Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi

Komplikasi yang tersering adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Pada waktu lahir tidak ditemukan ada kelainan, namun pada beberapa bulan kemudian bayi
terlihat lambat untuk tengkurap dan gejala perkembangan yang terhambat lainnya. Selain itu
anak terlihat cebol dengan kepala besar, raut muka seperti orang bodoh, dan lidah besar terjulur
keluar.

Kekurangan hormon tiroid sejak lahir bila tidak diketahui dan diobati sejak dini akan
mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu juga dapat mengalami
retardasi mental apabila tidak segera diberikan hormon tiroid setelah dideteksi. Pemberian
hormon tiroid yang tidak teratur dan terkontrol, anak tidak akan tumbuh dan berkembang secara
normal dan selayaknya serta terjadi defisit IQ (Intelligence Quotient).

1. Pudjiadi A H, Hegar B, Handryastuti S, et al. Pedoman pelayanan medis; hipotiroid


kongenital. Penerbit; Ikatan dokter anak Indonesia. 2009. Hl 125-

Pencegahan

Di negara maju program skrining hipotiroid congenital pada neonatus sudah dilakukan.
Sedangkan untuk negar berkembang seperti Indonesia masih menjadi kebijakan nasional.
Tujuannya adalah untuk eradikasi retardasi retardasi mental akibat hipotirod kogenital. Skrining
dilakukan dengan mengukur kadar T4 atau TSH yang dilakukan pada kertas saring pada usia 3-4
hari. Bayi yang memiliki kadar TSH awal > 50 U/mL memiliki kemungkinan sangat besar
untuk menderita hipotiroid kongenital permanen, sedangkan kadar TSH 20-49 U/mL dapat
menunujukkan hipotiroid transien atau positif palsu. Skrining HK paling baik dilakukan saat bayi
berumur 48-72 jam atau sebelum bayi pulang. Sedikit darah bayi diteteskan di atas kertas saring
khusus, dikeringkan kemudian bercak darah dikirim ke laboratorium. Di laboratorim kadar
hormon TSH diukur dan hasilnya dapat diketahui dalam waktu kurang dari 1 minggu.
1. Diunduh dari: http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pentingnya-
skrining-hipotiroid-pada-bayi
1. Batubara, Jose RL, dkk. Ganggguan Kelenjar Tiroid. Dalam : Buku Ajar Endokrinologi
Anak Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2010. hal.205-212.
2. Batubara, Jose RL, dkk. Ganggguan Kelenjar Tiroid. Dalam : Buku Ajar Endokrinologi Anak
Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2010. hal.205-212.

Prognosis

Dengan adanya program skrining neonatus untuk mendeteksi hipotiorid kongenital,


prognosis bayi hipotiroid kongenital meningkat baik secara drastis. Diagnosis awal dan
pengobatan yang cukup sejak umur minggu pertama kehidupan memungkinkan pertumbuhan
linier yang normal dan intelegensinya setingkat dengan saudara kandung yang tidak terkena.
Tanpa pengobatan bayi yang terkena menjadi cebol dan defisiensi mental. Hormon tiroid penting
untuk perkembangan otak normal pada bulan-bulan awal pasca lahir. Bila pengobatan dimulai
pada usia 46 minggu IQ pasien tidak berbeda dengan IQ populasi. Pada pemeriksaan di usia 36
bulan didapatkan hearing speech dan practical reasoning lebih rendah dari populasi control.
Pada sebagian kecil kasus dengan IQ normal dapat dijumpai kelainan neurologis, antara lain
gangguan koordinasi motorik kasar dan halus, ataksia, tonus otot meningggi atau menurun,
gangguan pemusatan perhatian dan gangguan bicara. Tuli sensorineural ditemukan pada 20%
kasus hipotiroid kongenital.

Diagnosis yang cepat dan pegobatan yang adekkuat dari minggu pertaa keidupan dapat
memberikan pertumbuhan yang normal termasuk intelegensi dibandigkan dengan yang lainnya
yang tidak mendapatkannya. Namun prognosis juga bergantung pada etiologinya. Tanpa
pengobtaan,, infant yang mengalami hipotiroid kongenital akan ditemui defisiensi mental dan
retardasi pertumbuhan. Hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan otak maka perlu
didiagnosis biokimia untuk mengetahui apakah ada kelainan atau tidak agar dapat segera di
tatalaksana untuk mencegah kerusakan otak yang irreversible. Keterlambatan diagnosis,
kegagalan dalam penanganan serta pengobatan yang tidak adekuat pada 3 tahun pertama
kehidupan dapat menghasilkan derajat kerusakan otak yangn bervariasi.
1. Batubara, Jose RL, dkk. Ganggguan Kelenjar Tiroid. Dalam : Buku Ajar
Endokrinologi Anak Edisi 1. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2010. hal.205-212.
2. La Franchi, Stephen. Hypothyroidism. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson
HB, editor. Nelson textbook of pediatrics 18 th ed. Philadelphia: Saunders, 2007.hal.
2319-25.

Anda mungkin juga menyukai