Anda di halaman 1dari 29

KECUKUPAN MODAL

 GAMBARAN UMUM KECUKUPAN MODAL


 MODAL DAN RISIKO KEBANGKRUTAN
 KECUKUPAN MODAL DALAM INDUSTRI
PERBANKAN KOMERSIAL
 PERSYARATAN MODAL UNTUK
INTERMEDIASI KEUANGAN LAIN
GAMBARAN UMUM KECUKUPAN
MODAL

 Untuk menjamin kelangsungan hidup, manajer


financial Institution (FI) butuh untuk melindungi
lembaganya terhadap risiko kebangkrutan.
 Fungsi modal:
 1. Menyerap kerugian2 yang tidak terantisipasi
dengan margin yang cukup untuk mengilhami
kepercayaan & memungkinkan FI melanjutkan
suatu kepentingan.
GAMBARAN UMUM KECUKUPAN
MODAL

 2. Melindungi para deposan tidak berjamin dalam


kejadian kebangkrutan & likuidasi.
 3. Melindungi dana asuransi FI & para pembayar
pajak.
 4. Melindungi industri terhadap kenaikan dalam
premi asuransi.
 5. Mendanai aset2 baru & perluasan bisnis.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 Modal (ekonom): perbedaan antara nilai pasar
atas aset2 & kewajiban2-nya (nilai bersih).
 Modal (akuntan): nilai aset2 & kewajiban2
berdasarkan pada biaya2 historisnya.
 Modal ekonomi (nilai bersih) sebagai penemuan
untuk melindungi terhadap dua tipe risiko utama:
risiko kredit & risiko tingkat bunga.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 Nilai pasar atau mark-to-market: nilai neraca yang
mencerminkan harga2 yang berlaku daripada
historisnya.
 Kerugian atas nilai aset secara langsung dibebankan
pada modal pemilik ekuitas atau nilai bersih.
 Para pemegang ekuitas menanggung kerugian2
pertama atas portofolio aset.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN

 Jika modal ekuitas < 0, maka aset2 dilikuidasi &


didistribusi-kan kepada para deposan (asumsi:
tidak ada asuransi).
 Tingkat bunga yang meningkat mengurangi nilai
pasar atas sekuritas2 berpendapatan tetap jangka
panjang & pinjaman FI.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 Pada kenaikan risiko kredit, para pemegang ekuitas
pertama menanggung kerugian2 dalam nilai aset
yang berkaitan dengan perubahan2 tingkat bunga
yang berlawanan.
 Penilaian pasar atas neraca menghasilkan
gambaran yang akurat secara ekonomi atas nilai
bersih, jadi, suatu posisi solvensi FI.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 Nilai buku mencerminkan nilai pada waktu
pinjaman dibuat dan obligasi dibeli, itu pada
beberapa tahun lalu.
 Nilai buku modal biasanya terdiri dari empat
komponen dalam perbankan:
 1. Nilai pari saham.
 2. Nilai surplus saham.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 3. Laba ditahan.
 4. Cadangan kerugian pinjaman.
 FI mempunyai kebijakan lebih dalam mencerminkan
dan menentukan waktu problema pengukuran kerugian
pinjaman pada neracanya & pengaruhnya terhadap
modal.
 Hanya tekanan dari para auditor & regulator seperti
bank, tabungan, & penilai asuransi mampu mengakui
kerugian & menurunkan nilai aset2 bermasalah.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN

 Dalam dunia akuntansi nilai buku, ketika semua


aset2 dan kewajiban2 mencerminkan biaya
pembelian asalnya, maka kenaikan dalam tingkat
bunga tidak berpengaruh terhadap nilai aset2,
kewajiban2, atau nilai buku ekuitas.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 Nilai buku FI berbeda dari nilai pasar
ekonominya, bergantung pada dua faktor:
 1. Gejolak tingkat bunga.
 2. Pemeriksaan & penegakan.
 Dalam suatu pasar modal yang efisien, harga
saham FI mencer-minkan nilai pasar saham
ekuitas beredar FI.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 MV = [(Nilai pasar atas kepemili-kan ekuitas
dalam lembar yang beredar)/ Jumlah lembar
saham].
 BV = [(Nilai pari ekuitas + Nilai surplus + Laba
ditahan + cadangan kerugian pinjaman)/ Jumlah
lembar saham].
 MV/BV disebut rasio nilai pasar-terhadap-nilai
buku.
MODAL & RISIKO
KEBANGKRUTAN
 Perhatian terhadap akuntansi nilai pasar:
 1. Sulit diimplimentasikan.
 2. Memperkenalkan suatu tingkat keharusan atas
variabilitas dalam keuntungan FI.
 3. FI kurang menerima eksposur aset jangka
panjang.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Bank komersial menghadapi dua persyaratan modal
yang berbeda:
 1. Rasio modal-aset (leverage).
 2. Rasio modal berdasarkan risiko.
 L = Modal inti/ Aset2.
 Modal inti (utama): ekuitas biasa (nilai buku) plus
saham preferen perpetual kumulatif yang
dikuantifikasi plus ke-pentingan minoritas dalam
rekening2 ekuitas subsidiries yang dikonsolidasi.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Tolok ukur:
 1. L > 5% (permodalan baik;
 2. L > 4% (permodalan cukup;
 3. L < 4% (permodalan kurang);
 4. L < 3% (permodalan kurang secara signifikan);
 5. L < 2% (permodalan kurang secara kritis).
 Tindakan korektif cepat (PCA): tindakan yang
diperintahkan bahwa regulator harus mengambil
sebagai rasio modal bank jatuh.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Rasio leverage sebagai ukuran kecukupan modal
mempunyai tiga problema:
 1. Nilai pasar.
 2. Risiko aset.
 3. Aktivitas=aktivitas di luar neraca.
 Rasio-rasio modal berdasarkan risiko: mark to
market suatu posisi on- atau off balance sheet
mencerminkan risiko kredit.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Modal dibagi:
 1. Tier I (modal inti), dan
 2. Tier II (modal pelengkap).
 Tier I: 1. Ekuitas saham biasa, 2. Saham preferen
perpetual kumulatif & nonkumulatif yang
dikuantifikasi, dan 3. Kepentingan minoritas
dalam rekening2 ekuitas atas perusahaan anak
konsolidasi.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Tier II:
 1. Cadangan untuk kerugian pinjaman,
 2. Saham preferen perpetual,
 3. Instrumen2 modal ganda,
 4. Utang subordinasi & saham preferen jangka
menengah, &
 5. Cadangan revaluasi.
 Aset2 disesuaikan-risiko: 1. Penyesuaian-risiko
pada aset2 neraca, & 2. Penyesuaian-risiko di luar
aset2 neraca.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Rasio modal berdasar-risiko total = (Modal total
(Tier I plus Tier II)/ (Aset2 disesuaikan-risiko) 
8%.
 Rasio modal tier I (inti) = (Modal Inti (tier I)/
(Aset2 menyesuaikan-risiko)  4%.
 Tabungan juga harus beroperasi mengikuti rasio2
ini.
 Rasio modal bagi credit unions berva-riasi dengan
pernyataan, tetapi mere-ka harus mempertahankan
minimum.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Tolok ukur untuk penilaian rasio2 modal
berdasarkan-risiko mengikuti rasio leverage
tradisional.
 Menghitung rasio2 modal berdasarkan-risiko:
 Nilai disesuaikan-risiko atas aset2 pada nereca bank:
wiai.
 Perhitungan nilai2 disesuaikan-risiko atas aktivitas2
di luar neraca (OBS) melibatkan beberapa
pemisahan awal atas aktivitas2 ini.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Nilai aset disesuaikan-risiko atas kontrak2 garansi
bersyarat OBS:
 Langkah awal dalam menghitung nilai aset
disesuaikan-risiko atas item2 OBS adalah
mengkonversi-nya ke dalam jumlah yang
ekuivalen kredit – jumlah ekuivalen dengan item2
OBS.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Langkah2 menemukan nilai aset disesuaikan-
risiko untuk OBS:
 1. Mengalikan jumlah uang yang beredar atas item
OBS dengan faktor konversi  jumlah ekuivalen
kredit.
 2. Mengalikan jumlah ekuivalen kredit tsb. dengan
bobot risiko yang tepat.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Nilai aset disesuaikan-risiko atas kontrak2 pasar
OBS atau instru-men derivatif: setiap posisi seca-
ra potensial membuka bank ter-hadap risiko kredit
mitra kerja, yaitu risiko bahwa mitra kerja (atau
sisi lain atas kontrak) akan gagal bayar jika ia
menderita kerugian2 aktual & potensial yang
besar atas posisinya.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Jumlah ekuivalen kredit atas item2 sekuritas
derivatif OBS = (Eksposur potensial (RP) +
Eksposur yang berlaku (Rp).
 Nilai aset disesuaikan-risiko atas kontrak2 pasar
OBS = (Jumlah ekuivalen kredit total x Bobot
risiko).
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Risiko tingkat bunga, risiko pasar, dan
modal berbasis-risiko:
 Dari perspektif regulatori, keberadaan

rasio modal berbasis-risiko cukup


sepanjang bank tidak terekspos terhadap
risiko tingkat bunga & pasar.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Kritik atas rasio modal berbasis-risiko:
 1. Akuntansi lebih secara sistematik untuk risiko
kredit berbeda di antara aset2,
 2. Memasukkan eksposure risiko OBS, &
 3. Menerapkan suatu persyaratan modal mirip
untuk semua bank2 utama (& pusat2 perbankan) di
dunia.
KECUKUPAN MODAL DALAM
INDUSTRI PERBANKAN
KOMERSIAL & TABUNGAN
 Persyaratan modal berbasis-risi-ko mempunyai
sejumlah kelema-han2 konseptual & penerapan
dalam mencapai tujuan2 ini:
 1. Bobot risiko, 2. Problema2 insentif neraca, 3.
Aspek portofolio, 4. Kekhususan bank, 5. Bobot
yang sama atas semua pinjaman2 komersial, 6.
Risiko2 lain, & 7. Persaingan.
PERSYARATAN MODAL UNTUK FI
LAIN (1)

 Untuk perusahaan sekuritas:


 (Nilai bersih/ aset2)  2%
 Pada asuransi jiwa, ada suatu model persyaratan
modal, dengan prosedur:
 1. Mengidentifikasi empat risiko yang dihadapi:
C1, C2, C3, & C4.
 2. Menghitung RBC = [(C1+C3)2 + C22 + C4].
PERSYARATAN MODAL UNTUK
FI LAIN (2)
 3. Menghitung: (Surplus & modal total/ RBC).
 4. Jika rasio > 1, manajer asuransi jiwa memenuhi
atau > persyaratan minimum.
 Untuk asuransi kerugian, sangat mirip dengan
asuransi jiwa, kecuali asuransi ini mempunyai enam
kategori risiko.
 RBC = R0 + R22+ R32+ R42+ R52+ R62.
 Tolok ukur kecukupan = asuransi jiwa

Anda mungkin juga menyukai