OLEH :
KELOMPOK 12
EKA PUTRI QOMARIAH 1201040278
GERMANA APRIANI NENO 1201040288
ADRIANA EDE KAKA 1201040260
SANITA RINGGI 1201040308
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN PASIEN CKD
Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Pasien CKD
Tempat : Ruang tunggu Ruang 24C RSUD dr. Saiful Anwar
Malang
Sasaran : Pasien, keluarga, petugas kesehatan, pengunjung di Ruang
24C
Hari/Tanggal : 8 September 2016
Waktu/Jam: 30 Menit/07.30 -08.00
Penyuluh : Tim PKRS RUANG 24 C
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien, keluarga, petugas
kesehatan dan pengunjung di Ruang 24 C mampu mengetahui dan memahami
tentang Penatalaksanaan CKD.
B. Tujuan Khusus
C. Materi (Terlampir)
D. METODE
1. Ceramah
2. diskusi
3. Tanya jawab.
E. MEDIA
A. LEAFLET.
B. LCD DAN LAPTOP.
F. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator : Fasilitator
: Penyuluh : Observer
: Peserta
G. Pengorganisasian
a. Moderator
Tugas :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan.
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan.
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemateri.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan.
2. Penyuluh
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang Penatalaksanaan pasien
CKD di rumah.
b. Menjelaskan materi tentang penatalaksanaan pasien CKD di
rumah
c. Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai
penyuluhan.
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan.
c. Memotivasi keluarga pasien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan.
d. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya.
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
f. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan.
4. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung.
H. Sasaran
.
I. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat penyuluhan adalah sebagai berikut:
Waktu : Kamis, 8 September 2016
Pukul : 09. 00-09.30 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Ruang 24 C RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
J. Kriteria Evaluasi
a. Struktural
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di RUANG 24C RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
4) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
b. Proses
1) Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan
2) Peserta bertanya tentang materi penyuluhan
3) Peserta antusis mengikuti rangkaian kegiatan sampai selesai
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
c. Hasil
1. Peserta dapat menjawab pertanyaan tentang Penatalaksanaan
Pasien Dengan CKD
2. Jumlah peserta yang hadir memenuhi standar minimal jumlah
peserta
K. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5 menit 1 Mengucapkan salam 1 Menjawab salam
2 Memperkenalkan diri 2 Mendengarkan dan
memperhatikan
3 Menjelaskan maksud dan 3 Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
4 Membuat kontrak waktu 4 Meyetujui kontrak
waktu
5 Menggali pengetahuan 5 Mengutarakan
audiens tentang pengetahuan tentang
Penatalaksanaan pasien penatalaksanaan pasien
dengan CKD dengan CKD
LAMPIRAN MATERI
MATERI CKD
1. DEFENISI
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap akhir.
CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible. Dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan elektrolit yang menyebabkan uremia atau retensi urea dan sampah
nitrogenlain dalam darah (Smeltzer dan Bare, 2001)
CKD adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tidak dapat pulih, dan
dapat disebabkan berbagai hal. Istilah uremia sendiri telah dipakai sebagai nama
keadaan ini selama lebih dari satu abad. Walaupun sekarang kita sadari bahwa
gejala CKD tidak selalu disebabkan oleh retensi urea dalam darah (Sibuea,
Panggabean, dan Gultom, 2005)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa CKD adalah penyakit
ginjal yang tidak dapat lagi pulih atau kembali sembuh secara total seperti
sediakala. CKD adalah penyakit ginjal tahap ahir yang dapat disebabakan oleh
berbagai hal. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit, yang menyebabkan uremia.
2. ETIOLOGI
Dibawah ini ada beberapa penyebab CKD menurut Price, dan Wilson
(2006) diantaranya adalah tubula intestinal, penyakit peradangan, penyakit
vaskuler hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan kongenital dan herediter
penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati obsruktif. Beberapa contoh dari
golongan penyakit tersebut adalah :
3. MANIFESTASI KLINIS
Karena pada CKD setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi uremia,
maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala. Keparahan tanda dan
gejala tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal, dan kondisi lain yang
mendasari. Manifestasi yang terjadi pada CKD antara lain terjadi pada sistem
kardio vaskuler, dermatologi, gastro intestinal, neurologis, pulmoner,
muskuloskletal dan psiko-sosial menurut Smeltzer, dan Bare (2001) diantaranya
adalah :
1. Kardiovaskuler :
5. PENATALAKSANAAN
a. Hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu tindakan terapi dengan dialisa
sebagai pengganti fungsi ginjal untuk menurunkan kadar
racun di dalam darah. Pada proses ini zat-zat racun (toksik),
air dan elektrolit yang tidak bisa dikeluarkan lagi oleh ginjal
yang sakit dibersihkan" melalui proses haemodialisis
(Mursal, 2008).
b. Peritoneal dialysis
Peritoneal Dialisis adalah Metode pencucian darah dengan
mengunakan peritoneum (selaput yang melapisi perut dan
pembungkus organ perut). Cairan dimasukkan melalui
sebuah selang kecil yang menembus dinding perut ke dalam
rongga perut. Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu
sehingga limbah metabolic dari aliran darah secara perlahan
masuk ke dalam cairan tersebut, kemudian cairan
dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.
c. Transplantasi ginjal
Transplantasi adalah pengangkatan suatu organ atau jaringan dari satu
organisme, kemudian diimplantasikan melalui pembedahan ke
organisme lain untuk memberikan struktur dan/atau fungsi
(Grance,2006:185). Transplantasi, yang berasal dari kata transplant
(graft), adalah terapi yang banyak dipilih oleh para penderita gagal
ginjal tahap akhir yang sekiranya memungkinkan. Transplantasi
mengandung dua pengertian, yaitu:
a. Organ atau jaringan yang diambil dari badan untuk ditanam ke
tempat lain pada badan yang sama atau ke individu lain.
b. Proses pengangkatan dan pencangkokan organ/jaringan, yang
selanjutnya ditanamkan ke bagian lain
a. Penatalaksanaan Keperawatan pasien dengan CKD di rumah
Hitung intake dan output yaitu cairan : 500 cc ditambah
urine dan hilangnya cairan dengan cara lain (kasat mata)
dalam waktu 24 jam sebelumnya.
Kalori harus cukup : 2000 3000 kalori dalam waktu 24
jam.
Karbohidrat minimal 200 gr/hari untuk mencegah
terjadinya katabolisme protein
Lemak diberikan bebas.
Diet uremia dengan memberikan vitamin : tiamin,
riboflavin, niasin dan asam folat.
Diet rendah protein karena urea, asam urat dan asam
organik, hasil pemecahan makanan dan protein jaringan
akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat
gagguan pada klirens ginjal. Protein yang diberikan harus
yang bernilai biologis tinggi seperti telur, daging sebanyak
0,3 0,5 mg/kg/hari.
6. PENCEGAHAN
1. Perbanyak konsumsi air minum.
Untuk menjaga ginjal agar tetap berfungsi dengan baik, salah
satunya dengan memperbanyak minum air. Karena itu, kita dianjurkan
minum air sebanyak 10 gelas (kurang lebih 2000 ml) per hari.
Gunanya agar ketersediaan air dalam tubuh terpenuhi, sehingga
volume darah dalam tubuh cukup. Jika volume darah cukup, maka
aliran darah ginjal menjadi baik. Dan jika aliran darah ginjal baik,
maka kerja ginjalpun juga akan baik. Selain itu, pasokan air yang
cukup akan membantu menjaga terpeliharanya laju penyaringan
(filtrasi) ginjal. Hal ini akan menghalangi penumpukan kristal kristal
yang dapat berpotensi membentuk batu ginjal serta akan memperbesar
tekanan alir, sehingga akan memperlancar pembuangan racun racun
(zat zat tidak berguna) dalam tubuh.
2. Konsumsi Makanan dengan gizi Seimbang
Biasakan menjalankan pola makan seimbang. Artinya, dalam
mengkonsumsi menu makanan setiap hari harus memperhatikan
keseimbangan antara gizi, vitamin, protein maupun mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh. Kelebihan kadar protein justru akan menambah
beban bagi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa olahannya. Sedangkan
variasi menu makanan sehari hari, justeru akan membantu
menghindari timbunan sisa olahan (sisa metabolisme) dalam unit
terkecil saringan ginjal.
3. Olahraga secara rutin
Membiasakan diri berolah raga secara teratur akan membuat
sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga jantung menjadi sehat. Jika
jantung kita sehat, maka aliran darah ke ginjal juga menjadi baik, dan
ginjalpun berfungsi normal. Untuk itu lakukanlah olah raga ringan
seperti jogging, jalan kaki, bersepeda, berenang atau lainnya secara
rutin, paling tidak 3 sampai 5 kali dalam seminggu, masing-masing
selama kurang lebih 30 menit.
4. Selalu Berhati-hati dalam Pemakaian Obat
Pemakaian obat diluar anjuran bisa jadi justeru merugikan
kesehatan itu sendiri. Karena setiap obat, khususnya obat-obatan
kimia, pada umumnya memiliki efek samping. Jadi bukannya
menjadikan penyembuh, tetapi malah sebaliknya, akan menjadi racun
bagi tubuh. Untuk itu mintalah nasihat dokter atau ahli pengobatan
medis lainnya, jika ingin menggunakan obat-obatan kimiawi.
Disamping itu juga disarankan agar waspada terhadap pemberitaan
pemberitaan tentang manfaat herba, khususnya obat-obatan herba yang
belum dikenal secara luas memiliki khasiat-khasiat tertentu. Karena
biasanya obat-obatan jenis ini tidak mencantumkan kandungan zat
dalam kemasan obat itu sendiri. Kecuali obat-obatan yang telah
terbukti serta dikenal luas manfaatnya bagi kesehatan, seperti madu,
jintan hitam, temu lawak, daun sambiloto dan sebagainya.
5. Lakukan Pemeriksaan secara Berkala.
Sebagai langkah antisipasi maupun pemeriksaan lanjutan,
pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan. Baik itu general
chek up (pemeriksaan keseluruhan), maupun pemeriksaan ke
laboratorium, khususnya pemeriksaan terhadap urine maupun darah
agar dapat diketahui kadar kreatinin dalam darah maupun racun
racun tubuh lainnya. Sehingga kita bisa mengantisipasi bila ada hal
hal yang perlu segera ditangani
7. KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia
Hiperkalemia terjadi karena penurunan ekskresi, asidosis metabolic,
katabolisme dan masukan diit yang berlebih.
2. Perikarditis
Efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi
Hipertensi / tekanan darah tinggi terjadi akibat retensi cairan dan
natriumserta malfungsi sisten renin angiotensin aldosteron.
4. Anemia
Anemia dapat terjadi akibat penururnan eritropoetin, penurunan
rentang usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi
oleh toksin. Dan kehilangan darah selama hemodialisis .
5. Penyakit tulang dan kalsifikasi metastatic
Dapat terjadi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah,
metabolisme vitamin D abnormal, dan peningkatan kadar alumunium.
DAFTAR PUSTAKA