Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkatlimpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Struktur
Tulang.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatanakan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulismengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentukpenyusunan maupun
materinya. Kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua.

Pontianak, Maret 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...............................................................................1

C. Tujuan Pembahasan............................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Tulang...............................................................................3

B. Jenis-jenis Tulang............................................................................... 3

C. Fungsi dari Tulang.............................................................................. 5

D. Struktur Tulang...................................................................................6

E. Proses Terbentuknya Tulang.............................................................. 11

BAB III: PENTUP

Kesimpulan..............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii

2
MAKALAH

MATA KULIAH MUSKULOSKELETAL

STRUKTUR TULANG

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. ADE CHANDRAWAN ZONA 2. ELSA AURELIA

3. LILIY SEFTIANI 4. SYAHRONI

5. DESTURA 6. MUTHIA NANDA SARI

7. MAKYAROTIL ASFIYA 8. SISKA PUTRI UTAMI

9. ARIEF WIDODO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


TANJUNGPURA PONTIANAK
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2015

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang yang sangat kuat, tulang-
tulang pada manusia membentuk rangka yang berfungsi untuk memberikan
bentuk tubuh, melindungi alat tubuh yang vital, menahan dan menegakkan
tubuh, tempat pelekatan otot, tempat menyimpan zat kapur, dan tempat
pembentukan darah. Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan
melakukan aktivitas, seperti berjalan, berlari, menari dan lain-lain.
Kemampuan melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya
sistem gerak, yang merupakan hasil kerja sama yang serasi antar organ sistem
gerak, seperti rangka (tulang), persendian, dan otot. Fungsi rangka (tulang)
adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila dibantu oleh
otot. Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi tulang pipa, tulang
pipih, tulang pendek, sedangkan berdasarkan pada zat penyusun dan
sturkturnya tulang dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang keras.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
di rumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Tulang?

2. Apa Saja Jenis-Jenis Tulang?

3. Apa Fungsi dari Tulang?

4. Apa Saja Struktur Penyusun Tulang Manusia?

5. Bagaimana Proses Terbentunya Tulang Manusia?

4
C. Tujuan Pembahasan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka


adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang Struktur Tulang Manusia
Secara Umum ini, yaitu:

1. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui pengertian tulang.

2. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui jenis-jenis tulang.

3. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui fungsi tulang.

4. Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami struktur penyusun tulang.

5. Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami proses terbentuknya tulang.

BAB II

5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tulang

Tulang adalah struktur hidup yang tersusun oleh protein dan mineral.
Penyusun utama tulang adalah protein yang disebut kolagen serta mineral
tulang (kalsium posfat). Lebih dari 99% kalsium tubuh terdapat dalam tulang
dan gigi, dan 1% terdapat dalam darah. Terdapat 2 tipe tulang dalam tubuh,
yaitu cortical dan trabecular. Tulang korteks adalah tulang yang padat atau
rapat dan merupakan bagian terluar dari tulang. Tulang trabecular
merupakan bagian dalam tulang yang berongga.

B. Jenis-jenis Tulang

Jenis-jenis tulang penyusun tubuh manusia memiliki jenis yang sangat


beragam, baik itu bentuk, struktur, maupun fungsinya. Berdasarkan jaringan
penyusunnya, tulang dibedakan menjadi tulang rawan (kartilago) dan tulang
keras.

1.Tulang Rawan (Kartilago)

Pada saat masih embrio, rangka manusia sebagian besar berupa tulang
rawan (kartilago). Dalam perkembangannya, tulang rawan tersebut akan
berubah menjadi tulang (tulang keras). Tulang rawan mengandung banyak zat
perekat berupa protein dan mengandung sedikit zat kapur sehingga bersifat
lentur. Ada 3 jenis tulang rawan, yaitu:

a. Tulang Rawan Hialin


Tulang rawan hilain adalah bentuk umum dalam tubuh manusia.
tulang rawan pada masa embrio dan pada masa dewasa. Tulang rawan
pada masa embrio adalah sebagai bentuk kerangka bagi kebanyakan tulang
dibentuk melalui osifikasi endokondral, Tulang rawan pada masa dewasa,
kebanyakan tulang rawan telah diganti menjadi tulang keras kecuali pada
permukaan sendi, ujung iga, hidung, larings, dan trachea, serta bronkus.

6
b. Tulang Rawan Elastis
Tulang rawan elastis adalah tulang rawan yang sifatnya lentur
dimana matriksnya terdapat serat elastis yang bercabang-cabang. Tulang
rawan elatis terdapat pada telinga bagian luar (auricular), epiglotis, larings,
dinding tuba auditiva (eustachii).

c. Tulang Rawan Fibrokartilago

Tulang rawan fibrokartilago adalah tulang yang banyak


mengandung serat kolagen yang padat pada matriksnya yang tidak teratur
sehingga lebih kaku dan kuat. Tulang rawan fibrokartilago terdapat pada
antarruas tulang belakang.

2.Tulang Keras

Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang berfungsi

menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas:

(1.) osteoblas: sel pembentuk jaringan tulang.

(2.) osteosit: sel-sel tulang dewasa.

(3.) osteoklas: sel-sel penghancur tulang.

Berdasarkan bentuknya tulang dibedakan menjadi 4 yaitu:

1. Tulang Pipa atau Tulang Panjang (Long Bone)

Sesuai dengan namanya tulang pipa memiliki bentuk seperti pipa atau
tabung dan biasanya berongga. Tulang pipa terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
bagian tengah disebut diafisis, kedua ujungdisebut epifisis dan diantara epifisis
dan diafisis disebut cakra epifisis. Beberapa contoh tulang pipa adalah pada
tulang tangan diantaranya tulang hasta (ulna), tulang pengumpil (radius) serta
tulang kaki diantaranya tulang paha (femur), dan tulang kering(tibia).

2. TulangPipih(FlatBone)

7
Bentuk tulang yang kedua yaitu tulang pipih. Tulang pipihtersusun atas
dua lempengan tulang kompak dan tulang spons,didalamnya terdapat sumsum
tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang
pipih ini sering berfungsi sebagai pelindung atau memperkuat. Contohnya
adalah tulang rusuk (costa), tulang belikat (scapula), tulang dada(sternum), dan
tulang tengkorak.

3. Tulang Pendek(Short Bone)

Dinamakan tulang pendek karena ukurannya yang pendek dan berbentuk


kubus umumnya dapat kita temukan pada pangkal kaki,pangkal lengan, dan
ruas-ruas tulang belakang.

4. Tulang Tak Berbentuk (Irreguler Bone)

Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tak termasuk ke dalam tulang
pipa, tulang pipih, dan tulang pendek. Tulang ini terdapat dibagian wajah dan
tulang belakang.

C. Fungsi dari Tulang

Fungsi utama tulang adalah untuk memberikan dukungan yang cukup


untuk tubuh melalui sistem kerangka. Namun demikian, sejumlah fungsi lain yang
dilakukan oleh tulang. Berbagai jenis fungsi tulang termasuk perlindungan organ
rentan dan sel-sel darah, dan penyimpanan mineral dan energi. Ada juga sejumlah
jenis tulang seperti panjang, pendek, tulang pipih dan sesamoid.

Sistem kerangka diatur sedemikian rupa yang memberikan stabilitas


selama aktivitas apapun yang manusia dapat melakukan. Untuk mencapai hal ini
sistem kerangka harus seimbang dan simetris sebagaimana mungkin. Untuk alasan
ini sebagian besar tulang dalam tubuh memiliki pasangan di sisi yang berlawanan.
Fungsi tulang yang paling penting adalah untuk menyediakan dasar yang kokoh
dari mana otot dan tendon dapat beroperasi untuk mencapai gerakan.

8
Otot menyediakan kekuatan untuk gerakan tetapi fungsi tulang lain adalah
untuk membantu dalam proses ini. Kebanyakan otot menempel langsung ke
tulang, yang berarti bahwa sebagai otot-otot rileks atau berkontraksi pada tulang
yang digerakkan. Interaksi ini dapat menjadi kompleks dan sangat penting bagi
tubuh untuk beroperasi dengan lancar. Bidang biomekanik berdedikasi untuk
penelitian tentang bagaimana otot berinteraksi dengan tulang.

Fungsi tulang penting adalah untuk memberikan perlindungan kepada


organ vital tubuh. Sebagai contoh, tujuan utama tengkorak adalah melindungi otak
dari dampak eksternal. Tulang rusuk adalah contoh lain karena mereka ada untuk
membantu melindungi paru-paru dan jantung. Tanpa tulang-tulang beberapa organ
yang paling penting tubuh akan terkena.

Selain dari fungsi tulang mekanik ada juga beberapa fungsi kurang jelas,
tetapi masih penting dilakukan oleh tulang. Sebagai contoh, produksi darah terjadi
di sumsum tulang dalam beberapa jenis tulang. Beberapa tulang juga dapat
menyimpan mineral dan zat lain yang dibutuhkan tubuh. Fosfor dan kalsium
adalah dua contoh. Tulang juga dapat membantu menghilangkan mineral tertentu
yang tidak diinginkan dari darah.

D. Struktur Tulang

Jaringantulangterdiridarisel-seltulangatau osteon yang tersimpan di


dalammatriks, matriksnyaterdiridarizatperekatkolagendanendapangaram-
garammineralterutamagaramkalsium
(kapur).Tulangmerupakankomponenutamadarikerangkatubuhdanberperanuntukme
lindungialat-alattubuhdantempatmelekatnyaototkerangka (Harjana, 2011).

Tulangmerupakansalahsatujaringanterkerasdalamtubuh ,
fungsijaringantulangadalah : menahantekanan, sebagaiunsurutamakerangkatubuh,
menyokongstruktur-strukturberotot, melindungi organ penting / vital,
membentukseldarahpadasumsumtulangaktif,
tuasuntukmelipatgandakankontraksiototrangka, untuklokomosio, deposit kalsium,

9
danSifatplastistulangbisauntukintervensiortodontikbagikeperluanmedisdanestetika
(Harjana, 2011).
Strukturumumjaringantulangterdiridarimatriktulang, bahaninetrsel yang
mengalamiklasifikasi, osteosit (seltulang) yang terdapatdalamlakuna (rongga)
padamatrik, osteoblas yang berperanuntuksintesisbahanorganikmatriktulang
:serabutkolagendanglikoproteindanosteoklas : selraksasa yang
berperanuntukperombakanmatriktulang danperubahanbentukjaringantulang.
Berikutpenyusun penyusuntulangialah (Setiowati, 2012):
1. Sel Tulang
a. Osteoblast
Osteoblast adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting dari sel
ini adalah untuk sintesis bahan organik matrik tulang yaitu serabut kolagen
dan glikoprotein. Bila aktif mensintesis osteoblas menunjukkan sel yang
berbentuk kuboid, mempunyai sitoplasma basofilik, mempunyai
prosesus sitoplasmik yang memungkinkan berhubungan dengan osteoblas
lain/ disekitarnya,retikulum endoplasmik granuler dan aparatus golgi
yang berkembang dengan baik. Mereka adalah molekul yang mempunyai
polarisasi, pengeluaran molekul yang disentesis melalui permukaan sel yang
berhubungan dengan matrik tulang, nukleus besar dan bulat, mempunyai
kromatin halus yang tersebar terutama pada sisi sel yang jauh dari matrik.
Osteoblas dikelilingi matrik yang baru disintesis dikenal dengan osteoklas.
b. Osteosit
Osteosit merupakan sel tulang yang telah dewasa dan sel utama
pada tulang yang berperan dalam mengatur metabolisme seperti
pertukaran nutrisi dan kotoran dengan darah. Osteosit berasal dari osteoblas
yang berdeferensiasi dan terdapat didalam lacuna yang terletak diantara
lamela-lamela matriks pada saat pembentukan lapisan permukaan tulang
berlangsung. Jumlahnya 20.000 30.000per mm3 dan sel-sel ini secara aktif
terlibat untuk mempertahanka matriks tulangdan kematiannya diikuti oleh
resorpsi matriks tersebut sehingga osteosit lebih penting saat perbaikan
tulang daripada pembentukan tulang baru. Kanalikuli merupakan suatu
kanal dimana terdapat pembuluh darah yang berfungsi sebagaipenyalur

10
nutrisi dan pertukaran gas yang akan digunakan oleh osteosit. Osteosit lebih
kecil dari osteoblas dan osteosit telah kehilangan banyak organel pada
sitoplasmanya. Osteosit muda lebih menyerupai osteoblas tetapi merupakan
sel dewasa yang memiliki aparatus golgi dan reticulum endoplasma kasar
yang sedikit lebih jelas tetapi memiliki jumlah lisosom yang lebih banyak.
c. Osteoklas
Osteoklas adalah sel raksasa hasil peleburan monosit (jenis sel
darah putih) yang terkonsentrasi di endosteum dan melepaskan enzim
lisosom untuk memecah protein dan mineral di matriks ekstraseluler.
Osteoklas memiliki progenitor yang berbeda dari sel tulang lainnya karena
tidak berasal dari sel mesenkim, melainkan dari jaringan mieloid yaitu
monosit atau makrofag pada sumsum tulang. Osteoklas bersifat mirip
dengan sel fagositik lainnya dan berperan aktif dalam proses resorbsi tulang.
Osteoklas merupakan sel fusi dari beberapa monosit sehingga bersifat
multinukleus (10-20 nuklei) dengan ukuran besar dan berada di tulang
kortikal atau tulang trabekular Osteoklas berfungsi dalam mekanisme
osteoklastogenesis, aktivasi resorpsi kalsium tulang, dan kartilago, dan
merespon hormonal yang dapat menurunkan struktur dan fungsi tulang.
Osteoklas dalam proses resorpsi tulang mensekresi enzim kolagenase dan
proteinase lainnya, asam laktat, serta asam sitrat yang dapat melarutkan
matriks tulang. Enzim-enzim ini memecah atau melarutkan matriks organik
tulang sedangkan asam akan melarutkan garam-garam tulang. Melalui
proses resorpsi tulang, osteoklas ikut mempengaruhi sejumlah proses dalam
tubuh yaitu dalam mempertahankan keseimbangan kalsium darah,
pertumbuhan dan perkembangan tulang serta perbaikan tulang setelah
mengalami fraktur. Aktifitas osteoklas dipengaruhi oleh hormon sitokinin.
Osteoklas memiliki reseptor untuk kalsitokinin, yakni suatu hormon tiroid.
Akan tetapi osteoblas memiliki reseptor untuk hormon paratiroid dan begitu
teraktivasi oleh hormon ini, osteoblas akan memperoduksi suatu sitokin
yang disebut faktor perangsang osteoklas. Osteoklas bersama hormon
parathyroid berperan dalam pengaturan kadar kalsium darah sehingga
dijadikan target pengobatan osteoporosis.

11
d. Osteoprogenitor
Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan
pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan
tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama
pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel
osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada
permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan
tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel sel osteogenik
selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi
khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya,
dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian,
diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh
darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada
pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula
penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi
menjadi sel osteoklas lebih lebih pada permukaan dalam dari jaringan
tulang.
2. Matriks Tulang
Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi
interseluler terdiri dari 70% garam anorganik dan 30% matriks organik.
95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi
dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya
terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh
tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya
pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir
seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur tiga dimensinya yang
disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral.
Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi
yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas
chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol
kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan
pembentukan fiber kolagen. Materi organik non kolagen terdiri dari

12
osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama
proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara
kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan
beberapa protein. Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang
sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal
hydroxyapatite. Kristal kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen.
Bahan mineral lain: ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan
potassium. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam
matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik
khususnya serabut kolagen.
Berdasarkan matriksnya tulang dibedakan menjadi dua yaitu(Harjana,2011):
a. Tulang Kompak
Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem
Havers terdiri dari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran
yang sejajar dengan sumbu tulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-
pembuluh darah dan saraf. Disekeliling sistem havers terdapat lamela-
lamela yang konsentris dan berlapis-lapis. Lamela adalah suatu zat
interseluler yang berkapur. Pada lamela terdapat rongga-rongga yang
disebut lacuna. Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari lacuna keluar
menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi yang
berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting
dalam nutrisiosteosit.
Di antara sistem Havers terdapat lamela interstitial yang lamella-
lamelanya tidak berkaitan dengan sistem Havers. Pembuluh darah dari
periostem menembustulang kompak melalui saluran volkman dan
berhubungan dengan pembuluh darahsaluran Havers. Kedua saluran ini
arahnya saling tegak lurus. Dan tulang spons tidak mengandung sistem
Havers. Tulang kompak memiliki susunan yang teratur dimana lamella
tulang tersusun konsentri mengelilingi saluran Havers yang arahnya selalu
menurut kepanjangan tulang.
b. Tulang Spons

13
Terdiriataskeping-kepingtulang yang disebuttrabekulatulang,
bentukdanukurannyabermacam-macamdanmemilikibanyakrongga yang
salingberhubungandengansusunan yang
tidakteratur.Padapenampangmelintangterlihatbahwadiantara lamella-lamella
tulangterdapatosteosit.Rongga-
ronggatrabekulatulangdiisiolehsumsumtulang,
terutamasumsumtulangmerah.
.

3. Membran Tulang
Membran penyusun tulang terdiri atas periosteum dan endosteum.
a. Periosteum
Periosteum adalah bagian luar dari jaringan tulang yang
diselubungi oleh jaringan pengikat dan fibrosa yang mengandung sedikit
sel. Pembuluh darah yang terdapat dibagian periosteum luar akan
bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang
selanjutnya sampai kedalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum
ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk
tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses
penyembuhan tulang. Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena
terdapat pembuluh-pembuluh darah yang masuk kedalam tulang .
b. Endosteum
Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang
membatasi rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-
rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis
Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang
yang berubah potensinya menjadi osteogenik.

E. Proses Terbentuknya Tulang


Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah
bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa.
Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah

14
tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila
tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Proses terbentuknya tulang terjadi dengan 2 cara, yaitu melalui osifikasi intra
membran dan osifikasi endokondral :
1. Osifikasi intra membran : Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim
menjadi jaringantulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Pada
proses perkembangan hewan vertebrata terdapat tiga lapisan lembaga yaitu
ektoderm,medoderm, dan endoderm. Mesenkim merupakan bagian dari
lapisanmesoderm, yang kemudian berkembang menjadi jaringan ikat dan
darah.Tulang tengkorak berasal langsung dari sel-sel mesenkim melalui
prosesosifikasi intramembran.
2. Osifikasi endokondral : Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel
mesenkimberdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu
berubahmenjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang panjang,
ruastulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini bertanggung jawab pada
pembentukkan sebagian besar tulang manusia. Pada proses ini sel-sel
tulang(osteoblas) aktif membelah dan muncul dibagian tengah dari tulang
rawanyang disebut center osifikasi. Osteoblas selanjutnya berubah menjadi
osteosit,sel-sel tulang dewasa ini tertanam dengan kuat pada matriks tulang.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan
(kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian
tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi
osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta,
perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada
bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi
primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan
pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan demikian
terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian pada
sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk
dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan
dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga
untuk sumsum tulang.Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki

15
daerah epiphise sehingga terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang
spongiosa. Dengan demikian masih tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise
yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan satu tulang rawan di antara
epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise. Selama pertumbuhan, sel-
sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur
dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal
cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada
pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum
dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat
yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru
didaerah permukaan.

16
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Tulang merupakan rangka yang membentuk tubuh manusia untuk tetap tegak
dan menopang tubuh manusia. Tulang terdiri dari struktur penyusun yang sangat
kompleks yang terdiri dari sel-sel penyusun seperti osteoblast, osteoklas, osteosit,
dan osteoprogenitor yang membentuk tulang agar tetap hidup dan tumbuh.
Penyusun tulang juga terdiri atas matriks tulang yang tersusun atas tulang keras
dan tulang rawan. Matriks tersusun atas protein, kolagen, dan fibrosa. Tulang juga
tersusun atas membran tulang yang terdiri atas periosteum dan endosteum .
periosteum merupakan bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh
jaringan pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit sel. Sedangkan
endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga
sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan
tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni.

17
DAFTAR PUSTAKA

Judha, Muhamad dkk. 2012. Anatomi dan Fisiologi. Yogyakarta: Gosyen


Publishing.

Ganong. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi XX. Penerbit


BukuKedokteran EGC.

Irianto, K. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta: Yrama Widya.

http://nikawativifa.blogspot.com/p/struktur-jaringan-tulang.html (diakses 22
Maret 2015)

http://dianhusadaalimaniamj.blogspot.com/p/klasifikasi-dan-struktur-
tulang_19.html (diakses 21 Maret 2015)

http://silvieyula.blogspot.com/2013/06/proses-pembentukan-tulang-osifikasi.html
(diakses 22 Maret 2015)

18

Anda mungkin juga menyukai