EVIDENCE BASED MEDICINE

OTITIS MEDIA AKUT

Disusun oleh :
Anna Rizky Amelia
1102011182

Pembimbing :
Dr. Dian Mardhiyah, M.KK,

KEPANITERAAN KEDOKTERAAN KELUARGA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2016
SKENARIO

Pasien datang diantar oleh ibunya ke Puskesmas Kecamatan Menteng dengan keluhan keluar
cairan dari telinga kirinya sejak 2 minggu yang lalu. Pada awalnya, pasien hanya mengalami batuk
tidak berdahak dan pilek, sejak kurang lebih 1 minggu sebelum keluar cairan dari telinga kirinya.
Pasien juga mengeluh demam, namun demam dirasa hilang timbul. Selama 1 minggu tersebut,
pasien selalu mengalami gejala batuk dan pilek, yang tidak kunjung sembuh. Pasien sudah pernah
dibawa berobat dan hanya diberikan obat puyer. Setelah mengkonsumsi obat, keluhan tidak juga
membaik. Lalu sejak 2 minggu terakhir, pasien sering demam dan telinga pasien mengeluarkan
cairan bening dan tidak berbau. Cairan akhir-akhir ini berubah menjadi kental lengket dan berwarna
keputihan. Ibu pasien mengatakan pendengaran pasien tampak berkurang karena sering tidak
mendengar dan menoleh saat nama pasien dipanggil oleh orang disektiarnya. Ibu pasien mengaku
tidak pernah terjadi hal yang sama sebelumnya. Saat ini, pasien tidak dalam keadaan demam,
namun pasien masih batuk berdahak dan pilek. Ibu pasien merasa ada bunyi grok grok setiap
pasien batuk. Pasien tidak mengalami sesak. Saat ini pasien juga tidak merasa nyeri ataupun gatal
pada telinga.

Ibu pasien mengatakan saudara pasien yang sedang mengalami keluhan batuk dan pilek,
sering bermain dengan pasien. Ayah pasien sering merokok di sekitar pasien, kurang lebih 1
bungkus rokok per hari. Ibu mengatakan pasien sering mengalami bersin-bersin dan pilek saat
terpapar udara dingin, tetapi ibu menyangkal adanya riwayat sesak dengan suara nafas berbunyi
mengi.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan BB = 23 kg, TB = 130 cm, TD = 110/70 mmHg,

IMT=13,6. Pemeriksaan THT didapatkan telinga kiri mengeluarkan sekret kental berwarna putih
tidak berbau, membran timpani perforasi sentral di arah pukul 7, nyeri tekan tragus (-). Pada telinga
kanan bentuk normal, tidak terdapat sekret, membran timpani intak. Pada pemeriksaan hidung
terdapat sekret berwarna bening, septum tidak deviasi. Pemeriksaan tenggorokan dalam batas
normal. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter mendiagnosis pasien sebagai Otitis Media
Akut. Dokter ingin memberikan monoterapi Ofloxacin tetes telinga 3 kali sehari. Lalu bagaimana
dengan keefektifan obat tetes telinga lainnya?
Pertanyaan Klinis

Manakah antara cefprozil dengan amoxicilin yang lebih efektif dalam mengobati otitis media akut
pada anak?

KOMPONEN P.I.C.O

Patient/Problem : Anak umur 10 tahun di diagnosis Otitis Media Akut

Intervention : Cefprozil

Comparison : Amoxicilin

Outcome : mengurangi sekret yang keluar dari telinga

KATA KUNCI

Efficacy Ofloxacin AND Chronic superative otitis media

PEMILIHAN SITUS

http://www.actaitalica.it/issues/2015/1-2015/07-Panchasara.pdf

HASIL PENCARIAN

Sebanyak 5 artikel

LIMITATION

Last 10 year; free article

ARTIKEL YANG DIPILIH

Cefprozil versus Amoxicillin/Clavulanate for the Treatment of Acute Otitis Media in Children:
Meta-Analysis of Efficacy and Safety

FORMAT CRITICAL APPRAISAL SESUAI AREA YANG DIPILIH OLEH MAHASISWA

(TERLAMPIR)
 CRITICAL APPRAISAL : ARTIKEL TERAPI

Cefprozil versus Amoxicillin/Clavulanate for the Treatment of Acute Otitis Media in

Children: Meta-Analysis of Efficacy and Safety

I. VALIDITAS

1. MENENTUKAN ADA ATAU TIDAKNYA RANDOMISASI DALAM

KELOMPOK DAN TEKNIK RANDOMISASI YANG DIGUNAKAN

2. MENENTUKAN ADA TIDAKNYA PERTIMBANGAN DAN PENYERTAAN

SEMUA PASIEN DALAM PEMBUATAN KESIMPULAN

a. MENGIDENTIFIKASI LENGKAP TIDAK NYA FOLLOW-UP

 b. MENGIDENTIFIKASI ADA TIDAKNYA ANALISIS PASIEN PADA
KELOMPOK RANDOMISASI SEMULA

Tidak dijelaskan dalam jurnal

3. MENGIDENTIFIKASI ADA TIDAKNYA BLINDING PADA PASIEN, KLINISI

DAN PENELITI
4. MENENTUKAN ADA ATAU TIDAKNYA PERSAMAAN PADA KEDUA
KELOMPOK DI AWAL PENELITIAN

5. MENENTUKAN ADA TIDAKNYA PERSAMAAN PERLAKUAN PADA KEDUA

KELOMPOK SELAIN PERLAKUAN EKSPERIMEN
II.

IMPORTANCE

1. MENENTUKAN BESAR EFEK TERAPI

 2. MENENTUKAN PRESISI ESTIMASI EFEK TERAPI

III. APPLICABILITY

1. MENENTUKAN KEMUNGKINAN PENERAPAN PADA PASIEN

(SPEKTRUM PASIEN DAN SETTING)

2. MENENTUKAN POTENSI KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN BAGI PASIEN