Anda di halaman 1dari 13

ANALISA PROSES INTERAKSI

Nama Mahasiswa : I Made Eka Santosa


Tanggal : 26 Maret 1999
Waktu : Pkl. 16.30 - 16.50 WIB (20 Menit)
Tempat : Ruang Cendrawasih RSJP Jakarta
Inisial Klien : Tn.O.T.B.
Interaksi ke : I (Fase Perkenalan)
Lingkungan : Meja makan, berhadapan dengan klien, suasana tenang
Deskripsi pasien : Penampilan kurang rapi, pakaian banyak lobang bekas rokok, pasien merokok puntung, menunduk.
Tujuan komunikasi : Klien dapat mengenal perawat dan mengungkapkan secara terbuka permasalahnya

ANALISA BERPUSAT PADA ANALISA BERPUSAT PADA


KOMUNIKASI VERBAL KOMUNIKASI NON VERBAL RASIONAL
PERAWAT KLIEN
P : Selamat sore Pak, boleh saya P: Memandang K dan tersenyum P : Ingin membuka percakapan K masih ragu terhadap orang baru Salam merupakan kalimat pembuka
duduk di sebelah Bapak ? K: Ekpresi datar dengan klien dan berharap dengan yang masuk ke lingkungannya untuk memulai suatu percakapan
sapaan sederhana P bisa diterima oleh sehingga dapat terjalin rasa percaya.
K.
K ragu terhadap orang baru
K : Sore, silahkan. K: Ekpresi datar P merasa senang ada tanggapan atas
P: Memandang K salam walaupun belum diekpresikan
secara tulus
P : Wah, suasana sore ini sejuk sekali P : Memandang ke halaman sambil P ingin memulai percakapan dengan K memberikan respon sepintas dan Topik ringan akan memudahkan
ya Pak melirik K topik ringan sebelum masuk ke menunjukkan perhatian cukup interaksi lebih lanjut
K : Ikut melihat ke halaman lalu kondisi K terhadap P
menghisap rokoknya dan menunduk
K : (diam) lagi
P : Oh ya, perkenalkan saya Made, P : Memandang K sambil P merasa bahwa K harus diberikan K masih memberikan tanggapan Memperkenalkan diri dapat
saya mahasiswa praktek disini yang menjulurkan tangan ke K penjelasan tentang kedatangan P secara ragu-ragu menciptakan rasa percaya klien
akan merawat Bapak. K : Mengalihkan rokok ke tangan kiri terhadap perawat
K : (diam) lalu tanpa memandang P menerima
uluran tangan P

P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien dan P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan
mendekatkan diri ke-K memudahkan interaksi
K : Menoleh sebentar

K : Menyebut nama dengan


K : Ong. Ong Tian Bian. menunduk dan menarik tangannya P merasa pasien enggan berkenalan K merasa perkenalan hanya formalitas
belaka
P : Bapak senangnya dipanggil P : Memandang K P ingin menjalin kedekatan dengan K mencoba mengingat nama yang Nama panggilan merupakan nama
dengan nama apa K : Menoleh ke halaman pasien disukainya akrab klien sehingga menciptakan
rasa senang akan adanya pengakuan
K : Ong. K : Melihat ke arah P dan menjawab P senang walaupun jawaban singkat K mulai tertarik dengan perkenalan atas namanya
singkat lalu menunduk lagi dengan P

P : Wah, kedengarannya enak kalau P : Memandang K sambil tersenyum P mencoba mengakrabkan suasana K berpikir sejenak, mengngingat Pujian berguna untuk mendekatkan
saya manggil Pak Ong K : Menunduk nama yang disukainya perawat menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan mendapatkan
K : Iya P : Memperhatikan K respon K mulai merasa bahwa P datang untuk
membantu K

P : Bapak asalnya dari mana Pak P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu menjalin
Ong? K : Menunduk dan berpikir keakraban dengan topik sederhana kedekatan dengan klien

P senang karena K memberi respon


K : Salatiga, Jawa Tengah K : Menoleh ke P dan tersenyum lalu K senang karena ingat daerah asalnya
menunduk lagi dan kembali membayangkan daerah
P : Memperhatikan K asalnya tersebut

P : Wah, jauh juga ya. Bapak Ong P : Memandang K sambil tersenyum P mulai mengkaji data umum pasien K berpikir dan berusaha mengingat Lama rawat menentukan apakah klien
sudah berapa lama disini? K : Menghisap rokok dan kronis atau akut
melemparkannya karena sudah habis

K : Bicara tanpa menoleh P


P : Memandang K P khawatir kalau pertanyaan membuat K membayangkan keadaan yang telah
K : Lama! Dua puluh tahun. K tersinggung lama dijalaninya
P : Sejak tahun berapa Bapak disini ? P : Menunjukkan perhatian P berharap dapat memperoleh data K berusaha mengingat Daya ingat pasien dapat dikaji dengan
K : Menunduk sambil memandang lama rawat secara lebih pasti sambil menanyakan data-data pasien yang
kakinya mengkaji daya ingat pasien sederhana
K : Yach, delapan puluh tiga P senang karena mendapat respon dari
K : Masih menunduk K K menjawab dengan sekedarnya
P : Memperhatikan

P : Sekarang Bapak Ong umurnya P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya ingat klien
berapa? K : Menoleh ke halaman dan terdiam
beberapa lama

K : Em56 tahun K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan sudah dapat K menjawab sesuai dengan daya ingat
menunduk lagi dijawab jelas oleh K yang dimilikinya
P : Tersenyum
P : Pak Ong ingat nggak, kenapa pak P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan tsb K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar
Ong dirawat disini K : Menunduk sangat spesifik dan takut pasien dirawat di RS Jiwa
menyinggung pasien
K : Saraf, sakit saraf. ECT, ini di ECT.K : Menoleh ke P dan menepuk-nepukP lega karena K tidak tersinggung K menjawab ragu-ragu
kepalanya
P : Pak Ong pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan pasien K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja
K : Menunduk dirawat karena adanya stimulus tertentu

K : Nggak, nggak, saya suka K : Menoleh ke halaman lalu P kaget, dan sadar kalau pasien K mengalami halusinasi lihat
ngelamun. Enak sendirian. Kakak menunjuk-nunjuk mengalami halusinasi lihat
saya sudah meninggal tapi hidup lagi. P : Memperhatikan respon pasien
Itu dia !!
P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena belum K melihat kakaknya dan mencoba Dengan diam therapeutik, klien
K : Memandang ke halaman menemukan pertanyaan yang tepat menceritakannya pada P merasa didengarkan dan bercerita
untuk K tentang keadaannya
K : Kakak saya orangnya sukses, K : Menunjuk ke halaman dan P menemukan adanya flight of ideas K teringat kondisi keluarganya
sayang mati, anak saya tujuh belas nyerocos dan berpikir tentang faktor penyebab
semuanya di Jerman. P : Memperhatikan
P : Bapak Ong sudah berkeluarga? P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data yang terkait K membayangkan keadaan Waham kemungkinan terjadi karena
K : Memandang kosong ke halaman kata-katanya tadi keluarganya menarik diri
K : Anak saya di Jerman dan di K : Menunduk sambil nyerocos
Peking. Saya profesor, ngajar di UI, P : Memperhatikan P menemukan adanya kemungkinan K menikmati waham yang
bolak-balik dari Bandung ke Jerman. waham kebesaran pada pasien dirasakannya
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan harapan pasien K membayangkan ank-anaknya Diam therapeutik akan membantu
K : Menunduk akan lebih terbuka tetang dirinya pasien mengungkapkan perasaannya
pada perawat
P menemukan adanya fligt of ideas
K : Keadaan diluar perang, Ong K : Berbisik pada P dengan nada K sedih tentang anaknya
pusing mikirin biaya anak-anak, pada sedih
kuliah. P : Mendengarkan dengan serius
P : Pak Ong, kegiatan bapak sehari- P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan pembicaraan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar klien tidak larut
hari ngapain saja Pak ? K : Menoleh P terkait waham dalam waham dan halusinasinya

K : Mandi, makan ehmya itu. K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien bisa K bingung tentang yang dilakukannya
P : Memperhatikan respon K beralih sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data lebih dalam K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna untuk
K : Menunduk mendapatkan lebih banyak data
P menemukan lagi adanya terkait masalah klien
K : Baca-baca buku. Saya kan K : Menoleh P kemungkinan waham K merasa dirinya harus rajin belajar
profesor. P : Memperhatikan
P : Bapak Ong betah tinggal di sini? P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
Suasananya enak ya! K : menunduk waham pada waham dan halusinasinya pada
fase interaksi ini
K : Betah. K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat mengalihkan K berusaha menjawab sekenanya
P : memperhatikan perhatian pasien
P : Tentunya keluarga Bapak Ong P : Memandang K sambil tersenyum P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat keluarganya Keluarga merupakan support sistem
suka menjenguk kesini. K : Menoleh P keluarga terhadap perawatan K bagi klien sehingga harus dikaji
keterlibatannya
K : Menunduk lagi K ingat terhadap keluarganya
K : Sebulan sekali. P : Memperhatikan respon K P senang mendapatkan jawaban K

P : Kalau Pak Ong suka pulang juga P : Memandang K P mengkaji hubungan K dengan K mengingat hubungannya dengan Berada di lingkungan keluarga akan
ya? K : Menunduk keluarganya keluarga membuat klien melihat realitas
menyenangkan atau malahan stressor
K : Ya, sebulan sekali juga K : Menoleh P dan tersenyum P senang mendapatkan jawaban sesuai K senang membayangkan pulang
P : Memperhatikan pertanyaan
P : Kalau di rumah, ngapain aja Pak P : Memandang K sambil tersenyum P berusaha mengkaji aktivitas K di K mengingat aktivitasnya di rumah Aktivitas di rumah merupakan data
Ong K : Menoleh P lalu melihat ke rumah pantas tidaknya pasien dilibatkan
halaman dalam keluarga

K : Memandang P K menikmati waham yang dialaminya


K : Yah, tidur dan baca-baca buku P : Memperhatikan respon K P menemukan pengulangan terhadap
penelitian. Profesor harus banyak waham pada K
baca.
P : Suka ngobrol nggak dengan P : Memandang K P mengkaji peran keluarga terhadap K K mengingat aktivitasnya di rumah Menarik diri membuat K asyik
keluarga K : Menunduk dengan dunianya sendiri
P mendapatkan data menarik diri pada K menganggap ngobrol mengganggu
K : Enakan diem, soalnya K : Menunduk K wahamnya
mengganggu saya baca buku P : Memperhatikan
P : Bagaimana perasaan Pak Ong P : Memandang K P mengalihkan topik bahasan K bingung dengan pertanyaan yang Pengalihan agar K tidak larut dengan
sekarang? K : Menunduk diberikan wahamnya

K : Saraf, sakit saraf. Kakak saya K : Menggaruk-garuk kepala P bingung harus ngobrol tentang apa K menjawab tentang keadaannya
hidup lagi, itu dia. P : Memperhatikan lagi

P:- P : Memandang halaman P memikirkan topik lain yang terkait K merenungkan keadaannya Diam berguna untuk memikirkan
K : Ikut memandang halaman interaksi selanjutnya
P kaget karena kembali menemukan
K : Dia sukses. K : Menunjuk ke halaman adanya halusinasi pada K K menikmati halusinasi lihatnya
P : Kaget dan memperhatikan respon
K

P : Pak Ong, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K dapat
berkenalan, masih inget nggak nama K : Menoleh sudah cukup banyak data yang terkaji mengingat nama P sehingga nantinya
saya? terjalin trust
P senang karena K ingat nama P
K : Made K : Memandang P dan tersenyum K mengingat-ingat nama P
P : Memperhatikan

P : Nah, saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement pada K K senang diberikan reinforcement Kontrak berikutnya harus ditentukan
ngobrol dengan pak Ong. Bagaimana K : Menoleh dan tersenyum dan harus mendapatkan persetujuan
kalau selesai makan kita ngobrol lagi? klien agar klien ingat terhadap
Sebentar saja kok, yach cukup 20 kontrak
menit saja.
P senang karena K mau menentukan K ikut menentukan kontrak
K : Boleh K : Tersenyum kontrak berikutnya
P : Tersenyum

P : Nah kalau Pak Ong setuju, nanti P : Memandang K P menentukan topik dan aktivitas K memikirkan tentang kegiatan yang Kegiatan yang akan dilaksanakan
kita ngobrol tentang perasaan Pak K : Menunduk pada kontrak berikutnya ditawarkan harus mendapat persetujuan K
Ong terhadap keluarga Pak Ong. sehingga bila K keluar dari kegiatan
Sekalian saya periksa tekanan dimaksud, bisa diingatkan tentang
darahnya ya. batasan kegiatan sesuai kontrak

K : Ya, ya. K : Mengangguk P senang karena K setuju dengan K setuju tentang kegiatan yang akan
P : Tersenyum kegiatan yang akan dilaksanakan dilaksanakan

P : Terimakasih atas kesediaan Pak P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya pada P Salam penutup merupakan akhir fase
Ong ngobrol dengan saya, selamat mengulurkan jabat tangan yang harus dilakukan untuk mencegah
sore K : Menoleh, menjabat tangan P tidak percaya pada klien
K menyambut salam P
K : Sore. K : Tersenyum lalu menunduk P senang karena K mau berinteraksi
P : Tersenyum dengan P

KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang
tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of
ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat
dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT : R. Cendrawasih RSJP Jakarta TANGGAL DIRAWAT : 26 Maret 1999

I; IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No :-

II; ALASAN MASUK


Klien mengatakan karena sakit saraf

III; FAKTOR PREDISPOSISI


1 Tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, klien sudah dirawat sejak tahun 1983
2 Pengobatan sebelumnya tidak berhasil
3 Aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga, tindakan kriminal tidak ada
4 Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : belum terkaji
5 Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : belum terkaji

IV; FISIK
1; Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2; Ukur : TB/BB belum terkaji
3; Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -

V; PSIKOSOSIAL
1; Genogram : belum terkaji
2; Konsep diri
a; Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b; Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c; Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d; Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang
(padahal tidak)
e; Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah

3; Hubungan sosial
a; Orang yang berarti : Belum terkaji
b; Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c; Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri

4; Spiritual
a; Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b; Kegiatan Ibadah : Belum terkaji

VI; STATUS MENTAL


1; Penampilan : kurang rapi
Pasien berpakaian seadanya, celana bolong-bolong bekas rokok, kantung baju coklat bekas tembakau yang berbau
Masalah Keperawatan : Resiko kurangnya perawatan diri
2; Pembicaraan : Gagap, inkoheren
Pasien menjawab pertanyaan dengan jawaban yang tidak jelas dan terputus-putus, kadang-kadang tidak nyambung dengan apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan : Gangguan pola komunikasi verbal
3; Aktivitas motorik : lemah dan lesu
Saat wawancara, pasien sedang duduk termenung dan memandang di kejauhan serta terlihat loyo
Masalah Keperawatan : Kelemahan aktivitas
4; Alam perasaan : sedih
Ekpresi wajah pasien nampak sedih saat wawancara
Masalah Keperawatan : Depresi
5; Afek : Datar
Afek pasien selama wawancara tidak terdapat perubahan yang berarti, terkesan hambar
Masalah Keperawatan : Menarik diri
6; Interaksi selama wawancara : kontak mata kurang
Selama wawancara, pasien lebih banyak menunduk dan menjawab pertanyaan dengan tidak melihat perawat
7; Persepsi : Halusinasi
Pasien mengatakan ia sering melihat kakaknya yang sudah mati tapi hidup kembali dan lalu mereka ngobrol
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
8; Proses pikir : Flight of Ideas, Persevarasi
Pembicaraan klien tidak terarah dengan ide yang tidak nyambung satu sama lain, klien sering mengulang pernyataan bahwa kakaknya hidup
kembali
Masalah Keperawatan : Gangguan persepsi Sensori
9; Isi pikir : Waham kebesaran
Pasien mengaku dirinya sudah menjadi profesor dan guru besar di UI, ia juga mengatakan bahwa situasi di dunia sudah perang semua
Masalah Keperawatan : Gangguan Orintasi Realitas : Waham Kebesaran
10; Tingkat kesadaran : CM, disorientasi waktu tempat dan orang tidak ada
Selama wawancara, pasien tampak sadar
Masalah Keperawatan : -
11; Memori : Ada gangguan daya ingat jangka panjang
Saat pasien diminta menyebutkan peristiwa di masa lalu, pasien tampak bingung
Masalah Keperawan : Demensia
12; Tingkat konsetrasi dan berhitung : Mudah beralih, mampu berhitung sederhana
Sering saat wawancara klien menoleh ke satu arah, dan klien lupa pertanyaan yang telah diberikan kepadanya
Masalah Keperawatan : Halusinasi lihat
13; Kemampuan penilaian : Belum terkaji
14; Daya tilik diri : Belum terkaji

VII; KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1; Makan : bantuan minimal
2; BAB/BAK : bantuan minimal
3; Mandi : bantuan minimal
4; Berpakaian/berhias : bantuan minimal
5; Istirahat dan tidur : tidak teratur, kegiatan sebelum tidur yaitu melamun
6; Penggunaan obat : bantuan minimal
7; Pemeliharaan kesehatan : belum terkaji
8; Kegiatan dalam rumah : hanya berdiam diri saja
9; Kegiatan di luar rumah : tidak ada
Masalah keperawatan : Koping keluarga kurang efektif

VIII; MEKANISME KOPING


Menghindari masalah, dan suka menyendiri
Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif

IX; MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


1; Masalah berhubungan dengan dukungan kelompok : klien jarang bergaul dengan sesama pasien, lebih senang menyendiri dan melamun
2; Masalah berhubungan dengan lingkungan : teman-teman klien sesama pasien malas ngobrol dengan klien
3; Masalah berhubungan dengan pendidikan : klien mengatakan ia kuliah di berbagai negara sehingga ia layak disebut profesor
4; Masalah berhubungan dengan pekerjaan : belum terkaji
5; Masalah berhubungan dengan perumahan : belum terkaji
6; Masalah berhubungan dengan ekonomi : belum terkaji
7; Masalah berhubungan dengan pelayanan kesehatan : belum terkaji
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : menarik diri
- Waham kebesaran

X; PENGETAHUAN KURANG TENTANG


1; Penyakit jiwa
2; Koping
3; Sistem pendukung
4; Faktor presipitasi
Masalah keperawatan :
- Kurang pengetahuan

XI; ASPEK MEDIS


1; Diagnosa Medis : belum terkaji
2; Therapi Medik : belum terkaji

XII; DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1; Gangguan harga diri : harga diri rendah
2; Isolasi sosial : menarik diri
3; Gangguan persepsi sensori : halusinasi lihat
4; Gangguan konsep diri : Ideal diri terlalu tinggi
5; Kurang pengetahuan
6; Gangguan orientasi realitas : Waham kebesaran
7; Koping individu tidak efektif
8; Koping keluarga tidak efektif
9; Gangguan komunikasi verbal
10; Resiko kurangnya perawatan diri

Pohon Masalah

RESIKO PRILAKU KEKERASAN

RESIKO KURANGNYA PERAWATAN DIRI

HALUSINASI LIHAT GGN. KOM. VERBAL WAHAM

MENARIK DIRI

Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF

KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF

IDEAL DIRI TINGGI

KURANG PENGETAHUAN

XIII; DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1; Gangguan harga diri: harga diri rendah kronis berhubungan dengan ideal diri tinggi
2; Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3; Perubahan persepsi sensori : halusinasi lihat berhubungan dengan menarik diri
4; Resiko prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
5; Resiko kurangnya perawatan diri berhubungan dengan menarik diri
6; Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan menarik diri
7; Waham : Kebesaran berhubungan dengan menarik diri
8; Koping individu tidak efektif berhubungan dengan harga diri rendah
9; Gangguan harga diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping keluarga tidak efektif
10; Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan

RSJP Jakarta, 26 Maret 1999

Mahasiswa Program B-Ektensi 1997

Anda mungkin juga menyukai