P : Nama Bapak siapa ? P : Masih menjabat tangan pasien dan P ingin tahu nama pasien K ragu-ragu Mengenal nama pasien akan
mendekatkan diri ke-K memudahkan interaksi
K : Menoleh sebentar
P : Wah, kedengarannya enak kalau P : Memandang K sambil tersenyum P mencoba mengakrabkan suasana K berpikir sejenak, mengngingat Pujian berguna untuk mendekatkan
saya manggil Pak Ong K : Menunduk nama yang disukainya perawat menjalin hubungan
therapeutik dengan klien
K : Menoleh ke P P merasa pertanyaan mendapatkan
K : Iya P : Memperhatikan K respon K mulai merasa bahwa P datang untuk
membantu K
P : Bapak asalnya dari mana Pak P : Memandang K P masih berusaha membangun K berpikir dan mengingat-ingat Topik sederhana membantu menjalin
Ong? K : Menunduk dan berpikir keakraban dengan topik sederhana kedekatan dengan klien
P : Wah, jauh juga ya. Bapak Ong P : Memandang K sambil tersenyum P mulai mengkaji data umum pasien K berpikir dan berusaha mengingat Lama rawat menentukan apakah klien
sudah berapa lama disini? K : Menghisap rokok dan kronis atau akut
melemparkannya karena sudah habis
P : Sekarang Bapak Ong umurnya P : Mendekatkan diri ke K P mengkaji daya ingat K K berusaha mengingat-ingat Umur mempengaruhi daya ingat klien
berapa? K : Menoleh ke halaman dan terdiam
beberapa lama
K : Em56 tahun K : Menoleh P sebentar lalu P merasa arah pertanyaan sudah dapat K menjawab sesuai dengan daya ingat
menunduk lagi dijawab jelas oleh K yang dimilikinya
P : Tersenyum
P : Pak Ong ingat nggak, kenapa pak P : Menunjukkan keseriusan P berhati-hati karena pertanyaan tsb K mengingat-ingat Keluhan utama merupakan dasar
Ong dirawat disini K : Menunduk sangat spesifik dan takut pasien dirawat di RS Jiwa
menyinggung pasien
K : Saraf, sakit saraf. ECT, ini di ECT.K : Menoleh ke P dan menepuk-nepukP lega karena K tidak tersinggung K menjawab ragu-ragu
kepalanya
P : Pak Ong pernah ngamuk? P : Bertanya pelahan P mengkaji lebih jauh alasan pasien K mengingat-ingat Halusinasi dapat terjadi kapan saja
K : Menunduk dirawat karena adanya stimulus tertentu
K : Nggak, nggak, saya suka K : Menoleh ke halaman lalu P kaget, dan sadar kalau pasien K mengalami halusinasi lihat
ngelamun. Enak sendirian. Kakak menunjuk-nunjuk mengalami halusinasi lihat
saya sudah meninggal tapi hidup lagi. P : Memperhatikan respon pasien
Itu dia !!
P:- P : Masih kaget P mendiamkan karena belum K melihat kakaknya dan mencoba Dengan diam therapeutik, klien
K : Memandang ke halaman menemukan pertanyaan yang tepat menceritakannya pada P merasa didengarkan dan bercerita
untuk K tentang keadaannya
K : Kakak saya orangnya sukses, K : Menunjuk ke halaman dan P menemukan adanya flight of ideas K teringat kondisi keluarganya
sayang mati, anak saya tujuh belas nyerocos dan berpikir tentang faktor penyebab
semuanya di Jerman. P : Memperhatikan
P : Bapak Ong sudah berkeluarga? P : Mendekatkan diri P berusaha mengkaji data yang terkait K membayangkan keadaan Waham kemungkinan terjadi karena
K : Memandang kosong ke halaman kata-katanya tadi keluarganya menarik diri
K : Anak saya di Jerman dan di K : Menunduk sambil nyerocos
Peking. Saya profesor, ngajar di UI, P : Memperhatikan P menemukan adanya kemungkinan K menikmati waham yang
bolak-balik dari Bandung ke Jerman. waham kebesaran pada pasien dirasakannya
P:- P : Memperhatikan P mendiamkan dengan harapan pasien K membayangkan ank-anaknya Diam therapeutik akan membantu
K : Menunduk akan lebih terbuka tetang dirinya pasien mengungkapkan perasaannya
pada perawat
P menemukan adanya fligt of ideas
K : Keadaan diluar perang, Ong K : Berbisik pada P dengan nada K sedih tentang anaknya
pusing mikirin biaya anak-anak, pada sedih
kuliah. P : Mendengarkan dengan serius
P : Pak Ong, kegiatan bapak sehari- P : Menepuk bahu K P mencoba mengalihkan pembicaraan K teralih karena pertanyaan baru Pengalihan agar klien tidak larut
hari ngapain saja Pak ? K : Menoleh P terkait waham dalam waham dan halusinasinya
K : Mandi, makan ehmya itu. K : Menggaruk-garuk kepalanya P merasa senang karena pasien bisa K bingung tentang yang dilakukannya
P : Memperhatikan respon K beralih sehari-hari
P : Kemudian? P : Menekankan pertanyaan P mencoba menggali data lebih dalam K mengingat-ingat Tehnik ekplorasi berguna untuk
K : Menunduk mendapatkan lebih banyak data
P menemukan lagi adanya terkait masalah klien
K : Baca-baca buku. Saya kan K : Menoleh P kemungkinan waham K merasa dirinya harus rajin belajar
profesor. P : Memperhatikan
P : Bapak Ong betah tinggal di sini? P : Melihat halaman P mengalihkan perhatian K dari K masih terbawa oleh waham Pengalihan agar pasien tidak larut
Suasananya enak ya! K : menunduk waham pada waham dan halusinasinya pada
fase interaksi ini
K : Betah. K : Ikut melihat halaman P senang karena dapat mengalihkan K berusaha menjawab sekenanya
P : memperhatikan perhatian pasien
P : Tentunya keluarga Bapak Ong P : Memandang K sambil tersenyum P ingin mengkaji keterlibatan K berusaha mengingat keluarganya Keluarga merupakan support sistem
suka menjenguk kesini. K : Menoleh P keluarga terhadap perawatan K bagi klien sehingga harus dikaji
keterlibatannya
K : Menunduk lagi K ingat terhadap keluarganya
K : Sebulan sekali. P : Memperhatikan respon K P senang mendapatkan jawaban K
P : Kalau Pak Ong suka pulang juga P : Memandang K P mengkaji hubungan K dengan K mengingat hubungannya dengan Berada di lingkungan keluarga akan
ya? K : Menunduk keluarganya keluarga membuat klien melihat realitas
menyenangkan atau malahan stressor
K : Ya, sebulan sekali juga K : Menoleh P dan tersenyum P senang mendapatkan jawaban sesuai K senang membayangkan pulang
P : Memperhatikan pertanyaan
P : Kalau di rumah, ngapain aja Pak P : Memandang K sambil tersenyum P berusaha mengkaji aktivitas K di K mengingat aktivitasnya di rumah Aktivitas di rumah merupakan data
Ong K : Menoleh P lalu melihat ke rumah pantas tidaknya pasien dilibatkan
halaman dalam keluarga
K : Saraf, sakit saraf. Kakak saya K : Menggaruk-garuk kepala P bingung harus ngobrol tentang apa K menjawab tentang keadaannya
hidup lagi, itu dia. P : Memperhatikan lagi
P:- P : Memandang halaman P memikirkan topik lain yang terkait K merenungkan keadaannya Diam berguna untuk memikirkan
K : Ikut memandang halaman interaksi selanjutnya
P kaget karena kembali menemukan
K : Dia sukses. K : Menunjuk ke halaman adanya halusinasi pada K K menikmati halusinasi lihatnya
P : Kaget dan memperhatikan respon
K
P : Pak Ong, kita tadi sudah P : Memandang K P ingin mengakhiri fase I karena K memperhatikan P Evaluasi fase I berhasil jika K dapat
berkenalan, masih inget nggak nama K : Menoleh sudah cukup banyak data yang terkaji mengingat nama P sehingga nantinya
saya? terjalin trust
P senang karena K ingat nama P
K : Made K : Memandang P dan tersenyum K mengingat-ingat nama P
P : Memperhatikan
P : Nah, saya senang sekali bisa P : Menepuk bahu K P memberikan reinforcement pada K K senang diberikan reinforcement Kontrak berikutnya harus ditentukan
ngobrol dengan pak Ong. Bagaimana K : Menoleh dan tersenyum dan harus mendapatkan persetujuan
kalau selesai makan kita ngobrol lagi? klien agar klien ingat terhadap
Sebentar saja kok, yach cukup 20 kontrak
menit saja.
P senang karena K mau menentukan K ikut menentukan kontrak
K : Boleh K : Tersenyum kontrak berikutnya
P : Tersenyum
P : Nah kalau Pak Ong setuju, nanti P : Memandang K P menentukan topik dan aktivitas K memikirkan tentang kegiatan yang Kegiatan yang akan dilaksanakan
kita ngobrol tentang perasaan Pak K : Menunduk pada kontrak berikutnya ditawarkan harus mendapat persetujuan K
Ong terhadap keluarga Pak Ong. sehingga bila K keluar dari kegiatan
Sekalian saya periksa tekanan dimaksud, bisa diingatkan tentang
darahnya ya. batasan kegiatan sesuai kontrak
K : Ya, ya. K : Mengangguk P senang karena K setuju dengan K setuju tentang kegiatan yang akan
P : Tersenyum kegiatan yang akan dilaksanakan dilaksanakan
P : Terimakasih atas kesediaan Pak P : Menepuk bahu K dan P menutup fase I K menunjukkan rasa percaya pada P Salam penutup merupakan akhir fase
Ong ngobrol dengan saya, selamat mengulurkan jabat tangan yang harus dilakukan untuk mencegah
sore K : Menoleh, menjabat tangan P tidak percaya pada klien
K menyambut salam P
K : Sore. K : Tersenyum lalu menunduk P senang karena K mau berinteraksi
P : Tersenyum dengan P
KESAN PERAWAT :
Fase awal yaitu fase I (perkenalan) dapat dilaksanakan dengan baik.Klien cukup kooperatif walaupun sering terganggu dengan halusinasinya. Data yang
tergali adalah data mengenai harga diri rendah kronik, halusinasi lihat, menarik diri, koping individu tidak efektif, koping keluarga kurang efektif, flight of
ideas dan ideal diri yang tinggi. Kontrak selanjutnya telah dilaksanakan dan pasien menerima kontrak tersebut. Secara umum proses interaksi sudah dapat
dilanjutkan dengan fase berikutnya yaitu fase kerja.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
I; IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. O. T. B.
Umur : 56 Tahun
Informan : Klien sendiri
Tanggal Pengkajian : 26 Maret 1999
RM No :-
IV; FISIK
1; Tanda vital : TD 130/90 mmHg, N 84 x/menit, S 36,9 C, P 16 x/menit
2; Ukur : TB/BB belum terkaji
3; Keluhan fisik : Tidak ada
Masalah keperawatan : -
V; PSIKOSOSIAL
1; Genogram : belum terkaji
2; Konsep diri
a; Gambaran diri : Klien mengatakan puas terhadap tubuhnya
b; Identitas : Tidak ada gangguan identitas
c; Peran : Klien tidak tahu perannya sebagai apa.
d; Ideal diri : Klien bercita-cita menjadi profesor, sehingga merasa harus rajin baca buku. Klien merasa cita-citanya sudah tercapai sekarang
(padahal tidak)
e; Harga diri : Klien mengatakan kakaknya sukses.
Masalah keperawatan :
- Ideal diri terlalu tinggi
- Harga diri rendah
3; Hubungan sosial
a; Orang yang berarti : Belum terkaji
b; Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Belum terkaji
c; Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien tidak mau ngobrol dengan sesama pasien atau dengan perawat, suka menyendiri.
Masalah keperawatan :
- Isolasi sosial : Menarik Diri
4; Spiritual
a; Nilai dan keyakinan : Belum terkaji
b; Kegiatan Ibadah : Belum terkaji
Pohon Masalah
MENARIK DIRI
Core Problem
HARGA DIRI RENDAH : Kronis KOPING IND. TDK., EFEKTIF
KURANG PENGETAHUAN