bangsa, merupakan penjelmaan dari pada jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad keabad. Dengan itu

pengertian Hukum Adat adalah hukum yang tidak bersumber pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh

pemerintah Hindia-Belanda dahulu atau alat-alat kekuasaan lainnya yang menjadi sendinya dan diadakan sendiri

oleh kekuasaan Belanda dahulu.

Jika kita berbicara mengenai hukum, secara sederhana segera terlintas dalam pikiran kita peraturan-

peraturan atauseperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, baik peraturan

atau norma yang dibuat dengan cara tertentu dan ditegakan oleh penguasa. Bentuknya mungkin berupa hukum

tidak tertulis maupun hukum yang tertulis.

Keadaan Hukum Adat dan Hukum Islam


Kedua system hukum tersebut setelah berlaku di Indonesia walaupun keadaan dan
saat mulai berlakunya tidaklah sama.

Hukum Adat telah berlaku di tanah air kita. Bila mulaii berlakunya tidak dapat ditentukan dengan

pasti, tetapi dapat dikatakan bahwa, jika dibanddingkan dengan kedua system hukum lainnya , hukum adatlah

yang tertua umurnya. Sebelum tahun 1927 keadaannya biasa saja, hidup dan berkembang di masyarakat

Indonesia. Sejak tahun 1927 dipelajari dan diperhatikan dengan seksama dalam pelaksanaan politik hukum

pemerintah hindia belanda, setelah teori resepsi dikukuhkan dalam pasal 134 ayat (2) IS 1925 (1929), yang akan

dijelaskan di bawah.
Hulum Islambaru dikenal di Indonesia setelah agama Islam disebarkan di Indonesia. Bila islam datang

ke tanah air kita belum ada sepakat di anatara para ahli sejarah Indonesia. Ada yang mengatakannya pada abad

ke-1 Hijriah atau abadk-7 masehi, ada pula yang mengatakannya pada abad ke 7 hijriah atau abad ke 13 masehi,

Islam baru masuk ke Nusantara ini. Walaupun para ahli itu berbeda pendapat mengenai kapan masuknya islam

ke Indonesia, namun dapat dikatakan setelah masuknya islam ke Indonesia hukum islam telah diikuti dan

dilaksanakan oleh para pemeluk agama islam di nusantara ini. Hal ini dapat dilihat oleh para studi pujangga

yang hidup pada masa itu mengenai hukum islam dan peranannya dalam dalam menyelaisakan perkara-perkara

yang timbul dari masyarakat. Hasil studi dan karya ahli hukum islam Indonesia, kemudian dapat disebut contoh,

misalnya mirattul tullab, oleh abdul rauf singkel, siratal mustaqin, oleh nuruddin ar raniri, sabilal muhtadin oleh

Syaikh Arsyad Banjar, dll. Di samping studi mengenai hukum yang ditulis oleh bukan orang Indonesia seperti

misalnya Muhammar karangan Ar-rafiI, Tuhfah karangan Ibnu Hajar, Nihayah karangan Ar- Ramli dan kitab-

kitab hukum Ibnu Hajar, Nihayah karangan Ar-Ramli dan kitab-kitab hukum mazhab syafiI lainnya. Setelah

belanda menjajah nusantara ini, perkembangan hukum isla dikendalikan dan sesudah tahun 1927, tatkala teori

resepsi mendapat landasan peraturan perundang-undangan (IS 1925, 1929), menurut Hazairin perkembangan

hukum islam dihambat di tanah air kita

Anda mungkin juga menyukai