Sifatoptikmaterial 141012224353 Conversion Gate02
Sifatoptikmaterial 141012224353 Conversion Gate02
KONSEP DASAR
1. Pendahuluan
Yang dimaksud dengan sifat optic suatu material adalah respon material
tersebut terhadap paparan gelombang elektromaknetik, radiasi, khususnya
untuk range cahaya tampak. Pada pembahasan sifat optic material ini, pertama
tama akan dibahas tentang prinsip-prinsip dasar dan konsep yang berkaitan
dengan sifat elektromaknetik, radiasi dan interaksinya dengan benda padat.
Berikutnya adalah tentang sifat optic dari bahan/ logam yang meliputi
karakteristik adsorbs, refleksi dan transmisi. Pada bagian akhir aan dipelajari
tentang, luminescence, fotokonduktivitas, laser, serta pemanfaatan sifat optis
material ini pada serat optic di bidang komunikasi.
2. Radiasi Elektromaknetik
Radiasi elektromagnetik dianggap seperti gelombang, dimana gelombang
tersebut terdiri dari komponen listri dan magnet yag saling tegak lurus satu sama
lain. Macam macam bentuk radiasi elektromagneti antara lain adalah cahaya,
panas, gelombag radio, dan x ray. Dimana yang membedakan adalah panjang
gelombangnya. Spectrum dari radiasi elektromagnetik beserta panjang
gelombang nya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Semua radiasi elektomganetik memiliki kecepatan yang sama saat melalui
8
sebuah vakum, yaitu sebesar 3x 10 m/s (186,000 miles/s). Yang kemudian
besaran tersebut kita sebut sebagai konstanta C, dimana konstanta C tersebut
dipengaruhi oleh permitivitas listrik dari vakum dan permeabilitas magnetik ruang
hampa. Dan dapat dinyatakan dengan persamaan.
34
Dimana konstanta h adalah konstanta plank dengan nilai 6.63x 10
J-s
IT / I0
Dimana T,A dan R mewakili, transmisifitas ( ),
I A / I0 I R/ I 0
absorbsifitas ( ) dan refleksifitas ( ).
Pada bahasan ini muncul istilah bahan transparan, yang berarti sebuah
material yang mentransmisikan cahaya dengan sedikit adsorbsi dan rerleksi.
Serta Translucent (tembus cahaya) material. Adalah material yang dapat
mentransmisikan cahaya tetapi sebagian diserap dan dipantulkan, dan bahan
opaque (buram). Adalah material yang tidak dapat mentransmisikan cahaya,
dimana jika terdapat cahaya yang diemisikan langsung diserap atau dipantulkan.
a. Polarisasi Elektronik
Terdapat dua akibat dari polarisasi ini antara laian adalah, yang pertama,
beberapa energi radiasi akan diserap, dan yang kedua gelombang cahaya akan
terhambat kecepatan nya saat melewati mediun yang dapat dilihat pada
fenomena pembiasan.
b. Transisi Elektron
Transmisi dan emisi dari rediasi elektromagnetik melibatkan trasisi electron dari
suatu tingkat energy ke tingkat energy lain. Yang mengakibatkan perubahan
energy pada electron tersebut.perubahan energy pada electron (E) tergantung
pada frekwensi radiasi yang dapat dinyatakan dengan persamaan berikut.
5. Refraksi/Pembiasan
Cahaya yang ditansmisikan pada bahan transparan akan mengalami
penurunan kecepatan sebagaimana telah dijelaskan dimana hal ini merupakan
salah satu akubat dari transisi electron. Dan sebagai hasilnya, berkas cahaya
tersebut akan dibengkokkan. Fenomena inilah yang disebut sebagai refraksi
atau pembiasan. Index bias atau index refraksi didefinisikan sebagai
perbandingan antara kecepatan cahaya di vakum (c) dan kecepatan cahaya
dalam mediun yang dilewati (v).
r r
Dimana dan masing masing adalah
konstanta dielektrik dan permeabilitas magnetic relative, karena sebagian
besar material non metal adalah kurang bersifat magnet maka dapat
r
diasumsikan bahwa =1, sehingga persamaan menjadi.
6. Refleksi/Pemantulan
Ketika cahaya dilewatkan pada mediun satu ke mediun yang lain yang
memiliki perbedaan index bias. Sebagian cahaya tersebut akan tersebar di
permukaan di antara kedua mediun tersebut. Sehingga refleksifitas dapat
dinyatak dengan persamaan sebagaiberikut.
Jika cahaya dating tegak lurus terhadap permukaan mediun yang dituju,
maka persamaan menjadi sebgai berikut.
7. Absorbsi/Penyerapan
Pada prinsipnya, cahaya di absorbs oleh sebuah material dengan dua
mekanisme. Yang pertama adalah dengan mekanisme polarisasi elektronik,
sedangkan menisme kedua adalah dengan melibatkan pita valensi dan pita
konduksi transisi electron. Yang tergantung terhadap struktur pita energy
electron pada sebuah material.
Penyerapan foton dapat terjadi dengan promosi atau eksitasi dari electron
dari fita valensi terdekat, yang melewati perbatansan pita valensi dan konduksi
(band gap), menuju ke daerah kosong di pita konduksi, sehingga pada pita
konduksi terdapat elektro bebas dan pada pita konveksi terdapat hole, ilustrasi
dari proses tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Eksitasi yang disertai dengan absorbs ini dapat terjadi jika energy foton lebih
besar dari band gap.
I 'T I '0
Dimana adalah intensitas radiasi yang tidak ter absorbsi, adalah
intensitas radiasi yang tidak dipantulkan. Sedangkan adalah koefisien absorbsi
1
(in mm )
8. Transmisi
Fenomena pembiasan (refreksi), pemantulan (refleksi) dan penyerapan
(absorbsi) dapat di aplikasikan pada fenomena cahaya saat melewati bahan
padat yang transparan. Dimana intensitas transmisi, dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut.
10. Luminesence
Beberapa material dapat menyerap energy dan kemudian memancarkan
sebuah cahaya tampak, fenomena ini dikenal dengan Luminesence. Energy
diserap ketika electron promosi menuju tingkat energy yang lebih tinggi,
sedangkan cahaya tampak dipancarkan saat electron tersebut kembali ke
tingkat energy yang lebih rendah. Jika pancaran terjadi dengan waktu yang
sangat singkat kurang dari satu detik, maka dinamakan floyrescence, sedangkan
bila pancaran memiliki waktu yang lebih lama, maka dinamakan
phosphorescence. Contoh dari fenomena Luminesence ini salah satunya adalah
pada benda benda fosfor yang dapat menyala dalam gelap beberapa saat.
11. Fotokonduktivitas
Fotokonduktivitas adalah fenomena optik dan listrik di dalam suatu material
yang menjadi lebih konduktif ketika menyerap radiasi elektromagnet seperti
cahaya tampak, sinar ultraviolet, sinar inframerah, atau radiasi gamma. Ketika
cahaya diserap oleh sebuah material seperti semikonduktor, jumlah dari
perubahan elektron bebas dan hole meningkatkan konduktivitas listrik dari
semikonduktor. Eksitasi cahaya yang menumbuk semikonduktor harus
mempunyai cukup energi untuk meningkatkan jumlah elektron yang
menyebrangi daerah terlarang atau oleh eksitasi pengotoran dalam daerah band
gap.
Fotokonduktivitas merupakan suatu fenomena umum yang biasa dimiliki
pada bahan semikonduktor. Dimana bahan semikonduktor akan meningkat
harga konduktivitasnya apabila dikenai cahaya dengan panjang gelombang
tertentu. Fenomena fotokonduktivitas juga dapat diamati pada bahan polimer
(isolator) yang mana mempunyai sifat model energi yang sama dengan bahan
semikonduktor.
12. Laser
Laser merupakan sebuah akronim dari Amplification By Stimulated Emission
Of Radiation. Pembahasan tentang laser tidak dapat terlepas dari eksitasi
electron, yaitu berpindahnya sebuah electron ke tingkat energy yang lebih tinggi.
Elektron yang sudah pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi ini berada dalam
keadaan tidak stabil. Elektron ini selalu berusaha untuk kembali ke keadaan
awalnya dengan cara melepaskan kelebihan energi tersebut. Energi yang
dilepaskan berbentuk foton (energi cahaya) yang memiliki panjang gelombang
tertentu (warna tertentu) sesuai dengan tingkat energinya. Ini yang disebut
radiasi atom. Pada lampu senter ataupun lampu neon biasa, cahaya yang
dihasilkan menuju ke segala arah dan memiliki bermacam panjang gelombang
dan frekuensi (incoherent light). Hasilnya adalah cahaya yang sangat lemah.
Pada teknologi laser, cahaya yang dihasilkan mempunyai karakteristik
tersendiri yaitu monokromatik (satu panjang ge lombang yang spesifik), koheren
(pada frekuensi yang sama), dan menuju satu arah yang sama sehingga
cahayanya menjadi sangat kuat, dan terfokus.
Ada bermacam media yang dapat di gunakan untuk menghasilkan sinar laser,
misalnya solid state laser (menggunakan bahan padat sebagai medianya;
contoh: batu ruby), dan gas laser (misalnya gas helium, neon, CO 2 ). Kekuatan
laser sangat bervariasi, berg antung pada panjang gelo mbang yang
dihasilkannya. Sebagai perbandingan, panjang gelombang yang dihasilkan ruby
laser adalah 694 nm (6,94x10 -7 m), sedangkan panjang gelombang yang
dihasilkan gas CO 2 adalah 10.600 nm (1,06x10 -5 m). Batu ruby (CrAlO 3 )
menghasilkan sinar laser berwarna.
kemurnian yang tinggi, diameter dari fiber optic adalah sekitar 5-10 .
Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari
cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama
sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian
kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada
kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.