Anda di halaman 1dari 14

SISTEM MUSKULOSKELETAL

HISTOLOGI JARINGAN TULANG

OLEH:

KELOMPOK 4

1. SUCI RAMADHANTY I1032141005


2. AULIA SAFITRI I1032141010
3. BAGUS FEBRY HARIYANDI I1032141014
4. DESKA KURNIASARI I1032141018
5. DEVILIANI I1032141026
6. AGUNG TRIPUTRA I1032141028
7. YOLANDA YUNIATI I1032141035
8. RIMA PUTRI ANI I1032141043
9. IRFAN SETIAWAN I1032141045
10.RIRI FITRI SARI I1032141048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang membahas
Histologi Jaringan Tulang.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pontianak, 25 Maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
C TUJUAN..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A DEFINISI KARTILAGO........................................................................................2
B KOMPONEN PENYUSUN KARTILAGO............................................................2
C KLASIFIKASI KARTILAGO................................................................................3
D FUNGSI KARTILAGO...........................................................................................4
E DEFINISI TULANG ..............................................................................................5
F KOMPONEN PENYUSUN TULANG...................................................................5
G KLASIFIKASI TULANG.......................................................................................7
H FUNGSI TULANG.................................................................................................10

BAB III PENUTUP

A KESIMPULAN.......................................................................................................11
B SARAN....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu
fungsi fisiologiyang sama membentuk organ. Jaringan dipelajari dalam cabang biologi
yang dinamakan histologi, sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya
bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan penyakit adalah histopatologi.
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, ermasuk
manusia dan organisme multiseluler tingkat rendah seperti artropoda: jaringan
epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf. Jaringan
penyokong adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang rawandan jaringan tulang
yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh, melindungi tubuh, dan menguatkan
bentuk tubuh Alat gerak pada vertebrata meliputi alat gerak pasif berupa tulang dan
alat gerak aktif berupa otot. Gerak adalah hasil interaksi antara tulang, otot, dan
persendian tulang.Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa
tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri (Setiowati, 2012)
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tulang rawan atau kartilago?
2. Apa saja komponen penyusun kartilago?
3. Apa saja klasifikasikartilago?
4. Apa fungsi kartilago?
5. Apa itu tulang dan apa saja penyusun tulang?
6. Apa saja jenis-jenis tulang dan fungsi tulang tersebut?
C. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan tentang kartilago
2. Mengetahui komponen penyusun kartilago
3. Mengetahui klasifikasi kartilago
4. Mengetahui fungsi kartilago
5. Mengetahui penjelasan tentang tulang
6. Mengetahui komponen penyusun tulang
7. Mengetahui klasifikasi tulang
8. Mengetahui fungsi tulang
BAB II
PEMBAHASAN

Secara umum jaringan penyokong terdiri atas dua jenis yaitutulang rawan (rawan)
dan tulang sejati (tulang).Tulang rawan dantulang merupakan jaringan ikat khusus, dan
seperti halnya semua jaringan ikat, terdiri atas unsur sel, serabut, dan subtansi dasar.Serabut
dan subtansi dasar bersama-sama membentuk subtansiintersel atau matriks. Seperti jaringan
ikat lain, rawan berkembangdari jaringan mesenkim yang diturunkan dari mesoderem
embrional (Setiowati, 2012).
A. Definisi Kartilago
Sel kartilago terdiri dari kondrosit dan kondroblas.Serat dan substansi dasar
membentuk substansi interselular atau matriks.Matriks merupakan suatu wujud kaku
bahkan keras, yang substansi dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung
kondroitin sulfat untuk kartilago (Harjana, 2011).
Kartilago dicirikan oleh suatu matriks ekstraseluler yang kaya akan
glikosaminoglikan dan proteoglikan. Merupakan jaringan ikat khusus dimana matriks
ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga kartilago ini memiliki daya kenyal yang
memungkinkan jaringan ini menahan stres mekanik tanpa mengalami distorsi. Fungsi
kartilago yang lain ialah menunjang jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan
berdaya kenyal, maka kartilago merupakan daerah peredam guncangan dan permukaan
gesekan bagi sendi.Kolagen, asam hialuronat, proteoglikan dan sejumlah kecil
glikoprotein tertentu merupakan makromolekul utama dalam semua jenis matriks kartilago
(Harjana, 2011).
Kartilago tidak mempunyai pembuluh darah dan mendapatkan makanannya
melalui difusi dari kapiler dalam jaringan ikat yang berdekatan (perikondrium) atau
melalui cairan sinovial.Pada keadaan tertentu, pembuluh darah menerobos kartilago untuk
mengangkut makanan bagi jaringan lain, namun pembuluh ini tidak memasok makanan
bagi kartilago (Harjana, 2011).

B. Komponen Penyusun Kartilago


Kartilago terdiri atas 4, yaitu (Harjana, 2011):
1. Kondroblas
Kondroblas sama dengan fibroblas, keduanya adalah sel bakal yang berbentuk
oval terletak di pinggir dari kartilago. Kondroblas adalah bakal sel kartilago.
2. Kondrosit
Kondrosit mempunyai inti yang khas berbentuk bundar dengan sebuah nucleus
atau dua buah nucleoli. Kondrosit terletak di dalam lacuna ( celah ) berbentuk bulat. Ia
disebut juga sel kartilago ( yang kalau berkelompok disebut sel isogen ). Letak
chondrocyt di dalam jaringan tulang rawan lebih ke dalam daripada letak chondroblast.
3. Substansi Interseluler
Substansi interseluler terdiri dari komponen fibriler dan substansi dasar, matriks
amorf gel.
4. Perikondrium
Perikondrium merupakan jaringan pengikat yang membungkus kartilago, terdiri
dari sel fibrosit yang gepeng dan diantaranya terdapat serat kolagen.
Pertumbuhan kartilago dapat terjadi melalui 2 proses, yaitu (Setiowati,
2012):Pertumbuhan interstisial, akibat pembelahan mitosis dari koondrosit-kondrosit
yang ada dan pertumbuhan aposisil, akibat diferensiasi sel-sel perikondrium.
Pertumbuhan sebenarnya jadi jauh lebih besar daripada sekedar penambahan
jumlah sel. Pertumbuhan interstisial penting untuk menambah panjang tulang panjang
dan menyediakan model kartilago untuk penulangan endokondral.Pada tulang rawan
sendi, saat sel-sel dan matriks dekat permukaan sendi secara berangsur menjadi aus,
maka tulang rawan ini harus diganti baru dari dalam, karena tidak ada perikondrium
untuk menambah sel-sel baru secara aposisi. Pada kartilago yang ditemukan di tempat
lain dari tubuh, pertumbuhan interstisial tidak begitu penting karena matriksnya telah
menjadi sangat kaku akibat adanya ikatan silang dari unsur matriks. Tulang rawan
kemudian hanya dapat tumbuh melebar melalui aposisi (Setiowati, 2012).

C. Klasifikasi Kartilago
Klasifikasi berdasarkan jumlah matriks amorf dan jumlah serabut kolagen terbagi menjadi
3, yaitu (Mescher, 2012):
1. Kartilago Hyaline
Kartilago hyalin segar berwarna putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi
sebagai kerangka sementara hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan
tulang. Sedangkan pada mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi
pada sendi yang dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar
(hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral iga, tempat berartikulasi dengan
sternum, dan pada lempeng epifise.
2. Kartilago elastic
Kartilago elastis terdapat pada aurikula telinga,dinding meatus auditiva eksterna, tuba
auditiva (eustachii), epiglotis dan sebagian kerangka larynx. Kartilago elastis segar
berwarna kekuningan disebabkan oleh adanya elastin dalam serat-serat elastin.
Strukturnya sama dengan kartilago hyalin.
3. Kartilago fibrosa
Merupakan peralihan dari kartilago hyalin ke jaringan pengikat.Ditemukan pada diskus
invertebrate, kartilago artikularis, symfisis osseum pubis. Struktur kartilago fibrosa
terdiri dari serabut kolagen menutupi matriks ( sebagai anyaman padat ).Fibrokartilago
ditemukan di diskus intervertebralis, simpisis pubis dan ligament tertentu pada
sambungan tulang. Fibrokartilago mengandung kondrosit yang mirip dengan kondrosit
tulang rawan hialin baik tunggal maupun kelompok isogenik, matrik fibrokartilago
bersifat acidofilik karena mengandung sejumlah besar serabut kolagen kasar.

Gambar 1.1 (a) tulang rawan hialin, (b) tulang rawan elastis, dan (c) tulang rawan fibrosa.
Sumber: www.ulb.ac.be ; www.montgomerycollege.edu

D. Fungsi Kartilago
1. Memungkinkan jaringan ini menahan stress mekanik tanpa mengalami distorsi
2. Menunjang jaringan lunak, karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka
tulang rawan merupakan daerah peredam guncangan dan permukaan gesekan bagi
sendi sehingga memudahkan gerakan tulang.
3. Penting untuk perkembangan dan pertumbuhan tulang-tulang panjang sebelum dan
sesudah lahir.

E. Definisi Tulang
Jaringan tulang terdiri dari sel-sel tulang atau osteon yang tersimpan di dalam
matriks, matriksnya terdiri dari zat perekat kolagen dan endapan garam-garammineral
terutama garam kalsium (kapur).Tulang merupakan komponen utama dari kerangka tubuh
dan berperan untuk melindungi alat-alat tubuh dan tempat melekatnya otot kerangka
(Harjana, 2011).
Tulang merupakan salah satu jaringan terkeras dalam tubuh, fungsi jaringan
tulang adalah : menahan tekanan, sebagai unsur utama kerangka tubuh, menyokong
struktur-struktur berotot, melindungi organ penting / vital, membentuk sel darah pada
sumsum tulang aktif, tuas untuk melipatgandakan kontraksi otot rangka, untuk lokomosio,
deposit kalsium, dan Sifat plastis tulang bisa untuk intervensi ortodontik bagi keperluan
medis dan estetika (Harjana, 2011).
Struktur umum jaringan tulang terdiri dari matrik tulang, bahan inetrsel yang
mengalami klasifikasi, osteosit (sel tulang) yang terdapat dalam lakuna (rongga) pada
matrik, osteoblas yang berperan untuk sintesis bahan organik matrik tulang: serabut
kolagen dan glikoprotein dan osteoklas: sel raksasa yang berperan untuk perombakan
matrik tualng dan perubahan bentuk jaringan tulang.

F. Komponen Penyusun Tulang


Berikut penyusun penyusun tulang ialah (Setiowati, 2012):

Gambar 1.2 Penyusun Tulang


a. Osteoblast
Osteoblas adalah bentuk sel tulang muda, fungsi penting dari sel ini adalah untuk
sintesis bahan organik matrik tulang yaitu serabut kolagen dan glikoprotein. Bila aktif
mensintesis osteoblas menunjukkan sel yang berbentuk kuboid, mempunyai sitoplasma
basofilik, mempunyai prosesus sitoplasmik yang memungkinkan berhubungan dengan
osteoblas lain/ disekitarnya,retikulum endoplasmik granuler dan aparatus golgi yang
berkembang dengan baik. Mereka adalah molekul yang mempunyai polarisasi,
pengeluaran molekul yang disentesis melalui permukaan sel yang berhubungan dengan
matrik tulang, nukleus besar dan bulat, mempunyai kromatin halus yang tersebar
terutama pada sisi sel yang jauh dari matrik.Osteoblas dikelilingi matrik yang baru
disintesis dikenal dengan osteoklas.
b. Osteosit
Osteosit adalah sel-sel tulang yang matur yang terbungkus dalam lapisan-lapisan matrik
tulang yang telah mengalami mineralisasi, osteosit mempunyai juluran filopodial yang
menggandengkan dengan sel tulang lain saluran filopodial ini (kanalikuli)
memungkinkan difusi nutrisi dari kapiler terdekat menuju osteosit-osteosit yang jauh,
fenomena ini bias mendukung nutrisi bagi kira-kira 15 rantai lingkaran / lamela
osteosit. Osteosit lebih kecil dibanding osteoblas, mempunyai retikulum endoplasmik
dan aparatus golgi jauh lebih sedikit dibanding osteoblas serta kromatin inti yang lebih
padat, mempunyai fungsi memelihara matrik tulang. Osteosit dan osteoblast diketahui
mempunyai kalsium fosfat yang berikatan dengan protein atau glikoprotein, suatu
indikasi kemampuan untuk melakukan kalsifikasi matrik.
c. Matrik tulang
Matrik tulang bahan anorganik utama dalam matrik tulang adalah kalsium dan fosfor,
keduanya membentuk kristal hidroksiapatit yang terletak di samping fibril kolagen dan
dikelilingi zat dasar amorf. Ion-ion permukaan hidroksiapatit terhidrasi dan satu lapisan
air dan ion terbentuk disekitar kristas tersebut lapisan ini disebut kulit hidrasi /
hydration shell yang mempermudah pertukaran ion diantara kristal tersebut dan cairan
tubuh. Adapun bahan organik matrik tulang adalah dominan serabut kolagen, dan zat
dasar amorf yang mengandung glikoaminoglikan yang berhubungan dengan protein.
Glikoaminoglikan tulangadalah : kondroitin 4- sulfat, kondroitin- 6 sulfat dan keratan
sulfat, hubungan hidroksiapatit dengan serabut kolagen berhubungan dengan kekuatan
dan resistensi yang merupakan ciri pokok ulang. Pada tulang komponen matriks terdiri
atas25% air, 25% serat kolagen, dan 50% garam yg mengkristal: kalsium fosfat.
d. Periosteum dan endoosteum
Permukaan dalam dan luar jaringan tulang dilapisi oleh endoosteum dan periosteum,
suatu jaringan ikat yang penting bagi jaringan tulang, keduanya vaskuler dan
mempunyai sel dengan morfologi fibroblas yang berdiferensiasi menjadi osteoblas yang
memegang peranan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan tulang dan menjaga
suplai nutrisi bagi sel-sel tulang dari keberadaanya yang vaskuler, perbaikan kerusakan
tulang akan dilakukan oleh diferensiasi sel-sel di periosteum dan endoosteum menjadi
sel-sel tulang baru
Secara mikroskopis, tulang memiliki susunannya yg lamelar yaitu matrik tulang
tersusun berlapis-lapis.Tulang kompakta tersusun atas osteon.Osteon tersusun atas sistem
Haversian, terdiri dr kanal Haversian dikelilingi oleh lapisan (lamellae).Pada lamela
terdapat lakuna yg berisi osteosit (Setowati, 2012).
G. Klasifikasi Tulang
1. Berdasarkan matriksnya tulang dibedakan menjadi 2, yaitu (Harjana, 2011):
a. Tulang Kompak
Tulang kompak terdiri dari sistem-sistem Havers. Setiap sistem Havers
terdiridari saluran Havers (Canalis= saluran) yaitu suatu saluran yang sejajar dengan
sumbutulang, di dalam saluran terdapat pembuluh-pembuluh darah dan
saraf.Disekeliling sistem havers terdapat lamela-lamela yang konsentris dan
berlapis-lapis.Lamela adalah suatu zat interseluler yang berkapur. Pada lamela
terdapat rongga-rongga yang disebut lacuna.Di dalam lacuna terdapat osteosit. Dari
lacuna keluar menuju ke segala arah saluran-saluran kecil yang disebut canaliculi
yang berhubungan dengan lacuna lain atau canalis Havers. Canaliculi penting dalam
nutrisiosteosit.
b. Tulang spons
Terdiri atas keping-keping tulang yang disebut trabekula tulang, bentuk
danukurannya bermacam-macam dan memiliki banyak rongga yang saling
berhubungandengan susunan yang tidak teratur.Pada penampang melintang terlihat
bahwadiantara lamella-lamella tulang terdapat osteosit.Rongga-rongga trabekula
tulangdiisi oleh sumsum tulang, terutama sumsum tulang merah.

Gambar 1.3 Berdasarkan matriksnya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak
dan tulang spons.

2. Berdasarkan pemeriksaan mikrospkopik, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu:


a. Tulang Primer = Immatur = Woven

b. Tulang Sekunder = Matur = Lamellar


Kedua tulang tersebut memiliki komponen struktural yang, namun dalam beberapa hal
terdapat perbedaan antara lain:
Pada tulang primer berkas kolagen tersusun acak, sedangkan pada tulangsekunder
tersusun teratur membentuk lamella tulang yang sejajar satu samalain dan tersusun
konsentris di sekitar saluran vaskuler.
Pada tulang primer kandungan mineral sedikit, sedangkan pada tulangsekunder
banyak.
Pada tulang primer osteosit banyak, sedangkan pada tulang sekunder sedikit.
Tulang primer dijumpai dalam pembentukan setiap tulang, bersifat temporer,dan
pada orang dewasa digantikan dengan jaringan tulang sekunder kecuali dekatsutura
pipih tengkorak, dan dalam insersi beberapa tendon.

3. Berdasarkan bentuk, tulang dibedakan menjadi 2, yaitu:


a. Tulang pipa, berbentuk panjang dan berongga, seperti pipa. Contoh tulang ini di
antaranya tulang pengumpil, tulang hasta, tulang betis, dan tulang kering. Tulang
pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis. Diafisis adalah bagian
badan tulang, sedangkan epifisis adalah bagian tepi (epi) atau bagian kepala
tulang. Di antara epifisis dan diafisis, dibatasi oleh bagian yang disebut cakram
epifisis (Gambar 1.4 Tulang pipa). Cakram epifisis lebih lambat proses
penulangannya dibandingkan dengan daerah diafisis.

Gambar 1.4Tulang pipa terdiri atas dua bagian, yaitu diafisis dan epifisis.

b. Tulang pipih, adalah tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang pipih banyak
terdapat di rangka aksial, misalnya tulang rusuk, tulang belikat, dan tulang-tulang
yang menyusun tengkorak (Gambar 1.5a Tulang pipih). Tulang pipih berfungsi
sebagai pelindung suatu rongga. Misalnya, rongga tengkorak melindungi otak dan
rongga dada melindungi jantung serta paru-paru.\
c. Tulang pendek, berukuran pendek. Hanya ditemukan di daerah pangkal telapak
tangan (Gambar 1.5b Tulang pendek), pangkal telapak kaki, dan tulang-tulang
belakang.

Gambar 1.5 (a) Tulang pipih pada tengkorak dan (b) tulang pendek pada pangkal telapak
tangan.
d. Tulang tidak beraturan, yaitu tulang yang memiliki bentuk tidak beraturan.
Contohnya adalah tulang-tulang belakang (Gambar 1.6 Tulang tidak beraturan)
dan tulang penyusun wajah.

Gambar 1.6 Tulang belakang memiliki bentuk yang tidak beraturan.

H. Fungsi Tulang
1. Menunjang struktur berdaging
2. Melindungi organ-organ vital (rongga kranium, rongga dada)
3. Mengandung sumsum tulang, tempat sel-sel darah merah terbentuk.
4. Sebagi cadangan kalsium, fosfat, dan ion lain yang dapat dibebaskan atau ditimbun
secara terkendali untuk mempertahankan konsentrasi tetap ion-ion penting ini dalam
cairan tubuh.
5. Membentuk sistem pengungkit yang melipatgandakan kekuatan yang timbul akibat
kontraksi otot rangka, menghsilkan gerak tubuh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah dapat diketahui bahwa tulang merupakan
salah satu bagian terpenting dari tubuh hewan/manusia.Tulang terdiri dari 4 macam
sel serta matriks penyusun tulang. Pembagian jenis tulang didasarkan pada 3
macam,yakni bentuknya, jenis penyusunnya, dan histologinya.
Tulang terdiri dari kartilago atau tulang rawan dan tulang sejati. Kartilago
secara umum dibagi empat macam yaitu kondroblas, kondrosit, substansi interseluler,
dan perikondrium. Kartilago bila diklasifikasikan berdasarkan jumlah matriks amorf
dan jumlah serabut kolagen terbagi menjadi tiga yaitu kartilago hyalin, kartilago
elastic dan kartilago fibrosa. Fungsi utama kartilago adalah sebagai penunjang
jaringan lunak.
Tulang sejati tersusun oleh osteoblast, osteosit, matrik tulang serta peristeum
dan endoosteum. Berdasarkan matriksnya tulang dibagi menjadi dua yaitu tulang
kompak dan tulang spons. Fungsi utama tulang sejati adalah sebagai penopang tubuh
dan melindungi organ-organ vital.
B. Saran
Saran untuk mahasiswa agar kita lebih mengetahui dan memahami jenis jenis
jaringan penyokong tulang. Serta agar kita dipermudahkan dalam mengetahui apa-apa
saja penyusun tulang jaringan,dan fungsinya untuk kehidupan kita sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA

Harjana, Tri,MP, 2011. Buku Ajar Histologi.Jurusan Pendidikan Biologi,


Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta.
Yogyakarta.
Mescher, Athony,L (disadur oleh Hassan,Munif, S), 2012. Junqueiras Basic Histology Text
& Atlas.
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Setiowati, Anies, 2012. Histologi Tulang.
http://ikor.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/HISTOLOGI-TULANG.pdf.
diakses pada tanggal 23 November 2012, pukul 19.30 WITA. Makassar.
http://teguhbaguspribadi-fkh12.web.unair.ac.id/artikel_detail-76569-Gudang
%20Artikel-Fungsi%20dan%20Klasifikasi%20Tulang
%20Manusia.html#.VRDXDHbzt3s#ixzz3VGm1HAvD

Anda mungkin juga menyukai