Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PATOLOGI

Kista Sarcoma Philodes dan Sarkoma

DISUSUN OLEH :
Kelompok 8

Tingkat III Non Reguler


1. Audria Octa AWL 11242045
2. Berti Eka Sari 11242046

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2013
KISTA SARCOMA PHILODES

A. Pengertian

Kista sarcoma philodes adalah fibro adenoma yang tumbuh meliputi se-
luruh mamae, ada kalanya bertambah besar, hampir tidak tergendong oleh pen-
derita.
Tumor philodes (Cista sarcoma philodes) ialah tumor dengan po-
la Fibroma adenoma mamae tetapi stromanya yang lebih seluler.
Tumor filodes di payudara, merupakan tumor yang jarang terjadi
dibandingkan dengan fibroadenoma bermula dari intralobular stroma dan jarang
disebabkan oleh fibroadenoma. Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan
suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat
menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam
ukuran yang besar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia
sekitar 45 tahun. Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan
dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar
(bengkak).

B. Etiologi
Etiologi kistosarkoma fillodes belum diketahui secara pasti, namun
beberapa hal yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya tumor ini antara lain :
1. Kontrasepsi hormonal (terutama estrogen)
2. Pernah mengalami radiasi di daerah dada ( lingkungan )
3. Adanya keturunan ca mammae (genetik)
4. Wanita usia 35 – 40 tahun, resiko semakin meningkat pada keadaan :
- Orang tua ( ibu ) pernah menderita Ca mammae terutama pada usia relatif
muda.
- Anggota keluarga menderita Ca mammae
- Sebelumnya pernah menderita penyakit tumor / kanker
- Penderita tumor jinak payudara
Tumor ini berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan sekarang
telah mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari
fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat selularitas stroma,
pleomorfisme selular, inti hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang
bermakna. Protrusio khas massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli
yang tertekan menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah
filodes

C. Ciri – Ciri Kista Sarkoma Philodis

1. Berbentuk bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan tepat, dapat di-
gerakkan.
2. Konsistensi tumor ini ada yang kistik dan padat seperti karet, tidak mele-
kat pada kulit
3. Tumor Philodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3 – 4 cm dan dapat pula
berukuran sangat besar dan membuat payudara menjadi besar ( bengkak).
D. Patofisiologi

Bermula dari intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh


fibroadenoma.
Tumor payudara ini biasanya tumbuh cepat, terkadang jinak, terkadang di batas
antara jinak dan ganas dan terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma filoides) merupakan suatu neoplasma jinak
yang bersifat menyusup (invasive) secara local dan dapat menjadi ganas (10-
15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar.
Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar
45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam
ukuran yang sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak).

E. Tanda Dan Gejala

1. Kulit payudara diatas tumor mengkilat.


2. Kulit tegang dan tipis.
3. Kulit payudara memerah.
4. Pembuluh balik yang lebar.
5. Terasa panas.
6. Pembesaran kelenjar regional atau metastasis ( jarang ditemukan ).
7. Tumbuh dengan cepat.
SARKOMA PAYUDARA

A. Pengertian
Sarkoma adalah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel – sel yang
tumbuh terus – menerus secara tidak terbatas / berlebihan (proliferasi), tidak
berkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh,yang
berasal dari jaringan mesodermal .Sarkoma merupakan tumor ganas (kanker)
yang berasal dari jaringan mesodermal. Sarcoma tumbuh secara ekspansif tapi
terjadi pula pertumbuhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya. Metastasis ber-
langsung dengan cara hematogen. Sarcoma dapat terjadi pada semua bagian
tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis, fascia dan otot.
Sarcoma pada payudara pertama kali dipublikasikan pada tahun 1828 oleh
Chelius. Keganasan ini sangat jarang meliputi kurang dai 1 persen dari seluruh
keganasan yang terdapat pada payudara. Dari data yangdidapat, di USA angka
kejadianya sekitar 17 kasus dari 1 juta wanita. Laporan mengenai sarkomapa-
yudara sangat jarang. Sarkoma payudara terbatas pada tumor yang berasal dari
bagian mesenkim yang menyokong stroma inter lobular.
B. Patofisiologi
Sarkoma tumbuh terutama secara ekspansif. Tetapi terjadi pula pertum-
buhan yang infiltratif ke jaringan sekitarnya. Sel – sel sarkoma menjalar sepan-
jang fascia, diantara sel – sel otot, kanal – kanal Havers pada tulang dll. se-
hingga pada operasi pengeluaran tumor tersebut sering ada yang tertinggal dan
menimbulkan residif yang tumbuhnya bahkan lebih cepat daripada tumor in-
duknya.
Penyebaran jauh (metastasis) berlangsung dengan cara hematogen. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya pembuluh darah yang banyak dan berdinding ti-
pis. Anaksebar mula – mula terbentuk pada paru – paru, walaupun demikian
kadang – kadang sel tumor dapat melalui paru – paru dan membentuk
anaksebar pada alat – alat tubuh yang lain.
Penyebaran jauh dengan cara limfogen sangat jarang, hanya terjadi pada
kira – kira 5 – 10% dari penderita sarkoma. Sarkoma dapat terjadi pada semua
bagian tubuh tetapi yang sering ialah pada tulang, jaringan subcutis, fascia dan
otot.

C. Etiologi Sarcoma

Etiologi sarkoma jaringan lunak belum jelas hingga kini, tetapi relatif
berkaitaan erat dengan beberapa faktor berikut :

1. Faktor kimia
Survey epidemiologi sudah menemukan kontak jangka
panjang dengan zat kimia t e r t e n t u , s e p e r t i v i n i l k l o r i d a
dan dietilstilbesterol, membuat kejadian
s a r k o m a jaringan lunak lebih tinggi dari kelompok orang normal.

2. Paparan radiasi
Terapi radiasi eksternal meningkatkan risiko sarkoma jaringan
lunak. Pasien yangmenerima terapi tersebut ( pasien dengan
kanker payudara, kanker serviks, kanker ovarium, testis, dan
system limfatik) memiliki risiko 8-50 kali lebih tinggi un-
tuk mengalami sarkoma jaringan lunak.
3. Genetik
Beberapa onkogen yang berkaitan dengan sarko-
ma jaringan lunak diantaranya M D M 2 , N-myc,
C-erbB2. Analisis sitogenik dari sarkoma
jaringan l u n a k mengidentifikasi adanya translokasi
kromosom yang berhubungan dengan subtypehistologi.
Inaktivasi gen supresor tumor (antionkogen) dapat terjadi secara heredi-
ter, misalnya 2gen yang berhubungan dengan sarkoma jaringan
lunak adalah retinoblastoma gens u p r e s o r t u m o r d a n p 5 3 .
S e d a n g k a n n e u r o f i b r o m a t o s i s t i p e I ya n g d i k e n a l j u -
g a sebagai penyakit von Recklinghausen, disebabkan karena adanya
variasi mutasi NF-1(gen supresor tumor pada kromosom 17).Para ahli
bedah baik di dalam maupun luar negeri umumnya ber-
pendapat bahwa etiologis a r k o m a jaringan lunak tidak
b e r d i r i s e n d i r i , d a l a m m e k a n i s m e a k h i r n ya b e r e f e k s a l -
i n g silang, saling memacu, saling mempengaruhi

4. Manifestasi Klinik
Biasanya, sarkoma payudara memberikan gejala berupa massa yang meli-
puti hampir seluruh payudarayang tidak nyeri dan mobil. Punya riwayat benjo-
lan yang awalnya kecil kemudian membesar dengan sangat cepat. Kadang-
kadang mengenai kulit dan puting walaupun sangat jarang dilaporkan.
Pembesaran kelenjar getah bening di aksila kadang di dapati, tetapi pada
pemeriksaan hitopatologisangat jarang ditemukan adanya metastase. Umur
yang sering dikenai berdasarkan laporan adalah padakisaran 44 sampai 55 ta-
hun. Pada mammografi, jenis lesi ditemukan massa berdensitas yang meling-
kar,kadang-kadang ditemukan pula osseus trabecula pada jenis osteogenic sar-
coma.
5. Klasifikasi Sarkoma
Sarkoma dapat dinamai secara sitologik atau secara histologik. Pembagian
secara sitologik berdasarkan bentuk selnya, maka sarkoma dibagi atas :
1. Sarkoma SEL BULAT, bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk bulat.
2. Sarkoma SEL KUMPARAN, bila terdiri atas sel – sel yang berbentuk
kumparan.
3. Sarkoma SEL CAMPURAN bila terdiri atas sel
Pembagian secara histologik berdasarkan asal jaringannya. Yang berasal
dari jaringan ikat disebut fibrosarcoma, dari jaringan tulang disebut osteogenic
sarcoma. Dari tulang rawan disebut chondrosarcoma. Pembagian ini lebih
memuaskan. Tetapi pada keadaan tertentu, yaitu pada sarkoma yang ber-
diferensiasi sangat buruk, tidak mungkin lagi dapat ditentukan jenis atau asal
selnya.
6. Penatalaksanaan dan Pengobatan

Penatalaksanaan tergantung dari diagnosa spesifik dan stadium


sarkoma jaringan lunak,tujuannya untuk mengeliminasi tumor primer dan
metastasisnya

1. Pembedahan
Tipe reseksi bedah ditentukan oleh lokasi tumor, ukuran tumor, kedalaman
invasi, dank e t e r l i b a t a n s t r u k t u r s e k i t a r , k e b u t u h a n u n t u k
s k i n g r a f t , a t a u k e m a m p u a n r e k o n s t r u k s i jaringan, kondisi
pasien.
Untuk sarkoma pada ekstremitas, harus menggunakan
pendekatan m u l t i d i s i p l i n , termasuk penggunaan reseksi
dengan margin negative ditambah dengan radioterapi yang-
menghasilkan angka control hingga 90%. Sarkoma jaringan lunak
memiliki pseudokapsul, penting untuk tak memotongnya karena berhub-
ungan dengan rekurensi. Lokal kontrol darisarkoma jaringan lunak
memerlukan reseksi dengan tepi dari jaringan normal. Untuk sarkomating-
kat rendah (selain epiteloid) seminimal mungkin memiliki tepi yang bersih
dari sarkomasebanyak 1 cm. Sedangkan untuk, tingkat tinggi, ja-
rak yang diperlukan adalah 4 cm. Untuk t u m o r ya n g b e r a d a
dibagian tengah otot, tujuan dapat dicapai dengan mem-
b u a n g a t a u mengangkat seluruh bagian dari origo hingga insersio, yang
mana menyebabkan morbiditasfungsi dan kosmetik. 3% dari sarko-
ma jaringan lunak pada ekstremitas terjadi pada bagianyang da-
lam dan hanya setengahnya yang bias diterapi dengan reseksi
bagian tersebut atau miektomi primer.
Pengelolaan sarkoma jaringan luunak di daerah ekstremitas sedapat mung-
kin haruslahdengan tindakan “limb-sparing operation ” dengan atau tanpa ter-
api ajuvan (radiasi ataukemoterapi). Tindakan amputasi harus ditempatkan
sebagai pilihan terakhir. Pada pasiendengan tumor yang tak dapat direseksi
dengan prosedur limb-sparing dan penyelamatanfungsi < 5%, amputasi
merupakan pilihannya. . Untuk sarkoma tingkat tinggi pada kaki,amputasi
di bawah lutut dibutuhkan, sedangkan pada panggul dilakukan hemipelvi-
tomi

2. RADIOTERAPI
Radioterapi digunalan untuk terapi primer untuk mencegah kekambuhan
sarkoma danmengurangi efek dari operasi definitive.External Beam Radia-
tion Therapy (EBRT) merupakan radiasi yang paling seringdigunakan saat
lebih mudah digunakan dibandingkan dengan brachytherapy (implanta-
siradioaktif yang bersifat sementara di dasar tumor). Keduanya menunjuk-
kan penurunan resikokekambuhan, tapi ERBT meingkatkan control lokal
dari sarkoma tingkat rendah.
Tumor dengan ukuran kecil (≤ 5 cm) tidak berhubungan dengan
kekambuhansehingga radioterapi tidak terlalu diperlukan Batas radiasi
yang standar adalah 5-7 cm.Radioterapi preoperasi menggunakan dosis 50
Gy diberikan dalam 25 fraksi. Rencanaradioterapi post operatif didasarkan
oleh tingkat tumor, penilaian terhadap tepi yang dibedah,dan pilihan insti-
tusi. Dosis post operatif yang digunakan 60-70 Gy.
3. KEMOTERAPI
a. Ajuvan
Penelitian menunjukkan kemoterapi gagal menunjukkan pening-
katankesembuhan pasien. Meta analisis dari 14 penelititan doxorubicin
menunjukkan peningkatan free-survival rate, tetapi angka absolut dari
semuanya yang dapatmeningkatkan survival hanya 4 %.

b. Neoajuvan (preoperative kemoterapi)


Angka rasional penggunaan neoajuvan hanya 30-50% yang berspon
terhadapkemoterapi standar. Neoajuvan memperlihatkan onkologis untuk
mengidentifikasi pasien yang berspon terhadap kemoterapi. Pendekatan
penatalaksaan nya adalahkombinasi kemoterapi sistemik dengan radiosen-
sitisasi, EBRT. Penggunaan kemoterapi, radiasi, dan pembedahan , dan re-
habilitasi membutuhkan waktu 6-9 bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Ramli, Ahmad, 2003, Kamus kedokteran, Djambatan, Jakarta.

Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.

Prawirohardjo,Sarwono. 1994. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

http://emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id/2013/04/09/mastitis-infeksi-
payudara/
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/15/fam-fibroadenoma-mammae-
565275.html

http://www.artikelkedokteran.com/980/remaja-rentan-terkena-fibroadenoma-
mammae.html

Anda mungkin juga menyukai