Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENATALAKSANAAN CKD

OLEH :
TIM PKRS RUANG 24 C

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SAIFUL ANWAR MALANG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN PASIEN CKD
Pokok Bahasan : Penatalaksanaan Pasien CKD
Tempat : Ruang tunggu Ruang 24C RSUD dr. Saiful Anwar
Malang
Sasaran : Pasien, keluarga, petugas kesehatan, pengunjung di Ruang
24C
Hari/Tanggal : 8 September 2016
Waktu/Jam: 30 Menit/07.30 -08.00
Penyuluh : Tim PKRS RUANG 24 C

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pasien, keluarga, petugas
kesehatan dan pengunjung di Ruang 24 C mampu mengetahui dan memahami
tentang Penatalaksanaan CKD.

B. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan, pasien, keluarga, petugas kesehatan


dan pengunjung diharapkan mampu :
a. Mengetahui dan memahami tentang pengertian CKD
b. Mengetahui dan memahami tentang etiologi CKD
c. Mengetahui dan memahami tentang Manifestasi Klinis CKD
d. Mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan penunjang CKD
e. Mengetahui dan memahami tentang penatalaksanaan pasien CKD di
rumah
f. Mengetahui dan memahami tentang Pencegahan CKD
g. Mengetahui dan memahami tentang Komplikasi CKD
C. Materi (Terlampir)

D. METODE
1. Ceramah
2. diskusi
3. Tanya jawab.

E. MEDIA
A. LEAFLET.
B. LCD DAN LAPTOP.

F. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator : Fasilitator

: Penyuluh : Observer

: Peserta

G. Pengorganisasian
a. Moderator
Tugas :
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri.
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan.
e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu
penyuluhan.
f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemateri.
h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan.
2. Penyuluh
Tugas :
a. Menggali pengetahuan peserta tentang Penatalaksanaan pasien
CKD di rumah.
b. Menjelaskan materi tentang penatalaksanaan pasien CKD di
rumah
c. Menjawab pertanyaan peserta.
3. Fasilitator
Tugas :
a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai
penyuluhan.
b. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan.
c. Memotivasi keluarga pasien agar berpartisipasi dalam
penyuluhan.
d. Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan saat
moderator memberikan kesempatan bertanya.
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta.
f. Membagikan leaflet kepada peserta diakhir penyuluhan.
4. Observer
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama
kegiatan penyuluhan berlangsung.
H. Sasaran

Sasaran dalam penyuluhan ini adalah penunggu pasien Ruang 24 C RSUD


Dr. Saiful Anwar Malang.
I. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat penyuluhan adalah sebagai berikut:
Waktu : Kamis, 8 September 2016
Pukul : 09. 00-09.30 WIB
Tempat : Ruang Tunggu Ruang 24 C RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
J. Kriteria Evaluasi

a. Struktural
1) Peserta hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di RUANG 24C RSUD Dr.
Saiful Anwar Malang.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
4) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
b. Proses
1) Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan
2) Peserta bertanya tentang materi penyuluhan
3) Peserta antusis mengikuti rangkaian kegiatan sampai selesai
4) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
c. Hasil
1. Peserta dapat menjawab pertanyaan tentang Penatalaksanaan
Pasien Dengan CKD
2. Jumlah peserta yang hadir memenuhi standar minimal jumlah
peserta

K. Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5 menit 1 Mengucapkan salam 1 Menjawab salam
2 Memperkenalkan diri 2 Mendengarkan dan
memperhatikan
3 Menjelaskan maksud dan 3 Mendengarkan dan
tujuan penyuluhan memperhatikan
4 Membuat kontrak waktu 4 Meyetujui kontrak
waktu
5 Menggali pengetahuan 5 Mengutarakan
audiens tentang pengetahuan tentang
Penatalaksanaan pasien penatalaksanaan pasien
dengan CKD dengan CKD

6 Memberikan apresiasi 6 Mendengarkan


kepada audiens yang
telah menjawab
pertanyaan
2. Pelaksanaan 10 menit Menjelaskan tentang:
1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
a. Penyajian
pengertian CKD memperhatikan
2. Menjelaskan tentang penjelasan penyuluh
2. Mendengarkan dan
etiologi CKD
3. Menjelaskan tentang memperhatikan
penjelasan penyuluh
Manifestasi Klinis 3. Mendengarkan dan
CKD memperhatikan
4. Menjelaskan tentang penjelasan penyuluh
pemeriksaan 4. Mendengarkan dan
memperhatikan
penunjang CKD
5. Menjelaskan tentang penjelasan penyuluh
5. Mendengarkan dan
Penatalaksanaan CKD memperhatikan
6. Menjelaskan tentang
penjelasan penyuluh
Pencegahan CKD 6. Mendengarkan dan
7. Menjelaskan tentang memperhatikan
Komplikasi CKD penjelasan penyuluh
7. Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan penyuluh
b. Diskusi 5 menit a. Melakukan 1. Menanyakan materi yang
umpan balik belum di mengerti
b. Memberikan 2. Mendengrakan
kesempatan 3.Mendengarkan dan
audiens untuk memperhatikan
bertanya
tentang materi
penyuluhan
yang belum di
mengerti
c. Memberi
apresiasi
kepada
audiens yang
bertanya
d. Menjawab
pertanyaan
yang diajukan
oleh audiens
3 Kesimpulan, 10 menit a. Memberikan 1. Mendengarka
Evaluasi& kesempatan n
Penutup Ka.ruangan 24 C 2. Menjawab
dan pembimbing pertanyaan
institusi untuk yang
memberikan diberikan
masukan tentang penyuluh
penyuluhan. 3. mendengarka
n
b. Memberikan 4. Menjawab
pertanyaan salam
kepada audiens
tentang apa yang
sudah dijelaskan
c. Memberikan
apresiasi kepada
audiens yang
telah mampu
mejawab
pertanyaan
d. Menutup
penyuluhan
dengan
mengucapkan
terima kasih dan
salam.

LAMPIRAN MATERI

MATERI CKD

1. DEFENISI

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah salah satu penyakit renal tahap
akhir. CKD merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan
irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabkan
uremia atau retensi urea dan sampah nitrogenlain dalam darah (Smeltzer
dan Bare, 2001)
CKD adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tidak dapat pulih,
dan dapat disebabkan berbagai hal. Istilah uremia sendiri telah dipakai
sebagai nama keadaan ini selama lebih dari satu abad. Walaupun sekarang
kita sadari bahwa gejala CKD tidak selalu disebabkan oleh retensi urea
dalam darah (Sibuea, Panggabean, dan Gultom, 2005)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa CKD adalah
penyakit ginjal yang tidak dapat lagi pulih atau kembali sembuh secara
total seperti sediakala. CKD adalah penyakit ginjal tahap ahir yang dapat
disebabakan oleh berbagai hal. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit, yang
menyebabkan uremia.
2. ETIOLOGI
Dibawah ini ada beberapa penyebab CKD menurut Price, dan
Wilson (2006) diantaranya adalah tubula intestinal, penyakit peradangan,
penyakit vaskuler hipertensif, gangguan jaringan ikat, gangguan
kongenital dan herediter penyakit metabolik, nefropati toksik, nefropati
obsruktif. Beberapa contoh dari golongan penyakit tersebut adalah :
a. Penyakit infeksi tubulointerstinal seperti pielo nefritis
kronik dan refluks nefropati
b. Penyakit peradangan seperti glomerulonefritis.
c. Penyakit vaskular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, dan stenosis arteria renalis.
d. Gangguan jaringan ikat seperti Lupus eritematosus
sistemik, poliarteritis nodosa, dan seklerosis sistemik
progresif.
e. Gangguan kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal
polikistik, dan asidosis tubulus ginjal.
f. Nefropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas
yang terdiri dari batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal.
Traktus urinarius bagian bawah yang terdiri dari hipertropi
prostat, setriktur uretra, anomali kongenital leher vesika
urinaria dan uretra.
3. MANIFESTASI KLINIS
Karena pada CKD setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan menunjukkan sejumlah tanda dan gejala.
Keparahan tanda dan gejala tergantung pada bagian dan tingkat kerusakan
ginjal, dan kondisi lain yang mendasari. Manifestasi yang terjadi pada
CKD antara lain terjadi pada sistem kardio vaskuler, dermatologi, gastro
intestinal, neurologis, pulmoner, muskuloskletal dan psiko-sosial menurut
Smeltzer, dan Bare (2001) diantaranya adalah :
1. Kardiovaskuler :
Hipertensi, yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium
dari aktivasi sistem renin angiotensin aldosteron.
Gagal jantung kongestif.
Edema pulmoner, akibat dari cairan yang berlebih.
2. Dermatologi seperti Pruritis, yaitu penumpukan urea pada
lapisan kulit.
3. Gastrointestinal seperti anoreksia atau kehilangan nafsu makan,
mual sampai dengan terjadinya muntah.
4. Neuromuskuler seperti terjadinya perubahan tingkat kesadaran,
tidak mampu berkonsentrasi, kedutan otot sampai kejang.
5. Pulmoner seperti adanya sputum kental dan liat,pernapasan
dangkal,kusmaul, sampai terjadinya edema pulmonal.
6. Muskuloskletal seperti terjadinya fraktur karena kekurangan
kalsium dan pengeroposan tulang akibat terganggunya hormon
dihidroksi kolekalsi feron.
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Laju Endap Darah : Meninggi yang diperberat oleh adanya
anemia, dan hipoalbuminemia. Anemia normositer
normokrom, dan jumlah retikulosit yang rendah.
b. Ureum dan kreatini : Meninggi, biasanya perbandingan
antara ureum dan kreatinin kurang lebih 20 : 1. Perbandingat
meninggi akibat pendarahan saluran cerna, demam, luka
bakar luas, pengobatan steroid, dan obstruksi saluran kemih.
Perbandingan ini berkurang ketika ureum lebih kecil dari
kreatinin, pada diet rendah protein, dan tes Klirens Kreatinin
yang menurun.
c. Hiponatremi : Umumnya karena kelebihan cairan.
Hiperkalemia : biasanya terjadi pada gagal ginjal lanjut
bersama dengan menurunya dieresis
d. Hipokalemia dan hiperfosfatemia: terjadi karena
berkurangnya sintesis vitamin D3 pada GGK.
e. Phosphate alkaline : meninggi akibat gangguan metabolisme
tulang, terutama isoenzim fosfatase lindi tulang.
f. Hipoalbuminemia dan hipokolesterolemia : umunya
disebabkan gangguan metabolisme dan diet rendah protein.
g. Peninggian gula darah, akibat gangguan metabolism
karbohidrat pada gagal ginjal ( resistensi terhadap pengaruh
insulin pada jaringan perifer ).
h. Hipertrigliserida, akibat gangguan metabolisme lemak,
disebabkan peninggian hormone insulin dan menurunnya
lipoprotein lipase.
i. Asidosis metabolic dengan kompensasi respirasi menunjukan
Ph yang menurun, BE yang menurun, HCO3 yang menurun,
PCO2 yang menurun, semuanya disebabkan retensi asam-
asam organic pada gagal ginjal.
2. Radiology
Foto polos abdomen untuk menilai bentuk dan besar ginjal
( adanya batu atau adanya suatu obstruksi ). Dehidrasi karena proses
diagnostic akan memperburuk keadaan ginjal, oleh sebab itu penderita
diharapkan tidak puasa.
3. IIntra Vena Pielografi (IVP)
Untuk menilai system pelviokalisis dan ureter.
4. USG
Untuk menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkim ginjal,
kepadatan parenkim ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter
proksimal, kandung kemih dan prostat.
5. EKG
Untuk melihat kemungkinan hipertropi ventrikel kiri, tanda-tanda
perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia)

5. PENATALAKSANAAN
a. Hemodialisa
Hemodialisa merupakan suatu tindakan terapi dengan dialisa sebagai
pengganti fungsi ginjal untuk menurunkan kadar racun di dalam darah.
Pada proses ini zat-zat racun (toksik), air dan elektrolit yang tidak bisa
dikeluarkan lagi oleh ginjal yang sakit dibersihkan" melalui proses
haemodialisis (Mursal, 2008).
b. Peritoneal dialysis
Peritoneal Dialisis adalah Metode pencucian darah dengan
mengunakan peritoneum (selaput yang melapisi perut dan pembungkus
organ perut). Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang
menembus dinding perut ke dalam rongga perut. Cairan harus
dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah metabolic dari aliran
darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut, kemudian
cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti dengan cairan yang baru.
c. Transplantasi ginjal
Transplantasi adalah pengangkatan suatu organ atau jaringan dari satu
organisme, kemudian diimplantasikan melalui pembedahan ke
organisme lain untuk memberikan struktur dan/atau fungsi
(Grance,2006:185). Transplantasi, yang berasal dari kata transplant
(graft), adalah terapi yang banyak dipilih oleh para penderita gagal
ginjal tahap akhir yang sekiranya memungkinkan. Transplantasi
mengandung dua pengertian, yaitu:
a. Organ atau jaringan yang diambil dari badan untuk ditanam ke
tempat lain pada badan yang sama atau ke individu lain.
b. Proses pengangkatan dan pencangkokan organ/jaringan, yang
selanjutnya ditanamkan ke bagian lain
a. Penatalaksanaan Keperawatan pasien dengan CKD di rumah
Hitung intake dan output yaitu cairan : 500 cc ditambah
urine dan hilangnya cairan dengan cara lain (kasat mata)
dalam waktu 24 jam sebelumnya.
Kalori harus cukup : 2000 3000 kalori dalam waktu 24
jam.
Karbohidrat minimal 200 gr/hari untuk mencegah
terjadinya katabolisme protein
Lemak diberikan bebas.
Diet uremia dengan memberikan vitamin : tiamin,
riboflavin, niasin dan asam folat.
Diet rendah protein karena urea, asam urat dan asam
organik, hasil pemecahan makanan dan protein jaringan
akan menumpuk secara cepat dalam darah jika terdapat
gagguan pada klirens ginjal. Protein yang diberikan harus
yang bernilai biologis tinggi seperti telur, daging sebanyak
0,3 0,5 mg/kg/hari.
Olahraga teratur

6. PENCEGAHAN
1. Perbanyak konsumsi air minum.
Untuk menjaga ginjal agar tetap berfungsi dengan baik, salah
satunya dengan memperbanyak minum air. Karena itu, kita dianjurkan
minum air sebanyak 10 gelas (kurang lebih 2000 ml) per hari.
Gunanya agar ketersediaan air dalam tubuh terpenuhi, sehingga
volume darah dalam tubuh cukup. Jika volume darah cukup, maka
aliran darah ginjal menjadi baik. Dan jika aliran darah ginjal baik,
maka kerja ginjalpun juga akan baik. Selain itu, pasokan air yang
cukup akan membantu menjaga terpeliharanya laju penyaringan
(filtrasi) ginjal. Hal ini akan menghalangi penumpukan kristal kristal
yang dapat berpotensi membentuk batu ginjal serta akan memperbesar
tekanan alir, sehingga akan memperlancar pembuangan racun racun
(zat zat tidak berguna) dalam tubuh.
2. Konsumsi Makanan dengan gizi Seimbang
Biasakan menjalankan pola makan seimbang. Artinya, dalam
mengkonsumsi menu makanan setiap hari harus memperhatikan
keseimbangan antara gizi, vitamin, protein maupun mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh. Kelebihan kadar protein justru akan menambah
beban bagi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa olahannya. Sedangkan
variasi menu makanan sehari hari, justeru akan membantu
menghindari timbunan sisa olahan (sisa metabolisme) dalam unit
terkecil saringan ginjal.
3. Olahraga secara rutin
Membiasakan diri berolah raga secara teratur akan membuat
sirkulasi darah menjadi lancar, sehingga jantung menjadi sehat. Jika
jantung kita sehat, maka aliran darah ke ginjal juga menjadi baik, dan
ginjalpun berfungsi normal. Untuk itu lakukanlah olah raga ringan
seperti jogging, jalan kaki, bersepeda, berenang atau lainnya secara
rutin, paling tidak 3 sampai 5 kali dalam seminggu, masing-masing
selama kurang lebih 30 menit.
4. Selalu Berhati-hati dalam Pemakaian Obat
Pemakaian obat diluar anjuran bisa jadi justeru merugikan
kesehatan itu sendiri. Karena setiap obat, khususnya obat-obatan
kimia, pada umumnya memiliki efek samping. Jadi bukannya
menjadikan penyembuh, tetapi malah sebaliknya, akan menjadi racun
bagi tubuh. Untuk itu mintalah nasihat dokter atau ahli pengobatan
medis lainnya, jika ingin menggunakan obat-obatan kimiawi.
Disamping itu juga disarankan agar waspada terhadap pemberitaan
pemberitaan tentang manfaat herba, khususnya obat-obatan herba yang
belum dikenal secara luas memiliki khasiat-khasiat tertentu. Karena
biasanya obat-obatan jenis ini tidak mencantumkan kandungan zat
dalam kemasan obat itu sendiri. Kecuali obat-obatan yang telah
terbukti serta dikenal luas manfaatnya bagi kesehatan, seperti madu,
jintan hitam, temu lawak, daun sambiloto dan sebagainya.
5. Lakukan Pemeriksaan secara Berkala.
Sebagai langkah antisipasi maupun pemeriksaan lanjutan,
pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan. Baik itu general
chek up (pemeriksaan keseluruhan), maupun pemeriksaan ke
laboratorium, khususnya pemeriksaan terhadap urine maupun darah
agar dapat diketahui kadar kreatinin dalam darah maupun racun
racun tubuh lainnya. Sehingga kita bisa mengantisipasi bila ada hal
hal yang perlu segera ditangani

7. KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia
Hiperkalemia terjadi karena penurunan ekskresi, asidosis metabolic,
katabolisme dan masukan diit yang berlebih.
2. Perikarditis
Efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah
uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi
Hipertensi / tekanan darah tinggi terjadi akibat retensi cairan dan
natriumserta malfungsi sisten renin angiotensin aldosteron.
4. Anemia
Anemia dapat terjadi akibat penururnan eritropoetin, penurunan rentang
usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh
toksin. Dan kehilangan darah selama hemodialisis .
5. Penyakit tulang dan kalsifikasi metastatic
Dapat terjadi akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang rendah,
metabolisme vitamin D abnormal, dan peningkatan kadar alumunium.

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi Konep Proses-Proses Penyakit. Jakarta:


EGC.

Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman


Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai