Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PATOLOGI

Tanda, Gejala dan Penanganan Adneksitis

Disusun oleh,

1. Gita Arum Mega A 11242057


2. Hesti Anggriana 11242058

Tingkat III Non-Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO

2013
Adneksitis (salpingo ooforitis)

Adneksitis merupakan radang tuba fallopi dan radang ovarium yang terjadi secara
bersamaan.

Tanda, Gejala dan Penanganan

A. Tanda dan gejala

1. Gambaran klinik salpingo ooforitis akuta ialah demam, leukositosis dan


rasa nyeri disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang
dijumpai terdapat pada kedua adneksa, setelah lewat beberapa hari
dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri tekan.

(Sarwono, Winkjosastro, Hanifa 1994;288)

2. Gejala – gejala salpingo ooforitis kronika tidak selalu jelas, penyakit bisa
didahului oleh gejala – gejala penyakit akut dengan panas, rasa nyeri
cukup kuat di perut bagian bawah, akan tetapi bisa pula dari permulaan
sudah subakut atau menahun. Penderita pada umumnya merasa nyeri di
perut bagian bawah sebelah kiri atau kanan, yang bertambah keras pada
pekerjaan berat, disertai dengan penyakit pinggang. Haid pada umumnya
lebih banyak dari biasanya dengan siklus yang sering kali tidak teratur,
penderita sering mengeluh tentang dispareunia dan infertilitas dan dapat
pula ditemukan dismenorea.

( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa 1994;289)

Gejala-gejala adnexitis tidak selalu jelas, namun bisa didahului oleh gejala :
• Panas
• Nyeri perut bagian bawah sebelah kiri atau kanan
• Nyeri bertambah pada pekerjaan berat disertai penyakit pinggang
• Leukorea
• Haid lebih banyak dari biasa, dan siklus tidak teratur
• Penderita sering mengeluh dispareuni
• Infertilitas
• Disminorrhe

(http://kartikadewie.wordpress.com/2011/01/07/adneksitis/)

B. PENANGANAN

Jika penyakitnya masih dalam keadaan subakut, penderita harus diberi terapi
dengan antibiotika dengan spektrum luas. Jika keadaan sudah tenang, dapat diberi
terapi diatermi dalam beberapa seri dan penderita dinasehatkan supaya jangan
melakukan pekerjaan yang berat-berat.

Dengan terapi ini biarpun sisa-sisa peradangan masih ada, keluhan-keluhan


penderita seringkali hilang atau sangat berkurang. Sudah barang tentu perlekatan-
perlekatan tetap ada dan ini menyebabkan bahwa keluhan-keluhan tidak dapat
hilang sama sekali.

Terapi operatif mempunyai tempat pada salpingo ooforitis kronika. Indikasi


untuk terapi ini:

1. Apabila setelah berulang kali dilakukan terapi dengan diatermi keluhan


tetap ada, dan mengganggu kehidupan sehari-hari
2. Apabila tiap kali timbul reaktivisasi dari proses radang
3. Apabila ada tumor di sebelah uterus, dan setelah dilakukan beberapa seri
terapi diatermi tumor tidak mengecil, sehingga timbul dugaan adanya
hidrosalping, piosalping, kista tubo-ovarial, dan sebagainya
4. Apabila ada infertilitas yang sebabnya terletak pada tuba: dalam hal ini
sebaiknya dilakukan laparoskopi dahulu untuk mengetahui apakah ada
harapan yang cukup besar bahwa dengan pembedahan tuba dapat dibuka
dengan sempurna dan perlekatan dapat dilepaskan.

( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa 1994;290)


Pengobatan penyakit ini disesuaikan dengan penyebabnya. Misalnya
akibat chlamydia, maka pengobatannya pun ditujukan untuk membasmi
chlamydia. Secara umum, pengobatan adnexitis ini umumnya berupa terapi
antibiotik. Jika dengan terapi ini tidak terjadi kemajuan, maka penderita perlu
dibawa ke rumah sakit untuk diberikan terapi lainnya. Rawat inap menjadi sangat
diperlukan apabila:

a) keluar nanah dari tuba fallopi


b) kesakitan yang amat sangat (seperti: mual, muntah, dan demam tinggi)
c) penurunan daya tahan tubuh
d) kehamilan

Siapapun yang terdiagnosis terkena adnexitis dalam 2 bulan pertama, perlu


melakukan pengobatan untuk menghentikan infeksi. Bagi wanita yang merasa
takut setelah positif terdiagnosis adnexitis, dianjurkan untuk menjalani
psikoterapi, agar selama masa penyembuhan, mereka tidak takut lagi akan adanya
kekambuhan. Selain itu, pasien juga harus disiplin dan rajin mengunjungi dokter,
terutama dokter spesialis seperti dokter spesialis kandungan

(http://revyghn.blogspot.com/2012/04/adnexitis.html)
Daftar Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Ilmu Kandungan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

http://revyghn.blogspot.com/2012/04/adnexitis.html

http://kartikadewie.wordpress.com/2011/01/07/adneksitis/

Anda mungkin juga menyukai