Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ORGANISASI DAN MANAJEMEN PELAYANAN

KEBIDANAN
Pemantauan Pelayanan Kebidanan
Kohort Ibu, Kohort Bayi, dan PWS KIA

Disusun Oleh :
1. Desi Oktaviana 11.242.048
2. Desi Ratnasari 11.242.049
3. Desti Indah Aristyawati 11.242.050
4. Diah Suci Anjasmoro 11.242.051
5. Dwi Ary Nugraheni 11.242.052
6. Dwinda Alhuda Arofa 11.242.053
7. Eka Septya Pramesti 11.242.054
Tingkat III Non Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2013
Pemantauan Pelayanan Kebidanan

A. Register Kohort
1. Pengertian
Register kohort adalah sumber data pelayanan ibu hamil, ibu nifas,
neonatal, bayi dan balita dengan tujuan Untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan ibu dan neonatal yang terdeteksi di rumah tangga yang
teridentinfikasi dari data bidan.

2. Tujuan
Untuk mengidentifikasi masalah kesehatan ibu dan neonatal yang
terdeteksi di rumah tangga yang teridentifikasi dari data bidan.

3. Jenis Register Kohort


a) Register Kohort Ibu
Register kohort ibu merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan
bersalin, serta keadaan/ resiko yang dipunyai ibu yang diorganisir
sedemikian rupa yang pengkoleksiannya melibatkan kader dan dukun
bayi diwilayahnya setiap bulan yang mana informasi pada saat ini lebih
difokuskan pada kesehatan ibu dan bayi baru lahir tanpa adanya
duplikasi informasi.
Cara Pengisian Kohort Ibu
Kolom :
1. Diisi nomer urut
2. Diisi nomer indeks dari famili folder
3. Diisi nama ibu hamil
4. Diisi nama suami ibu hamil
5. Diisi alamat ibu hamil
6. Diisi umur ibu hamil
7. Diisi umur kehamilan pada kunjungan pertama dalam
minggu/tanggal HPL
8. Faktor resiko : diisi v ( rumput) untuk umur ibu kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun
9. Paritas diisi Gravidanya
10. Diisi bila jarak kahamilan < 2 tahun
11. Diisi bila BB ibu < 45 kg, lila < 23,5 cm
12. Diisi bila TB ibu < 145 cm
13.17 Resiko tinggi : diiisi dengan tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko
tinggi, HB diperiksa dan ditulis hasil pemeriksaannya
18. Pendeteksian faktor resiko : diisi tanggal ditemukan ibu hamil
dengan resiko tinggi oleh tenaga kesehatan.
19. Diisi diisi tanggal ditemukan ibu hamil dengan resiko tinggi oleh
Non nakes.
20.22. Diisi tanggal immunisasi sesuai dengan statusnya.
23.34. Diisi umur kehamilan dalam bulan kode pengisian sebagai
berikut :
K1: Kontak pertama kali dengan tenaga kesehatan dimana saja
pada kehamilan I s/d 5 bulan dengan rambu-rambu O dan
secara langsung juga akses dengan rambu-rambu .
K4 : Kunjungan ibu hamil yang keempat kalinya. Untuk
memperoleh K4 dapat memakai rumus 1-12 atau 0-2-2 dengan
rambu-rambu Perhatian: K4 tidak boleh rada
usia kehamilan 7 bulan. Pada ibu hamil pertama kali
kunjungan pada usia kehamilan 5 bulan pada bulan berikutnya
yaitu 6 bulan harus berkunjung atau dikunjungi agar tidak
kehilangan K4. Pada ibu hamil yang awalnya periksa diluar
kota, dan pada akhir kehamilannya periksa di wilayah kita
karena untuk melahirkan dan penduduk setempat bisa
mendapatkan K1, K4 dan sekaligus Akses apabila ibu tersebut
dapat menunjukan pemeriksaan dengan jelas Akses :Kontak
pertama kali dengan tenaga kesehatan tidak memandang
usia kehamilan dengan rambu-rambu
35. Penolong Persalinan, diisi tanggal penolong persalinan tenaga
Kesehatan
36. Diisi tanggal bila yang menolong bukan nakes.
37. Hasil akhir Kehamilan : Abortus diisi tanggal kejadian abortus
38. Diisi lahir mati
39. Diisi BB bila BBL < 2500 gram
40.Diisi BB bila BBL > 2500 gram
41.Keadaan ibu bersalin,di beri tanda v bila sehat
42.Dijelaskan sakitnya
43.Diisi sebab kematiaannya
44.Diisi v (rumput)
45.Diisi apabila pindah, atau yang perlu diterangkan

b) Kohort Bayi
Merupakan sumber data pelayanan kesehatan bayi, termasuk neonatal.
Cara Pengisian Register Kohort Bayi Kolom Keterangan :
1. Diisi nomor urut. Sebaiknya nomor urut bayi disesuaikan dengan
nomor urut ibu pada register kohort ibu.
2. Diisi nomor indeks dari Family Folder
3.7. Jelas
8.10. Diisi angka berat bayi lahir dalam gram dan diisi tanggal
pemeriksaan neonatal oleh tenaga kesehatan
11. Diisi tanggal pemeriksaan post neonatal oleh petugas kesehatan
12.23. Diisi hasil penimbangan bayi dalam kg dan rambu gizi yaitu :
N = naik, T = turun, R = Bawah garis titik titik (BGT),
BGM = Bawah garis merah
24-35. Diisi tanggal bayi tersebut mendapat immunisasi.
36. Diisi tanggal bayi ditemukan meninggal.
37. Diisi penyebab kematian bayi tersebut
38. Diisi bila bayi pindah atau ada kolom yang perlu keterangan.

c) Register Kohort Balita


Merupakan sumber data pelayanan kesehatan balita, umur 12 bulan
sampai dengan 5 tahun.
Setiap bulan data di kohort di rekap kedalam suatu laporan yang disebut
dengan PWS KIA atau Pemantauan wilayah setempat yaitu alat
manajemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan KIA di
suatu wilayah (puskesmas kecamatan) secara terus menerus agar dapat
dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap desa yang
cakupan pelayanan KIA nya masih rendah.
Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan
komunikasi kepada sektor terkait, khususnya Pamong setempat yang
berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatkan
pelayanan KIA dan membantu memecahkan masalah nonteknis,
sehingga semua masalah ibu hamil dapat tertangani secara memadai,
yang pada akhimya AKI dan AKB akan turun sesuai harapan.

B. PWS KIA ( Pemantauan Wilayah Setempat )

1. Pengertian

PWS KIA adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan


program KIA di suatu wilayah kerja secara terus-menerus, agar
dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat.

2. Tujuan

a. Program KIA yang dimaksudkan meliputi pelayanan ibu hamil,


ibubersalin, ibunifas, ibu dengan komplikasi kebidanan,
keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan
komplikasi, bayi, dan balita

b. Kegiatan PWS KIA terdiri dari : pengumpulan, pengolahan,


analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke
penyelenggara program dan pihak/instansi terkait untuk tindak
lanjut

3. Cara Pengumpulan Data PWS KIA

a. Data Sasaran

1. Jumlah seluruh ibu hamil

2. Jumlah seluruh ibu bersalin


3. Jumlah ibu nifas

4. Jumlah seluruh bayi

5. Jumlah seluruh anak balita

6. Jumlah seluruh PUS

b. Data Pelayanan

1. Jumlah K1 dan K4

2. Jumlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan

3. Jumlah ibu nifas yang dilayani 3 kali ( KF 3 ) oleh tenaga


kesehatan

4. Jumlah neonatus yang mendapat pelayanan kesehatan pada


umur 6 48 jam

5. Jumlah neonates dapat pelayanan lengkap ( KN lengkap )

6. Jumlah bumil, bulin, bufas dengan factor resiko/komplikasi


yang di deteksi oleh masyarakat

7. Jumlah kasus komplikasi obstetri yang ditangani

8. Jumlah neonates dengan komplikasi yang ditangani

9. Jumlah bayi 29 hari 12 bulan yang mendapat pelayanan


kesehatan sedikitnya 4 kali

10. Jumlah anak balita (1259 bulan) yang mendapat pelayanan


kesehatan sedikitnya 8 kali

11. Jumlah anak balita sakit yang mendapat pelayanan


kesehatan sesuai standar
12. Jumlah peserta KB aktif

4. Perencanaan Kegiatan
a. Pertemuan ini merupakan pertemuan persiapan, dan dapat
berupa rangkaian pertemuan dengan tujuan yang saling
melengkapi, yaitu untuk :
1. Menyamakan persepsi mengenai PWS KIA
2. Menentukan kebijaksanaan propinsi dalam pelaksanaan
PWS KIA
3. Merencanakan Fasilitasi tingkat kabupaten /kota dan
Puskesmas
4. Menyusun mekanisme pemantauan kegiataru dll
Pihak yang terlibat meliputi:
1. Subdinas/bidang yangmenangani KIA.
2. Subdinas/bidang yang menangani puskesmas dan rumah sakit.
3. Subdinas/bidang yangmenangani pengendalian penyakit.
Pertemuan ini dilaksanakan satu kali untuk memfasilitasi
kabupaten/kota untuk memberikan bantuan teknis, bentuknya
adalah kunjungan ke lapangan atau pertemuan di propinsi.
Pelaksanaan 2x setiap tahunnya. Evaluasi/ tindak lanjut untuk
menilai kemajuan cakupan program KIA, merencanakan kegiatan
hasil dari analisa. Pelaksanaan pertemuan 1x per tahun.

b. Pertemuan di tingkat Kabupaten/kota


Pertemuan sosialisasi/orientasi untuk memfasilitasi
puskesmas dan analisis tindak lanjut.

c. Pertemuan di puskesmas
Minilokakarya puskesmas untuk mengatur alur data KIA
memfasilitasi bidan desa, implementasi PWS KIA. Bidan
bekerjasama dengan kader, dukun dan masyarakat dan tindak
lanjut.

d. Fasilitasi petugas kabupaten /kota


Petugas kabupaten dibekali untuk dapat memfasilitasi
petugas puskesmas. Peserta terdiri dari unsur-unsur lain dari Dinas
kesehatan kabupaten/kota seperti: yankes, pengendalian penyakit.
Setiap kali fasilitasi, sebaiknya peserta tidak lebih dari 30
orang. Materi fasilitasi:
1. PedomanPWS KIA
2. Pedoman pelayanan kebidanan dasar.
3. Perencanaan pelaksanaan dan pemantauan kegiatan.

e. Pelatihan Petugas Puskesmas


Pelatihan petugas kesehatan mengenai PWS KIA ini diikuti
oleh :
1. Kepala puskesmas.
2. Pengelola Program KIA.
3. Petugas SP2TP.
4. Pelatihnya adalah petugas dari kabupaten dan propinsi yang
dilatih.

f. Pertemuan dengan unit kesehatan swasta dan RSU


Pertemuan ini penting karena PWS KIA mempunyai
pendekatan wilayah. Dengan demikian semua pelayanan KIA dari
fasilitas pelayanan di luar puskesmas punperlu dilibatkan agar
dapat diketahui cakupan pelayanan KIA oleh tenaga kesehatan.

5. Pelaksanaan Kegiatan
Pelakasaan PWS KIA dimulai di kabupaten, yaitu melalui :
a. Pertemuan di kabupaten/kota
Pertemuan yang diperlukan adalah :
1. Pertemuan intern kesehatan, yang dihadiri oleh para kepala
seksi terkait di lingkungan Dinas kesehatan kabupaten/kota,
serta Puskesmas.
2. Pemantauan lintas sektor, yang dihadiri oleh sektor terkait
di tingkat kabupaten dan kecamatan.
Pertemuan ini bertujuan memberikan informasi mengenai
PWS KIA, rencana yang akan dilakukan dan peran masing-masing
y arrg diharapkan.

b. Pertemuan di puskesmas
Pertemuan ini dapat disatukan dengan mini lokakarya, yang
merupakan pertemuan rutin bulanan di puskesmas. Semua staf
yang memberikan pelayanan KIA dilatih PWS KIA, dan disusun
rencana tindak lanjut.

c. Pertemuan di tingkat kecamatan


Pertemuan bulanan berupa rapat koordinasi dapat dipakai untuk
menginformasikan mengenai PWS KIA non-teknis. Hadir dalam
pertemuan tersebut biasanya adalah kepala desa/kelurahan, tim
penggerak PKK desa/kelurahan, puskesmas dan lintas sektor.

6. Pemantauan Hasil Kegiatan


Kegiatan PWS KIA dapat dilakukan melalui terlampir:
a. Tingkat kabupaten /kota :
1. Laporan puskesmas.
2. Laporan rumah sakit.
3. Laporan pelayanan kesehatan swasta.
b. Tingkat puskesmas :
1. Sarana pencatatan PWS KIA (kohort ibu, kohort bayi dll)
2. Laporan yankes swasta.
3. Kunjungan ke desa/kelurahan yang statusnya jelek.

DAFTAR PUSTAKA
Bidan menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat.- Pusat Promosi Kesehatan.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber


Daya Kesehatan.

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/kohort-ibu-dan-
balita.html#ixzz2gQhsnRNO diakses tanggal 1-10-2013 pukul 09.00
WIB

http://sumbarsehat.blogspot.com/2012/09/pemantauan-wilayah-
setempat.html diakses tanggal 1-10-2013 pukul 09.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai