Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

BAB III

PEMERIKSAAN SAND CONE

Abstrak
Pada waktu pekerjaan pemadatan sedang berlangsung tentunya perlu diketahui
apakah berat volume yang ditentukan dalam spesifikasi dapat dicapai atau tidak. Salah satu
prosedur untuk menentukan berat volume di lapangan akibat pemadatan adalah metode
kerucut pasir (sand cone method).
Metode ini menggunakan alat yang terdiri atas sebuah botol plastik atau kaca dengan
sebuah kerucut logam dipasang di atasnya, yang diisi dengan pasir ottawa kering bergradasi
buruk. Percobaan ini termasuk cara langsung sehingga kita dapat mengukur volume dari tanah
yang digali. Dalam cara kerucut pasir, pasir kering yang telah diketahui berat dituangkan keluar
lewat kerucut pengukur ke dalam lubangnya. Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di
dalam lubang dan berat volume keringnya. Metode yang digunakan AASHTO T191-61 (1982)
atau ASTM D1556-64 (1974)
Dari hasil pemeriksaan sand cone diperoleh derajat kepadatan (D) sebesar 100,84 %.
Volume pasir dilubang 1627,893 cm 3, berat isi tanah basah wet 1,695 gram/cm3 dan berat isi
tanah kering dry 1,408 gram/cm3 serta kadar air rata-rata 131,849 %.

Kata kunci : pemadatan, ASTM, AASHTO, derajat kepadatan.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Permukaan jalan dapat berupa perkerasan fleksibel atau perkerasan
kaku dan itu tergantung pada lapisan tanah yang berada di bawahnya.
Tebal perkerasan tergantung juga pada karakteristik lapisan tanah yang
berada di bawahnya yang harus ditentukan sebelum perencanaan. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemeriksaan lapangan berupa pemeriksaan
sand cone yang memiliki maksud untuk menentukan kepadatan lapisan
tanah dengan cara pengukuran volume lubang secara langsung.

1.2. Maksud Dan Tujuan Percobaan


Adalah untuk mengetahui kepadatan dari lapisan atau perkerasan
yang telah dipadatkan. Kepadatan lapangan adalah berat kering tanah
per satuan isi tanah. Prosentase kepadatan adalah kepadatan lapangan
dibagi dengan berat isi dari standar tanah percobaan dilaboratorium.
Kelompok 22 III - 1
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

2. ALAT YANG DIGUNAKAN DAN PROSEDUR PERCOBAAN


2.1 Alat yang digunakan
1. Botol transparant yang digunakan sebagai tempat pasir dengan isi
lebih kurang 4 liter.
2. Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm.
3. Plat untuk dasar corong pasir ukuran 30,48 cm dengan lubang
bergaris tengah 16,51 cm.
4. Peralatan pembantu berupa palu, pahat, sendok dan alat-alat untuk
menentukan water content.
5. Satu buah timbangan berkapasitas 10 kg, dengan ketelitian 0,1 gr.
6. Satu buah timbangan berkapasitas 300 gr,dengan ketelitian 0,001 gr.
7. Oven laboratorium.
2.2 Prosedur Percobaan
1. Menentukan berat isi kering pasir standar.
2. Menimbang berat pasir yang digunakan dalam botol.
3. Menentukan volume corong.
4. Membuat lubang pada tanah yang akan dites dengan meletakkan
plat diameter atas 16,51 cm.
5. Botol dengan corongnya yang berisi pasir dipasang dengan terbalik
dan kran dibuka.
6. Pasir yang masuk lubang ditentukan beratnya sehingga volumenya
dapat dihitung.
7. Tanah hasil lubang tadi ditimbang maka volume tanah basah dapat
ditentukan.
8. Ambil tanah basah sedikit dan ditentukan water contentnya untuk
menentukan kepadatan lapisan tanahnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan percobaan sand
cone sebagai berikut:
Pada pelaksanaan percobaan jangan sampai ada getaran.
Pada waktu mengisi pasir kewadah dan juga kedalam lubang harus
pelan-pelan supaya tidak memadat.
Setiap akan melaksanakan percobaan kontrollah selalu density pasir,
karena bila tercampur kotoran / tanah maka densitynya akan berubah.
Kelompok 22 III - 2
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Kelompok 22 III - 3
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Kelompok 22 III - 4
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

3.2. Interpretasi Percobaan


1. Sampel tanah untuk pemerksaan Sand Cone diambil di lokasi yang
berbeda dengan lokasi sample tanah yang digunakan untuk tes
kompaksi (seharusnya sample tanah untuk kedua tes tersebut
diambil pada lokasi yang sama), tetapi dalam praktek ini d lab hasil
kompaksi dipergunakan untuk menghitung Derajat kejenuhan (D)
pada tes sand cone sehingga hasilnya memang kurang mewakili
kondisi sebenarnya.
2. Derajat kepadatan sebesar 100,841 % menunjukkan nilai
perbandingan antara berat isi kering tanah asli lapangan yang
sebenarnya dengan berat isi kering pada saat tanah dianggap
mengalami pemadatan / kompaksi (laboratorium).

4. PEMBAHASAN
Kerucut pasir (sand cone) terdiri atas sebuah botol kaca atau plastik dengan
sebuah kerucut logam dipasang di atasnyabotol ini diisidengan pasir kwarsa kering
bergradasi buruk. Di lapangan, sebuah lubang kecil digali pada permukaan tanah.
Kerucut dengan botol diletakkan di atas lubang dan pasir dibiarkan mengalir keluar
mengisi seluruh lubang dan kerucut.
Bila berat tanah basah yang digali dari lubang tersebut dapat ditentukan (W 2)
dan kadar air dari tanah galian itu juga diketahui, maka berat kering dari tanah (W 3)
dapat dicari sebagai berikut :

W2
W3 Persamaan ( III.1 )

1
100
dimana : = kadar air
Setelah lubang tersebut digali (tanah asli ditimbang seluruhnya), kerucut
dengan botol berisi pasir diletakkan di atas lubang. Pasirnya dibiarkan mengalir
keluar dari botol mengisi seluruh lubang dan kerucut. Sesudah itu, berat dari tabung
kerucut dan sisa pasir dalam botol ditimbang (W4). Jadi

W5 = W1 W4 Persamaan ( III.2 )
dimana :
W5 = berat dari pasir yang mengisi lubang dan kerucut volume dari lubang yang
digali dapat ditentukan sebagai berikut :
Kelompok 22 III - 5
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

W5 Wc
V Persamaan ( III.3 )
d ( pasir )
Untuk mengetahui tingkat kepadatan dilapangan yang dinyatakan dengan
density kering. Penggunaan dibatasi untuk butir tanah yang kecil dari 50 mm (2
inch).
Hasil percobaan ini digunakan untuk mengevaluasi apakah pemadatan yang
dilakukan telah memenuhi syarat.

5. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan sand cone test didapatkan derajat kepadatan (D)
sebesar 100,841 %.

6. REFERENSI
1. Braja M. Das. (1995). Mekanika Tanah, jilid I, Erlangga. Surabaya
2. Crew Laboratorium Mekanika Tanah (2004). Penuntun Praktikum
Laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
3. L.D. Wesley. (1977). Mekanika tanah, Cetakan ke VI, Badan Penerbit
Pekerjaan Umum, Jakarta.

7. LAMPIRAN
- Tabel data ( terlampir )
- Foto alat ( terlampir )

Kelompok 22 III - 6
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Kelompok 22 III - 7

Anda mungkin juga menyukai