Anda di halaman 1dari 2

Mempersiapkan Rumah Menghadapi Musim

Hujan

Seringkali kita direpotkan dengan masalah-masalah yang timbul saat musim hujan tiba.
Tidak hanya masalah kesehatan yang rentan penyakit seperti flu, batuk pilek, demam
berdarah, diare, dll, namun juga dampak hujan terhadap rumah. Untuk itu, ketika kita
mulai membangun sebuah rumah, konsep rumah yang dirancang harus memikirkan solusi
ketika musim hujan tiba. Berikut ini tips mempersiapkan rumah menghadapi musim
hujan sehingga saat musim hujan tiba tidak perlu kerepotan lagi.

ATAP
Masalah kebocoran pada atap adalah hal yang paling sering dijumpai pada rumah-rumah
pada musim hujan. Untuk itu tidak ada salahnya jika rutin 3 bulan sekali melakukan
pemeriksaan pada atap rumah, apakah ada retak-retak, perlukah genteng yang lama
diganti, atau adakah kayu pada atap yang mulai lapuk. Perhatikan juga daerah bubungan
atap karena plester semen pada bagian tersebut mudah bocor.

Jika terdapat retak rambut pada atap, berikan kawat kasa dan lapisi dengan waterproof.
Untuk retak besar, perlu dibobok dan diplester kembali.
Sangat disarankan untuk menggunakan alumunium foil (1- 2 mili) sebagai pelapis antara
plafon dan genteng. Aluminium foil tersebut berfungsi untuk mengurangi penyerapan
panas, menghindari tampias jika ada ketidaksempurnaan dalam pemasangan genteng,
sehingga air yang masuk dari genteng akan turun ke plank dan tak masuk ke dalam
rumah.

Plafon yang dibiarkan lembab gara-gara rembesan air, lama-lama bisa lapuk dan rubuh.
Selain merusak estetika dan membahayakan, biaya perbaikannya pun jadi lebih mahal.

Untuk atap asbes, pemasangan paku baut harus dilapisi karet, lalu dipelingkut di area
pakunya baru kemudian di bor agar saat hujan air tidak merembes melalui celah lubah
paku.

DINDING
Saat musim hujan, biasanya dinding rumah menjadi lembab dan terdapat rembesan dari
atap rumah. Namun jika atap rumah sudah terlebih dahulu diperbaiki dan diberi
waterproof, maka kemungkinan besar rembesan air hujan tidak akan masuk.

Untuk dinding outdoor, sebaiknya gunakan pelapisan weathershield sebagai pelindung


terhadap jamur agar dinding tak bernoda hitam. Namun jika terlanjur berjamur, dinding
perlu dikerok dahulu, kemudian dicat kembali dan diberi waterproof.
Dinding yang retak juga harus dibobok, kemudian diplester ulang dan lapisi dengan
waterproof.

Dinding luar yang menggunakan batu alam perlu perhatian ekstra karena mempunyai
resiko berlumut dan berjamur lebih tinggi dibandingkan dengan dinding yang dicat.
Untuk itu lapisi batu alam dengan vernis dan precoat setiap 6 bulan sekali agar
kondisinya selalu terjaga. Jika berlumut atau berjamur, terpaksa harus di kikis dengan
gerinda dan dapat merusak tektur batu.

Jika ada parapet di dinding, berikan kemiringan pada parapet agar air hujan tidak
mengikis parapet secara langsung.

LANTAI
Lantai dalam rumah sebaiknya lebih tinggi daripada teras dan usahakan jangan
menggunakan lantai materi indoor untuk ruangan outdoor. Tampiasan air hujan yang
jatuh ke lantai teras dapat diakali dengan membuat overstek.

Agar air hujan tidak masuk kedalam rumah saat musim hujan, level ketinggian rumah
harus lebih tinggi dari level jalan.

LAMPU OUTDOOR
Lampu outdoor pun juga perlu diperhatikan. Apakah kabel tetap terbungkus rapi atau
tidak? Karena bila ada kabel yang terkelupas apalagi telanjang akan sangat
membahayakan. Selain dapat terjadi arus pendek, kabel yang terendam air dengan
kondisi terkelupas dan telanjang bisa menghantarkan listrik dan akibatnya menyetrum
orang yang kontak langsung dengan air tersebut. Sebaiknya gunakan aliran DC untuk
lampu taman atau luar rumah agar lebih aman karena tak menghantar listrik.

SALURAN RIOL KOTA DAN SEPTIK TANK


Bersihkan parit dan saluran air dari kotoran secara rutin agar tidak tersumbat akibat
kotoran dan sampah dan menggenang. Saluran riol rumah yang menuju ke parit,
sebaiknya diberi kemiringan untuk mencegah tergenangnya air.

Pasangkan kasa di mulut riol untuk mencegah masuknya tikus.

Untuk menghindari macetnya saluran pembuangan air pada kamar mandi, bagilah
daerah-daerah yang kadar air tanahnya memang tinggi dan buat ruang rembesan air yang
lebih besar. Lebih baik lagi jika lahan tanah tempat tinggalnya tinggi karena air dapat
langsung merembes ke tanah. Tapi jika lahan termasuk daerah banjir dan kadar air dalam
tanahnya tinggi, sebaiknya perlu dibuat lebih dari satu daerah rembesan sedalam 3-4
meter.

(Okliviana / berbagai sumber)

Anda mungkin juga menyukai