Anda di halaman 1dari 6

Tiga Puluh Enam Strategi adalah sebuah koleksi sajak Tiongkok yang berisikan

taktik Perang. Strategi ini disusun oleh Sun Tzu, seorang filsuf yang hidup pada
abad ke-5 sebelum masehi dalam bukunya Sun Zi Bingfa (Seni Perang Sun
Tzu). Sun Zi Bingfa sendiri tampaknya memuat beberapa petunjuk langsung
tentang kehidupannya. Beberapa orang ahli menyimpulkan bahwa tulisan Sun
Tzu sebenarnya digarap oleh beberapa orang filsuf China yang tidak diketahui
dan Sun Tzu hanyalah tokoh fiktif dalam sejarah.

Strategi untuk Menang


Strategi 1: Perdaya Langit untuk melewati Samudera. Bergerak di kegelapan dan
bayang-bayang hanya akan menarik kecurigaan. Untuk memperlemah
pertahanan musuh bertindaklah di tempat terbuka dengan menyembunyikan
maksud tersembunyi anda.
Strategi 2: Kepung Wei untuk menyelamat-kan Zhao. Ketika musuh terlalu kuat
untuk diserang, seranglah sesuatu yang berharga yang dimilikinya. Seranglah
sesuatu yang berhubu-ngan atau dianggap berharga oleh musuh untuk
melemahkannya secara psikologis.
Strategi 3: Pinjam tangan seseorang untuk membunuh. Serang dengan menggu-
nakan kekuatan pihak lain. Perdaya sekutu untuk menyerang musuh, sogok
tentara musuh menjadi peng-khianat, atau gunakan kekuatan musuh untuk
melawan dirinya sendiri.
Strategi 4: Buat musuh kelelahan sambil menghemat tenaga. Rencanakan waktu
dan tempat pertempuran terlebih dahulu. Dengan cara ini, anda akan tahu kapan
dan di mana pertempuran akan berlangsung, sementara musuh anda tidak.
Dorong musuh anda untuk menggunakan tenaga secara sia-sia sambil
menghemat tenaga. Saat ia lelah dan bingung, seranglah.
Strategi 5: Merompak sebuah rumah yang terbakar. Saat musuh mengalami
konflik internal, inilah waktunya untuk menyerang.
Strategi 6: Berpura-pura menyerang dari timur dan menyeranglah dari barat.

Strategi Berhadapan dengan Musuh


Strategi 7: Buatlah sesuatu untuk hal kosong. Buatlah tipu daya 2 kali. Setelah
beraksi terhadap tipuan pertama dan kedua, musuh akan ragu-ragu untuk
bereaksi pada tipuan yang ketiga. Namun tipuan ketiga adalah serangan
sebenarnya untuk menangkap musuh saat pertahanannya lemah.

Strategi 8: Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang. Serang musuh


dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung dan
yang kedua secara tidak langsung dimana musuh tidak menyangka dan
membagi kekuatannya sehingga akhirnya mengalami kebingungan.
Strategi 9: Pantau api yang terbakar sepanjang sungai. Tunda untuk memasuki
wilayah pertempuran sampai seluruh pihak yang bertikai mengalami kelelahan
akibat pertempuran yang terjadi antara mereka. Kemudian serang dengan
kekuatan penuh dan habiskan.
Strategi 10: Pisau tersarung dalam senyum. Puji dan jilat musuh anda. Ketika
mendapat kepercayaan darinya, mulailah melawan secara diam-diam.
Strategi 11: Pohon kecil berkorban untuk pohon besar. Ada suatu keadaan
dimana anda harus mengorbankan tujuan jangka pendek untuk mendapatkan
tujuan jangka panjang. Ini adalah strategi kambing hitam dimana seseorang
akan dikorbankan untuk menyelamatkan yang lain.
Strategi 12: Mencuri kambing sepanjang perjalanan. Sementara tetap berpe-
gang pada rencana, anda harus cukup fleksibel untuk mengambil keuntungan
dari tiap kesempatan yang ada sekecil apapun.

Strategi Penyerangan

Strategi 13: Kagetkan ular dengan memukul rumput di sekitarnya. Ketika anda
tidak mengetahui rencana lawan secara jelas, serang dan pelajari reaksi lawan.
Strategi 14: Pinjam mayat orang lain untuk menghidupkan kembali jiwanya.
Ambil cara yang telah dilupakan atau tidak digunakan lagi. Hidupkan kembali
sesuatu dari masa lalu dengan memberi-nya tujuan baru.
Strategi 15: Permainkan harimau untuk meninggalkan sarangnya. Jangan pernah
menyerang secara langsung musuh yang memiliki keunggulan akibat posisinya
yang baik. Permainkan mereka untuk meninggalkan sarangnya sehingga mereka
akan terjauh dari sumber kekuatannya.
Strategi 16: Pada saat menangkap, lepaslah satu orang. Mangsa yang tersudut
biasanya akan menyerang secara membabi buta. Untuk mencegah hal ini,
biarkan musuh percaya bahwa masih ada kesempatan untuk bebas. Hasrat
mereka untuk menyerang akan teredam dengan keinginan untuk melarikan diri.
Ketika pada akhirnya kebebasan yang mereka inginkan tersebut tak terbukti,
moral musuh akan jatuh dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan.
Strategi 17: Melempar Batu Bata untuk mendapatkan Giok. Persiapkan sebuah
jebakan dan perdaya musuh anda dengan umpan seperti kekayaan, kekuasaan,
dan wanita.
Strategi 18: Kalahkan musuh dengan menangkap pemimpinnya. Jika tentara
musuh kuat tetapi dipimpin oleh komandan yang mengandalkan uang dan
ancaman, maka ambil pemimpinnya.Sisa pasukannya akan terpecah belah atau
menyerah.

Strategi Membingungkan
Strategi 19: Jauhkan kayu bakar dari tungku masak. Ketika berhadapan dengan
musuh yang sangat kuat untuk dihadapi secara langsung, lemahkan musuh
dengan meruntuhkan dasarnya dan menyerang sumberdayanya.
Strategi 20: Memancing di air keruh. Sebelum menghadapi pasukan musuh,
buatlah sebuah kekacauan untuk memperlemah persepsi dan pertimbangan
mereka.
Strategi 21: Mepaskan kulit serangga. Ketika anda dalam keadaan tersudut dan
anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus menyatukan
kelompok, buatlah sebuah tipuan. Sementara perhatian musuh terfokus atas
muslihat yang dilakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang
muka anda yang terlihat.
Strategi 22: Tutup pintu untuk menangkap pencuri. Jika anda memiliki
kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga
dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk
lepas akan menanam bibit dari konflik baru.
Strategi 23: Berteman dengan negara jauh dan serang negara tetangga. Ketika
anda adalah yang terkuat di sebuah wilayah, ancaman terbesar adalah dari
terkuat kedua di wilayah tersebut, bukan dari yang terkuat di wilayah lain.
Strategi 24: Cari lintasan aman untuk menjajah Kerajaan Guo. Pinjam
sumberdaya sekutu untuk menyerang musuh bersama. Sesudah musuh
dikalahkan, gunakan sumberdaya untuk berbalik menyerang sekutu.

Strategi Pendekatan
Strategi 25: Gantikan balok dengan kayu jelek. Kacaukan formasi musuh, buatlah
satu hal yang berlawanan dengan latihan standarnya. Dengan cara ini anda telah
meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang diperlukan oleh musuh dalam
membangun pasukan yang efektif.
Strategi 26: Lihat pada pohon murbei dan ganggu ulatnya. Untuk mendisiplinkan,
mengawal, dan mengingatkan suatu pihak yang status atau posisinya di luar
konfrontasi langsung; gunakan analogi atau sindiran. Tanpa langsung menyebut
nama, pihak yang tertuduh tidak akan dapat memukul balik tanpa keberpihakan
yang jelas.
Strategi 27: Pura-pura menjadi seekor babi untuk memakan harimau. Sembunyi
di balik topeng kebodohan untuk mencip-takan kebingungan atas tujuan dan
motivasi anda. Tipu lawan anda ke dalam sikap meremehkan kemampuan anda
sampai pada akhirnya terlalu yakin akan diri sendiri sehingga menurunkan level
pertahanannya.
Strategi 28: Jauhkan tangga ketika musuh telah sampai di atas. Biarlah musuh
mengacau ke daerah anda. Kemudian putus jalur komunikasi dan jalan untuk
melarikan diri. Lalau serang sekuat tenaga.
Strategi 29: Hias pohon dengan bunga palsu. Dengan menggunakan muslihat
dan penyamaran akan membuat sesuatu yang tak berarti tampak berharga; tak
mengancam kelihatan berbahaya.
Strategi 30: Buat tuan rumah dan tamu bertukar tempat. Kalahkan musuh dari
dalam dengan menyusup ke dalam benteng lawan di bawah muslihat kerjasama.
Dengan cara ini anda akan menemukan kelemahan dan kemudian saat pasukan
musuh sedang beristirahat, serang secara langsung pertahanannya.
Strategi Kalah
Strategi 31: Jebakan indah. Kirim musuh anda umpan yang akan menyebabkan
perselisihan di basis pertahanannya. Jebakan ini terutama menggunakan wanita.
Strategi 32: Kosongkan benteng. Perangkap psikologis, benteng yang kosong
akan membuat musuh berpikir bahwa benteng tersebut penuh perangkap.
Strategi 33: Biarkan mata-mata musuh menyebarkan konflik di wilayah
pertahanannya. Gunakan mata-mata musuh untuk menyebarkan informasi palsu.
Strategi 34: Lukai diri sendiri untuk mendapatkan kepercayaan musuh. Berpura-
pura terluka akan mengakibatkan dua kemungkinan: musuh akan bersantai
sejenak karena tidak melihat anda sebagai ancaman serius; kedua, jalan untuk
menjilat musuh anda dengan berpura-pura luka oleh sebab musuh merasa
aman.
Strategi 35: Ikat seluruh kapal musuh secara bersamaan. Jangan pernah
bergantung pada satu strategi.
Strategi 36: Larilah untuk bertempur di lain waktu. Ketika pihak anda mengalami
kekalahan, hanya ada tiga pilihan: menyerah, kompromi, atau melarikan diri.
Menyerah adalah kekalahan total, kompromi adalah setengah kalah, tapi
melarikan diri bukanlah sebuah kekalahan. Selama tidak kalah, anda masih
memiliki kesempatan menang!
Belajar dari Sun Tzu Untuk Perang Ekonomi
Anda kenal Sun Tzu? Dia adalah ahli seni perang Tiongkok pada tahun 2500
Sebelum Masehi. Buku seni perangnya terdiri dari 13 bab. Tiga bab pertama
membahas falsafah perang, tiga bab berikutnya membicarakan teori siasat, dan
tujuh bab sisanya membahas berbagai faktor. Ungkapannya yang paling terkenal
adalah kenallah lawanmu dan kenallah dirimu sendiri maka dalam seratus
pertempuran pun kemenanganmu tidak akan dalam bahaya.
Pada saat revolusi, teori perang Sun Tzu digunakan oleh Ketua Partai Komunis
China (PKC) Mao Tze Tung untuk melawan kaum reaksioner di bawah
kepemimpinan Chiang Kai Sek (Kuomintang). Hasilnya, dengan taktik gerilya
mengepung kota dan dukungan luas rakyat kelas bawah, PKC memperoleh
kemenangan tak hanya di China bagian utara yang merupakan basis komunis
tetapi juga di China bagian selatan. Pada 1 Oktober 1949, kemenangan itu
dibacakan di depan gerbang Gapura Kota Terlarang, Beijing.
Kini, dalam kondisi damai, teori tersebut dipelajari dan digunakan untuk
pertempuran di medan perang ekonomi dan perdagangan. Teori ini pun wajib
dipelajari para kader PKC dan semua pembuat kebijakan di negeri Tirai Bambu
itu. Ada 36 teori Sun Tzu yang harus dipelajari baik-baik.
Pemikirannya sangat luar biasa. Teori ini bukan saja untuk perang di medan
bersenjata, tapi bagus digunakan untuk perang di medan ekonomi, kata salah
seorang kader dalam sebuah pertemuan pekan lalu.
Teori Sun Tzu menyebutkan arti penting kesatuan tiga faktor, yakni keadaan,
momentum, bagian padat, dan bagian kosong. Yang dimaksud dengan keadaan
adalah semua keadaan kedua belah pihak. Keadaan ini dibagi menjadi dua, yakni
dapat dikalahkan dan tidak dapat dikalahkan. Keadaan yang tidak dapat
dikalahkan itu tergantung pada diri sendiri. Sedangkan momentum adalah saat
dan bagian padat ataupun kosong merupakan sasaran.
Oleh karena itu, menurut Sun Tzu, supaya tidak dapat dikalahkan seseorang
harus membuat dirinya pertama-tama tidak dapat dikalahkan dan kemudian
menunggu keadaan lawan untuk dapat dikalahkan. Dari situlah timbul
pengertian bertahan dan menyerang. Mereka tahu lawan sudah kalah sebelum
berperang. Mereka tahu berdiri di tempat tak terkalahkan, dan mereka tahu
tentaranya sudah menang sebelum berperang.
Masuk WTO
Namun, untuk membuat seseorang tak dapat dikalahkan, harus ada perpaduan
antara pendekatan tertutup dan terbuka. Kedua sifat tersebut walaupun saling
berlawanan tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pendekatan tertutup pada momentum tertentu akan melahirkan pendekatan
terbuka, begitu juga sebaliknya dan seterusnya. Peralihan dari pendekatan
tertutup ke pendekatan terbuka tersebut mesti dilakukan pada momentum yang
tepat.
Taktik inilah yang kini diterapkan China untuk menghadapi Amerika Serikat (AS)
dan sekutunya. Begitu revolusi menang pada tahun 1949, China diembargo oleh
negara-negara barat. Meskipun demikian, China bergeming pada pendiriannya
untuk menciptakan masyarakat sosialis.
Namun, dalam kondisi ketertutupan itu, China membangun industri dalam negeri
yang ampuh, yakni pembuatan baja, senjata, bom atom, juga pesawat terbang.
Di bidang pertanian, China membangun industri pupuk untuk meningkatkan hasil
produksi.
Pada era 1980-an, di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, China melakukan
reformasi ekonomi dan membuka diri pada dunia luar.
Penanaman investasi asing dibuka seluas-luasnya di negeri itu bahkan bisa
dibilang mendapatkan jaminan. Namun, menurut Deng Xiaoping, keterbukaan itu
dilakukan untuk memperkuat sosialisme. China tak hendak mengubahnya
menjadi sebuah negeri kapitalis. Oleh karenanya, perusahaan negara dan sektor
publik tetap dominan jika dibandingkan dengan swasta. Hasilnya yang paling
besar untuk peningkatan kesejahteraan dan standar hidup rakyat China. Ada
metode kapitalis yang kami pinjam untuk mendorong ekonomi kami. Tapi dalam
prosesnya tetap beda. Di sini perusahaan yang paling besar dan ekonomi
makronya tetap dipegang negara, kata kader itu.
Di Guangxi misalnya, baru-baru ini Wall Mart, swalayan terbesar Amerika Serikat
(AS) diperbolehkan untuk berada di tengah kota. Namun, keberadaan Wall Mart
tersebut tidak merugikan. Selain bisa menampung semua produk dalam negeri,
keberadaan Wall Mart menambah munculnya banyak ritel yang menjajakan
berbagai panganan karena diuntungkan dengan letak strategis. Selain itu, di
dekat Wall Mart juga berdiri departemen store yang besar milik pemerintah.
Harganya di ritel dan supermarket milik pemerintah ini lebih murah dibandingkan
dengan produk yang dijual di Wall Mart.
Setelah menguasai teknologi dan ilmu pengetahuan di berbagai bidang, China
kemudian masuk ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade
Organization/WTO). China akhirnya berkibar-kibar. Semua produknya menjelajah
semua negeri dengan harga yang murah sehingga membuat Uni Eropa dan AS
kelabakan melindungi produksinya. Saat ini, bahkan ketika krisis ekonomi tengah
menggelayuti AS, China berhasil menguasai surat obligasi AS sekitar 20 persen.
Seperti mengerti betul dampak krisis, China kini pelan-pelan mulai mengalihkan
perhatian dari produksi barang konsumtif menuju peningkatkan industri
pertanian. Oleh karena itu, China mengharapkan adanya peningkatan kerja sama
dengan negara Asia Tenggara (ASEAN) di bidang pertanian.
Belajar dari Sun Tzu, China sepertinya belajar bahwa mereka yang pandai
berperang adalah mereka yang mengerti momentum dan tidak menuntut anak
buahnya. Sebaliknya, mereka sanggup memilih orang dengan bakat dan
kecakapan yang berbeda-beda untuk memanfaatkan momentum yang berbeda-
beda.
Untuk itulah China tetap akan mempertahankan sosialisme. Memadukan
pendekatan tertutup dan terbuka. Pasar asing tetap terbuka tetapi negara tetap
dominan. Dan negara ini tetap akan dipimpin oleh sebuah partai proletar.

Anda mungkin juga menyukai