Anda di halaman 1dari 5

Judul:

Role of Visual Field Reliability Indices in Ruling out Glaucoma

Penulis
Rao HL, Yodav RK, Begu VU, Addepali UK, Choudari NS,Senthil S, et al.

Sumber:
JAMA Opthalmol. 2015; 134(1): 40- 44. DOI 10.1001. Diterbitkan online 25 September 2015

Latar Belakang
Standard Automated Perimetry (SAP) adalah standar yang saat ini digunakan untuk
pemeriksaan lapang pandang. Tetpi, karena SAP bersifat subjektif maka dibutuhkan
pengertian dan sikap yang kooperatif dari pasiennya untuk mendapatkan hasil yang dapat
dipercaya. Tiga hal yang sering digunakan untuk hasil SAP yang akurat adalah hilangnya
fiksasi, positif palsu dan negatif palsu. Salah satu pabrik, Swedish interact threshold
algorithm (SITA) untuk alat yang digunakan untuk SAP merekomendasikan nilai cutoff
20% untuk nilai pada hilangnya fiksasi, 33% untuk respon positif palsu dan negative
palsu. Negatif palsu tidak di pertimbangkan ketika mata lelah karena akan membuat
pemeriksaan tidak akurat.
Salah satu kelompok yang penting yang dapat dilihat dari pemeriksaan glaucoma adalah
kelompok yang ditujukan sebagai suspek glaukoma berdasarkan penampakan kepala dari
saraf optik. Walaupun pemeriksaan fisik dari ekspert glaucoma dapat membuat diagnosa
glaucoma, pemeriksaan tambahan biasanya dibutuhkan untuk mendukung gejala klinis.
SAP biasanya adalah pemeriksaan yang paling pertama dilakukan dan diikuti oleh
pemeriksaan diskus optik. Hipotesis diambil index yang akurat untuk pemeriksaan lapang
pandang.

Tujuan

1
Tujuan dari pembelajaran ini untuk mengevaluasi keakuratan pemeriksaan lapang pandang
dengan SITA dalam menentukan glaukoma, yang mana ditujukan untuk fasilitas perawatan
kesehatan mata tersier dengan optalmologis seperti suspek glaucoma berdasarkan penampakan
kepala saraf optik.

Metodologi

Penelitian populasi
Pada obervasi secara studi crossectional pada subjek yang dituju untuk fasilitas
perawatan mata tersier oleh optalmologis seperti suspek glaucoma berdasarkan
penampakan diskus optikus. Penelitian ini termasuk passion baru yang menunjukan
gejala glaucoma antara tanggal 8 September 2010 hingga 23 November 2012, pasien
yang ikut serta dalam memerikakan matanya secara rutin. Inform consent yang tertulis
didapatkan dari seluruh partisipan pada penelitian pendekatan dari lembaga Prasad Eye
Institute. Pada perrtisipan yang mempunyai banyak penilaian lapag pandang pada saat
periode penelitianlah yang dipilih untuk analisis.

Kriteria inklusi & eksklusi

Kriteria inklusi yang digunakan adala pasien denga ketajaman visual yang paling bagus
setelah dikoreksi, yaitu 20/40 atau lebih baik, dan eror refraksinya diantara 3 dioptri (D)
sferis dan 3 silinder. Untuk kriteria eksklusi di dapatkan dari kekeruhan media refraksi
untuk meghindari dari kualitas diskus optic yang baikpada saat di foto dan penyakit retina
atau saraf yang dapat mengecoh hasil dari pemeriksaan lapang pandang.

Penilaian pada lapang pandang


SAP dilakukan dengan menggunakan Humphrey field analyzer dan dilakukan penjelasan
sebelum prosedur pemeriksaan ini terhadap partisipan. Pupil berdilatasi jika diameter
pupil <3mm. Parameter keakuratan pemeriksaan ini dicatat dari hilangnya/ berkurangnya
lapang pandang, nilai positif palsu serta negative palsunya. Hilangnya fiksasi juga
dihitung sebagai presentase. Pemeriksaan lapang pandang yang dapat dipercaya
diklasifikasikan sebagai glaukomatus apa bila pola standard deviasi memilika bilai P
kurag dari 0.5.

2
Foto pada diskus optikus secara digital juga dilakukan unntuk pemeriksaan ini. Foto
terdiri dari 50 gambar pada bagian tengah diskus optikus, gambar yang mirip pada
bagian tengah macula. Semua gambar masing masing terdiri dari 1 warna dan 1 warna
bebas merah dan foto ini dibaca oleh ahli pada pemeriksaan lapang padang. Para ahli
mengatakan adanya atau tidak hal ini pada foto diskus; penipisan lingkaran nerutetinal
superior & inferior, adanya takik pada lingkaran superior & inferior, hemoragi pada
superior & inferior diskus, dan wedge-shaped retinal nerve fiber layer (RNFL) pada
bagian superior & inferior. Pada penelitian baru- baru ini, semua mata yang diskus
optikusnya dikatakan sebagai non-glaukoma oleh ahli. Untuk analisis, 1 mata partisipan
berhak dipilih untuk inklusi yang dipilih secra acak.

Analisis Statistik
Deskripsi statistic termasuk rata- rata dan nilai tengah pada variable yang disebarkan
secara normal. Karakteristik mata untuk klasifikasi lapang pandang glaucoma dievaluasi.
Regresi linier digunakan untuk mengevaluasi faktor yang diasosiasikan terhadap
keakuratan pemeriksaan lapang pandang dan dan regresi logistik. Dua faktor independen
lain digunakan untuk multivariable dimana umut subjek dan angka dari pemeriksaan
lapang pandang selama pemeriksaan.

Hasil

3
Selama periode penelitian, 941 mata dari 532 partisipan ditujukan dengan optalmologis
untk evaluasi glaucoma. Mata dengan kualitas fotografi diskus ang buruk dan 501 mata
diklasifikasikan glaucoma atau bukan suspek glaucoma tidak dihitung. Tinggal 435 mata
dari 291 partisipan dimana kedua mata merekan masuk kriteria untuk studi inklusi. Nilai
median pada umur adalah 52.5 tahun dan nilai index lapang pandang adalah -2.23 dB,
1.86 dB dan 98%.
Hasil dari regresi multivariable dievaluasi faktor yang terasosiasi dengan negatif palsu
dan positif palsu. Respon positif palsu meningkat secara signifikan dengan meningkatnya
respon kehilangan fiksasi dan negative palsu. Sedangkan negatif palsu meningkat seiring
dengan meningkatnya respon positif palsu. Walau kedua respon positif palsu dan negative
palsu secara statik terkait terhadap satu sama lain tetapi asosiasnya lemah.
Klasifikasi lapangan pandang ditandai sebagai tingkat keakuratan yang rendah pada 50
partisipan (17.2%). Alasan atas klasifikasi yang tidak akurt karena kehilangannya. Fiksasi
yang melebihi dari 20% pada 46 partisipan, positif palsu lebih dari 15% pada 1 subjek
dan kedua kehilangan lebih dari 20% dan positif palsu lebih dari 15% pada 3 partisipan.
Hasil dari regresi logistik mengevaluai terhadap faktor yang terkait lapang pandang yang
tidak akurat. Peluangn yang tidak akurat lebih tinggi pada partisipan yang usia lebih tua.
Dari 241 partisipan dengan pemeriksaan lapang pandang yang akurat, klasifikasi secra
normal yaitu 188 (78%) dan glaucoma menyisakan 53 (22%).

Diskusi

Index yang akurat atau dapat dipercaya pada pemeriksaan lapang pandang diukur dengan
kedua hal pada praktek klinis dan penelitian untuk mengetahui seberapa baik suatu
penelitian. Pada studi ini, dianalisa besarnya pola keakuratan index terhadap glaucoma

4
pada suatu kelompok yag dituju oleh optalmologis seperti suspek glaucoma berdasarkan
penampakan diskus optic.
Ketika mengamati pengaruh dari kepercayaan index pada glaucoma untuk pemeriksaan
lapag pandang, ditemukan bahwa respon saat kehilangan saat fiksasi dan positif palsu
tidak mempunyai efek terhadap nilai palsu pemeriksan, sedangkan negative pasu
mempunyai efek yang signifikan.
Pengaruh pada efek pembelajaran pada keakuratan inex, dan proporsi keakuratan yang
rendah dalam klasifikasi lapang pandang hasilnya adalah tidak signifikan. Hal ini
mungkin berkaitan dengan penjelasan hal- hal kecil pada pemeriksaan yang dibimbing
oleh pemeriksa dalam melakukan pemeriksaan ini.
Foto diskus optikus digunakan pada pemeriksaan ini adalah bersifat 2 dimensi. Partisipan
pada penelitian ini ditujukan oleh optalmologis sebaai glaucoma suspek berdasarkan
penampakan diskus optic mereka. Karena itu, batasan yang mungkin menjadi penelitian
inklusi pada kasus glaucoma yang awal. Situasi ini mungkin meningkatkan angka positif
palsu pada hasil pemeriksaan lapang pandang ini.

Kesimpulan

Para dokter dan peneliti harus sadar bahwa respon angka negative palsu adala penting bahkan
ika frekuensinya kecil. Penelitian ini mungkin dapat membantu pada hasil pemeriksaan
lapang pandang yang keliru yang diklasifikasikan sebagai glaucomatosa pada pasien yang
dinyatakan normal.

Anda mungkin juga menyukai