Anda di halaman 1dari 33

JURNAL HARIAN

ENHANCING CAPACITY IN INCLUSIVE SCHOOLING PRACTICE


AT UNIVERSITY OF SYDNEY

HARI KE 1
I HARI/TANGGAL : SENIN/ 14 NOVEMBER 2016
TEMPAT : HOTEL MEGA ANGGREK JAKARTA
PEMBICARA : PPPPTK TK DAN PLB
II URAIAN KEGIATAN
Pembekalan keberangkatan tentang Short Course
II RANGKUMAN MATERI
I
Pengarahan tentang sistem keberangkatan menuju Australi
Pengarahan tentang kegiatan Short Course di Universitas Sydney
Pengarahan tentang peraturan selama kegiatan Short Course
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Setiap peserta diharapkan bisa mengembangkan / mengimplementasikan setiap
pembelajajaran yang telah di dapatkan dari hasil short course.
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

HARI KE 2
HARI/TANGGAL : SELASA/ 15 NOVEMBER 2016
I TEMPAT : BANDARA CENGKARENG-SINGAPURA-SYDNEY
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
Prepare keberangkatan ke Singapore - Sydney
II RANGKUMAN MATERI
I
Hotel Mega Anggrek pukul 09.00 WIB menuju Soekarno Hatta
Soekarno Hatta Singapore pukul 02.00 WIB
Singapore Sydney pukul 19.40 -
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT

V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

HARI KE 3
HARI/TANGGAL : RABU/ 15 NOVEMBER 2016
I TEMPAT : BANDARA KINGSFORD SMITH SYDNEY-SYDNEY UNIVERSITY
PEMBICARA : PROF. DAVID EVANS AND NINA
II URAIAN KEGIATAN
06.30 am : Rombongan sampai di bandara Kingsford smith dan sudah ditunggu oleh pihak
University yaitu Prof. David Evans and Nina.
07.30 am : Sampai di tempat penginapan yaitu Urbanest Students Accomodation
08.00 am : Berangkat menuju Kampus Sydney University, berjalan kaki sekalian untuk
pengenalan tempat dan bagaimana cara menuju kampus.
08.45 am : Sampai dikampus dan diajak untuk pengenalan kampus Pendidikan dan Sosial
( Education and Social Work)
09.00 am : Sambil sarapan pagi yang sudah disediakan kampus, David memberikan beberapa
informasi berkaitan dengan materi yang akan didapat, pembicara, pendidikan budaya
dan hal-hal yang berkaitan dengan hasil yang diharapkan selama kursus singkat ini.
12.00 pm : Makan siang
13.45 pm : Rombongan kembali ke Urbanest untuk melakukan check in.
13.00 pm : Check in untuk semua peserta rombongan dan sekaligus pengenalan lingkungan
tempat tinggal oleh pihak Urbanest.
17.00 pm : masuk ke kamar masing-masing untuk menyiapkan kegiatan pada hari berikutnya yang
akan dimulai pada jam 07.30 pagi
II RANGKUMAN MATERI
I
Perjalan dari jakarta menuju Sydney membutuhkan waktu lebih dari 10 jam karena harus transit
terlebih dahulu di Changi Singapore. Banyak pengetahuan budaya yang disampaikan oleh pihak
PPPPTK yaitu Ibu Toufani selama diperjalan mengenai apa yang boleh dan tidak dikerjakan
selama di masing-masing negara.
David dan Nina juga memberikan beberapa informasi mengenai para pemateri dan sekolah-
sekolah mana saja yang kan dikunjungi nanti sebagai bahan perbandingan seblekum diskusi kelas.
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Pada kegiatan hari ini ada yang harus direfleksi bagi masing-masing peserta diantaranya peserta
harus lebih memahirkan komunikasi mereka dalam berbahasa inggris agar informasi yang didapat
tidak ambigu.
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

HARI KE 4
HARI/TANGGAL : KAMIS/ 16 NOVEMBER 2016
I TEMPAT : ROOM 604, EDUCATION AND SOCIAL WORK CAMPUS
PEMBICARA : PROF. DAVID EVANS AND Dr. ILLEKTRA SPANDAGOU
II URAIAN KEGIATAN
09.00 am : Materi ke 1 oleh Prof. David Evans
12.30 pm : Lunch
01.30 pm : Materi ke 2 oleh Dr. Illektra Spandagou
II A. RANGKUMAN MATERI PROF. DAVID EVANS: 9:00-12.30
I PRINCIPLES OF INCLUSION IN EDUCATION
(PRINSIP PENDIDIKAN DALAM PENDIDIDKAN INKLUSI)
Kebijakan ( Policy)
Peraturannya semua diatur dasar hukum tetapi disetiap sekolah diberikan kebebasan untuk
berkreativitas mengembangkan kurikulum ( masing-masing otonomi sekolah )
Depinisi ( Definitions )
a. ICT Resources
Mereka bisa menggunakan akses apapun untuk belajar sehingga belajar itu lebih mudah
,melalui internet email,computer laboratorim tergantung dari masing masing universitas.
b. Pengguna
semua orang (staf,guru, siswa, orang tua ) , termasuk pendatang yang kebutulan datang di
sekolah tersebut , tetapi diluar dari sekolah itru aksesnya tidak bisa digunakan( kecuali
jika tahu alamat emailnya )
Pimpinan (principles )
Impinan memberi support , memonitor pekerjaan berdasarkan kebijakan.
Semua materi yang digunakan oleh universitas adalah hasil dari kebijakan yang
relevan.
Semua program kegiatan universitas ada di web-site sesuai intellectual property
Rule 2002.
Universitas tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan sebagai
konsekuensi dari penggunaan sumber daya AICT tersebut
liputan ( Coverage )
Dokumen kebijakan digunakan oleh semua pengguna sumber dari ICT universitas

Syarat penggunaan
Penggunaan sumber ICT universitas sangatlah ketat dan diizinkan hanya untuk
kepentingan Universitas . bagi siswa jika tujuan mengerjakan tugas sekolah dan penelitian
akan disetujui oleh pegawai yang akan membantu tergantung dengan kebutuhan mereka
Pemantauan
Penggunaan sumber ICT bukanlah hak pribadi.Pengguna harus tahu bahwa tidak
semua orang memiliki hak penggunaanya.
Sistem komunikasi elektronik universitas . akan menghasilkan catatan yang detail
mengenai transaksi dan penggunaan.
Biaya tlp dan internet dikembalikan kepada sekolah atau departemen.
Universitas memiliki hak untuk secara rutin melakukan audit dan monitor dari
penggunaan sumber ICT.
Universitas juga memiliki hak untuk melihat dan mengcopy informasi yang ada
Hukuman Pelanggaran
Universitas memiliki hak untuk membatasi akses penggunaan sumber ICT jika
dibutuhkan.
Untuk lebih jauh universitas berhak untuk menghapus akses yang dianggap
merugikan universitas Keputusan ini akan dikomunikasikan dengan pejabat terkait
Keamanan, Kerahasiaan, dan Pribadi
Hal-hal yang rahasia hanya akan disimpan dalam bentuk elektronik.
Email dan rekam lain tersimpan di sumber ICT bisa menjadi subjek dari
panggilan tertulis surat perintah penelitian atau lamaran di bawah UU kebebasan
informasi NSW tahun 1989.
Universitas boleh mengunpulkan dan menerima informasi personal dari pengguna
dengan tujuan untuk mengatur pengoperasian sumber ICT
Komunikasi pada urusan universitas dalam berbagai format atau media adalah
merupakan rekan resmi dan dilindungi oleh kebijakan universitas.
Mengirim email resmi harus selalu menggunakan kop surat kampus
Latar Belakang
Kebijakan ini menggantikan syarat-syarat standar yang digunakan oleh USydNet dan
dibuat ulang untuk menjadi standar yang berterima , legal dan sesuai kode etik yang
diharapkan bagi Pengguna sumber ICT.
Wewenang
Kebijakan ini telah dikembangkan oleh kepala informasi undang-undang melalui
perundingan dengan menteri pelayanan informasi dan teknologi, kantor kejaksaan ,
panitera petinggi akademik manajemen pelayanan arsif dan dokumentasi, koordinator FOI
dan lembaga personalia.

B. RANGKUMAN MATERI DR. ILLEKTRA: 1.30-4:00


PRINCIPLES OF INCLUSIVE EDUCATION AND QUALITY
EDUCATION PRACTICE
A. Pendidikan Inklusi : Tantangan VISI
1. Proyek Pendidikan Inklusi
Pendidikan Inklusi adalah tantangan, ini menantang kita untuk melihat secara kritis tentang
desain pendidikan dan praktek yang sedang berlangsung dan untuk merubahnya tidaklah
gampang. Oleh sebab itu pendidikan adalah cara pandang yang harus direalisasikan
2. Materi
Model-model Disabilitas adalah :
a. Model personal dan tragedi.
Secara history kekhususan telah dilihat sebagi sesuatu yang diinginkan dan
dianggap sebagai tragedi yang memebani orang lain dan masyarakat. Hal ini
menyebabkan terbatasnya kesempatan dan diskriminasi bagi orang-orang
denganDisabilitas. Pada kasus ekstrim ini menyebabkan orang tersebut dikeluarkan
dari masyarakat. Penjelasan mengenai kebudayaan dari Disabilitas dianggap
merupakan dosa pekerjaan dukun yang menyebabkan meningkatnya konotasi
negatif tentang Disabilitas. Dibeberapa kasus Disabilitas telah diinteroretasikan
sebagai anugrah, sehingga umumnya menganggap sebagai kesmpatan untuk
menerima belas kasihan dari orang lain.
b. Model Medis
Model Medis adalah model yang memfokuskan pada individual, dimana disabilitas
adalah hasil dari kekurangan fisik, koqnitif dan mental yang menyimpang dari
normalitas atau kesehatan yang memberikan akibat pada fungsi secara indifidual.
Fokus dari model medis berikutnya adalah faktor lingkungan dansosial yang tidak
biasa diterima dan dimengerti oleh orang dengan disabilitas. Hal ini memutuhkan
pengobatan dan rehabilitasi yang tidak terbatas hanya pada mereka penyandang
disabilitas tetapi juga pada tingkah laku dan kepercayaan masyarakat.
c. Model Sosial
Disabilitas terbentuk oleh lingkungan masyarakat. Disabilitas adalah salah satu
( dari banyak tetapi yang utama) karakteristik identitas orang-orang dengan
disabilitas. Keputusan dibuat oleh atau bersama orang-orang penyandang
disabilitas. Masyarakat perlu untuk berubah dengan menghillangkan batasan-
batasan sehingga terbentuklah persamaan hak, dan partisipasi dari masyarakan
dengan orang-orang dengan disabilitas.

3. Dasar Hukum
Konvensi PBB 2006 tentang Hak-Hak Orang-orang dengan Disabilitas
a. Disabilitas disebabkan interaksiantara orang yang memiliki kekurangan dan
tingkah laku dan penolakan dari lingkungan yang menghambat partisipasi mereka
dimasyarakat.
1. Pada dasarnya semua manusia di dunia memiliki hak. Hak tersebut dibedakan pada politis,
sosial, budaya dll. Hak asasi manusia diumumkan pertama kali oleh PBB tahun 1948
Universal Declaration Of Human Rights tetapi belum didukumenkan secara resmi.
Beberapa dokumen resmi konvensi telah dikendalikan dengan deklarasi hak asasi manusia
ini.
B. Dari Pendidikan Khusus Ke Pendidikan Inklusif
1. Sejarah Pendidikan Khusus
Selama peradaban manusia selalu peduli kepada pendidikan khusus bagi orang-
orang dengan Disabilitas tetapi pada zaman modern pengertian pendidikan
dikaitkan pada perkembangan dari sistem pendidikan. Sistem-sistem ini dicoba
untuk menemukan caracara efisien untuk mendidik anak-anak dan orang muda
dalam jumlah besar. Anak-anak dan anak muda yang mengalami perbedaan dalam
pembelajaran atau pengenalan terhadap dunia sekitarnya, akan mengalami
tantangan dalam sistem ini. Sekolah pertama untuk siswa-siswa dengan disabilitas
sensory(buta atau tuli) dibuat dalam pengaturan secara bersamaan dan diluar
pengembangan sistem pendidikan umum untuk memberikan siswa dengan
keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan nantinya untuk merubah dunia.
2. Dari Pemisahan ke Integrasi
Pengaruh pergerakan sosial ditahun 1960 an memperkenalkan persamaan jendr,
RAS dibanyak negara, Rumah Sakit Jiwa dan Institusi terkait lainnya ditutup.
Keberadaan sekolah regular atau biasa dan inklusi. Walau demikian pada saat yang
sama perluasan dari pendidikan umum dan penggiatan cara mengajar, belajar dan
penilaian telah memunculkan tekanan baru pada pendidikan umum.
3. Perkembangan Kebijakan Pendidikan Inklusi
1981, tahun Internasional bagi orang berkebutuhan khusus.
3 Desember 1982, PBB-prograam dunia tentang aksi peduli orang-orang
disabilitas.
20 Desember 1993, PBB-peraturan Standar pada persamaan terhdap
kesempatan bagi orang disabilitas.
1994 UNESCO-Perjanjian Salamanca Kerangka kerja untuk aksi pada
pendidikan berkebutuhan khusus.
Desember 2006, PBB-Konvensi terhadap hak bagi orang-orang dengan
Disabilitas.
September 2016, PBB-pasal 4 (2016) ayat 24: Hak untuk pendidikan
Inklusif.

C. Apa Yang Dimaksud Dengan Pendidikan Inklusi


Sistem pendidikan pemisahan sistem pendidikan khusus bergantung pada daerah tempat
tinggal dan sekolah umum dibeberapa negara barat semakin meluas, mahal dan rumit.
Keinginan orang tua untuk integrasi pda anak-anak mreka semakin meningkat. Pergerakan
Disabilitas meningkatkanDalam pendidikan, inklusi berdasarkan filosofi bahwa sekolah-
sekolah tanpa alasan menyediakan pelayanan sesuai dengan kebutuhan dari semua anak
dikomunitas mereka, tidak peduli pada latar belakang, kemampuan bahkan ketidakmampuan.
Perbedaan utama antara integrasi atau reguler dan inklusi adalah bahwa sekolah integrasi atau
manstream akan bertanyadapatkah kita melayani kebutuhan siswa ini, berbeda dengan
inklusi sekolah akan bertanya bagaimana kita akan melayani kebutuhan siswa ini.
Tidak Ada Konsensus pada definisi penerimaan secara universal dari pendidikan Inklusi.
Bagian yang sulit untuk menegaskan pendidikan inklusi adalah perbedaan sumber dan cara
pandang. Pasal 4 (2016 ayat 4): Hak untuk pendidikan Inklusi (PP.3-4), Pendidikan inklusi
harus dipahami sebagai berikut :
a. Hak Fundamental semua pelajar: pendidikan adalah hak individu dari pelajar bukan
sebagai hak orang tua terhadap anak.
b. Prinsip: menghormati martabat dan otonomi siswa/pelajar untuk secara efektif
memberikan kontribusi terhadap masyarakat.
c. Menyadari hak asasi orang lain: orang-orang dengan disabilitas bisamembawa diri
mereka sendiri keluar dari kemiskinan dengan berpartisipasi secara penuh dikomunitas
mereka dan terlindungi dari eksploitasi.
d. Hasil dari proeses: kesinambungan dan komitmen pro aktif untuk menghilangkan
hambatan yang menghalangi hak untuk mendapatkan pendidikan dengan cara bersama-
sama merubah budaya, kebijakan dan praktek sekolah reguler untuk mengakomodasi
dan mengikutsertakan semua siswa.
e. Eksklusif: muncul ketika siswa secara langsung atau tidak langsung dihaangi atau
dibatasi aksesnya untuk mendapat pendidikan.
f. Pemisahan : muncul ketika pendidikan bagi siswa dengan disabilitas dilayani secara
terpisah dan diisolasi dari siswa-siswa tanpa disabilitas.
g. Integrasi : adalah proses menempatkan orang dengan disabilitas diinstitusi pendidikan
umum sejauh sekolah tersebut bisa menggunakan Standar yang sudah ditetapkan.
h. Inklusi : menerapkan proses sistematis yang mewujudkan perubahan dan modifikasi
pada konten, teknik mengajar, pendekatan, strategi dan struktur dalam pendidikan
untuk mengatasi hambatan dengan sebuah Visi melayani semua siswa dengan usia dan
cara belajar yang berbeda termasuk lingkungan juga menjadi salah satu pendukung
belajar.
Secara umum pasal 4 ini menyatakan bahwa penempatan siswa dengan disabilitas di kelas
umum tanpa disertai dengan perubahan struktural, contohnya organisasi, kurikulum dan
strategi belajar mengajar belum dapat dikatakan sekolah inklusi. Lebih jauh lagi integrasi
tidak secara otomatis menjamin perubahan dari pemisahan ke Inklusi.
D. Kenapa Kita harus Berjuang Untuk Mencapai Pendidikan Inklusif?
Jawabannya adalah dengan ini kita dapat mengerti perkembangan dan cara belajar manusia
dalam scop pendidikan. Setiap anak memiliki hak fundamental untuk pendidikan di
sekolah reguler dan persamaan pendidikan di sekolah-sekolah dan kelas reguler.

Kesulitan yang dihadapi adalah hampir semua praktek dari identifikasi, assesment dan respon
disabilita bergantung kepada pendekatan kekurangan. Dalam hal ini kita perlu mereformasi sistem
pendidikan dengan cara memprioritaskan pendidikan inklusif.

IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Dalam uraian di atas dapat di tindak lanjuti beberapa hal sebagai berikut :
1. Ada beberapa model tentang disabilitas yang harus kita pahami yaitu : Model Personal dan
Tragedi, Model Medis, Model Sosial.
2. Pendidikan Inklusi mempunya dasar hukum yang sangat kuat, oleh sebab itu kita juga
harus bisa membiasakan bahwa sesungguhnya tidak ada pemisahan antara kelas regular
dan anak disabilitas, mereka semua diberlakukan sama, karena setiap anak mempunyai hak
yang sama dalam hal pendidikan.

V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN


HARI KE 5
I HARI/TANGGAL : JUMAT/18 NOVEMBER 2016
TEMPAT : TURNER SCHOOL-CANBERRA MOSQUE-PARLIAMENT HOUSE
PEMBICARA : PRNCIPLES AND DAVID EVANS
II URAIAN KEGIATAN
07.00 Am : Berangkat dari Urbanest Menuju Turner School
11.00 Am : Tiba di Turner School (Visit)
12.20 Pm : Canberra Mosque
13.30 Pm : Lunch
02.30 Pm : Parliament Hause
03.00 Pm : Kembali ke Sydney (Urbanest)

II RANGKUMAN MATERI TURNER SCHOOL


I
School visit ke Turners Primary School Canberra

www.turners.act.edu.au

Tunners School adalah sekolah yang unik yang memberikan layanan pendidikan untuk anak-anak
mainstream dan anak-anak dengan disability dalam sebuah lingkungan inklusif. Keberagaman
anak dirayakan dan dilakukan melalui adjustment/penyesuaian sehingga semua anak yang
memiliki akses yang sama dan dapat berpartisipasi dalam semua aktifitas di sekolah.

Pengelolaan pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Turners school dikelola oleh
Disability Education central office.

Turner School ini memiliki banyak sekali ragam program student support. Salah satunya ILP
dibuat melalui kolaborasi dengan keluarga. Siswa akan direview saat terkait dengan
perkembangannya di satu term tertentu,

STUDENT SUPPORT
Siswa berkebutuhan khusu memiliki akses yang beragam/ pilihan kelas beragam di sekolah ini.
Model ini dikembangkan terus setiap tahunnya sesuai dengan anak-anak yang bergabung ditahun
tersebut. Model-model kelas tersebut, diantaranya :

Kelas kecil dengan seorang guru dan Learning Support Assistant (LSA).

Kelas berada dalam ruangan tersendiri yang terhubung dengan kelas mainstream di level tahun
yang sama. Dua guru ini merencanakan bersama-sama rencana pembelajaran kelas regular dan
pengalaman terintegrasi untuk anak dalam kelompok kecil.
Kelas terdiri dari dobel kelas kecil lainnya. Dua guru bekerjasama untuk merencanakan
pengalaman belajar untuk anak-anak dalam kelompok kecil. Mereka juga bekerja dengan tim
teaching dalam level yang sama untuk merencanakan aktifitas terintegrasi dengan kelas
mainstream dalam level kelas yang sama.
Kelas terdiri dari dobel kelas kecil lainnya. Dua guru bekerjasama untuk merencanakan
pengalaman belajar untuk anak-anak semua anak. Integrasi dilakukan sepanjang hari. Kelas
mainstream di setting sebagai lingkungan inklusif. Dalam bentuk support ini, guru dan anak
akan berkegiatan beberapa jam per minggu, tergantung dengan level support yang dibutuhkan
anak.

INDIVIDUAL LEARNING PLAN

Semua anak berkebutuhan khusus memiliki Individual Learning Plan (ILP). ILP merangkum
tujuan spesifik jangka pendek dalam 4 fokus area, berdasarkan tujuan jangka panjang yang
diperoleh saat pertemuan bersama antara guru, orangtua, anak.
ILP setiap anak dibuat bersama dengan orangtua, guru kelas, guru kepala, atau pihak terkait
lainnya seperti psikolog sekolah atau terapis.

4 fokus ILP, diantaranya :


1. Komunikasi dan social needs
2. Keterampilan hidup/mengurus diri sendiri, motor skill
3. Pengetahuan
4. Transition needs

Proses pembuatan IEP yang berlangsung sepanjang tahun, terdiri dari:

Term 1
ILP drafted in consultation with the ILP team, based on previous year's ILP, supporting
plans and final report. ILP and any supporting plans finalised and signed by the end of the
term. Copies sent home and filed at school. Students' individual learning programs written,
based on each students' ILP

Term 2
ILP reviewed by ILP team in conjunction with the Semester 1 ILP report at the end of
semester parent/teacher meeting. Progress on achievements of short term goals recorded
on the ILP and kept on file. Adjustments made to the ILP in consultation with ILP team
and recorded on the ILP.Copies of updated ILP sent home and kept on file.

Term 3
ILP continues to inform each student's individual learning program in the classroom.
Adjustments to ILP made as needed, in consultation with ILP team. Copies of updated ILP
sent home and kept on file if adjustments are made
Term 4
Progress on achievements of short term goals recorded on the ILP and kept on file
Semester 2 ILP report completed and sent home. Option of reviewing progress with class
teacher before the end of the year.

RANGKUMAN MATERI SINGGAH KE CANBERRA MOUSQUE


Pada hari kami berkunjung ke Canberra pertepatan pada hari jumat, oleh sebab itu kami singgah
ke Canberra Mousque untuk melaksanakan shalat jumat bagi peserta laki-laki dan shalat dzuhur
bagi peserta perempuan. Setelah itu rombongan langsung melanjutkan perjalan untuk makan siang
dan langsung menuju Parliament House.

RANGKUMAN MATERI KUNJUNGAN KE PARLIAMENT HOUSE


Rombongan menuju Parliament House pada pukul 02.30 Pm, kami mengunjungi beberapa tempat
yang berada di gedung Parliament Haouse. Parliament House di buka untuk pengunjung umum,
dengan tujuan agar para pengunjung bisa melihat langsung kondisi keadaan gedung beserta seni
yang ada di dalamnya. Untuk masuk ke dalam Parliament House cukup ketat, dikarenakan
sebelum memasuki gedung tersebut para pengunjung di deteksi seluruh barang yang di bawa ke
dalam gedung tersebut. Para pengunjung diberi kebebasan untuk melihat bahkan mengambil
gambar yang ada di sekitar bagian dalam bahkan diluar gedung tersebut.

IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Turner School :
o Di Turner School memiliki beberapa bagian dalam kelas, seperti : Mainstreaming Class,
Turner School memberikan sebuah inspirasi bahwa untuk penangan anak
berkebutuhan khusus salah satunya adalah, mereka di dalam 1 ruangan dapat dibagi menjdi
2 area pembelajaran, ketika para peserta didik yang erkebutuhan khusus mengalami
kesulitan, maka mereka akan di bawa ke dalam ruangan,dan ketika ada pembelajaran
yang tertentu mereka akan di gabungkan bersama peserta didik lainnya.
o Model ruangan untuk anak disabilitas yang di terapkan di Turner School akan saya coba
untuk terapkan di sekolah di tempat saya mengajar khususnya. Dan mudah-mudahan dapat
di terapkan di sekolah di daerah saya.
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
HARI KE 6
I HARI/TANGGAL : SABTU/ 19 NOVEMBER 2016
TEMPAT : URBANEST (STUDENT ACCOMMODATION)
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
Free Activities
II RANGKUMAN MATERI
I
Free Activities
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Free Activities
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
Free Activities

HARI KE 7
I HARI/TANGGAL : MINGGU/ 20 NOVEMBER 2016
TEMPAT : URBANEST (STUDENT ACCOMMODATION)
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
Free Activities
II RANGKUMAN MATERI
I
Free activities
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Free Activities
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
Free Activities

HARI KE 8
I HARI/TANGGAL : SENIN/ 21 NOVEMBER 2016
TEMPAT : VISIT VICTORIA SCHOOL- INCLUSIVE PROGRAM FRAMEWORK
SCHOOL-WIDE BEHAVIOR SUPPORT
PEMBICARA : VICTORIA ASSISTANT PRINCIPLE- Dr. CATHY LITTLE
II URAIAN KEGIATAN
08.40 am : School Visit ke VICTORIA AVENUE PUBLIC SCHOOL
11.30 am : Tiba di Uni sydney
12.30 pm : Lunch
01.30 pm : Materi dari Dr. Cahty Little
II A. RANGKUMAN MATERI VICTORIA SCHOOL
I
School Visit VICTORIA AVENUE PUBLIC SCHOOL

www.victoriaav-p.schools.nsw.edu.au
Victoria Evenue Public School dibuka pada tahun 2105, komunitas belajar di Victoria Avenue
School Public berkembang setiap hari. Pembelajaran mereka difokuskan di ruang kelas, semua
siswa memiliki kesempatan untuk menjadi pembelajar yang sukses, individu, percaya diri dan
kreatif dan menjadi warga negara yang aktif dan informasi.
Victoria Avenue Public School merupakan bagian dari kemitraan polisi masyarakat terpadu yang
inovatif antara Departemen Pendidikan NSW dan Komunitas, Dewan Kota Kanada dan Sydney
serta Kesehatan Kabupaten lokal. daerah tersebut adalah 1 dari 47 tempat penitipan anak, katering
pusat untuk anak-anak sejak lahir sampai usia sekolah, pelayanan kesehatan anak usia dini, di luar
Sekolah Jam Perawatan, penggunaan bersama bidang bermain dan ruang komunal.
Di Victoria Avenue Public School dan daerah, mereka berusaha mengembangkan komunitas
belajar untuk keunggulan merata, mendukung seluruh anak dari lahir sampai SMA. Siswa, orang
tua, staf dan masyarakat akan melakukan hal ini dengan bekerja dalam kemitraan untuk membuat
jaringan otentik dengan masyarakat lokal dan global. Dukungan dan keterlibatan keluarga lokal
sangat penting untuk kesuksesan sekolah tersebut.

Kurikulum
Pihak sekolah mengajarkan keterampilan belajar dasar yang dibutuhkan oleh siswa sesuai
dengan kebutuhannya. Pada awal masuk sekolah mereka lebih banyak memberikan jam
pembelajaran untuk pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Adapun kurikulum tersebut
sebagai berikut :
o English
o Mathematics
o Science and technology
o Human society and its environment
o Personal development, health and physical education
o Creative arts
Pada umumnya sekolah dasar di New South Wales mengikuti kurikulum berdasarkan tahapan
pembelajaran. Setiap tahapan kurang lebih setara dengan dua tahun sekolah. Untuk setiap tahap
belajar ada keterampilan, pengetahuan dan tingkat pemahaman bahwa setiap siswa harus bisa
mengembangkannya. Contohnya :
1. Tahap Awal mengacu ke sekolah TK
2. Tahap 1 meliputi Tahun ke 1 dan ke 2
3. Tahap 2 meliputi ke 3 dan ke 4
4. Tahap 3 termasuk Tahun ke 5 dan ke 6

Peraturan & Kebijakan Sekolah


Victoria menerapkan nilai-nilai yang diajarkan pada setiap kelas untuk membantu siswa
dalam hal:
o Mengembangkan cinta belajar.
o Mengejar keunggulan dan tinggi standar.
o Mengembangkan perawatan dan menghormati diri mereka sendiri dan orang lain.
o Bangga dalam pekerjaan mereka.
o Menunjukkan rasa yang kuat keadilan dan keadilan sosial.
o Menghormati dan memahami sejarah Australia termasuk budaya dan pengalaman
orang-orang Aborigin dan Torres Strait Islander sebagai bangsa pertama Australia,
dan Australia sebagai masyarakat multikultural.
o Memiliki apresiasi dari sejarah Australia dan masyarakat multikultural.
o Aktif berpartisipasi sebagai warga negara.
Catatan :
Semua siswa juga diharapkan agar dapat :
Menghadiri sekolah setiap hari, kecuali mereka secara hukum dimaafkan.
Berada di kelas tepat waktu dan siap untuk belajar.
Menjaga penampilan rapi dan mengikuti sekolah kebijakan seragam.
Berperilaku aman, penuh pertimbangan dan bertanggung jawab termasuk ketika bepergian
ke dan dari sekolah.
Aturan tindak kelas, berbicara sopan dan bekerja sama dengan petunjuk dan kegiatan
belajar.
Memperlakukan staf, siswa lain dan anggota komunitas sekolah dengan bermartabat dan
hormat.
Perawatan untuk properti milik sendiri, sekolah dan lain-lain.
Setiap perilaku yang melanggar keselamatan orang lain seperti pelecehan, intimidasi atau perilaku
ilegal tidak akan ditoleransi oleh pihak sekolah.
Ketika jam pembelajaran peserta didik keluar dari area sekolah, maka itu salah satu bentuk
hilangnya kepercayaan orang tua terhadap pihak sekolah. Oleh sebab itu pihak sekolah harus
memastikan keberadaan peserta didik berada di kelas nya masing-masing. Dan hal ini sangat
penting untuk menjaga kepercayaan orang tua terhadap sekolah.

Sistem Kehadiran :
Victoria menerapkan sistem yang sangan disiplin terutama dalam hal kehadiran. Sebagai
orang tua atau pengasuh bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anandanya
menghadiri sekolah setiap hari, termasuk hari olahraga,kecuali jika peserta didik :
Memiliki janji medis atau pemeriksaan yang tidak dapat ditunda (sebaiknya ini
harus dilakukan setelah sekolah atau selama liburan).
Di perlukan untuk menghadiri hari libur keagamaan yang diakui.
Di perlukan untuk menghadiri keadaan keluarga yang luar biasa atau mendesak
(seperti menghadiri pemakaman).
Sakit, atau memiliki penyakit menular.
Adapun terdapat hal-hal yang menyebabkan peserta didik tidak dapat menghadiri sekolah secara
rutin, para orang tua diharuskan berkonsultasi kepada kepala sekolah atau konselor sekolah. Jika
ananda tidak dapat hadir ke sekolah, datang terlambat bahkan pulang lebih awal, diharapkan orang
tua memberitahu walikelasnya atau asisten administrasi di sekolah, atau menjelaskan alasan
melalui telepon, email, atau catatan tertulis sesegera mungkin dan dalam waktu tujuh hari.

Bentuk Laporan dan Penilaian


Laporan Tahunan disediakan untuk komunitas sekolah sebagai akun operasi dan prestasi
sekolah sepanjang tahun.Laporan Ini adalah hasil dari praktek penilaian siswa di sekolah
yang dilakukan secara ketat dengan cara berkolaboratif dengan guru, staf, orang tua / wali
murid.Setiap guru menggunakan berbagai strategi untuk menilai pekerjaan masing-masing
siswa. termasuk mengamati pekerjaan mereka di kelas dan mencermati karya yang mereka
hasilkan sepanjang tahun.Laporan Ini memberikan penilaian secara rinci dari kemajuan
siswa untuk menunjukkan kualitas tinggi pendidikan bagi setiap anak yang ditetapkan
dalam rencana sekolah. Khusus untuk anak berkebutuhan khusus mereka membedakan
bentul laporannya.

Fasilitas Sekolah
- Learning Support
Di Victoria Avenue Public School selalu memantau setiap kemajuan siswa dan mereka
juga memberikan dukungan pembelajaran tambahan jika diperlukan. Dan di sekolah ini
menggunakan program belajar dan staf khusus di mana diperlukan, mereka bekerja dalam
kemitraan dengan orang tua dan wali murid untuk membantu siswa yang memiliki
kebutuhan belajar khusus.Victoria Avenue Public School berkomitmen untuk bekerja
dengan orang tua Aborigin dan anggota masyarakat dalam mengembangkan rencana
pribadi untuk siswa Aborigin yang ada di sekolah mereka. Adapung support class yang
disediakan untuk anak berkebutuhan khusus dibagi sebagai berikut :
Mainstream class 1 guru, dan Learning Support Assistan (LSA)

Tetapi Victoria juga lebih selektif dalam pembagian kelas, mereka tidak hanya menyediakan 1
guru dan LSA tetapi mereka juga menyiapkan guru jika memang peserta didik tersebut
mempunyai kebutuhan yang lebih detail, dan membawa nya ke ruangan yang berbeda dari peserta
didik yang lain.

- Learning Extantion
Di Victoria Avenue Public School juga memfasilitasi program bagi siswa yang berpotensial
tinggi di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang kemampuan di sekolah seperti
intelektual, kreatif, sosial dan fisik.
- Caring for Student
Salah satu Learning Support yang di sediakan oleh pihak VictoriaAvenue adalah
lingkungan sekolah yang saling menghormati semua latar belakang. Serta informasi
tentang dukungan bagi semua aspek lingkungan sekolah.
- Aboriginal Student support
Victoria Avenue Public School juga menyediakan Learning Support bagi siswa Aborigin.
Mereka sangan memelihara dan menghargai identitas budaya Aborigin. Victoria tidak
membedakan antara peserta didik dari ras apapun, mereka memberlakukan hal yang sama
untuk semua siswa.
- Special Needs Support
Victoria Avenue Public school memiliki support khus bagi peserta didik yang memerlukan dukungan
tambahan. Karena di NSW peserta didk berhak untuk meilih sekolah yang mereka inginkan. Namun
mereka juga disarankan untuk berkonsultasi tentang anak mereka dimana sekolah yang cocok untuknya
terutama bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus. Di Victoria juga menyediakan beberapa pilihan
yang cocok untuk belajar, seperti :
Kelas regular dengan dukungan tambahan, atau
Kelas khusus di sekolah reguler atau khusus
- Supporting Families
Sekolah ini juga tidak hanya memfasilitas untuk Student Support, tetapi juga menyediakan
layanan untuk mFamilies Support. Contohnya :
o Parent Information
o Sekolah meyedian sebuah laman yang berisikan tentang pendidikan yang relevan
untuk mendidik anak, seperti tentang pelajaran Literacy yaitu bagaimana cara
orang tua membantu anaknya belajar di tahun ke 1 , contohnya :
Five ways to build your child's literacy skills (also in community languages)
Reading to your child at home
Writing Stage 1 (K-2)
Reading Stage 1 (K-2)
Spelling Stage 1 (K-2)
Talking and listening Stage 1 (K-2
Semua ini tersedia dalam berbagai bahasa. Karena memang di Victoria memiliki
peserta didik dari berbagai ras.
o Counselling
Pihak Victoria juga menyediakan seorang Konselor, jika salah satu dari keluarga
peserta didik mengalami sebuah trauma atau broken home, agar dampak nya tidak
terimbas kepada si anak. Maka pihak orang tua bisa langsung membuat janji
kepada pihak konselor di sekolah.
o Student Counselling
Pihak Victoria tidak hanya menyedikan konselor bagi para orang tua, tetapi juga
untuk para peserta didik mereka. Orang tua dapat langsung menghubungi konselor
sekolah jika anaknya mengalami perubahan seperti terlihat cemas, ketakutan, dll.
o Student Safety
Di Victoria peserta didik diberi keamanan yang ketat, misalnya ketika awal masuk
sekolah mereka harus memiliki catatan tentang kriminal, itu untuk memudahkan
mereka tentang keamanan peserta didik. Adapun contoh Student Safety yang di
berikan kepada peserta didik adalah tentang :
Internet Safety
Bullying
Racism
Sun safety
Road Safety
Drug Education

B. RANGKUMAN MATERI Dr. CATHY LITTE : 01.30 pm 04.00 pm


INCLUSIVE PROGRAM FRAME WORK SCHOOL-WIDE BEHAVIOUR SUPPORT

I. Debrief
Apakah anda menikmati kunjungan hari ini ?.
Diskusikan apa yang anda lihat di sekolah anda bersama dengan kelompok di meja
anda.
Masing-masing peserta menuliskan satu hal yang dielajari dari kunjungan hari ini
tuliskan pada kertas post it berwarna kuning di meja anda dan tempelkan di kertas yang
lebih besar.
Setiap grup membagikan respon mereka kepada kelompok di meja lain.

II. Apa itu perilaku ?


Cara dimana seseorang bertindak terutama terhadap orang lain.
Cara dimana seseorang bertingkah laku dalam menanggapi situasi atau stimulus
tertentu (Oxford Dictionary, 2016).
Perilaku adalah sebuah bentuk dari komunikasi.
Pada dasarnya perilaku dapat diobservasi.
Semua perilaku ada untuk memenuhi suatu fungsi.

III. Definisi dari Challenging Behaviour


Menganggu proses belajar siswa dengan challenging behavior maupun siswa lainnya.
Menghalangi terbentuknya interaksi dan hubungan sosial yang positif.
Membahayakan siswa, kelompok bermain, orang dewasa, atau anggota keluarga dari
siswa tersebut.
Ringan berat.

IV. Mengapa Challenging Behaviour dapat terjadi ?.

Tidak !!!!

Anak yang nakal.


Disability (keterbatasan kemampuan).
Keluarga yang tidak baik.
Keadaan rumah yang tidak baik.
Trauma atau pengalaman sebelumnya.

Challenging behaviour dan appropriate behaviour didukung oleh lingkungan saat ini.
PERILAKU MEMENUHI SUATU FUNGSI

V. Fungsi dari perilaku.


5 kebutuhan dasar (bertahan hidup, memiliki sesuatu (kepunyaan), harga
diri/kekuasaan, kebebasan, kesenangan)) (Frey & Wilhite, 2005).
Sosial/komunikatif (perhatian, melarikan diri/menghindari, mendapatkan sesuatu yang
nyata atau jelas).
Sensori (self regulation, bermain atau hiburan) (Janney, 2000).

VI. Tantangan yang kita hadapi.


Poin pertama : Sekolah mampu mengeluarkan peraturan untuk menunjukkan
bahwa disiplin telah diterapkan, tetapi di dalam praktiknya sekolah juga menyadari
bahwa banyak prosedur yang sulit untuk mengawasi dan memastikan konsistensi dari
sistem tersebut. Oleh karena itu, kita perlu untuk menetapkan apa saja peran kita baik
secara kolektif dan individual.
Poin kedua : Selain tidak efektif, metode disiplin yang tradisional juga dapat
meningkatkan frekuensi dan intensitas dari masalah perilaku.
Poin ketiga : Pada umumnya, sistem-sistem yang diterapkan untuk siswa-siswa
dengan perilaku yang paling menantang tidak berhubungan dengan school wide dan
targeted support system.
Poin keempat : Sebagai pendidik, kita merasa sulit untuk mengambil gagasan
bahwa kita ikut bertanggung jawab dalam mendidik murid tentang bagaimana cara
berperilaku dan bersosialisasi yang baik dengan orang lain (latar belakang guru
pelajaran sejarah di SMA selama 15 tahun tidak perlu untuk mengajarkan tetapi
anda lakukan).
Kita perlu melihat perilaku sebagai seperangkat keterampilan sosial. Contoh : ketika
anak meminjam pulpen dengan mengatakan dapatkah saya meminjam pulpen kamu ?
dan murid mengatakan terima kasih ketika mengembalikan nya.
Ketika murid mengambil pulpen temannya tanpa meminta izin, mereka mendapatkan
apa yang mereka inginkan namun dengan menggunakan cara yang salah.
Sistem Akademik
Intervensi intensif terhadap individu
1. Siswa perorangan.
2. Berbasis penilaian (assessment).
3. Intensitas tinggi.
Intervensi kelompok
1. Beberapa siswa (yang beresiko).
2. Efisiensi tinggi.
3. Respon cepat.
Intervensi yang universal
1. Semua siswa.
2. Encegahan, proaktif.
Sistem Perilaku
Intervensi intensif terhadap individu
1. Siswa perorangan.
2. Berbasis penilaian (assessment).
3. Intens, prosedur jangka panjang.
Intervensi kelompok
1. Beberapa siswa (yang beresiko).
2. Efisiensi tinggi.
3. Respon cepat.
Intervensi yang universal
1. Semua siswa, semua keadaan/setting.
2. Pencegahan, proaktif.

VII. School-wide Positive Behaviour


Menerapkan praktik terbaik dalam pengembangan keprofesian dan perubahan sistem (tim).
Menekankan penggunaan informasi dari penilaian (assessment) sebagai panduan untuk
mengambil keputusan terhadap intervensi dan penyelenggaraannya.
Fokus pada penggunaan rangkaian dari behavioural supports (hal-hal yang mendukung
munculnya perilaku positif).
Fokus pada meningkatkan contextual fit (strategi yang sesuai dengan nilai, keterampilan,
atau rutinitas dari murid yang akan menjalankan intervensi) antara konteks masalah dan
apa yang kita ketahui efektif.
Fokus pada merancang lingkungan sekolah yang menudkung keberhasilan jangka panjang
yang efektif (3-5 tahun).
Harapan terhadap perilaku siswa ditetapkan oleh tim dari sekolah dengan saran atau
pendapat dari semua staf.
Behavioural support yang efektif diterapkan secara konsisten oleh staf sekolah.
Mengajarkan perilaku yang sesuai atau tepat kepada siswa.
Perilaku positif diakui oleh masyarakat.
Masalah perilaku memiliki konsekuensi yang jelas.
Perilaku siswa dimonitor dan staf menerima feedback yang teratur.
Strategi dari behavioural support yang efektif diimplementasikan di school-wide, keadaan
yang spesifik, ruangan kelas, dan tingkatan siswa.
Strategi dari behavioural support yang efektif dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari
semua siswa.
Segitiga tersebut mencakup semua siswa di dalam sekolah. Pendidik harus
mengembangkan rangkaian dukungan untuk meningkatkan kemungkinan dari
keberhasilan.
Pencegahan pertama (Primary prevention) : Sekolah atau kelas dengan wide system untuk
semua siswa, staf, dan keadaan/setting.
Pencegahan kedua (Secondary prevention) : Sistem khusus kelompok untuk siswa dengan
perilaku yang beresiko.
Pencegahan ketiga (Tertiary prevention) : Sistem khusus individual untuk siswa dengan
perilaku yang beresiko tinggi.
Segitiga yang berwarna hijau merupakan rangkaian support yang diterapkan untuk semua
siswa.
Segitiga yang berwarna hijau merupakan rangkaian perilaku untuk semua theora.
Label perilaku nya bukan orangnya.
Segitiga yang berwarna hijau merupakan rangkaian perilaku untuk semua molcom.
Label perilaku nya bukan orangnya (Baker,2005 JPBI).

VIII. Seperti Apakah Primary Prevention ?


>80% siswa dapat menjelaskan apa yang diharapkan dari mereka.
Positif interaksi antara guru dan siswa lebih besar dari negatif interaksi.
Perencanaan tindakan dan implementasinya didasari pada data dan tim.
Kepala sekolah adalah peserta yang aktif.
Tersedianya rangkaian behaviour support yang lengkap untuk semua siswa.

IX. Seperti Apakah Secondary & Tertiary Prevention ?


Koordinasi tim dan pemecahan masalah.
Local specialized behavioural capacity.
Perencanaan behaviour support berdasarkan fungsinya.
Berpusat pada individu (person-centered), relevan secara kontekstual dan budaya.
Regional behavioural capacity.
Berorientasi pada instruksi.
Berhubungan dengan penerapan dan sistem dari perilaku yang positif.
Mendukung sekolah yang berbasis komprehensif.

X. Karakteristik Penting
Pernyataan tentang tujuan.
Perilaku yang diharapkan dan peraturan yang ada didefinisikan secara jelas.
Prosedur untuk mengajarkan dan mempraktikkan perilaku yang diharapkan.
Prosedur untuk mendukung perilaku yang diharapkan tersebut.
Prosedur untuk meminimalisir masalah perilaku.
Prosedur untuk pencatatan dan pengambilan keputusan.
Hal-hal di atas adalah karakteristik utama dari school-wide. Setiap tim harus memiliki
karakteristik yang sama, namun setiap sekolah dapat mengimplementasikan
karakteristik yang berbeda dikarenakan variasi dari tiap sekolah.

XI. Peraturan Sekolah


Murah hati dan tunjukkan rasa hormat.
Menjaga kebersihan sekolah.
Datang tepat waktu.
Memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama.
Menyelesaikan tugas tepat waktu.
Berbaris tepat waktu.
Angkat tangan sebelum berbicara.
Minum dan pergi ke toilet sebelum bel berbunyi.
Minum atau gunakan kamar mandi sebelum bel berbunyi.
Berbaris tepat waktu.

IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Victoria Avenue Public School
Pelajaran yang saya telah amati di Victoria ketika berkunjung adalah sistem pembelajaran
dan cara penerapan kepada peserta didik disabilitas secara umum sama. Memang perlu di
pahami juga bahwa di Victoria adalah sekolah baru, jadi untuk penerapannya mereka baru
saja memulainya.

Dr.Cathy Little : Inclusive Program Framework School-Wide Behavior Support


Sebuah bentuk pembelajaran Prilaku Positive terhadap penerapan sekolah inklusive.
Australia tidak lagi memberlakukan adanya perbedaan antara peserta didik biasa dan
disabilitas. Tetapi mereka memberlakukan hak yang sama. Karena perbedaan tersebut yang
akan membuat kesenjangan diantara para peserta didik. Oleh sebab itu semua peserta didik
di berlakukan sama.

V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
HARI KE 9
I HARI/TANGGAL : SELASA/ 22 NOVEMBER 2016
TEMPAT : VISIT WANGEE PARK SCHOOL-INCLUSIVE PROGRAM
FRAMEWORK INCLUSIVE CURRICULUM WITH AN UNIVERSAL DESIGN
PEMBICARA : WANGEE ASSISTANT PRINCIPLES-PROf. DAVID EVAN
II URAIAN KEGIATAN
08.40 am : Visit WANGEE PARK SCHOOL
11.30 am : arrive Uni Sydney
12.30 pm : Lunch
01.30 pm : Materi oleh Prof.Daved Evans Inclusive Program Framework Inclusive Curriculum
with an Universal Design for Learning

II A.RANGKUMAN MATERI VISIT WANGEE PARK SCHOOL


I
Wangee Park School
E-mail : wangeepark-s.school@det.nsw.edu.au

Wangee Park School adalah sekolah yang berada di bawah naungan Departemen
Pendidikan Australia. Semua pembiayaan sekolah tersebut berasal dari pemerintah
Australia.
Wangee Park School juga Termasuk dalam SSP = School with Spesific Purpose yaitu
Menangani anak-anak berkebutuhan khusus dari level yang sedang ke level yang paling
atas. Adapun Jumlah siswa sebanyak 49 siswa.
Pendidikan di sekolah tersebut dimulai dari tingkat TK sampainusia 12 tahun
Wangee Park Terdiri dari 8 kelas.
Dalam 1 kelas terdiri dari 1 guru dan 1 guru bantu.
Wangee juga megelompokan kelas berdasarkan usia. Bukan berdasarkan level kebutuhan.
Anak di gabungkan dengan berbagai level kebutuhan dalam level usia yang sama. Anak
berkegiatan bersama, melakukan semua aktifitas bersama.
Penetepan ekspektasi sama tinggi dengan anak-anak walaupun merek memiliki kebutuhan
khusus.
Wangee Park School jugan menggunakan kurikulum yang sama dengan sekolah regular.
Yaitu Kurikulum yang dikeluarkan dari ACARA

Cara/ strategi Wangee Park School untuk bisa memfasilitasi semua kebutuhan anak
1. Ekspektasi memiliki ekspektasi yang tinggi untuk anak-anak.
2. Berkolaborasi dengan yang lainnya.
3. Suasana / keadaan yang aman dan nyaman

Proses pembuatan program khusus/ IEP


Transition.
Mengumpulkan data di awal assessment.
Mencari pada diri anak : kekuatan-minat anak-dan kesulitannya.
Melakukan pendekatan oleh tim (pembuatan IEP ini melibatkan guru-anak-orang tua-
terapis, dll)

Strategi pengembangan anak


o Membuat SMART goals (Spesific-Measurable-Achievable-Relevant-Tangible)
o (specific goal untuk membantu anak menerima dan belajar), dalm waktu 4minggu
biasanya tercapai 1 goal.Ini yang diajarkan oleh semua guru yang ada di sekolah.
o Educational Program (Syllabus).
o Komunikasi dengan berbagai pihak. Orangtua-stake holder, terapis, siswa, kolega
guru, dll.
Catatan :

Setiap anak memiliki individual goal yang dibuat oleh guru-orang maupun tua.
Goal utama untuk anak-anak adalah communication skill dan Social skill.
Menggunakan banyak visualisasi untuk membantu berkomunikasi. Gambar-IT-Kartu-Sign,
dll.
Kurikulum/syllabus untuk semua anak sama namun dilakukan modifikasi berdasarkan
kebutuhan anak.
Ada sebuah Video yang di tampilkan tentang cara anak tersebut berkomunikasi.
Nama : Taylah
Yang di alami oleh anak tersebut :
Tidak bisa berkomunikasi verbal
Pelajaran yang dapat di ambil :
Taylah bisa berkomunikasi lewat gambar-ketika Taylah menemukan cara berkomunikasi
dan ia bisa mengkomunikasikan apa yang diinginkannya masalah perilaku berkurang
banyak. Karena ini mengurangi level stresnya. Dengan pengalaman kita akan menemukan
pengalaman yang lainnya.

Salah satu cara Wangee Park School memberikan pembelajaran adalah dengan menyetelkan video
celebrate anak-anak. Seperti pemilihan lagu Taylor Swift dipilih karena ini melibatkan anak-anak
usia kelas 5 dan 6. Guru tidak memilih lagu untuk anak dibawah usia mereka ini adalah salah
satu cara membangun inclusive environment

Yang perlu diingat bahwa untuk meghadapi sebuah masalah perilaku/behavior program selalu
diawali dari positive profile. Dan untuk challenging behavior guru dapat terbantuk sesuai dengan
data.

Contoh :

Penyebab Perilaku Konsekuensinya


Guru mencari pola/kesamaan dari Memukul Konsekuensi tetap ada, tidak ada
perilaku yang sering muncul. Bukan pengecualian walaupun untuk anak
hanya fokus dipenanganan berkebutuhan khusus
perilakunya

What is normal?
Inclusion = Include ALL children (all as a people)

B.RANGKUMAN MATERI : Prof. David Evans


INCLUSIVE PROGRAM FRAMEWORK INCLUSIVE CURRICULUM with an
UNIVERSAL DESIGN for LEARNING
1. Obyek
Diskusi tentang konsep dari least dangerous assumption
Diskusi tentang unsur-unsur dari implementasi inklusif yang berkualitas
Diskusi tentang peran pendidik dan siswa dalam mengimplementasikan inklusif
yang berkualitas
Menerapkan prinsip dari universal design for learning
2. Status bermain
a. Pengertian
Adalah melakukan pekerjaan yang reasonable dalam mengelola seberapa baik siswa
siswa dengan kebutuhan khusus bervariasi ke sekolah baru dan mendukung guru untuk
meningkatkan hasil pembelajaran siswa-siswa tersebut
b.Hambatan
Kurangnya waktu bagi sekolah untuk merancang penyesuaian (ADJUSTMENT )
yang dibutuhkan dalam mengakomodasi siswa-siswa dengan kebutuhan khusus
Beberapa penyidik percaya bahwa siswa tidak membutuhkan penyesuaian atau
tidak memiliki kemampuan untuk belajar
c.Pendidik dan keluarga menganggap bahwa beberapa sekolah tidak memiliki kapabilitas
dalam menangani masalah yang muncul
d.tidak mampu menarik informasi ini untuk menentukan keseluruhan kinerja sekolah
dalam meningkatkan hasil proses belajar terhadap siswa-siswa dengan kebutuhan khusus
3. Assumsi paling berbahaya
Bahwa dengan tidak adanya data konklusif , keputusan dalam pendidikan di
dasarkan pada asumsi . Jika asumsi ini benar ,maka akan menimbulkan Least
dangerous effect dengan kemungkinan bahwa siswa dapat bekerja atau beraktivitas
secara mandiri seperti orang dewasa
Kita harus menganggap bahwa rendahnya kinerja disebabkan oleh instruksi yang
kurang tepat daripada ketidak mampuan siswa ( domelian 1984)
4. Komponen dari penerapan inklusif yang berkualitas
Sekolah menyediakan dukungan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk
memenuhi berbagai macam kebutuhan dari siswa
Tenaga professional berkolaborasi untuk menyediakan dukungan dan instruksi
yang tepat
Siswa dididik dalam keadaan natural yang sangat efektif dalam memenuhi
kebutuhan mereka
Siswa dididik secara bersama-sama
Siswa diberikan dukungan untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing dan
mencapai hasil belajar yang bernilai
5. Kualitas dari sekolah inklusif yang efektif
-Kualitas budaya dan organisasi
Pentingnya visi yang Satu
Dukungan dari administrative dan guru memberikan hasil berupa meningkatnya
kolaborasi, pengambilan keputusan secara bersama, dan pendistribusian
kepemimpinan
Penggunaan resources yang efisien dan fleksibel
-kualitas instruksi di dalam kelas
Instruksi yang berkualitas tinggi di semua kelas
Pengembangan professional berpusat pada peserta didik
6. Pendidik
Mendidik itu rumit
Pendidik meningkatkan siswa untuk melakukan sesuatu yang baru
Pendidik merumuskan masalah disekitar variable yang dapat dikendalikan
Pendidik harus mengajar lebih banyak dalam waktu yang sedikit
Pendidik menghormati siswa
(siswa akan belajar dengan baik ketika mereka merasa bernilai ketika seseorang
memiliki harapan yang tinggi terhadap mereka dan ketika mereka diajarkan dan
didukung dengan baik . )
7. Peserta didik
Pendidik mengontrol instruksi untuk peserta didik
Perilaku dari peserta didik dapat diubah
Respon yang salah merupakan usaha terbaik dari peserta didik agar menjadi cerdas
Peserta didik rentan terhadap symbol-simbol
Peserta didik adalah pengamat dalam pengamatan yang logis
[ ]
8. Belajar dan kesulitan
Predictor 2 : Keterampilan pendidik dalam mengelola variable proksimal dengan cara
produktif dalam mencocokkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada pada
peserta didik
-Kesuksesan tidak bergantung pada perhatian , ingatan, atau motivasi dari peserta didik
perhatian, motivasi, dan memori dari peserta didik bergantung pada instruksi yang sukses (
tidak sama dengan mengajar yang buruk)
9. Asumsi : Belajar dan Kemampuan
Belajar adalah interaksi yang dinamik antara diri seseorang dengan lingkungan atau
keadaan
Kemampuan dan ketidakmampuan peserta didik merupakan titik potong antara
seorang individu dengan lingkungan atau keadaan
[ }
10. Asumsi : Variabilitas Peserta Didik
Pesrta didik dalam lingkungan belajar apapun mewakili berbagai variabilitas
Jika kita merancang instruksi untuk peserta didik yang rata-rata kita sedang
merancang tidak untuk seorangpun
[ ]
11. Designing to the Margins
Menjadiakan siswa urutan kurikulum yang mencerminkan perkembangan yang khas

12. Universal Design for Learning


..adalah sebuah kerangka (framework) untuk mengorganisir instruksi dalam tiga perinsip
berdasarkan ilmu belajar. Prinsip-prinsip ini menjadi panduan dalam merancang dan
mengembangkan kurikulum yang efektif dan inklusif untuk semua peserta didik(Rose dan
Gravel ,2010 ).

13. Universal design for Learning : Principles


Perjanjian Perwakilan
Menstimulasi motivasi dan semangat Menyajikan informasi dan konten Menawarkan pi
untuk belajar secara berkelanjutan dalam berbagai cara untuk mendukung sehingga masin
pemahaman membuat belaja

14. Hasil ilmu pengetahuan ( Science Outcomes )


Mengeksplorasi siklus air
Mengidentifikasi contoh campuran
Menyelidiki sumber daya bumi terbarukan

15. Universal design for Learning


Bukan merupakan hal atau inisiatif dari pendidikan khusus.
Bukan merupakan paket atau produk
Tidak mengharuskan adanya teknologi

IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT

V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

HARI KE 10
I HARI/TANGGAL : RABU/ 23 NOVEMBER 2016
TEMPAT : ROOM 604
PEMBICARA : PROF.DAVID EVANS- Dr. MICHELLE BONATI
II URAIAN KEGIATAN
09. 00 am : Materi I Prof. david Evans : Multi Tiered Approach and Inclusive Practice
12.30 pm : Lunch
01.30 pm : Materi II Dr. Michelle Bonati

II A.RANGKUMAN MATERI PROF.DAVID EVANS:


I MULTI TIERED APPROACH AND INCLUSIVE PRACTICES
Pendidikan inklusi yang akan difokuskan pada saat ini adalah bagaimana menhajdikan
sebuah sekolah tersebit dapat menyelenggarakan pendidikan yang lebih inklusi.
Penyelenggaraan pendidikan tersebut tidak hanya terbatas kepada sekolah dan siswa itu
sendiri tetapi juga bagaimana mengajarkan keberagaman kepada seluruh warga sekolah
termasuk staff, orang tua dan siswa yang ada disekolah tersebut.
Menjadikan sebuah sekolah itu mampu menyelenggarakan pendidikan inklusi bukanlah hal
yang instan atau setelah ditetapkan sebagai sekolah inklusi serta merta dapat menjadi
sekolah yang benar-benar inklusi.
Amerika serikat sebagai contoh negara yang menjunjung tinggi hak azazi manusia adalah
termasuk negara yang tidak begitu percaya bahwa Pendidikan Inklusi dapat berjalan
dengan baik. Mereka berabggapan bahwa tidak mungkin jika semua siswa dapat ditangani
dengan satu kurikulum saja. Partisipasi aktif tidak akan dapat tercapai jika semua siswa
diperlakukan sama.
Tetapi sebenarnya pendidikan inklusi dapat diaplikasikan disebuah negara yang percaya
bahwa semua anak mendapatkan hak untuk memperoleh pendidikan yang sama. Seluruh
elemn yang ada harus memiliki visi dan dasar yang sama mengenai penyelenggaran
pendidikan inklusi ini sehingga tujuan akhir bahwa semua siswa itu berhak belajar akan
tercapai.

B.RANGKUMAN MATERI DR. MICHELLE BONATI:


INCLUCIVE PRACTICE : LIFE LONG LEARNING TRANSITION BEYOND SCHOOL
Program Transisi sangat dibutuhkan untuk menyiapka siswa agar dapat menraih target
hidupnya. Bagi anak dengan disabilitas bekerja bukan hanya berarti bekerja tetapi lebih
pada kesanggupan mereka dalam berinteraksi dengan masyarakat.
Pendekatan individu adalah sebuah cara fikir dan rencana untuk mendukung individu
berkebutuhan khusus menggunakan kekuatan, minat, tujuan, pilihan dan kebutuhan
pendampingan yang bersangkutan yang mendorong kepada pelibatan penuh individu
tersebut dalam pendidikan dan masyarakat.
Pendekatan ini harus mmemperhatikan kekuatan dan minat anak, harap yang akan dicapai
anak, kesempatannya untuk merubah lingkungan, mendukung untuk bersikap kreatif,
memyesuaikan dukungan dengan tujuan anak serta menggunakan filosofi inklusi sebagai
dasar. Yang terlibat dalam pendekatan ini adalah keluarga, sekolah, teman sebaya, terapis
atau dokter dan juga orang lain.
Selain itu pembelajaran juga harus bersifat positif yang memberikan gambaran tentang
profil anak yang menjelaskan kelebihan, minat, tujuan prioritas (SMART Goal) dan
pilihan. Strategi untuk menyiapkan perencanaan yang berpusat pada individu adalah
dengan mengumpulkan informasi sebelum melalkukan petemuan tim (melakukan
wawancara, menerima data dan catatan darisekolah, laporan kesehatan dari dokter atau
terapis dan hasil dari kunjungan rumah) mendengarkan dengan hati-hatiapa yang jadi
prioritas anak dan keluargaya dan fokus pada kekuatan, minat, tujuan, dan pilihan anak.
SMART Goals atau tujuan prioritas ini dibuat harus :
1) Spesifik yaitu apa yang akan dilakukan oleh anak harus spesifik begitu juga dengan
hasil yang diiinginkan adalah adanya perubahan spesifik pada satu perilaku yang
tampak.
2) Mengukur yaitu kita dapat mengetahui bahwa anak tersebut telah mencapai tujuan
atau belum dengan hasil yang diinginkan adalahanak menunjukkan perilaku
tertentu dengan kondisi yang ditetapkan untuk kriteria yang ditentukan.
3) Ada yang dapat diraih (Achievable) yaitu ada nya kemungkinan untuk anak
tersebut untuk meraih tujuannya.
4) Relevan yaitu apa yang akan dicapai anak tersebut apakah relevan untuk usianya.
5) Tepat waktu yaitu jelas adanya jangka waktu untuk meraih tujuan tersebut apakah
Jangka Pendek atau Jangka Panjang.
SMART Goal ini harus memenuhi 3 kriteria yaitu Kondisi, Perilaku dan Kriteria
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT

V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

HARI KE 11
I HARI/TANGGAL : KAMIS/ 24 NOVEMBER 2016
TEMPAT : ROOM 419
PEMBICARA : HILLARY DIXON- Dr.MICHELLE VILLENEUVE & MICHAELLE
MILLINGTON
II URAIAN KEGIATAN
09.00 am : Materi I Hillari Dixon : Australia Curriculum Overview
11.30 am : Materi II Sarah Humphreys, NSW
12.30 pm : Lunch
01.30 pm : Materi III Dr.Michelle Villeneuve & Michael Millington

III RANGKUMAN MATERI HILLARY DIXON:AUSTRALIA CURRICULUM OVERVIEW


Gambaran Umum tentang kurikulum Nasional Australia
Kurikulum Nasional diaustralia disusun oleh ACARA dimulai sejak tahun 2013 dengan
tujuan untuk meningkatkan pembelajaran di Australia . ACARA memiliki lingkup kerja di
level internasional
ACARA menyusun atau membuat kurikulum ,tetapi tidak bertanggung jawab tentang isi
kurikulum yang akan diajarkan , tetapi ada badan lain yang bertanggung jawab dalam hal
ini.di setiap step ada badan khusus seperti contoh di Cambbera dikenal deengan nama ICT.
Dalam materi ini mencakup 3 bagian yakni :
1. Bagaimana proses dijalani sampai saat ini masih tahap memperbaiki
2. Isi dan struktur Kurikulum Nasional Australia
3. Keragaman siswa
Ketiga proses di atas akan dibahas lebih luas pada uraian berikut
1. Tahap Proses
- Melalui proses yang lama dan pelan-pelan dimulai dari dokumen ,bagaimana
bentuk kurikulum Nasional.
Untuk mengetahuinya harus mempelajari isinya secara mendetail
- Dalam dokumen kurikulum harus harus dimasukkan setiap mata pelajaran yang ada
dengan bahasannya sendiri-sendiri tetapi masih berkaitan satu sama lain
- Proses penulisan diawali dengan :
a. Menulis drap
b. Mengundang pihak-pihak yang terkait di Australia sesuai bidangnya
c. Pihak-pihak tersebut termasuk persatuan guru Australia dan steakholder
pendidik
d. Isi dari kurikulum adalah isi capaian setiap mata pelajaran ,pertanyaan yang
muncul adalah apakah para guru dan siswa dapat mencapai standar tersebut
e. Kemudian divalidasi sebagai kurikulum yang sudah di validasi
Sebelum memasuki proses di atas sudah ada 1 kurikulum yang sudah siap
.proses ini melibatkan banyak pihak dan selalu dalam proses .tidak dipungkiri
bahwa perbedaan itu selalu ada tetapi tidak apa-apa.

2. Isi kurikulum
- Terdiri dari tiga dimensi
a. Mata Pelajaran
b. Kemampuan umum
c. Lintas kurikulum
- Learning Area dan Subjects
Dalam satu area terdiri dari beberapa mata pelajaran seperti : drama ,dans,music
English
physical Education
Languages
Mathematics
Science
- Language Specifik Development
Chinese Indonesia
French Italian
Arabic Modern Greek
German Spanish
Japanes Vietnames
Korean
- Framework for Aborigual Languages are Forres Strait Islander long
- Prioritas lintas Kurikulum
- Kemampuan Umum
- Visualisasi kemampuan umum dimensi kurikulum
- Information Curiculum overview
- Structure-kamus
- Achievement Standars
- Kerangka kebijakan

3. Keberagaman siswa
- Kurikulum yang telah dibuat dapat diakses oleh semua siswa
1. Mengalami kekurangan (ABK)
2. Rata-rata dan diatas rata-rata
3. Latar belakang Bahasa Inggris dan yang laiinya
- Ada tiga pilar untuk memastikan kurikulum bias diakses oleh semua guru
Guru bisa menyesuaikan kurikulum berdasarkan kebutuhan anak
Guru bisa memilih cara mengajar yang berbeda
Guru bisa mengkondisikan secara bervariasi dalam belajar
- Misi seorang guru yang punya standar yaitu guru terus menyesuaikan kemampuan
siswa
- ACARA menyediakan support untuk guru
- Prinsipnya adalah hak semua anak untuk mengaskes kurikulum yang sudah
ditetapkan
- Misi anak yang tidak mampu menulis tidak harus dipaksakan sama seperti yang
lainnya bukan berarti bahwa anak tersebut tidak diajarkan menulis tetapi
dilakukan secara berbeda untuk mencapai tujuan anak dapat menulis.
- Di ACARA tidak ada stndar minimal ,tetapi ACARA menetapkan tahap dirapor
dengan lima level ,dimana setiaplevel mempunyai kriteria yang berbeda.
- Tes Numerisasi Pemerataan untuk literalisasi ) dilakukan pada tingkat 3, 5, 7, 9,11
dan tes akhir SMA disebut HSC
- Guru mengajar sekitar 7 jam perhari ada dimulai pukul 09.00- 15.00dan adapula
dari pukul 09.30 15.30
- Ada waktu tertentu dalam 1 tahun mempersiapkan programnya.

URAIAN MATERI SARAH HUMPREYS: DEVELOPING WHOLE SCHOOL


PRACTICE FOR INCLUSIVE SCHOOLING
Australia memiliki sebuah lembaga independen yang menangani tentang sekolah Inklusi yang
dikenal dengan Australian Independent School of NSW. Lembaga ini didanai pemerintah supaya
dapat menjadi wadah bagi guru-guru dan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus
untuk berdiskusi.
Pemerintahan Australia sangat terfokus pada bahwa Semua Anak Memiliki Hak Untuk Belajar,
hal ini menyebabkan angka dari siswa dengan disabilitas yang belajar disekolah umum juga
semakin menungkat terutama pada tingkatan sekolah mengenah atas.
Untuk itu pemerintah membentuk sebuah lembaga yang akan membantu sekolah sekolah
untuk dapat menyelenggarakan pendidikan lebih inklusi. Lembaga ini disebut dengan SWIFT atau
School Wide Intregrated Framework for Transformation i lembaga ini sekolah dapat belajar dan
memperoleh informasi lebih banyak lagi tentang penyelenggaraab pendidikan inklusi. Fokus dari
pendidikan inklusi dilembaga ini adalah
1) Leadership (Kepemimpinan)
2) Multi Tiered (keberagaman Tingkatan)
3) Integrated Educatian Framework ( Kerangka kerja Pendidikan yan Terintegrasi)
4) Family and Community Engagement ( kerjsama Keluarga dan Lmasyarakat)
5) Inclusive Policy (Kebijakan Inklusi)
URAIAN MATERI MICHELLE VILLENEUVE: INCLUSIVE PRACTICE THROUGH
COLLABORATION
Hambatan di beberapa Negara bagian hamper sama berkaitan dengan Cerita, Reaksi dan
Kesan yang bisa diterapkan . Di Australia sudah ada keterlibatan orang tua dalam
menyusun kurikulum. Pemateri pernah melalkukan penelitian di Yogyakarta, beliau
mengembangkan model kerjasama lintas sektoral antara keluarga dan dinas kesehatan.
Pematei kedua memiliki cucu yang disabilitas sehingga cukup berpengalaman penanganan
dengan keluarga. Seluruh anngota keluarga dapat berkontribusi kepada pelayanan anak
disabilitas, perlunya dukungan pihak lain misalnya diskusi dan komunikasi terapis dan
orang tua siswa.
Mungkin lebih baik juga kolaboratif guru , terapi dalam merencanakan yang terbaik bagi
sekolah dalam kerangka model yang dikembangkan. Dalam hal ini perlu dilibatkan guru,
GPK, Konsultan sekolah dan Orangtua Siswa. Perlunya pula pembagian kerja yang jelas
dan clear antar pihak yang berkolaborasi.
I IV REFLEKSI
V
- Kurikulum yang telah dibuat dapat diakses oleh semua siswa steak holder sekolah
- Misi seorang guru yang punya standar yaitu guru terus menyesuaikan kemampuan
siswa
- ACARA menyediakan support untuk guru dan siswa
- Prinsipnya adalah hak semua anak untuk mengaskes kurikulum yang sudah
ditetapkan
- Misi anak yang tidak mampu menulis tidak harus dipaksakan sama seperti yang
lainnya bukan berarti bahwa anak tersebut tidak diajarkan menulis tetapi
dilakukan secara berbeda untuk mencapai tujuan anak dapat menulis.
- Di ACARA tidak ada stndar minimal ,tetapi ACARA menetapkan tahap dirapor
dengan lima level ,dimana setiaplevel mempunyai kriteria yang berbeda.
- Peran orang tua dalam berkolaborasi mengenai pendidikan itu sangat penting,
karena dengan adanya dukungan orang tua akan mempermudah pihak sekolah
dalam mendidik peserta didiknya.

V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN


HARI KE 12
I HARI/TANGGAL : JUMAT/ 25 NOVEMBER 2016
TEMPAT : ROOM 419
PEMBICARA : NINA, NEALE WADDIE and ROBERT P
II URAIAN KEGIATAN

II A.RANGKUMAN MATERI : NINA


I AUSTRALIAN PROFESSIONAL STANDAR FOR TEACHER
Dalam Standar Guru terdapat Aspek Domain, standar, Fokus areas and Standar Description . Tiga
domain yaitu Profesional Knowledge, Profesional Practice, Profesional Engagement. Jika
terdapat guru yang tidak terstandar maka sekolahnya yang akan mengevaluasi guru tersebut
Disana mereka mengajar sama mulai pukul 09.00 sd 15.00 dan tidak ada jama satndar mengajar,
ada jam-jam yang digantikan oleh yang lain untuk menyelesaikan administrasi.
B.RANGKUMAN MATERI II : NEALE WADDIE
NSW DEPARMENT OF EDUCATION
Neale pernah menjadi seorang guru di sekolah SLB, di sekolah Umum, sekolah inklusif dan
pernah menjadi kepala sekolah selanjutnya bekerja di pemerintah. Pemerintah Australia dalam
bidang pendidikan mensupport guru-guru untuk melayani anak-anak disabilitas. Secara kronologis
pemerintah Australia melkukan reformasi supaya guru-guru dapat mendampingi anak-anak yang
beragam, pemerintahnya mengalokasikan dana agar dapat dikelolola oleh sekolah. Kemudian
kurikulumnya yang berbeda antar Negara bagian kini sudah menjadi kurikulum nasional sejak
tahun 2013 . mulai 2005 hingga 2013 dimana layannan dilakukan dari terpisah hingga menjadi
inklusif. Dulu pemerintah yang mengatur tentang visi kebijakan layanan disabilitas dengan model
top down, sekarang sudah buttom up. Pemerintah telah memperluas horizon layanan pembelajaran
yang aksesable.
C.MATERI III ROBERT P : DOE PRINCIPAL
Pengalaman dalam mengajar anak-anak Tuna laras adalah selalu berpikiran positif dalam melihat
anak, misalnya terdapat anak yang menolakuntuk belajar, berikutnya main kartu dan ada
belajarnya , demikian dicoba secra berkelanjutan. Kemampuan yang dikembangkan adalah
Respect, tanggingjawab, kesamaan, pilihan, refleksi, refresh dan restart. Sedangkan materinya
literasi, numerasy, ICT Capability, Critical and creative Thinking, Personal and Social Capability,
Ethical Understanding, Interculturaral Understanding. Pengajarannya menggunakan pendekatan
holistic dengan mengarah siapa yang dipercaya anak.
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Dari perbandingan dapat dilihat posisi guru dengan jam kerjanya kemudian focus
pekerjaan yang digarapnya.
Arah kebijakan pemerintah Australia mendorong layanan yang inklusif dengan
menciptakan system yang support terhadap guru, pembelajaran dan orangtua.
Apresiasi terhadap Pak Robert yang merupakan guru hebat menghadapi tantangan peserta
didiknya. Kaya pengalaman, sekolahnya menginspirasi, proses transisinya berjalan dengan
baik.
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
HARI KE 13
I HARI/TANGGAL : SABTU/ 26 NOVEMBER 2016
TEMPAT : URBANEST (STUDENT ACCOMMODATION)
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
Free Activities
II RANGKUMAN MATERI
I
Free activities
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Free Activities
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
Free Activities
HARI KE 14
I HARI/TANGGAL : MINGGU/ 27 NOVEMBER 2016
TEMPAT : URBANEST (STUDENT ACCOMMODATION)
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
Free Activities
II RANGKUMAN MATERI
I
Free activities
IV REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
Free Activities
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
Free Activities

HARI KE 14
I HARI/TANGGAL : SENIN / 28 NOVEMBER 2016
TEMPAT : ROOM 614
PEMBICARA : SARAH HUMPHREYS,NSW and SUZAN GAZIS
II URAIAN KEGIATAN
09.00 am : Materi I oleh Sarah Humphreys,NSW
12.30 pm : Lunch
01.30 pm : Materi II Susan Gazis

II A.RANGKUMAN MATERI
I ASSOCIATION of INDEPENDENT SCHOOL
SWIFT yang merupakan wadah bagi guru-guru atau sekolah yang berusaha atau belajar
untuk menyelenggarakan pendidikan yang lebih inklusif. Melalui lembaga ini mereka
dapat berdiskusi dan memperoleh informasi terbaru dan juga menyelesaikan maslah yang
timbul selama prosess transformasi tersebut.
Di sini para guru juga dapat melakukan pengembangan diri mereka dan sekaligus
menindaklanjuti pengembangan diri tersebut atau Personal Learning ( belajar mandiri). Hal
lain yang dapat dilakukan guru adalah melakukan atau mengadakan Personal Conversation
atau diskusi dengan guru-guru lain untuk menemukan pemecahan masalah yang muncul
pada saat proses mengajar atau mendidik siswa.
Untuk mengoptimalkan proses ini maka semua guru hendaknya memiliki mental bekerja
dan berusaha; artinya pada saat pertemuan nanti tidak hanhya diisi dengan penjabaran
masalah saja tetapi juga bagaimana menyelesaikannya. Untuk itu dalam suatu pertemuan
seluruh guru haruslah memiliki rasa saling percaya.
Sebelum mengikuti diskusi ini tentu saja guru telah membawa bahan-bahan yang menjadi
topik diskusi. Bahan tersebut tidak harus merupakan bahan yang berat atau rumit.
Karakteristik dari Pembelajaran mandiri ini adalah sekolah tersebut haruslah merupakan
sekolah yang berdasarkan keunggulan dan manajemen sekolah dan fokus pada peningkatan
praktek mengajar.

B.RANGKUMAN MATERI SUZAN GAZIZ:


BOSTES/ AUSTRALIAN PROFESSIONAL STANDARD FOR TEACHER
BOSTES adalah suatu lembaga yang akan mengakreditasi guru yang mengajar di NSW. Ada
beberapa BOSTED dalam membantu guru dalam upayanya meningkatkan Pengembangan Profesi
(Profession Development)
1. Menawarkan tuntunan bagi perkembangan dan pertumbuhan profesi
2. Bekerja ditingkatan karir atau lintas karir.
3. Dapat mengembangkan pada level Standar atau pada level yang lebih spesifik.
4. Arus mampu untuk melihat perkembangan.
Tingkatan Profesi guru di NSW adalah:
1) Tamat Kuliah ( Graduate)
2) Guru biasa (Proficient)
3) Guru yang sudah hampir menyempurnakan Pengembangan Profesional ( High
Accomplished)
4) Guru Ketua (Lead)
Standar bagi guru profesional bagi guru di NSW adalah:
1) Mengenal dan tau bagaimana cara siswanya untuk belajar.
2) Mengerti materi dan cara mengajarkannya.
3) Merencanakan implementasi effektif dalam proses belajar mengajar.
4) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan belajar yang aman dan mendukung.
5) Menilai dan memberikan umpan balik serta melaporkan perkembangan siswa.
6) Terlibat dalam interaksi dengan teman sejawan, orang tua dan masyarakat.

I REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
V
Standart yang diberlakukan australi bisa kita contoh untuk bisa di terapkan standart tenaga
pendidik. Karena dengan adanya standart yang baik, mudah-mudahan menghasilkan
generasi yang baik pula.
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN

HARI KE 15
I HARI/TANGGAL : SELASA / 29 NOVEMBER 2016
TEMPAT : URBANEST (STUDENT ACCOMMODATION)
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
Free Activities
II RANGKUMAN MATERI
I
Free Activities
I REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
V
Free Activities
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
Free Activities

HARI KE 16
I HARI/TANGGAL : RABU / 30 NOVEMBER 2016
TEMPAT : URBANEST (STUDENT ACCOMMODATION)
PEMBICARA :-
II URAIAN KEGIATAN
08.00 am : Check Out From Urbanest
II RANGKUMAN MATERI
I
-
I REFLEKSI/REKOMENDASI/CATATAN/TINDAK LANJUT
V
-
V DOKUMENTASI FOTO KEGIATAN
-

Anda mungkin juga menyukai