OLEH
KELOMPOK I :
WD. MARLINA ROSTAM DESRIANI NATALIA
SIRATMI NINGSIH NANI ISRIWATI
SANIATI AL RAFIUT SADIYAH
WD. LISNA SITI FARIATI
SILFIATI SRI ENDANG MALIASARI
B. Konsep Perkembangan
Perkembangan / Perubahan Fisik
1. Perubahan pada kulit
Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi, dan
hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau
kloasma gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di
sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan
berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan
membesar sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang
memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya,
muncul garis baru yang memanjang ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain
hiperpigmentasi terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2 jenis
stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna
putih). Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.
2. Perubahan kelenjar
Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini
tidak selalu terjadi pada wanita hamil.
3. Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan,
payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir.
Perubahan yang terlihat pada payudara adalah sebagai berikut.
a. Payudara membesar, tegang dan sakit
b. Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c. Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae
sekunder
d. Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari
luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab
dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri.
e. Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan
yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak
putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan
yang dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini
disebut kolostrum.
4. Perubahan perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga kehamilan 4
bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan
membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria
gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.
5. Perubahan alat kelamin luar
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah.
Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak,
sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran
mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan tersebut disebut tanda
Chadwick.
6. Perubahan pada tungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema
pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena
femoralis sebelah kanan atau kiri.
C. Tugas Perkembangan
1. Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan
mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat
penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima
kehamilan.
Kesiapan menyambut kehamilan.
a. Kesiapan menyambut kehamilan
Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita
merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu
kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain
memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan
maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan.
Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk mencari
validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti
tidak sekarang, bukan saya, dan tidak yakin, mungkin menunda mencari pengawasan
dan perawatan (Rubin, 1970). Namun , beberapa wanita menunda validasi medis karena
akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan
dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini.
Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat
gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita
ialah respon suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.
Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam. Banyak wanita
mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya
penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak
menerima kehamilan tidak dapat disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin
tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan.
b. Respon Emosional
Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal tersebut
sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki
harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri,
untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan
mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat
untuk dijumpai pada wanita hamil.
Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap orang lain ini
membingungkan calon ibu dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian
air mata dan kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul
silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali.
Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat
menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama
menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama
melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini.
Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan
orang lain. Ia bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas
hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala - gejala yang
dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini,
disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita
hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan yang efektif dan
terapeutik untuk mendukung kehamilan.
Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan
cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman
tersebut biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak
yang akan lahir dan perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri terhadap rasa
tidak nyaman ini.
Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat
mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih
lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman, 1984).
2. Mengenal peran ibu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni
melalui memori - memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi
kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong memilih peran
sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada
interdependen. Peran - peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi,
dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.
Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak - anak, dan menanti untuk
menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini
mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi
prenatal dan adaptasi menjadi orang tua (Grossman, Eichler, Winckooff,1980 ;Lederman,
1984). Wanita yang lain tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu
bagi diri mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan
dan keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan.
3. Hubungan Ibu Anak
Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai
membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu (Rubin, 1975; Gaffney, 1988a). Mereka
mulai berpikir seakan - akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu
seperti apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk
menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba
untuk mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat
kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka bisa tahan terhadap kebisingan,
kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka
mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum
dilahirkan ini. Rubin (1967) menemukan bahwa wanita menerapkan dan menguji perannya
sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti ibu yang
memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber informasi dan pengalaman.
Hubungan ibu - anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses
perkembangan(Rubin, 1975).
Persiapan melahirkan, banyak wanita khususnya nulipara, secara aktif mempersiapkan diri
untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan
berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak
dikenal).Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan
(Patterson, Freese, Goldenberg, 1990). Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan
proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya (Rubin, 1975).
A. Pengkajian
1. Identifikasi data
a. Kepala Keluarga
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Tolaki
Umur : 28 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kampus Baru
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Ikatan Perkawinan
: Tinggal Satu Rumah
Berdasarkan genogram di atas dari kedua generasi sebelumnya tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti DM, jantung dan hipertensi. Pada generasi pertama meninggal
karena faktor usia baik dari pihak keluarga Ny.S maupun pihak keluarga Tn.A
8) Identifikasi Agama
a) Agama keluarga
Agama keluarga Tn. A beragama islam.
b) Adakah perbedaan anggota keluarga dalam keyakinan agama dan prakteknya.
Tidak ada perbedaan agama dalam keluarga dan prakteknya.
c) Berapa aktif keluarga menjalankan ibadah
Keluarga jarang menjalankan ibadah dirumah, seperti sholat lima waktu.
d) Apakah ibadah keagamaan dilakukan oleh keluarga
Keluarga cukup berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan dimasyarakat.
e) Apakah agama dijadikan sebagai dasar keyakinan atau nilai yang mempengaruhi
kehidupan keluarga?
Keluarga cukup yakin dengan agama mempengaruhi kehidupan keluarga.
- Mata
Bersih, tidak ada ketombe, tidak
rontok .
Konjuntivaan
anemis, sclera an
anikterik.
Bersih, tidak ada ketombe, mudah
rontok .
Konjungtiva
anemis, sclera.
Ikterik.
2.
Hidung Tidak ada secret
dan polip. Tidak ada secret
dan polip.
3.
Telinga
Tidak ada
Serumen Tidak terdapat
serumen.
4. Mulut dan
gigi
Bersih, lidak ada
stomatitis dan
gigi lengkap Bersih, tidak ada
stomatitis, gigi
lengkap.
5.
Dada
- Jantung
- Paru
S I dan S II
Suara nafas
Vesikuler.
S 1 dan S II
Suara nafas
Vesikuler
-Bentuk
Sitnetris kanan
dan kiri Simetris kanan
dan kiri
8.
Abdomen
-Peristaltik
usus
-Aciles
-Turgor
12x/menit
Ekstremitas
-Gerakan
-CRT
-Edema
Dapat digerakkan
atas dan bawah
< 3 detik
Tidak ada edema
Dapat digerakkan
alas dan bawah
> 3 detik
Tidak ada edema
10. Tanda-tanda Vital:
-Tekanan darah
-Nadi
-Suhu
-Pernafasan
-BB
12 0/80 Mmhg
82x/menit
37 C
25x/menit
65 Kg
100/80 Mmhg
70x/menit
36,5 C
24x/menit
49 Kg
SKORING
1. Anemia Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kubutuhan untuk BUMIL.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah ;
tidak sehat
4. Menonjolnya masalah ;
Ada masalah tapi tidak perlu segera di tangani
1
2
3/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1
2. Gangguan konsep diri Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengenal masalah perubahan fisiologis kehamilan
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah ;
ancaman kesehatan
4. Menonjolnya masalah ;
Ada masalah tetapi tidak perlu segera di tangani. 1
1 2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
3. Gangguan pemenuhan istrahat tidur Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah:
Ancaman kesehatan.
1 2/3 x 1
2/2 x 2
2/3 x 1
1/2 x 1
Membuat kondisi BUMIL semakin lemah.
Gangguan tidur pada BUMIL bukan hanya karena kebisingan lingkungan sekitar tapi juga
karena kondisi kamar yang panas dan pengap.
Bisa dengan menambahkan ventilasi kamar
Masalah kondisi kamar tidak mungkin secara langsung bisa di rubah.
Total skor 3,7
4. Resiko gangguan perkembangan janin Ny.S pada keluarga Tn.A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.
Kriteria Skor Perhitungan Pembenaran
1. Sifat masalah:
ancaman kesehatan.
4. Menonjolnya masalah:
Masalah tidak di rasakan.
1
1
1 2/3 x 1
1/2 x 2
1/3 x 1
0/2 x 1
Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas dan kurangnya pengetahuan ibu tentang nutrisi
untuk perkembangan janin.
Keluarga belum merasakan bahwa keadaan itu menjadi masalah.
Total skor 1,4
FORMAT PERENCANAAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA TUJUAN KRITERIA EVALUASI RENCANA INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR Rasional
1.
2.
3.
4.
Anemia Ny S pada keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kubutuhan untuk BUMIL
Gangguan pemenuhan istrahat tidur Ny S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan
3. Mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi gangguan konsep diri pada BUMIL.
Verbal
Verbal
Verbal
verbal
Verbal
Verbal
Verbal
verbal
- Menjelaskan secara sederhana tentang anemia
- Menyebutkan bahaya yang mungkin timbul pada BUMIL akibat anemia yang tidak
teratasi.
- Menjelaskan pentingnya makanan bergizi untuk BUMIL.
- Menyebutkan contoh- contoh makanan yang mengandung zat besi.
- Menyebutkan contoh sayur- sayuran yang mengandung zat besi yang bisa didapatkan
dengan harga terjangkau.
- Menyebutkan cara yang tepat untuk mencegah terjadinya resiko gangguan perkembangan
janin
1. Jelaskan perubahan yang terjadi pada BUMIL adalah proses yang normal.
2. Anjurkan BUMIL untuk memakai pakaian yang longgar dan tipis untuk menunjang
kenyamanan.
3. Beri pemahaman/penjelasan agar BUMIL bisa menerima perubahan yang terjadi pada
tubuhnya
4. Jelaskan dampak yang bisa timbul jika BUMIL merasa terus terganggu dengan
perubahan yang terjadi
4. Beri pemahaman pada keluarga cara mencegah resiko gangguan perkembangan janin
3. Keluarga dapat mengetahui contoh contoh makanan yang mengandung zat besi dengan
harga yang bisa dijangkaunya.
3. Member pemahaman pada keluarga akibat yang timbul dari kurang istrahat
4. Kondisi kamar yang baik n tidak pengap dapat membantu pemenuhan kebutuhan istraht
tidur pada BUMIL
5. Istrahat yang cukup baik untuk ibu dan bayinya.
3. Memberikan pemahaman kepada keluarga tentang hal- hal yang bisa memperberat
resiko pada kehamilan
4. Untuk mencegah agar dresiko gangguan lperkembangan janin tidak terjadi
Implementasi
1. Anemia Ny S pada keluarga Tn. A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah kubutuhan untuk BUMIL
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
Sabtu , 26- 11- 2011
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
1. Menjelaskan perubahan yang terjadi pada BUMIL adalah proses yang normal.
2. Menganjurkan BUMIL untuk memakai pakaian yang longgar dan tipis untuk menunjang
kenyamanan.
3. Memberi pemahaman/penjelasan agar BUMIL bisa menerima perubahan yang terjadi
pada tubuhnya
4. Menjelaskan dampak yang bisa timbul jika BUMIL merasa terus terganggu dengan
perubahan yang terjadi
P : intervensi dihentikan
Hari/ tanggal
Implementasi
Evaluasi
S : BUMIL mengatakan memahami dan mulai mengatasi ancaman yang dapat menjadi resiko
gangguan perkembangan pada janinya.
O : BUMIL mulai memperhatikan pemeriksaan kandungannya ke puskesmas.
A : masalah teratasi
P : intervensi dipertahankan ( 5 )