DEFINISI
Biasanya penyakit ini disebabkan oleh cacing Ascarias Lumbrocoides . infeksi pada
manusia terjadi kalau larva cacing ini mengkontiminasi makanan dan minuman. Di dalam
usus halus larva cacing akan keluar menembus dinding usus halus dan kemudian menuju
pembuluh darah dan limfe menuju paru. Setelah itu larva cacing ini akan bermigrasi ke
bronkus, faring, dan kemudian turun ke esofagus dan usus halus. Lama perjalanan ini sampai
menjadi bentuk cacing dewasa 60-75 hari.
Panjang cacing dewasa 20-40 cm dan hidup di dala usus halus manusia untuk bertahun-
tahun lamanya. Sejak telur matang tertelan sampai vaving dewasa bertelur diperlukan waktu
kurang lebih 2 bulan.
ETIOLOGI
Penyakit ini disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau cacing gelang. Ascaris
lumbricoides adalah cacing bulat yang besar dan hidup dalam usus halus manusia.
EPIDEMIOLOGI
Cacing ini terutama tumbuh dan berkembang pada penduduk di daerah beriklim panas
dan lembab dengan sanitasi yang buruk. Di Indonesia prevalensi askariasis tinggu terutama
pada anak. Kurangnya pemakaian jamban keluarga menimbulkan pencemaran tanah dengan
tinja di sekitar halaman rumah, di bawah pohon, di tempat mencuci dan di tempat
pembuangan sampah.
GEJALA KLINIS
Larva cacing ini dapat menyebar dan menyerang organ lain seperti otak, ginjal, mata,
sumsum tulang belakang dan kulit. Dalam jumlah yang sedikit cacing dewasa tidak akan
menimbulkan gejala. Kadang-kadang pendertia mengalami gejala gangguan usus ringan
seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Bila infestasi tersebut berat dapat
menyebabkan cacing-cacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi obstruksi usus
( ileus ). Kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual,
nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Cacing dewasa dapat juga menyebabkan
gangguan nutrisi terutama pada anak-anak. Cacing ini dapat mengadakan sumbatan pada
saluran empedu, saluran pankreas, divertikel dan usus buntu. Selain hal tersebut di atas,
cacing ini dapat juga eosinofilifa. Cacing dewasa dapat keluar melalui mulut dengan
perantaraan batuk, muntah atau langsung keluar melalui hidung.
PENATALAKSANAAN
Piperazin
Satu tablet obat ini mengandung 250 dan 500 mg piperazin. Efek samping penggunaan
obat ini adalah pusing, rasa melayang dan gangguan penglihatan.
Heksilresorsinol
Obat ini baik infeksi Ascaris lumbricoides dalam usus. Obat ini diberikan setelah pasien
dipuasakan terlebih dahulu, baru kemudian diberikan 1 gheksiresorsinol sekaligus disusul
dengan pemberian laksans sebanyak 30 g MgSO4, yang diulangi lagi 3 jam kemudian untuk
tujuan mengeluarkan cacing. Bila diperlukan pengobatan ini dapat diulang 3 hari kemudian.
Pirantel Pamoat
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis 10 mg/kg berat badan, maksimum 1 g.
Efek samping obat ini adalah rasa mual, mencret, pusing, ruam kulit dan demam.
Levamisol
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 150 mg.
Albendazol
Obat ini cukup efektif bila diberikan dengan dosis tunggal 400 mg
Mebendazol
Obat ini cukup bila diberikan dengan dosis 100 mg, 2 kali sehari selama 3 hari.
KOMPLIKASI
Selama larva sedang bermigrasi dapat menyebabkan terjadinya reaksi alergik yang berat
dan pneumonitis dan bahkan dapat menyebabkan timbulnya pneumonia.
PROGNOSIS
Selama tidak terjadi obstruksi oleh cacing dewasa yang bermigrasi, prognosis baik.
Tanpa pengobatan infeksi cacing ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 1,5 tahun.9