Anda di halaman 1dari 16

Definisi tumbuh kembang balita1-3

Tumbuh kembang adalah 2 proses yang berbeda namun, keduanya tidak dapat berdiri
sendiri, tetapi saling berkaitan satu sama lain. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan
jumlah sel serta jaringan interselular, bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan
menggunakan satuan panjang, satuan berat, dan ukuran kepala. Perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, bersifat kualitatif,
pengukuran dalam dilakukan menggunakan skrining perkembangan.1,2

Tumbuh kembang dipengaruhi oleh berbagai kondisi dari dalam diri anak itu sendiri
maupun kondisi lingkungan sekitarnya. Masa tiga tahun pertama merupakan masa yang sangat
penting karena terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat, perkembangan kecerdasan dan
ketrampilan motorik yang berjalan sangat cepat, demikian pula halnya dengan perkembangan
mental, sosial dan emosionalnya1,2

Secara garis besar kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dapat dikelompokkan
kedalam 3 kelompok, yaitu (1) kebutuhan fisis-biomedis (asuh), (2) kebutuhan kasih
sayang/emosi (asih), dan (3) kebutuhan stimulasi/latihan/bermain (asah). Oleh karena itu, dalam
membesarkan anak hendaknya dipakai falsafah asuh, asih, asah supaya anak mencapai tumbuh
dan berkembang optimal.1,3

Balita itu sendiri adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat
dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1 sampai 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang
penting terhadap perkembangan kepandaian dan pertumbuhan intelektual. Balita adalah anak
yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat

Fisiologis tumbuh kembang balita1,2

a) Masa Balita (1-3 tahun)


Pada masa ini, pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan dengan
masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami
1
penurunan nafsu makan dan anak mulai belajar jalan. Pada mulanya, anak berdiri tegak
dan kaku, kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan, anak mulai
belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Oleh karena itu anak
perlu diawasi, karena dalam beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya. Pada masa
ini, anak bersifat egosentris yaitu mempunyai sifat keakuan yang kuat sehingga segala
sesuatu yang disukainya dianggap sebagai miliknya.1

Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan malu/ragu-ragu. Hal ini
terlihat dengan berkembangnya kemampuan anak, yaitu dengan belajar untuk makan atau
berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya anak untuk belajar mandiri,
maka hal ini dapat menimbulkan rasa malu/rasa ragu akan kemampuannya, misalnya
orang tua yang selalu memanjakan anak dan mencela aktivitas yang telah dilakukan oleh
anak. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang air besar atau
buang air kecil pada tempatnya (toilet training). Anak juga dapat menunjuk beberapa
bagian tubuhnya, menyusun 2 kata, dan mengulang kata-kata baru. Pada masa ini, anak
perlu dibimbing dengan akrab, penuh kasih sayang, tetapi juga tegas, sehingga anak tidak
mengalami kebingungan. 1,3

b) Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)1,3


Pada masa ini, pertumbuhan gigi susu sudah lengkap. Pertumbuhan fisik relatif
pelan, naik turun tangga sudah dapat dilakukan sendiri. Demikian pula halnya dengan
berdiri satu kaki secara bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang 16
superegonya (suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang keliru.
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut anak berada pada fase inisiatif dan rasa
bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya
imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di sekelilingnya
yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak berada pada fase
phalik, dimana anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Anak juga mengidentifikasikan figus atau perilaku orang tua sehingga mempunyai
kecenderungan meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya. Anak juga mulai

2
mengenal cita-cita, belajar menggambar, menulis mengenal angka serta bentuk/warna
benda

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan balita1

Pada saat ini di masyarakat Indonesia, terdapat dua macama alat untuk memantau
atau melakukan deteksi dini pertumbuhan yaitu Kartu Menuju Sehat(KMS) dan Buku
Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA). Pada KMS dan buku KIA terbaru (2009-2010), sudah
berdasarkan z skor dari baku WHO 2006. Pada buku KIA selain berisi KMS berisi pesan-
pesan penting dan catatan kesehatan ibu dan anak, terdiri dari dua bagian: bagian pertama
merupakan bagian ibu dan bagian kedua merupakan bagian anak. Bagian ibu berisi catatan
catatan dan pesan- pesan penting untuk menjaga kesehatan sejak hamil, pada waktu
melahirkan, sampai masa nifas.

Aspek Pertumbuhan dan perkembangan Balita

Untuk menilai petumbuhan balita dilakukan pengukuran antropometri yang meliputi


pengukuran berat badan, tinggi badan (panjang badan), dan lingkar kepala. Pengukuran berat
badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada
pada tubuh, pengukuran tinggi badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi di
samping faktor genetik, sementara pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk menilai
pertumbuhan otak. Petumbuhan otak yang tidak sesuai standar disebut mikrosefali,
menunjukkan adanya retardasi mental. Apabila bayi dengan makrosefali, dapat terjadi
peningkatan tekanan intrakranial dan penyumbatan cairan serebrospinal.1

Pengukuran Pertumbuhan Balita1,4

1. Ukuran Antropometrik1
Untuk menilai pertumbuhan fisik aak, sering digunakan ukuran- ukuran
antropometrik yang dibedakan menjadi 2 kelompok, meliputi:
a) Tergantung umur (age dependence)
Berat Badan (BB) terhadap umur

3
Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur
Lingkaran kepala (LK) terhadap umur
Lingkar lengan atas (LLA) terhadap umur
Kesulitan menggunakan cara diatas adalah menetapkan umur anak yang tepat,
karena tidaak semua anak mempunyai catatan mengenai tanggal lahirnya.
b) Tidak tergantung umur
BB terhadap TB
LLA terhadap TB
Lain- lain: LLA dibandingkan dengan stadar/baku, lipatan kulit trisep,
subscapular, abdominal dibandingkan dengan baku.
Kemudian hasil pegukuran antropometrik tersebut dibandingkan dengan suatu
baku tertentu misalnya baku NCHS atau baku nasional. Disamping itu, masi ada
ukuran antropometrik yang dipakai untuk keperluan khusus misalnya pada kasus-
kasus dengan kelainan bawaan ata untuk menentukan jenis perawakan, antara
lain:1
1) Lingkar dada, llingkar perut, lingkar leher
2) Panjang jarak antara 2 titik tubuh, sperti biakromial untuk lebar bahu,
bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepala, dll.

Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai pada
setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada semua kelompok umur. Berat badan
merupakan hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain
tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lainnya. Berat badan adalah sebagai indicator yang
terbaik pada saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak. Berat
badan sensitive terhadap perubahan sedikit saja, bersifak objektif dan dapat diulangi,
dapat digunakan timbngan apa saja yang relative murah dan mudah. Kerugiannya,
indicator berat badan tidak sensitive dengan proporsi tubuh misalya pendek gemuk atau
tinggi kurus.
Tinggi Badan1

4
Tinggi badan merupaka ukuran antropometik kedua terpenting. Keistimewaannya
adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa peertumbuan meninngkat terus sampao
tinggi maksimal dicapai. Walaupun tinggi kenaikan bervariasi, dimana pada bayi terjadi
peningkatan pesat kemudian melambat dan kebali pesat pada masa remaja.
Keuntungan indicator TB ini adalah pengukurannya objektif dan dapat diulang,
alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa. TB juga menjadi indicator baik untuk
gangguan pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting). KKerugiannya, perubahan TB
relative pelan, sukar mengukur tinggi badan yang tepat, kadang diperlukan lebih dari
seorang tenaga. Semetara itu terdapat 2 cara pengukuranpada anak <2 tahun dengn posisi
telentang (supinasi), dan pada umur >2 tahun dengan posisi berdiri.
Lingkar kepala1
Lingkar kepala mencerminak vlume intracranial. Dipakai untuk menaksir pertumbuhan
otak. Apabila otak tidak tumbuh maka kepala akan kecil (mikrosefali) maka dapat
menuju suatu kelainan retardasi mental. Sebaliknya jika terdapat penyumbatan pada
aliran cairan serebrospinal pada hidrosefalus, maka LK akan menjadi besar dari normal.
Pertumbuhan LLK pesat pada 6 bulan pertama, yaitu dari 34 cm sewaktu lahir menjadi
44 cm pada 6 bulan. Pada umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm. Oleh karena itu,
pengukuran LK terbatas pada anak umur 6 bulan sampai 2 tahun karea pertumbuhan otak
yang pesat.
Lingkar lengan atas (LLA)1
LLA menncerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yangn tidak terpengaruh
banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai
untuk menilai tumbuh kembang / gizi pada kelompok umur pra sekolah. Laju tumbuh
lambat dari 11 cm pada saat lahir menjadi 16 cm pada umur 1 tahun. Selanjutya tida
banyak berubah selama 1-3 tahun. Keuntungannya adalah alatnya murah, bisa dibuat
sendiri mudah dibawa, cepat penggunaanya dan dapat digunakan oleh tenaga yang tidak
terdidik. Kerugiannya adalah LLA hanya untuk identifikasi anak dengan gangguan gizi /
pertumbuhan yang berat, sukar menentukan pertengahan LLA tanpa menekan jaringan
dan hanya untuk anak umur 1-3 tahun.

5
2. Grafik NCHS4-6
Berat badan (BB) dan tinggi badan. Berat badan anak balita ditimbang
menggunakan timbangan digital yang memiliki presisi 0,1 kg, panjang atau tinggi
badan diukur menggunakan alat ukur panjang atau tinggi dengan presisi 0,1 cm.
Variabel BB dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri,
yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB. Untuk menilai status gizi anak balita, maka angka
berat badan dan tinggi badan. Untuk menilai status gizi anak, maka angka berat badan
dan tinggi badan setiap balita dikonversikan ke dalam bentuk nilai standar (Z-score)
dengan menggunakan baku antropometri balita menurut kurva WHO.4,5

Kurva WHO Berat Badan terhadap Usia pada Laki-Laki6

6
Kurva WHO Berat Badan terhadap Usia pada Perempuan6

Berdasarkan nilai Z-score, masing-masing indikator tersebut ditentukan status


gizi balita dengan batasan sebagai berikut:5,7
a. Klasifikasi status gizi berdarakan indikator BB/U:
Gizi buruk: Z-score < - 3,0 SD
Gizi kurang: Z-score - 3,0 SD sampai dengan Z-score < - 2,0 SD
Gizi baik: Z-score - 2,0 SD sampai dengan Z-score < 2,0 SD
Gizi lebih: Z-score > 2,0 SD
b. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator TB/U:
Sangat pendek: Z-score < - 3,0 SD
Pendek: Z-score - 3,0 SD sampai dengan Z-score < - 2,0 SD
Normal: Z-score - 2,0 SD sampai dengan Z-score < 2,0 SD
Tinggi: Z-score > 2,0 SD
c. Klasifikasi status gizi berdasarkan indikator BB/TB:
Sangat kurus: Z-score < - 3,0 SD
Kurus: Z-score - 3,0 SD sampai dengan Z-score < - 2,0 SD
Normal: Z-score - 2,0 SD sampai dengan Z-score < 2,0 SD
Gemuk: Z-score > 2,0 SD
d. Klasifikasi status gizi berdasarkan gabungan indikator TB/U dan BB/TB:
Pendek Kurus: Z-score TB/U < - 2,0 SD dan Z-score BB/TB < - 2,0 SD
Pendek Normal : Z-score TB/U < - 2,0 SD dan Z-score BB/TB antara -2,0
SD sampai dengan < 2,0 SD
Pendek Gemuk: Z-score TB/U < - 2,0 SD dan Z-score BB/TB > 2,0 SD
TB Normal Kurus: Z-score TB/U > - 2,0 SD dan Z-score BB/TB < - 2,0 SD

Pengukuran Perkembangan Balita1,5,7

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,

7
emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar keperibadian juga dibentuk pada masa ini.
Sehingga setiap kelainan / penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak
ditangani dengan baik , akan mengurangi kualitas sumber daya manusia kelak kemudian hari.1

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan / stimulasi
yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan
psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya.
Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak
pada berbagai tahap perkembangannya , bahkan sejak bayi masih dalam kandungan. Sedangkan
lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.1,5,7

Frakenburg dkk. Melalui DDST ( Denver Developmental Screening Test ) mengemukakan 4


parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :

1. Personal sosial ( keperibadian / tingkah laku sosial )


Kemampuan mandiri
Bersosialisasi
Berinteraksi dengan lingkungannya
2. Fine motor adaptive ( gerakan motor halus )
Kemampuan mengamati sesuatu
Melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu sahaja dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3. Language ( bahasa )
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara
Mengikuti perintah
Berbicara spontan
4. Gross motor ( motorik kasar )
Pergerakan dan sifat tubuh

i. Formulir Denver

8
Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi
125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk
menjaring fungsi.
Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur
dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur
24 bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125, terdapat batas
kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak
lulus pada tugas perkembangan tersebut.
25% 50% 75% 90%

Berjalan

Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung
kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas
perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua /
pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat
memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan
nomor yang ada pada formulir.
Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
Dekat dengan anak.
Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ. Lingkungan
diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
ii. Alat
Gulungan benang wol merah
Kismis / manik-manik
10 buah kubus warna merah , kuning, hijau, biru 2,5cm x 2,5 cm
Kerincing dengan gagang yang kecil
Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5cm
Bel/loceng kecil
9
Bola tennis
Pensil merah
Boneka kecil dengan botol susu
Cangkir plastik dengan gagang / pegangan
Kertas kosong
iii. Prosedur
Sapa orang tua / pengasuh dengan ramah
Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua
Buat komunikasi yang baik dengan anak
Hitung umur anak dan buat garis umur.
Instruksi umum: catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal
pemeriksaan pada formulir.
Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi
tanggal lahir.
Bila anak lahir prematur, koreksi faktor prematuritas. Untuk anak yang
lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang
dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi.
Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan
pada ujung atas garis umur . Formulir Denver dapat digunakan untuk
beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.
Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari
kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.
Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai
dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan
yang terletak di sebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke
kanan garis umur
Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang
paling dekat di sebelah kiri garis umur serta tiap tugas
perkembangan yang diitembus garis umur
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada
langkah i (gagal/menolak/tidak ada kesempatan) , lakukan uji

10
coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama
sampai anak dapat lulus 3 perkembangan.
Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan
pada langkah i, lakukan tugas perkembangan tambahan ke
sebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak
gagal pada 3 tugas perkembangan.
Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.

iv. Skoring
Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu /
pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak
dapat melakukannya)
Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan
baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak
dapat melakukannya dengan baik.
Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba.
Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak apa yang
harus dilakukan, jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat
melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak
diskor sebagai penolakan).
By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.
Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.
v. Intepretasi penilaian individual
Lebih ( advanced )
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yyang terletak dikanan garis
umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.
Garis umur

11
Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan
disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai normal .
Garis umur garis umur

F R

Demikian juga bila anak lulus ( P ) , gagal ( F ) atau menolak ( R ) pada


tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75,
maka dikategorikan sebagai normal.

P F

Caution
Bila seorang anak gagal ( F ) atau menolak ( R ) tugas perkembangan ,
dimana garis umur terletak pada atau antara persentil 75 dan 90.

F R

F
Delay R
Bila seorang anak gaga ( F ) atau menolak ( R ) melakukan uji coba yang
terletak lengkap disebelah kiri garis umur.

F R

No oppurtunity .
Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan orang tua
melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan

12
tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam
mengambil kesimpulan.

No NO

vi. Langkah mengambil kesimpulan


Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.
Suspect
Bila didapatkan 2 caution dan atau 1 keterlambatan .
Lakukan uji ulang dalam 1 -2 minggu untuk menghilangkan faktor sesaat
seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan.
Untestable
Bila ada skor menolak pada 1 uji coba terletak disebelah kiri garis
umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus pada garis umur
pada daerah 75-90%.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu.

vii. Tindak lanjut

Skrinning perkembangan

Suspect / curiga ada gangguan Normal

Evaluasi untuk diagnostik Monitoring perkembangan secara


( development assesment ) rutin

Masalah perkembangan Normal

13
Intervensi dini Monitoring perkembangan
secara rutin

14
15
Formulir Denver

1) Soetioningsih, Ranuh Gde. Tumbuh kembang anak. Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC; 2002.
2) World Health Organization (WHO). World Health Statistics, 2010. Developmental
problems in children. http://www.who.org, diunduh pada 7 September 2017.
3) Departmen Kesehatan Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI; situasi balita ISSN 2442-7659; 2016.
4) Dasgupta P, Hauspie R. Perspective in human growth, development and
maturation. Kluwer Academic pblisher. Diunduh pada tanggal 7 september 2017
dari http://www.who.int/childgrowth/publications/Perspectives_human_growth.pdf
5) Pertumbuhan dan perkembangan WHO. IDAI pediatric society
http://www.idai.or.id/. 2015.
6) Kurva pertumbuhan WHO. Diunduh dari pada tanggal 7 September 2017.
http://www.idai.or.id/professional-resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who
7) Studi perkembangan balita. Diana FM. Jurnal kesehatan masyarakat, maret 2010-
September 2010, Vol 4, No 2.

16

Anda mungkin juga menyukai