Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ASKEB IV PATOLOGI

GANGGUAN FISIOLOGIS MASA NIFAS

Disusun Oleh:

1. Mela Tarlina 11242061


2. Meiliya 11242062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO
TAHUN 2013
GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA MASA NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat
kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan
kehamilan/persalinan selama 6 minggu.
Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-fase
sebagai berikut :
1. Fase taking in
Merupakan periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama
sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu terutama
pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang
diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap
lingkungannya.
2. Fase taking hold
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa tanggung jawabnya
dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3. Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang verlangsung
sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri, merawat diri
dan bayinya sudah meningkat. Ada kalanya, ibu mengalami perasaan sedih yang
berkaitan dengan bayinya keadaan ini disebut baby blues.
B. Gangguan Psikologis pada Masa Nifas

1. Depresi Pospartum

Adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan


kelelahan , mudah marah , gangguan nafsu makan dan kehilangan libido (
kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami ).
Depresi postpartum terjadi dalam 10-15% wanita pada populasi umum. .
depresi postpartum paling sering terjadi dala 4 bulan pertama setelah melahirkan
tetapi dapat terjadi kapanpun pada tahun pertama. Perempuan resiko tertinggi
adalah mereka dengan sejarah pribadi depresi, episode sebelumnya depresi pasca
melahirkan atau depresi selama kehamilan. Selain memiliki riwayat depresi,
kehidupan yang penuh stress akhir-akhir ini, stress sehari-hari seperti perawatan
anak , kurangnya dukungan sosial, kehamilan yang tidak diinginkan , dan status
asuransi telah divalidasi sebagai faktor resiko.
(Anggraini, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas .Yogyakarta : Pustaka
Rihama)
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan terjadinya gangguan pasca melahirkan
adalah adanya ketidakseimbangan hormonal ibu yang merupakan efek samping
kehamilan dan persalinan. Faktor lain yang dianggap sebagai penyebab
munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut , yang mungkin penolakan dari
orangtuanya atau orangtua yang overprotective , kecemasan yang tinggi terhadap
perpisahan , dan ketidakpuasan dalam pernikahan.
Karakteristik wanita yang beresiko mengalami depresi postpartum adalah
wanita yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi, wanita yang kurang
mendapat dukungan dari suami atau orang-orang terdekatnya selama hamil dan
setelah melahirkan , wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan.
Depresi pascasalin dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Biologis, depresi postpartum sebagai akibat kadar hormone seperti
estrogen , progesterone dan prolaktin yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormone tersebut terlalu
cepat atau terlalu lambat.
2. Karakteristik ibu
3. Faktor umur faktor usia yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan
seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut untuk
menjadi seorang ibu.
4. Faktor pengalaman. Lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara ,
mengingat peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya
merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat
menimbulkan stres.
5. Faktor selama proses persalinan . mencakup lamanya persalinan serta
intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Semakin besar
trauma fisik yang ditimbulkan pada persalinan maka akan semakin besar
pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang
bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.
6. Faktor dukungan sosial . banyaknya kerabat yang membantu pada saat
kehamilan , persalinan dan pascasalin , beban seorang ibu karena
kehamilannya sedikit banyak berkurang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab depresi
postpartum adalah faktor konstitusional , faktor fisik yang terjadi karena adanya
ketidakseimbangan hormonal, faktor psikologi , faktor sosial dan karaktesitik ibu .
Gejala-Gejala Depresi Postpartum :
1. Mimpi buruk sewaktu tidur
2. Insomnia timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya
seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain.
3. Fobia , rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang
tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh pasien
4. Kecemasan , rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan
akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan
5. Meningkatnya sensitivitas . periode pasa kelahiran meliputi banyak sekali
penyesuaian diri dan pembiasaan diri . kurangnya pengalaman atau kurangnya
rasa percaya diri dengan bayi yang lahir atau waktu dan tuntutan yang
ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu .
6. Perubahan mood , ibu jengkel dan sulit untuk mencintai bayinya yang tidak
mau tidur dan menangis terusserta mengotori kain yang baru diganti. Hal ini
menimbulakn kecemasan dan perasaan bersalah pada diri ibu walaupun jarang
ditemui ibu yang benar-benar memusuhi bayinya. Depresi postpartum sering
disertai gangguan tidur , rendahnya harga diri dan kesulita untuk
mempertahankan konsentrasi atau perhatian .

1. post partum blues

a. Pengertian
Gangguan efek ringan ( gelisah, cemas, lelah ) yang sering tampak dalam
minggu pertama setelahh persalinan.
Post partum blues adalah bentuk depresi yang paling ringan, biasanya timbul
antara hari ke 2 sampai 2 minggu. Post artum blues dialami hingga 50-80 % ibu
yang baru melahirkan. Hal ini disebabkan perubahan hormonal pada pertengahan
masa post partum.
b. Faktor Penyebab
1) Faktor Hormonal
Berupa perubahan kadar estrogen, progesteron, prolaktin,dan estriol yang
yang terlalu rendah.
2) kesulitan dalam mengalami kewajiban setelah melahirkan, ibu memberi
makanan pada bayi, aktifitas perawatan bayi
3) Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan ibu yang kurang
menyenangkan dapat menyebabkan ibu sedih.
4) Adanya perasaan belum siap menghadapi lahirnya bayi, perasaan sangat
down setelah melahirkan, biasanya terjadi peningkatan emosi yang
disertai tangisan.
5) Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat
pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkakan,
riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi, serta
keadekuatan dukungan sosial lingkungannya.
6) Tingkah laku bayi, bayi yang rewel dapat membantu ibu merasa tidak
mampu merawat bayi dengan baik

c. Gejala
Reaksi depresi/sedih, menangis, kesepian, penurunan nafsu seks, kurang
percaya diri mengenai kemampuan menjadi seorang ibu, mudah tersinggung atau
iritabilitas, cemas, labil perasaan, cenderung menyalahkan diri sendiri,gangguan
tidur dan gangguan nafsu makan.

d. Pencegahan
1. beristirahat ketika bayi tidur
2. Berolah raga ringan, ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
3. tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
4. bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
5. bersikap fleksibel dan bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru
2. Depresi Post partum
a. Pengertian
Depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung
selama 30 hari ibu dapat merasa sedih dan tanpa tahu sebab yang pasti.
Depresi postpartum adalah bentuk depresi yang lebih serius. Bedanya pada post
partum dan baby blues adalah pada frekuensi, intensitas, dan lamanya gejala.
((Anggraini, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas .Yogyakarta : Pustaka
Rihama)
Tanda-tandanya:
1. tidak mampu berkonsentrasi dan rasa ada dalam kabut
2. hilang tujuan sebelumnya dan rasa kekosongan
3. rasa sendiri, tidak ada yang memahami dia
4. rasa tidak aman, diri sendiri perlu perhatian
5. terobsesi dirinya menjadi ibu yang jelek
6. kurang rasa positif, rasa dirinya seperti robot
7. rasa takut, hilang control yang biasanya tidak demikian
8. hilang control pada emosi sendiri
a) cemas, rasa dirinya hampir gila, tidak waras
b) rasa bersalah, takut dirinya melukai/mencelakakan bayinya
c) ingin mati untuk mengakhiri semua ini

b. Faktor Penyebab
1. factor konstitusional
Gangguan post partum berkaitan dengan riwayat obstetri yang meliputi
riwayat hamil sampai bersalin, serta adanya komplikasi atau tidak dari
kehamilan dan persalinan sebelumnya.
2. factor fisik
Terjadi karena ketidakseimbangan hormonal, Hormon yang terkait dengan
terjadinya depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.
3. factor psikologi
Peralihan yang cepat dari keadaan “ 2 dalam 1 “, pada akhir kehamilan
menjadi dua individu. Yaitu ibu dan anak yang bergantung pada
penyesuaian psikologis individu.

c. Gejala
1. Kelelahan dan perubahan mood
2. Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur
3. Tidak mau berhubungan dengan orang lain
4. Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.

d. Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga
harus memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu
bila terlihat sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. beristirahat dengan baik
2. berolahraga yang ringan
3. berbagi cerita dengan orang lain
4. bersikap fleksible
5. bergabung dengan orang-orang baru

2. Post Partum Psikosa


a. Pengertian
Depresi yang paling berat, terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu
setelah melahirkan.

Ciri khas dari post partum psikosis:


1) sangat bingung, keadaan emosi turun naik
2) gelisah, bergejolak
3) halusinasi baik fisual maupun audio sehingga ia mendengar bisikan atau
melihat seseorang yang menyuruh untuk melakukan sesuatu yang sangat
diyakininya dan mungkin membahayakan kessehatannya dan bayinya atau
orang lain.
4) Takut melukai dirinya maupun bayinya, pada kasus psikosis post partum
perlu pertolongan psikiater dengan segera.
(Anggraini, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas .Yogyakarta : Pustaka
Rihama)

b. Faktor Penyebab

1) Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga, kepercayaan atau


etnik).
2) Faktor obstetrik dan ginekologik ( kondisi fisik ibu dan kondisi fisik bayi )
3) Karakter personal seperti harga diri yang rendah.
4) Perubahan hormonal yang cepat.
5) Marital disfungsion atau ketidak mampuan membina hubungan dengan
orang lain yang mengakibatkan kurangnya dukungan.
6) Unwanted pregnancy atau kehamilan tidak di inginkan
7) Merasa terisolasi
(Himmah –atika.blogspot.com/20012/07/gangguan-psikologis-pada-masa-
nifas.html)
c. Gejala
1) Curiga berlebihan
2) Kebingungan
3) Sulit konsentrasi
4) Bicara meracau atau inkoheren
5) Pikiran obsesif ( pkiran yang menyimpang dan berulang-ulang )
6) Impulsif ( bertindak diluar kesadaran )
d. Pencegahan
1. Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai depresi dan psikosa
pospartum, sehingga ibu dan keluarga sadar terhadap kondisi ini.
Apabila terjadi, maka akan segera mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik
dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting dalam periode
pospartum.
3. Olahraga
Merupakan kunci untuk mengurangi depresi postpartum, lakukan
peregangan selama 15 menit dengan berjalan kaki setiap hari, sehingga
membuat ibu menjadi lebih rileks dan lebih menguasai emosional yang
berlebihan.
4. Beritahukan perasaan ibu
Jangan takut untuk mengutarakan perasaan ibu dan mengekspresikan
yang ibu inginkan dan butuhkan demi kenyamanan ibu. Jika
mempunyai masalah, segera beritahukan kepada orang yang dipercaya
ataupun orang yang terdekat.
5. Dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat
Dukungan dari orang terdekat dari mulai kehamilan, persalinan dan
pospartum sangat penting, yakinkan diri ibu bahwa keluarga selalu
berada disamping ibu setiap ada kesulitan.
6. Persiapan diri dengan baik
Persiapan sebelum persalinan sangat diperlukan, ikutlah kelas hamil,
baca buku-buku yang dibutuhkan.
7. Lakukan pekerjaan rumah tangga
Pekerjaan rumah tangga sedikit banyak dapat membantu ibu melupakan
golakan perasaan yang terjadi selama periode pospartum. Kondisi anda
yang belum stabil, bisa ibu curahka dengan memasak atau
membersihkan rumah.
8. Dukungan emosional
Minta dukungan emosional dari keluarga dan lingkungan sehingga ibu
dapat mengatasi rasa frustasi atau stress. Ceritakan pada mereka
mengenai perubahan yang ibu rasakan, sehingga ibu merasa lebih baik
dari setelahnya.

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Himmah –atika.blogspot.com/20012/07/gangguan-psikologis-pada-masa-
nifas.html

Anggraini, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas .Yogyakarta : Pustaka Rihama

Anda mungkin juga menyukai