Fenomena korupsi sebagai business as usual sudah tidak asing lagi, namun tidak
ada seorang pun yang bisa dituduh melakukannya karena pembuktian korupsi
mengalami kesulitan. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur,
dan sejahtera, upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi perlu semakin
ditingkatkan dan diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
kepentingan masyarakat. Banyak usaha yang telah dilakukan baik di tingkat legislasi,
kebijakan maupun implementasi oleh aparat penegak hukum di lapangan. Salah satu
yang dapat ditingkatkan adalah meningkatkan kemampuan pembuktian tindak pidana
korupsi sehingga tidak banyak lagi putusan korupsi yang pada akhirnya diputuskan
bebas oleh hakim di pengadilan. Berikut adalah segelintir contoh usaha yang telah
dilakukan penegak hukum dalam melawan korupsi;
Pimpinan berganti dengan akibat baik atau buruk, dan kekuatan politik dan
kekuatan-kekuatan lainnya dapat menyebabkan pegawai bermutu digantikan oleh
pegawai yang tidak mampu sama sekali mengelola sistem informasi, kontrol, dan
isentif. Tidak ada obat yang paling manjur untuk membasmi korupsi. Tetapi
kesinambungan upaya pemberantasan korupsi dapat diwujudkan bila:
Kita dapat membuat persaingan dalam penyediaan barang dan jasa semakin
sengit
Semua peraturan dan perizinan disederhanakan
Penilaian dari warga mengenai kinerja pemerintahan daerah dapat ditampung
secara lebih efesien
Penilaian warga dan imbalan uang dan non-uang bagi pejabat daerah makin
dapat dikaitkan satu sama lain sedekat-dekatnya
Kegiatan-kegiatan pemerintah daerah makin terbuka untuk dinilai masyarakat
Kristanto, Tri Agung, dkk. 2009. Jangan Bunuh KPK: Pelawanan terhadap
Usaha Pemberantasan Korupsi. Jakarta: Penerbit Buku KOMPAS