AGAMA ISLAM
SMA NEGERI 1 PURWADADI
DAFTAR ISI
1. TAWAZUN
Makna dan Hakikat
Contoh-contoh Manusia yang tidak Tawazun
2. IHLASUNNIYAH
Makna Ikhlasunniyah
Pentingnya Ikhlasunniyah
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang Ikhlas
3. AQIDAH ISLAMIYAH
Makna Aqidah
Hubungan Aqidah Islam dengan Keimanan kepada Allah
Jenis Tauhid
4. MAKANA BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Makna Bismillah
Makna Ar-Rahman
Makna Ar-Rahiim
5. MAKNA ALHAMDULILLAHIRROBBILALAMIN
Makna Alhamdulillah
Makna Robbulalamin
6. AL-IMAN
Hakikat Iman
Rukun Iman
Games Rumah kita
7. RUKUN ISLAM
Makna dan Hakikat Rukun Islam
Games Garis Lima
8. IHSAN
Pengertian
Landasan Ihsan
Alasan berbuat Ihsan
kesimpulan
9. MARIFATULLAH
Makna Marifatullah
Pentingnya Mengenal Allah
Jalan-jalan untuk mengenal Allah
Hal-hal yang menghalangi Marifatullah
10. MARIFATUL RASUL
Makna Risalah dan Rasul
Pentingnya Iman kepada Rasul
Tugas para Rasul
Sifat-sifat para Rasul
Games Ilmu
TUJUAN
Peserta memahami makna dan hakikat tawazun.
Peserta mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri manusia dan
kebutuhan-kebutuhannya.
Peserta mengetahui contoh-contoh manusia yang tidak tawazun.
Peserta termotivasi untuk dapat hidup tawazun.
METODE PENDEKATAN
Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakekat tawazun
Tawazun artinya keseimbangan. Sebagaimana Allah telah menjadikan
alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan (67: 3).
Manusia dan agama lslam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah
yang sesuai dengan fitrah Allah. Mustahil Allah menciptakan agama lslam
untuk manusia yang tidak sesuai Allah (30: 30). Ayat ini menjelaskan pada
kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu
memiliki naluri beragama (agama tauhid: Al-Islam) dan Allah
menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia
yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh lingkungan
(Hadits: Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah
yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi)
Sesuai dengan fitrah Allah, manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad
(Jasmani), Al-Aql (akal) dan Ar-Ruh (rohani). Islam menghendaki ketiga
dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah
untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS. 55: 7-
9.
Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing:
1. Jasmani.
Mu'min yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada
mukmin yang lemah (HR. Muslim). Kebutuhannya adalah makanan,
yaitu makanan yang halaalan thayyiban (halal dan baik) [80:24,
2:168], beristiharat [78:9], kebutuhan biologis [30: 20-21] & hal-hal
lain yang menjadikan jasmani kuat.
2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akalya. Akal
pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk
lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenal hakikat sesuatu,
mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek. Membantunya
dalam memanfaatkan kekayaan alam yang oleh Allah diperuntukkan
baginya supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai
khalifatullah fil-ardh (wakil Allah di atas bumi) [2:30, 33:72].
Kebutuhan akal adalah ilmu [3:190] untuk pemenuhan sarana
kehidupannya.
3. Ruh (hati)
Kebutuhannya adalah dzikrullah [13:28, 62:9-10]. Pemenuhan
kebutuhan rohani sangat penting, agar roh/jiwa tetap memiliki
semangat hidup, tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati
dan tidak sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan
kepadanya.
Dengan keseimbangan manusia dapat meraih kebahagian hakiki
yang merupakan nikmat Allah. Karena pelaksanaan syariah sesuai
dengan fitrahnya. Untuk skala umat, ke-tawazunan akan
menempatkan umat lslam menjadi umat pertengahan/ummatan
wasathon [2:143]. Kebahagiaan itu dapat berupa:
- Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam Bentuk ketenangan jiwa [13:28]
- Kebahagian zhahir/gerak, dalam Bentuk kestabilan, ketenangan
beribadah, bekerja dan aktivitas lainnya.
Dengan menyeimbangkan dirinya maka manusia tersebut
tergolong sebagai hamba yang pandai mensyukuri nikmat Allah.
Dialah yang disebut manusia seutuhnya.
REFERENSI
Al-Qadiry, Seimbanglah dalam Beragama, Jakarta:GIP
Silabus Materi Mentoring th 1994/995
ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Waktu
Pembukaan Mentor menyampaikan 5
pengantar dan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan 40
rincian bahasan
Diskusi Mentor memberikan 10
kesempatan untuk diskusi
dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
2. IKHLASUNNIYAH
TUJUAN
Peserta memahami makna ikh1asunniyah baik secara bahasa maupun
istilah.
Peserta memahami pentingnya ikhlasunniyah dalam beramal.
Peserta mengetahui cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikh1as.
Peserta termotivasi untuk mempunyai niat yang ikhlas dalam beramal
sehingga bernilai ibadah.
METODE PENDEKATAN
RINCIAN BAHASAN
Makna ikhlasunniyah
Secara bahasa: - Ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti
bersih/murni.
- Niyat berarti Al-qoshdu, artinya maksud/tujuan.
Secara istilah: Ikhlashunniyat berarti membersihkan maksud dan motivasi
kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah
Azzawa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat.
Perintah Allah untuk ikhlas dalam beramal: QS. 98:5, 7:29, 18:110.
Pentingnya Ikhlasunniyah
a. Merupakan ruhnya amal
b. Salah satu syarat diterimanya amal.Allah Azza wa Jalla tidak
menerima amaI kecuaIi apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam
mencari keridhaan-Nya semata. (HR Abu Daud dan Nasa'i).
Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya
Ikhlas dalam berniat
Sesuai dengan syariat Islam (Al-Quran dan Sunnah)
c. Penentu nilai/kualitas suatu amal [4:125]. "Sesungguhnya segala amal
perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap
orang apa yang ia niiatkan. Maka barang siapa hijrah menuju (ridha)
Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya.
Barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia),
atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu
ke arah yang ditujunya." (HR Bukhari Muslim)
d. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah [2:262, 4:145-146].
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1.Menyerahkan segala datanya hanya kepada Allah, rasul dan akhirat.
2.Memerangi kesenangan hawa nafsu dunia.
3.Menyadari bahwa segala aspek kegiatan seorang muslim adalah ibadah
[2:21, 51:56].
REFERENSI
Imam Al-Ghazali, Ibnu Rajab Al-Hambali & Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah, Pembersih Jiwa, Pustaka.
Ibnu Taimiyyah, Etika Beramar Ma'ruf Nahi Munkar, GIP.
Panduan Aktivis Harokah, hal. 42, Al-Ummah.
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
Peserta memahami makna aqidah secara bahasa dan istilah
Peserta memahami hubungan iman kepada Allah dengan aqidah lslam.
Peserta memahami standard nilai aqidah lslam
Peserta termotivasi untuk mengesakan Allah (tauhidullah)
Peserta memahami makna dan jenis tauhid
METODE PENDEKATAN:
RINCIAN BAHASAN
Makna Aqidah
Secara bahasa: 'Aqdun - 'Aqooid berarti akad atau ikatan. Ikatan yang
mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah dan nilai-nilai Islam.
Secara istilah: aqidah ialah sesuatu yang wajib diyakini atau diimani
tanpa keraguan
REFERENSI
DR Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah
lslam.
Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia beriman, CV. Diponegoro
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami makna bismillah
F Peserta memahami makna Ar-Rahman dan Ar-Rohiim
F Peserta membiasakan memulai suatu perbuatan dan kebajikan
dengan basmalah
METODE PENDEKATAN:
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Ayat Basmalah termasuk Surat Al-Fatihah. Hadits, dari ad-Da'ru Quthni
dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Jika kalian
membaca Surat AI-Fatihah, hendakIah kaIian membaca
bismillahirahmaanirrahiim, karena ia termasuk ke dalam surat Al-Fatihah.
Sedangkan Surat Al-Fatihah terdiri dari 7 ayat, dan
bismillahirrahmaanirrahiim termasuk ke dalam saIah satu ayatnya".
Makna Bismillah .
Preposisi "Bi" = aku memulai.
AL-Ism = Nama, menunjuk pada sesuatu/rerso yang dinamai .
Allah = nama Tuhan, berasal dari kata al-Ilah
Bismillah memiliki dua makna:
1. Sebagai kalimat IZIN.
Bismillah bukan sebagai penukar kenikmatan, contohmya makan nasi
dengan membaca bismillahakan sama nikmatnya dengan makan nasi
tanpa baca bismillah, tapi bismillah merupakan kalimat izin bagi hamba
Allah yang merasa hidumya hanya sekedar menumpang, karena
sesungguhnya semua yang ada di atas dunia ini milik Allah dan
manusia diberi kenikmatan untuk memakai fasiIitas Allah tsb.
2. Sebagai kalimat PENGAKUAN OTORITAS.
Yaitu rengakuan otoritas bagi hamba Allah yang menyadari bahwa
sesungguhmya yang memiliki wewenang otoritas hanyalah Allah.
Manusia hanya sebagai wakil Allah di muka bumi ini, bukan sebagai
penguasa. Bila seseorang mengucapkan bismillahirrahmaanirrahim, ia
telah menandai kehambaannya dengan nama Allah, ia mengokohkan
jiwanya--yang dinisbahkan kepada hakikat kehambaan--dengan salah
satu dari tanda-tanda Allah (Thabathabai: 21).
Makna Ar-Rahman
Ar-Rahman (Maha Pengasih), merupakan rahmat Allah dalam
Bentuk sarana hidup Dilihat dari segi etimologisnya, Ar-Rahman berwazan
" falaan" yang menunjukkan banyak. Oleh karena itu rahmat Allah yang
berupa sarana hidup ini diberikan untuk semua makhluk di alam semesta
(rahmatan lil alamiin), baik manusia maupun binatang, baik muslim
maupun kafir. Makna ini digunakan dalam Al-Quran [20: 5, 19:75]
Makna Ar-Rahiim
Ar-Rahiim: Maha Penyayang, merupakan rahmat Allah dalam Bentuk
petunjuk hidup. Dilihat dari segi bahasanya, Ar-Rahiim berwazan
(berpola) "fa'iil" yang menunjuk ketetapan dan kekekalan. Ar-
Rahiim berupa rahmat Allah dalam bentuk petunjuk hidup, diberikan
hanya untuk orang-orang yang beriman, menunjukkan kenikmatan yang
terus menerus dan kekal. Dalam Qur'an makna Ar-Rahiimsererti terdapat
pada Q.S. 33:43 dan QS 9:117. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim Allah berikan
bersama-sama kepada hamba-hambaNya sesuai pengucapannya yang
utuh dan lengkap (selalu bismillahirrahmaanirrahim). Allah telah
memberikan kepada manusia selain sarana hidup juga petunjuk hidup
(hidayah). Tinggal manusia yang berusaha menggapAl retunjuk hidup
(hidayah) tersebut. Fenomena sekarang, manusia umumnya menikmati
sarana hidup tapi lupa/mencampakkan retunjuk hidup yang berharga.
Manusia lupa, siapa yang memberikan sarana hidup tersebut, manusia
menganggamya semata-mata atas usaha mereka, padahal semua sarana
hidup tersebut Allah berikan gratis dan bersifat menyeluruh. Rasulullah
menerangkan keutamaan seseorang yang mengucapkan basmalah
dalam HR Abu Daud dan dihasankan oleh Ibnu Shalah: Setiap urusan
yang baik yang tidak diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahim maka
tidak akan mendapat barokah.
REFERENSI
ALOKASI WAKTU
5. MAKNA ALHAMDULILLAHIROBBIL'ALAMIN
TUJUAN
F Peserta memahami makna Alhamdulillah dan Rabbul 'aalamiin
F Peserta termotivasi untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam
kehidupannya
METODE PENDEKATAN:
RINCIAN BAHASAN
Makna Alhamdulillah
Alhamdu = pujian terhadap suatu kebaikan yang didasari oleh ikhtiar.
Allah memiliki prestasi yang tak mungkin disamai oleh manusia. Allah
SWT dipuji atas keindahan nama-namaNya dan kebaikan perbuatanNya.
Dalam Qur'an pujian terhadap Allah seperti dalam QS. 14: 39, QS. 27: 15
dan 93. Alasan Allah dipuji:
- Allah Maha Pembuat Prestasi [40:62]
- Allah Maha Indah dalam nama-namaNya [20: 8, QS 7:180]
- Allah maha baik dalam perbuatannya [32:7)
- Allah mencipta segala sesuatu berdasarkan pengetahuan iman
kehendaknya [ 20: 111]
REFERENSI
Paket BP NurulFikri, Setetes Basmalah dan Hamdalah dalam
Lautan Al-Fatihah
Allamah, Thabathaba'i Tafsir AI- Mizan, Mengupas Surat Al-
Fatihah, CV Firdaus
ALOKASI WAKTU
6. AL- IMAN
TUJUAN
F Peserta memahami hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
F Peserta memahami hakekat iman
F Peserta mengetahui cara-cara mengimani Rukun Iman dengan benar
sehingga termotivasi untuk melakukanNya.
METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Konsep-konsep tentang Iman, Islam dan Ihsan mungkin sudah pernah
kita pelajari. Namun ternyata gambaran yang kita miliki selama ini belum
cukup valid (shohih) dan integral (syamiil), karena kita melihat Iman,
Islam dan Ihsan secara sektoral dan terpisah satu sama lain. Padahal
ketiga konsep tersebut adalah merupakan satu bangunan yang dapat
disebut sebagai RUMAH KITA, yang secara global terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu :
1. RUKUN IMAN, yang berfungsi sebagai lapisan fondasinya.
2. RUKUN ISLAM, yang berfungsi sebagai tiang penyangganya.
3. IHSAN, yang berfungsi sebagai atapnya.
Artinya: tegaknya Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas
pondasinya dan daya tahan Islam pada diri seseorang tergantung pada
kualitas atapnya. Jadi satu sama lain saling membantu, menguatkan dan
memelihara.
Hakikat Iman
Pengertian Iman menurut ahlussunah : Iman terdiri dari tiga unsur, yaitu
pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan
anggota badan, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Jadi,
Iman adalah keyakinan dan sekaligus juga amal [49:15].
Rukun Iman
Rukun Iman merupakan basis konsepsional atau landasan idiil yang
mendasari pemikiran, ucapan dan tindakan seorang muslim. Artinya:
seorang muslim yang beriman maka pemikiran, ucapan dan tindakannya
tidak akan bertentangan dengan keimanannya kepada Allah, Malaikat,
Kitab, Rasul, Taqdir dan Kiamat. Orang yang beriman haruslah beriman
kepada enam Rukun iman (2:285, 4:136) dan Hadits Ketika Nabi ditanya
Malaikat Jibril tentang iman, maka jawab Nabi. Hendaklah engkau
beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitabNya,
kepada Utusan-utusanNya, kepada Hari Kiamat danhendaklah engkau
beriman kepada Qodar yang baik dan yang buruk" (HR Muslim),
barangsiapa yang mengingkari salah satunya maka ia telah mengingkari
seluruh Rukun Iman.
1. Iman kepada Allah SWT . Konsekuensinya : mencintai Allah SWT
[2:165]. Tanda-tandanya: lihat QS 8:2. Akibatnya: ikh1ash dalam
menjalankan perintah-perintahNya.
2. Iman kepada Malaikat [50:16-18]. Konsekuensinya: tidak mungkin
Seorang mu'min berbuat ma'siat karena selalu ditongkrongi Malaikat.
3. Iman kepada Kitab-Kitab [2:2, 20:1-3] Konsekuensinya:
menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul [33:40]. Konsekuensinya: mencintai
dan mengikutinya [3:31-32].
5. Iman kepada Hari Akhir [3:185]. Konsekuensinya: mempersiapkan
diri untuk menghadapiNya.
6. Iman kepada Takdir [22:7]. Konsekuensinya: berprinsip bahwa
"Janganlah kita mempersoalkan apa-apa yang Allah ingin lakukan
terhadap kita, tetapi kita harus melakukan apa-apa yang Allah ingin
dari kita.
REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Al-Iman
DR. Muhammad Na'im, Yang Menguatkan Yang Membatalkan Iman,
Abdul Majid Al-Zandany ,dkk, Al-Iman.
ALOKASI WAKTU
B. Skema/gambar :
a. Islam 1. ..........
b. Iman 2. ..........
c. Ihsan 3. ..........
7. RUKUN ISLAM
TUJUAN :
METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakikat Rukun Islam
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Ibarat sebuah
rumah, Rukun Islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan
keislaman seseorang. Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya Islam itu
dibangun atas lima perkara: bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di buIan Ramadhan" (HR.
Bukhari Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan Rukun Islam
yang lima, belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia
baru membangun landasan bagi amal-amalnya yang lain.
Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup
dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya
untuk menegakkannya. Rukun Islam merupakan training/pelatihan bagi orang
mukmin menuju mardhotillah/keridhoan Allah.
REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Al-Islam,
Sa'id Hawwa, Al-Islam
ALOKASI WAKTU
GAMES
F. Kesimpulan :
a) Rukun Islam merupakan karakteristik seorang muslim bila
dibandingkan Dengan umat lain
b) Dilaksanakannya Rukun Islam merupakan standar keimanan
seorang muslim. Kita bisa membedakan kualitas keimanan seorang
muslim dengan melihat dikerjakan atau tidaknya ibadah tersebut.
c) Diri kita belum sempurna membentuk pribadi Islam secara lengkap,
sekalipun kita telah melaksanakan Rukun Islam, itu belum final untuk
membangun keislaman dalam diri kita. Masih perlu ada pemahaman
Iman yang benar agat terhindar dari muslim yang TBC (Takhyul, Bid'ah,
Churafat/Khurafat).
d) Masih perlu peningkatan Akhlaqul Karimah, sehingga keislaman
yang dimiliki menjadi indah dan dapat merasakan lezatnya iman Islam.
e) Harus ada proses pembinaan Islam secara kontinu dan bertahap
untuk mendapatkan pemahaman Islam yang utuh.
8. IHSAN
TUJUAN
F Peserta memahami hakekat ihsan dan balasan bagi orang-orang
yang berbuat ihsan
F Peserta mengetahui landasan berbuat ihsan
F Peserta mengetahui cara beramal dengan ihsan
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pengertian
Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman
adalah pondasi, Rukun Islam adalah bangunannya).
Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung
bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan,
maka amal-amal Islam lainnya atan terpelihara dan tahan lama (sesuai
dengan fungsinya sebagai atap bangunan Islam)
Landasan ihsan
1. Landasan Qauliy
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap
segala sesuatu. Maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah
dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan
menyenangkan (menenangkan & menen-tramkan) hewan sembelihan
itu (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam Islam yaitu
secara maksimal (terhadap segala sesuatu: manusia, hewan)
dan optimal (terhadap yang hidup maupun yang akan mati)
2. Landasan Kauniy
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunatullah
setiap orang suka akan perbuatan yang ihsan.
Kesimpulan :
Jadi untuk beramal ihsan harus memenuhi kriteria:
1) Zhohirotul Ihsan (Penampakan Ihsan).
Artinya: Lakukan yang terbaik ! (Do your Best !)
2) Qiimatul Ihsan (Nilai Ihsan).
REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Ihsan
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah
F Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya marifatullah
F Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah
F Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi marifatullah
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kala marifah dan Allah. Ma'rifah berarti
mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi
mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).
REFERENSI
Said Hawwa, Allah Jalla Jalaluhu
Aqidah Seorang Muslim 1, Al-Ummah
ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Wakt
u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an pengantar dan sasaran
materi Marifatullah
Diskusi Mentor mengajukan 5
Pendahul pertanyaan tentang logika
uan keberadaan Allah
Ceramah Mentor mengurAlkan isi 30
materi
Diskusi Mentor menyediakan forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor 10
merangkum/menyimpulkan
isi materi sekaligus menutup
dengan doa
10. MARIFATUL RASUL
TUJUAN
F Peserta memahami makna risalah dan rasul
F Peserta memahami kewajiban beriman kepada rasul
F Peserta mengetahui tugas para rasul
F Peserta mengetahui sifat-sifat rasul
METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna Risalah dan Rasul
Risalah: Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa prinsip
hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar
terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT
yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk
menyampaikannya kepada manusia.
Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang
tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah
mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakekat yang
sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah .
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman
kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang
lainnya. (Al-Asyqor:56)
ALOKASI WAKTU
G AMES
D. Langkah-langkah .
Tahap 1
Tahap2
Tahap 3
TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian diin menurut Al-Qur'an
F Mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghoiru dienullah
F Mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha
mengamalkan dan mempelajarinya.
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Ad-dien menurut Al-Quran
Dienullah, DienuI Islam [48:28, 61:9] Dienullah dibawa oleh semua
Rosul dan nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan
dienul haq (dienus samaawi).
Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari
satu (QS. 48;28) hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut
agama budaya (dienul ardli)
Ciri-ciri dienullah/dienus-Samaawi
Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat.
Disampaikan oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu hanya
menyampaikan bukan menciptakan.
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan
masyarakat penganutnya.
Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia
Damai (as-silm) .
Bersih (as-saliim)
Aturan Illahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat
untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat..
Ajaran lslam :
Sesuai fitrah manusia QS. 30;10 Kepentingan seluruh
manusia QS 34;28
Rahmat seluruh alam QS 21;107
Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia QS. 2;179
Sangat sempurna QS. 5:3
REFERENSI
Diktat agama IPB, Uts. Didin Hafidhuddin
ALOKASI WAKTU
12. AL-QURAN
TUJUAN
F Peserta mengetahui definisi Al-Quran secara bahasa dan istilah
F Peserta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Quran
F Peserta memahami fungsi Al-Quran dan akhak terhadapnya
F Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan
mengamalkan Al-Qur'an
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Definisi AL-Quran
Secara bahasa berarti "bacaan.
Secara istilah berarti "Kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat
yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya
merupakan ibadah"
Nama-nama Al-Quran
Al-Quran/ Bacaan [17:9] .
Al-Kitab/ Buku [21:10].
Al-Furqon/ Pembeda [25:1]
Adz-Dzikr/ Pengingat [15:9].
An-Nur/ Cahaya [4:174]
Karakteristik AL-Qur' an
Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia [ 20:2].
Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara [56: 77-78] .
Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan
keagungan Al-Quran [2:23, 17:88] .
Tersusun secara terperinci dan rapi [11:1] .
Mudah difahami dan diambil pelajaran [54: 17, 34, dst]
Fungsi Al-Quran
Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah
diturunkan Allah SWT
Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh
umat terdahulu
Sebagai mukjizat Rasulullah SAW
AkhIak Terpuji Terhadap Al-Quran
Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Quran [16:98] .
Membaca Al-Quran secara tartil perlahan-lahan [73:4] .
Lapang dada menerima Al-Quran [7:2]
Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Quran [7:204] .
Bcrgetar hatinya dan bertambah imannya [8:2-4]
Keunggulan Al-Quran .
Al-Quran adalah mukjizat yang abadi [4:74].
REFERENSI
Paket BP NF 'Keunggulan Al-Quran
Ibnu Qoyim, Mahabatullah, (Bab I)
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran , hal 18
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakekat UI
F Peserta mengetahui perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
F Peserta mengetahui hal-hal yang menguatkan ukhuwah dan buah
dari UI
F Peserta termotivasi untuk mengamalkan hal-hal yang menuju kepada
UI dalam kehidupannya
METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna Ukhuwah Islamiyah.
ALOKASI WAKTU
GAMES
Media :
Sembilan (9) bujur sangkar dari karton/kertas berukuran sama yang
lelah dipotong secara acak dan dipisah-pisahkan ke dalam 3 amplop
Cara:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Masing-masing kelompok mengirimkan 3 orang sebagai pekerja yang
duduk secara melingkar, sedangkan yang lainnya bertugas sebagai
pengawas.
Tiap kelompok mendapat satu amplop yang berasal dari tiga bujur
sangkar yang berukuran sama dan telah dipotong secara acak.
Mentor bertugas membagikan potongan-potongan acak dari bujur
sangkar tersebut kepada setiap pekerja kelompok.
Tiap pekerja memperoleh 3-5 potongan karton.
Setiap pekerja diberi waktu 3 menit untuk membentuk bujur
sangkar dari potongan karton tadi.
Pekerja boleh memberikan polongan karton yang dimilikinya kepada
teman pekerja lain dalam kelompoknya tetapi tidak boleh memintanya.
Pekerja tidak boleh berkomunikasi sesama pekerja dan tidak boleh
memberi petunjuk atau berdiskusi dengan temannya untuk
menentukan letak potongan karton yang dimilikinya atau yang
direroleh temannya.
Pekerja yang sudah membentuk bujur sangkar miliknya boleh
merubahnya lagi sedemikian sehingga setiap pekerja akan memiliki
atau membenluk sebuah bujur sangkar. Pengawas bertugas mengawasi
dan memberikan penilaian terhadap jalannya permainan.
Pengawas berhak menegur pekerja yang melanggar ketentuan
Kritera Keberhasilan.
Setiap pekerja atau kelompok dapat membentuk bujur sangkar
dalam waktu yang ditentukan.
Setiap pekerja menolong temannya dengan memberikan potongan
bujur sangkar yang dimilikinya.
Setiap pengawas menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya
Hikmah.
Taawun/saling tolong menolong adalah salah satu kunci ukhuwah.
Pentingnya tausiyah dalam membina ukhuwah
Cara:
Setiap siswa mencari lawan untuk mengadu ponco
Setiap kemenangan akan diberi hadiah (misal: Rp. 1000,- dalam
waktu yang ditentukan (2').
Setiap siswa mencari kemenangan sebanyak-banyaknya.
Penyelesaian:
Dalam waktu yang dilentukan, bergantian untuk menang sehingga
semua mendapat hadiah yang sama dengan sebanyak-banyaknya.
Hikmah:
Tidak menganggap saudaranya sebagai lawan tetapi partner untuk
mencapai tujuan bersama
Tidak mementingkan diri sendiri
14. NIKMAT IMAN
TUJUAN
F Menumbuhkan keyakinan bahwa iman merupakan fitrah manusia
F Mangetahlu bahwa iman merupakan nikmat terbesar dari Allah
F Mengetahui cara mensyukuri nikmat dari Allah
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Iman sebagai fitrah manusia
Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. "Semua bayi
terlahir dalam keadaan fitrah.
Kesaksian manusia yang menyatakan Allah SWT adalah Robb
mereka (7:172) sehingga secara fitrah manusia akan percaya akan
adanya Allah (10:31, 39:3).
Persaksian Rububiyyah di alam ruh harus dilanjutkan dangan
persaksian Uluhiyyah dan Risalah di alam dunia sebagai
konsekuensinya (30:30, 22:78, 2:21].
Nikmat Iman
Nikmat dari Allah tidak terhitung (14:34).
Beberapa nikmat dari Allah :
1. Nikmat sebagai mahluk (76:1-4)
2. Nikmat sebagai manusia (95:4)
3. Nikmal sebagai khalifah (2:30, 14:32-34)
4. Nikmat sebagai muslim (5:3, 49:17), merupakan nikmat
terbesar dari Allah .
Nikmat harus disyukuri (14:7, 31:31), antara lain dengan cara:
1. Mengucapkan syukur (dengan hati dan lisan )
2. Menjaga dan memelihara nikmat yang diberikan
3. Menggunakan sesuai keinginan dari pemberi nikmat dengan
(perbuatan)
REFERENSI
Royyad Al Haqil, Mensyukuri Nikmat Allah, GIP
ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Wakt
u
Pendahul Mentor membuka pertemuan 5
uan dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutup
pertemuan dengan doa
15. HAL-HAL YANG MELEMAHKAN IMAN
TUJUAN
F Peserta memahami adanya fIuktuasi keimanan
F Peserta mengetahui fenomena lemahnya iman
F Peserta mengetahui penyebab lemahnya iman
F Peserta termotivasi untuk menjauhi hal-hal yang melemahkan iman
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Fluktuasi Iman
Secara fitrah manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat jujur (dosa)
dan ketaqwaan [91:9-10]. Hal ini mengakibatkan keimanan seseorang
mengalami fluktuasi (terkadang naik, terkadang turun). Keimanan itu
bisa bertambah dan berkurang. Maka perbaharuilah iman kalian deugan
Laa Ilaaha Illallaah (HR Ibnu Islam)
REFERENSI
Muhammad Sholih AL-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah.
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta mengetahui sebab-sebab bertambahnya iman
F Peserta termotivasi Untuk melakukan hal-hal yang dapat
menguatkan iman.
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri
sesorang diantara kamu sebagaimana pakaian, maka mohonlah kepada
Allah agar Dia memperbaharui (HR Al- Thabrani). Maksudnya iman itu
dapat menjadi usang dalam hati seperti halnya pakaian yang dapat
menjadi usang bila lama dipakai.
REFERENSI
Muhammad Shouh Al-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah
Dr. Muhammad Na'im Yasin, Yang Meguatkan Yang Membatalkan
Iman, GIP.
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami makna akhlak
F Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
F Peserta termotivasi untuk merubah akhlak yang baik dan Islami
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Definisi Akhlak
Akhlak adalah jati diri, karakter inheren yang menyertai seorang manusia
di mana pun ia berada.
1. Al-Wiratsiyyah (Genetik)
2. An-Nafsiyyah (Psikologis)
3. Syari'ah Ijtima'iyyah (Sosial)
4. Al-Qiyam (nilai Islami)
Keterangan:
1. Misamya: seseorang yang berasal dari daerah cenderung berbicara
"keras", seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar, karena
Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
2. Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang keluarga (misalnya ibu dan
bapak) tempat seseorang berkembang sejak lahir. Semua anak
dilahirkan dalam fitrah, orang tuanyalah ynag menjadikan Yahudi,
Nasrani, Majusi (Hadist). Seseorang yang lahir dalam keluarga yang
orang tuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga dengan orang
tua yang lengkap.
3. Faktor lingkungan tempat seseorang akhlak yang ada pada dirinya
berpengaruh pula dalampembentukan akhlak seseorang
REFERENSI
Ziyad Abbas (ed.), Pilihan Hadits Potitik, Ekonomi dan Sosial,
Pustaka Panjimas.
Dr. Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian
Muslim, hal. 24-28, GIP
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta tumbuh kesadarannya untuk meneladani akhlak Rasulullah
SAW
F Peserta mengetahui contoh akhlak yang mulia dan termotivasi untuk
melakukannya.
F Peserta mengetahui contoh akhlak tercela dan termotivasi untuk
menjauhinya
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
1. Akh1ak Qurani
REFERENSI
Abbas, S. Ziyad (ed.), Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial,
Jakarta: Pustaka Panjimas
Hasyimi, Dr.Muhammad Ali, Apakah Anda Berkepribadian
Muslim?, Jakarta: GIP
Hawwa, Sa'id, Ar-Rasul Muhammad SAW hal. 177-199, Solo: Pustaka
Mantiq
Yakan, Muna Haddad, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak,
Jakarta: GIP.
Isnet, Urgensi Akhlak I.
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta mengetahui gambaran menyeluruh tentang bangunan Islam
F Menumbuhkan kesadaran bahwa Islam adalah sistem hidup yang
lengkap dan semrlima sehingga reserta termotivasi Untuk
memasukinya secara keseluruhan .
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Konsepsi Islam bisa digambarkaan sebagai sebuah bangunan yang utuh dan
kokoh. Dalam sebuah hadits dikatakan, Buniya l-Islami 'ala khamsin ......
( Bangunan Islam itu ada lima perkara....). Lihat juga di QS.61:4
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Menambah keimanan peserta kerada Allah
F Peserta meyakini bahwa Allah itu eksis/ada
F Peserta mengetahui buku utau dalil-dalil lentang eksistensi Allah
F Peserta memahami cara mengenal Allah
METODE PENDEKATAN
F Games
F Cemmah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
3. Dalil akhlaq
Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq). Dengan adanya moral
(akhlaq) inilah, ia secara naluriah mau tunduk dan menerima
kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan
baik. Zat yang dapat menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah
Allah, sumber dnri segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan.
Keberadaan 'moral' yang mendominasi jiwa manusia merupakan bukti
eksistensi Allah. QS. 91:7-8
4. Dalil Wahyu
Para rasul diutus ke berbagai umat yang berbeda puda zaman yang
berbeda. Semua rasul menjalankan misi dari langit dengan
perantaraan wahyu. Dengan membawa bukti yang nyata (Kitab/wahyu
& mukjizat) mengajak umatnya agar beriman kepada Allah,
mengesakan-Nya dan menjalin hubungan baik dengan-Nya, serta
mengingatkan akan akibat buruk syirik/berpaling dari-Nya (QS 6:91).
Siapa yang mengutus mereka dengan tugas yang persis sama ? Siapa
yang memberikan kekuatan, mendukung dan mempersenjatai mereka
dengan mu'jizat? Tentu suatu Zat yang eksis (maujud), Yang Maha Kuat
& Perkasa, yaitu Allah. Keberadaan para rasul ini merupakan bukti
eksistensi Allah.
5. Daril sejarah
Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman,
percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan diagungkun.
Semuanya telah mengenal iman kepada Allah, menurut cara masing-
masing. Konsensus sejarah ini merupakan bukti yang memperkuat
eksistensi Allah. (QS 47:10; perkataan ahli sejarah Yunani kuno
bemama Plutarch)
REFERENSI
Materi Mentoring tanun 94/'95.
DR. Yusuf Qordhowi; Wujudullah.
Said Hawwa; Allah Jalla Jalaluhu.
ALOKASI WAKTU
GAMES
Langkah- langkah
1. Mentor meminta tiga siswa menggambar sesuatu di papan tulis.
2. Mentor membuka diskusi dengan mengajukan pertanyaan sebab
akibat keberadaan gambar di papan tulis. Misalkan:
"Mengapa gambar tersebut ada di papan tulis?" (Karena ada
yang menggambarr ! ) .
"Jika tadi tak ada yang menggambar, apakah gambar tersebut
akan ada? (Tidak !) .
"Kalau begitu, ssegala sesuatu ada karena ada yang
mengadakan. Gambar itu ada karena ada yang menggambar. Kita
ada karena ada yang menciptakan. Alam semesta ini ada karena
ada yang mengadakan. Siapa yang menciptakan kita?" (Allah !) .
"Berarti Sang Pencipta itu memang ada!!"
21. MAKNA ASYHADU
TUJUAN
F Peserta memahami makna syahadah baik secara bahasa maupun
istilah
F peserta memahami pengaruh syahadah bagi kehidupan seorang
mumin
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Secara bahasa Asyhadu berarti saya bersyahadah. Dalam bahasa
Arab kata ini bereentuk Fi'il Mudhori' atau setara dengan Present
Continuous Tense dalam bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan suatu
aktifitas yang sedang berlangsung dan belum selesai.
Definisi Syahadah
Secara bahasa:
1. Al-I'lanu (pernyataan) QS 3:64
Sebuah pernyataan, sekecil apapun memiliki konsekuensi yang
harus dijalankan.
2. Al-Wa'du (anji) QS 7:172
Jika seseorang berjanji, selama janji itu belum direalisasikan maka
seharusnya dia merasa berhutang. Karena janji adalah hutang dan
hutang harus dibayar.
3. Al-Qosamu (sumpah)
Sumpah lebih berat dari sekedar pernyataan dan janji. Ia tidak
diucapkan setiap saat. Hanya digunakan dalam situasi dan koNdisi
yang diperlukan.
Secara istilah: suatu pemyalaan, janji sek.nitas sumpah untuk
beriman kepada Allah dan RasuI-Nya dengan:
1. Membenarka11dalam hati (At-Tasdiiqu bil Qolbi)
2. Dinyatakan dengan usan (Al-Qoulu bil Usan)
3. Dibuktikan dengan perbuatan (AL-"Amalu bil Arkan) lihat hadist 1
Bersyahadah merupakan langkah awal untuk beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya. Keimanan seseorang yang bersyahadah harus diikuti
dan disempurnakan dengan sikap istiqomah. Karena tak ada iman
tanpa istiqomah dan tiada istiqomah tanpa iman. Iman tanpa istiqomah
adalah lemah dan tidak sempurna. Sedang istiqomah tanpa iman
adalah kebatilan. (QS 41: 30, hadist 2)
Jenis-jenis Syahadah
1. Syahadah Rububiyah
Pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pcmilik,
pemelihara dan penguasa alam semesta QS 7:172
2. Syahadah Uluhiyah
Pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi
yang boleh disembah dan ditaati QS 76:30
3. Syahadah Risalah
Pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai hamba dan
utusanNya. Beliau adalah tokoh idola dan pahlawan terbaik bagi
manusia QS 33:21
Catatan
1. Hadist 1: Iman ialah dikenali oleh hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan rukun-Rukunnya (HR Ibnu Hibban)
2. Hadist 2: (Tentang istiqomah): Katakanlah kau beriman kepada
Allah. Kemudian beristiqomahlah (dalam keimanan) (Al-Hadist)
REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Syahadahmu syahadahku
Muh. Said Al-Qathtani, Muhammad bin Abd. Wahhab, Muh.
Qutb, Memurnikan Laa Ilaaha Ilallah
DR. Ibrahim Muhammad bin Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah
Islam
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakikat dua kalimat syahadah
F Peserta mengetahui pengaruh dua kalimat syahadah bagi kehidupan
orang mu'min
METODE PENDEKATAN
Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Definisi Syahadatain
Syahadatain berarti dua kalimat syahadah. Dua syahadah yang dimaksud
adalah syahadah syahadah dan syahadah risalah.
Syahadah Uluhiyah.
Terdiri dari kalimat Laa Ilaaha Illallah. (QS 12:40; 47:19;
7:59; hadist 1; hadist 2)
- Laa berfungsi sebagai Kalimatun-Nafii (kata yang menolak)
- Ilaaha berfungsi sebagai Al-Munafii (yang ditolak) "
- Illa berfungsi sebagai Kalimatul-Itsbatu (kata yang ditolak)
- Allah berfungsi sebagai Al-Mutsbitu (yang dikukuhkan)
Jadi, Syahadah Uluhiyah (Laa Ilaaha Illallah) merupakan penolakan
terhadap seluruh bentuk Ilah yang diikuti dengan mengukuhkan Allah
saja sebagai satu-satunya Ilah. (QS 14: 24-26; Lih. Fatwa Ibnu
Taimiyah).
Jika seseorang memulai dengan menegakkan Laa Ilaaha pada
dirinya maka akan tumbuh Al-Baro. Al-Baro' berarti memusuhi,
membenci dan menghancurkan setiap Bentuk Ilah selain Allah.
Ilah adalah sesuatu yang ditakuti, diharapkan, dicintai, ditaati dan
disembah.
Dengan membatalkan semua bentuk Ilah di luar Allah dan
mengacuahkannya hanya untuk Allah, akan tumbuh Al-Wala. Al-Wala'
berarti loyalitas, siap memantau perintah Allah dengan penuh
kecintaan dan ketaatan, mengabdi semata-mata kepada Allah dan
tidak bersedia menjalankan perintah siapa pun, kapan pun, dimana
pun juga, kecuali itu sesuai dengan perintah Allah.
Jika seseorang telah memiliki prinsip bahwa tiada yang berhak
untuk diabdi kecuali Allah (Laa ma'buda bihaqqin Illa Allah) barulah
dapat dikatakan seorang mukhlisin (orang yang ikhlas) sejati. Orang-
orang yang ikhlas inilah yang tidak akan pernah berhasil digoda oleh
syaithan. (QS 38: 82-83)
Syahadah Risalah.
Pengakuan 'persona garata' (orang yang dipercaya) terhadap
Rasulullah sebagai duta Allah bagi alam semesta dan kesiapan untuk
menjadikan beliau sebagai 'examplia gratia' (contoh/uswah) dalam
setiap aspek kehidupan. (QS 21:1O7 ; 33:21 ; 68:4) .
Jika seseorang muslim mengakui Nabi SAW sebagai persona garata
dan siap menjadikannya sebagai exampliu gratia maka barulah
dikatakan dia berwala' (loyal) kepada Rasulullah SAW.
Berwala' kepada nabi berarti harus senantiasa ittiba' (mengikuti)
kepada beliau dalam setiap aspek kehidupan. Karena Ittibaur
Rasul merupakan bukti kecintaan dan ketaatan kepada nabi SAW.
Syahadah Uluhiyah dan risalah adalah suatu kesatuan (unity) yang tak
dapat dipisahkan. Seorang muslim tidak dapat menerima hanya satu saja
dari kedua syahadah itu. Jika seseorang hanya menerima syahadah
uluhiyah saja berarti dia menjadi ingkar sunnah. Bila seseorang hanya
menerima syahadah risalah saja berarti dia menjadi
seorang Mohammedian. Keduanya tidak diperbolehkan dan bukan bagian
dari ummat Islam.
Catatan:
1. Hadist 1: "Siapa yang mati dan dia tahu (meyakini) Laa Ilaaha
Illallaah? niscaya dia akan masuk surga"
2. Hadist 2: "Siapa yang mengatakan bahwa tiada Ilah selain Allah
niscaya akan masuk surga sesuatu dengau amalnya"
3. Fatwa Ibnu Taimiyah: "Tiada kesenangan dan kenikmatan yang
sempurna bagi hati kecuali dalam kecintaan kepaada Allah dan
bertaqarrub kepada-Nya dengan mengerjakan apa-apa yang dicintai-
Nya. Kecintaan takkan terjadi kecuali dengan berpaling dari kecintaan
kepada selain-Nya. Inilah hakikat Laa Ilaaha Illallah. Inilah jalan Ibrahim
dan semua nabi serta rasul."
REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Syahadahmu Syahadahku
Muhammad bin Said bin Salim Al-Qathany, Loyalitas Muslim
terhadap Islam
Said Al-Qathany, Muhammad bin Abd. Wahhab, Muh.
Qutb, Memurnikan Laa Ilaaha Illallah
ALOKASI W AKTU
23. CINTA
TUJUAN
F Menjelaskan makna dan hakikat cinta
F Memahami tanda-tanda cinta
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Cinta berasal dari kata Al-Mahabbah yang berarti kasih sayang.
Menurut Abdullah Nasih Ulwan cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak
hati yang mendorong seseorang mencintai kekasihnya dengan penuh
gairah, lembut, dan kasih sayang.
Tanda-tanda cinta:
Kagum/simpati.
Berharap
Takut
Rela
Selalu ingat
Cdtatan:
Hadist 1: Tidaklah Sempurna seseorang dari kalian hingga ia mencintai
saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri
(HR Bukhdri & Muslim)
Hadist 2: Semua makhluq adalah tanggung jawab Allah. Maka yang paling
dicintai Allah adalah yang paling memperhatikan kehidupan keluarganya.
(HR Thabrani & Baihaqi)
Hadist 3: Tidaklah sempurna iman selalu seorang dari kalian sehingga ia
lebih mencintai aku daripada hartanya, anaknya dan mauusia
seluruhnya (HR Bukhari & Muslim)
REFERENSI
Abdullah Nashih Ulwan, Manajemen Cinta
Al-Ummah, Panduan Aktifis Harokah
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam
F Peserta mengetahui sebab-sebab kemunduran umat Islam
F Peserta mengetahui solusi dari problematika umat Islam
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Potensi yang dimiliki umat Islam:
Syariah/peraturan (Al-Quran). Peraturan yang dimiliki ummat Islam
ini sudah lengkap dan menyeluruh.
QS. 15:9 tentang kemurnian Al-Quran
QS. 2:2a Al-Quran adalah petunjuk .
Kekayaan alam
Kekayaan terbesar hampir sebagian besar (65 %) berada di negeri-
negeri muslim. Cadangan minyak bumi 65 % berada di negeri muslim.
Jumlah umat Islam. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim.
Janji Allah untuk memenangkan umat Islam
QS. 61:9 Allah memenangkan umat lslam
QS. 2:214 Sesungguhnva pertolongan Allah amatlah dekat
Sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan.
REFERENSI
Panduan Aktivis Harokah (hal79), Pustaka Al-Ummah
Rencana Penghapusan Islam dan Pembantaian Kaum Muslimin di
Abad Modern (hal.48), Nabil bin Abdurrahman
ALOKASI WAKTU
METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pengertian Ghozwul fikri
Secara bahasa
Ghozwul Fikri terdiri dari dua kata; ghozwah dan Fikr. Ghozwah berarti
serangan, serbuan atau invasi. Fikrberarti pemikiran. Serangan atau
serbuan di sini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital
(perang).
Serangan / Serbuan
Qital Ghozwah
Secara Istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna
merubah apa yang ada di dalanmya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk
dengan hal-hal tak islami.
Sasaran GF
1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS.
5:49
2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam
agama kafir. QS. 2;217, QS. 2;120
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32
Metode GF
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.
Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan
pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
Tasywih (Pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum
muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara
buruk.
Tadhlil (penyesatan)
Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus
sampai cara yang kasar.
Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gcrakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong
kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku
barat.
Sarana GF
Mass Media : cetak dan elektronika
Hasil GF
1. Umat Islam menyimpang dari Al-Quran dan As-Sunnah QS 25:30
2. Minder dan rendah diri QS 3:139
3. Ikut-ikutan QS 17:36
4. Terpecah-belah QS 30:32
Catatan
Hadist 1: Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada
ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar
ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena
ashobiyah
REFERENSI
Materi Mentoring tahun 94/95
Daud Rasyid, M.A, AL-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlaq dari
Barat,
Abu Ridha, Pengantar Memahami AL-Ghazwu Al-Fikri
ALOKASI WAKTU
Games 1
Membedakan dua benda yang amat berlainan (Misalnya kapur dan tissue)
Langkah 1
Para mad'u harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang
diangkat oleh Mentor (dilakukan beberapa kali).
Langkah 2
Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus
menyebutnya sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya
peserta akan mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Tapi lama
kelamaan akan terbiasa.
Hikmah
Itulah Gozwul fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas
dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman
dari umat Islam secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah pada
muslimin nilai yang tidak Islami. Mulanya umat Islam tidak
menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka
yang terus-menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al-
Quran dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam
dengan nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang
menyimpang dengan Islam sudah danggap biasa. Dan sebaiknya ketika
disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan
menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini.
Games 2
Hikmah
TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan Islam
F Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Is1am
F Peserta termotivasi untuk mengikuti pendidikan Islam
METODE PENDEKATAN .
F Ceramah
F Diskusi Kelompok
RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakikat Pendidikan Islam
Dalam bahasa Arab pendidikan Islam disebut At-Tarbiyah Al-
Islamiyah
Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti:
- Roba - Yarbu = tumbuh berkembang
- Robiya - Yarba = tumbuh secara Alami
- Robba - Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan
secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi
orang yang terubat di dalamnya. Pendidikan Islam bukan hal yang
mengada-ada, dia memang ada.
Solusi : melihat kondisi umat saaat ini serta memperhatikann hakikat jiwa
manusia maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.
REFERENSI
Abu Ridho; Tarbiyah Islamiyah
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami hakikat taqwa dan balasan bagi orang-orang
yang bertaqwa
F Peserta mengetahui jalan mencapai sifat taqwa
METODE PENDEKATAN
F Ccramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Hakikat Taqwa
Catatan:
Perkataan Ibnul Qoyyim A: Pada dasamya manusia ynng sudah
terperangkap dalam kemaksiatan akan merasa sulit untuk keluar dan
melepaskan diri darinya sebagaiman diucapkan oleh ulama salaf :
Diantara dampak negatif maksiat adalah menimbulkan maksiat yang
lain. Sedangkan pengaruh kebaikan adalah mendatangkan kebaikan
berikutnya. Maka jika seorang hamba melakukan suatu kebaikan,
kebaikan yang lainnya akan meminta untuk dilakukan, begitu seterusnya
hingga hamba tersebnt memperoleh keuntungan ynng berlipat ganda dan
kebaikan yang tiada sedikit. Begitu pula hamya dengan kemaksiatan.
Dengan demikian, ketaatan dan kemaksiatan merupakan sifat yang kokoh
dan kuat serta menjadi kebiasaan yang teguh pada diri si pelaku.
REFERENSI
Dr. Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyah Ruhiyah: Petunjuk praktis
Mencapai Derajat Taqwa
AL-Hafidz Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Akibat Berbuat Maksiat.
ALOKASI WAKTU
METODE PENDEKATAN
ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Perhitungan Allah terhadap hak orang tua ( QS. 4:36; 17:23)
Birrul Walidain adalah kewajiban anak
Kesimpulan :
Birrul Walidain merupakan kewajiban dan ibadah (lihat QS. 31:14 ;
46:15)
REFERENSI
Asyur, Ahmad Isa. Berbakti kepada Ibu Bapak, GIP
Materi Mentoring th. 94/95.
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami sifat dan kualitas Ilmu Allah.
F Peserta mengetahui jalan-jalan turunnya ilmu Allah
F Peserta mengetahui bukti-bukti ilmu Allah
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Ilmu Allah tak dapat dibandingkan dengan ilmu siapapun dan Allah Maha
mengetahui yang ghaib dan yang tersembunyi (QS. 18:109, 31:27, 31:16,
40:19).
REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Ilmu Allah
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta mengetahui makna simbol dan sukses
F Peserta mengetahui hakikat sukses dalam Islam
F Peserta mengetahui langkah-langkah menuju sukses hidup dalam
Islam
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Langkah hidup
Kita harus yakin bahwa sukses yang kita kejar di dunia ini semata-mata
karena mengharapkan ridho-Nya. Bukan karena mengharap ridho
manusia.
REFERENSI
Paket BP NF, Simbol Sukses
Catatan :
1. Hadist 1: Burang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat, berkatalah yang baik atau diam. (HR Bukhari Muslim)
2. Hadist 2: Burung siapa yang menjamin untukku dengan apa yang
ada diintara dua tulang rahangnya dan diantara dua kakinya, maka
aku janji surga baginya (HR Bukhori)
3. Hadist 3 : Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman
yang baik dan orang yang jahat adalah seperti bergaul dengan penjual
minyak wangi dan pandai besi. Teman penjual minyak wangi itu boleh
jadi akan memberi minyak wangi kepadamu atau kamu dapat
membelinya atau paling tidak kamu akan mendapat bau harum
daripadanya. Sedangkan teman pandai besi boleh jadi akan menbuat
pakaianmu berlubang (terbakar) atau paling tidak kamu ikut hangus
dengannya. (HR Bukhori-Muslim)
ALOKASI WAKTU
TUJUAN
F Peserta memahami hak-hak muslim terhadap saudaranya yang
muslim
F Peserta mengetahui hal-hal yang dapat merusak persaudaraan
F Peserta memahami makna su'uzhon, ghibah dan namimah dan
termotivasi untuk menjauhinya
F Peserta memahami pentingnya persaudaraan dalam masyarakat
Islam dan termotivasi merealisasikannya dalam aktivitas sehari-hari.
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
REFERENSI
Al-Qur'an dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia
Ibnu Taimiyah, Imam Suyuthi, Imam Syaukani, Ghibah, Pustaka
AlKautsar
KH Q. Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis
Turunnya Ayat-ayat Al-Quran, CV Diponegoro
Ahmad Yani Wahid, Refleksi Ukhuwah, Telaah Persaudaraan
Muslim, CV Tursina
TADABBUR AYAT
TUJUAN
F Peserta memahami hikmah dan pelajaran dari QS. 3:190-191
F Peserta mengetahui ciri-dri orang - yang berakal (Ulil Albab )
F Peserta termotivasi untuk selalu mengingat Allah dan memikirkan
ciptaanNya agar tumbuh ketundukan kepada Allah
METODE PENDEKATAN ;
F Ceramah dan tan- va jawab
RINCIAN BAHASAN
S
atu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan
membaca dan merenungkan ayat-ayatNya yang terbentang di alam
semesta. Dalam ayat ini Allah SWT menyuruh manusia untuk
merenungkan alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi
yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian
antara siang dan malam. Semuanya itu dengan ayat-ayatl, tanda-tanda
kebesaran Allah SWT.
Langit adalah yang di atas dan menaungi kita. Hanya Allah yang tahu
berapa lapisnva, yang dikatakan kepada kita hanya tujuh. Menabjubkan
pada siang hari dengan berbagai warna awan-gemawan, mengharukan
malam harinya dengan berbagai bintang gemintang.
Bagi Ulil Albab, kedua aktifitas itu akan berakhir pada beberapa
kesimpulan:
Allah dengan segala kebesaran dan keagunganNya adalah
pentcipta alam semesta termasuk manusia.
Tiada yang sia-sia dalam penciptaan alam. Semua mengandung
nilai-nilai dan manfaat.
Mensucikan Allah dengan bertasbih dan bertahmid memujiNya.
Menumbuhkn ketundukan dan rasa takut kepada Allah dan hari
akhir.
REFERENSI
Al-Quran dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Al-Qur'an dan Terjemahannya Departemen Agama, RI
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, Pustaka Panjimas
Majalah Nurul Fikri, Ulil Albab, Sosok Cendekiawan Versi Al-
Quran, No. 4/II/ Ramadhan 1411-Maret 1991.
TADABBUR AYAT
SURATAL-MU'MINUN 1-11 (23:1-11)
TUJUAN
F Peserta memahami makna QS. 23:1-11
F Peserta mengetahui sifat-sifat orang yang beriman
F peserta mengetahui balasan bagi orang-orang yang beriman
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
2. (yaitu) orang-orang yang kusyu dalam shalatnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna.
4. Dan orang -orang yang menunaikan zakat
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya
6. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki,
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela
7. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-
arang yang melampaui batas
8. Dan orang -orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya
9. Dan orang-orang yaug memelihara shalatnya
10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi
11. (yakni) akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya
(QS. Al-Muminun, ayat 1-11)
A
yat-ayat di atas menerangkan tentang sifat-sifat yang diamiki orang
beriman serta balasan yang akan diperolehnya. Yang dimaksud dengan
beriman adalah beriman kepada Rukun Iman yang enam (lihat catatan
hadits). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa sungguh beruntunglah
orang-orang yang beriman. Sebaiknya amat rugilah orang-orang yang
kafir yang tidak beriman. Karena walaupun mereka menurut perhitungan
banyak mengerjakan amal kebajikan tetapi semua amaala akan sia-sia
saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan imankepadanya.
Adapun sifat-sifat orang yang beriman dalam ayat-ayat selanjutnya
1. Khusyu dalam shalat. Yang dimaksud khusyu di sini adalah:
Mengerti bacaan-bacaan dalam shalat.
Memusatkan perhatian pada waktu shalat hanya kepada Allah
serta dengan mengikhlaskan ketaatan [7:29].
Ihsan dalam shalat (lihat catatan hadits)
Tenang dan konsentrasi
2. Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tak berguna.
Menjauhkan diri dari perkataan yang tidak-berguna.
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. telah
bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, hendaklah ia berkata yang baik atau diam...." (HR
Bukhari dan Muslim).
Menjauhkan diri dari perbuatan, yang tidak berguna, yaitu
dengan demikian menjaga waktu dan umumya supaya jangan sia-
sia.
Dari Abu Hurairah ra. telah berkata; Telah besabda Rasulullah
sebagian kebaikan keislaman seseorang ialah meniggalkan sesuatu
yaug tidak berguna baginya (HR Tirmidzi). Yang harus selalu diingat
manusia dalam hal ini ialah: Allah mencatat seluruh perbuatan
manusia di dunia [45:29] dan setiap manusia akan bertanggung
jawab terhadap apa yang telah diperbuatnya di dunia [17:36]. Dan
bahwa kematian/ajal pasti akan menemuhi kita, waktunya tidak
dapat dimajukan atau ditunda [10:49]
3. Menunaikan Zakat
Dengan berzakat seorang mukmin:
Membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta yang berlebihan pada
dunia [9:103], karena dunia ini hanyalah suatu permainan dan
senda gurau [29:64], yang seringkali melalaikan manusia dari
kehidupan yang kekal di akhirat nanti [35:5]
Mensucikan hati sehingga tumbuh sifat-sifat kebaikan dalam hati
[9:103]
4. Menjaga kemaluan dari perbuatan keji (zina) kecuali kepada istri-
istri mereka.
Menahan pandangan dan memelihara kemaluan [24:3O-31.
Barang siapa yang berbuat di luar hal itu, Allah menyebutnya
sebagai orang yang melampaui batas.
Zina termasuk dosa besar dan merupakan jalan yang buruk
[17:32]. Imam Ahmad berkata:Saya tidak mengetahui setelan
pembunuhan ada dosa besar dari perzinaan
5. Memelihara amanat dan menepati janji
Bila seseorang tidak memegang amanat dan tidak menepati
janji, dikhawatirkan ia termasuk orang-orang munafik. Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga, yaitu, apabila berbicara dusta, apabila
berjanji ingkar dan apabila dipercaya khianat (HR Syaihkani melalui
Abu Hurairah ra.)
Orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya dijanjikan
Allah dengan balasan syurga. [70:32-35]
6. Memelihara shalat
Shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktu-waktunya atas
orang yang beriman [4:103]. Selain itu perintah untuk memelihara
sekaligus menegakkan shalat banyak disebutkan dalam Al-Qur' an
diantaranya: QS. 2:43, 238, QS. 22: 41
Shalat adalah pembeda antara muslim dtm kafir. Telah bersabda
Rasulullah saw. Beda antara seorang muslim dan musyrik atau
kafir adalah meninggalkan shalat (HR Muslim)
Cacatan Hadits
Dari Umar ra. juga teIah berkata: Ketika kami duduk dekat
Rasulullah SAW pada suatu hari maka dengan tiba-tiba terlihat oleh kami
seorang laki-laki yang memakai pakaian yang sangat putih berambut
sangat hitam, tidak tampak padanya tanda-tanda perjalnan dan tak ada
seorang pun diantara kami yang mengenalnya, lalu ia duduk di hadapan
Nabi dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi, kemudian dia berkata:
Hai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam.' Maka jawab
Rasulullah....... Lalu dia bertanya kembali: 'Tolong jeIaskan padaku
tentang Iman. Jawab Nabi: 'Hendaklah engkau beriman kepada Allah,
kepada malaikatNya, kepada kitab-kitabNya, kepada utusan-utusahNya,
kepada hari kiamat dan hendaklah engkau beriman kepada qadar yang
baik dan yang buruk. Orang itu berkata; 'Engkau benar', Jawab Nabi; Dia
bertanya kembali: 'maka beritahukan padaku tentang ihsan 'Hendaklah
engkau beribadah hanya kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya,
sekalipun engkau tak dapat melihatNya, maka sesungguhnya Ia melihat
engkau....... Kemudian orang tadi pergi. Aku diam sejenak. Kemudian Nabi
berkata: 'Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?',
Jawabku; 'Allah dan rosulNya lebih mengetahui. Kata Nabi: 'Dialah Jibril as.
datang kepadamu untuk mengajar tentang agamamu"
REFERENSI
Al-Qur'an dan Tafsirya, Universitas Islam Indonesia
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar
Syekh Musthofa Masyur, Berjumpa Allah Lewat Shalat, GIP
Abu Hudzaifah, Menundukkan Pandangan
SABAR
TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian sabar
F Peserta mengetahui macam-macam sabar
F Peserta memahami hikmah cobaan bagi kaum mukmin
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pengertian Sabar
Ditinjau dari segi bahasa sabar berarti menahan, mencegah diri atau
mengekang. Dalam QS 18:28, sabar berarti "Tahanlah dirimu bersama
mereka". Secara istilah Sabar berarti "menahan diri atas segala sesuatu
yang tidak disukai karena ,nengharap ridho Allah SWT" [QS 13:22].
Istilah lain tentang sabar antara lain:
1. Bila berupa musibah disebut dengan shabar. Lawan katanya adalah
keluhan (jaza'), kecemasan atau kegelisahan (lihat akhir QS 14:21).
2. Bila menahan amarah disebut halim atau bijaksana. Lawan katanya
adalah menggerutu.
3. Sabar dengan rezeki sedikit disebut qona'ah atau rela dan puas.
Lawan katanya adalah rakus.
4. Sabar dalam menahan syahwat perut dan seksual
disebut iffah atau kehormatan dan martabat diri.
Menurut Imam Al-Ghazali sabar adalah sabar terhadap musibah yang
tidak dapat dihindarkan atau tidak mampu berupaya menyelamatkan diri.
Tapi bila seseorang mampu menghindarkan diri, menolak atau
melawannya, maka dalam hal itu sabar tidak diperbolehkan.
Sabar yang teruji ialah jika dilakukan rada saat yang tepat.
Sedangkan bila terlambat tidak akan berharga atau bermanfaat [14:21,
52:14-16]. Sabar yang terruji juga motivasinya karena Allah SWT, bukan
untuk memperoleh pujian atau tanda jasa dari manusia.
Macam-macam Sabar
REFERENSI
Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Al-Quran Menyuruh kita Sabar, GIP
ISNET, Koleksi Bahan Tarbiyah, 1996.
Ibnul Qoyyim AL-Jauziyah, Hikmah Cobaan, Pustaka Al-Kautsar.
IKHLAS
TUJUAN
F Peserta memahami makna ikh1as dan urgensinya bagi aktivis
dakwah
F Peserta mengetahui indikasi keikhlasan
F Peserta mengetahui hal-hal yang mendukung keikhlasan.
F Peserta mengetahui buah dari keikhlasan.
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata Khalasha yang berarti bersih
atau murni. Secara istilah, ikh1as berarti membersihkan hati dari maksud
selain mengharapkan ridho Allah Azza wa Jalla.
Ikh1as merupakan salah satu amalan hati, bahkan ikhlas berada di
barisan depan dari amal-amal hati, sebab amal tak bisa diterima
sempurna kecuali dengannya.
Bagi aktifis dakwah, ikhlas sangat penting dalam menyertai amal-
amalya. Sahl bin Abdullah at-Tustary berkata, Dunia ini adalah
kebodohan dan kematian kecuali ilmu. Semua ilmu merupakan hujjah
atas pemiliknya kecuali yang diamalkannya. Semua amal akan sia-sia
kecuali ikhlas. Ikhlas dalam bahaya besar sehingga tetap berakhir
dengannya. Allah berfirman tentang setiap amal yang dimaksudkan
untuk selainNya sebagai amal yang sia-sia [24:23]. Dalam hadits riwayat
Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada jasad dan rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian (niat
dan keikhlasan (HR Muslim). Allah hanya menginginkan hakikat amal,
bukan rupa dan bentuknya. Maka Dia menolak setiap amal yang
pelakunya tertipu dengan amalya.
Indikasi Keikhlasan
1. Takut Ketenaran
Takut ketenaran dan penyebaranya kemasyhuran atas dirinya, terlebih
jika ia memiliki karunia tertentu. Sebab bila seseorang sudah merasa
dirinya niat yang tidak lillah, maka amalya akan sia-sia di sisi Allah.
2. Beramal secara diam-diam, jauh dari sorotan
Amal yang dilakukan secara diam-diam harus lebih disukai daripada
amal yang disertai sorotan. Hadist riwayat Muadz: Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, bertaqwa dan
menyembunyikan amalnya, yaitu jika tidak hadir mereka tidak
dianggap hilang dan jika hadir mereka tidak diketahui. Hati-hati mereka
adalah pelita-pelita petunjuk. Mereka keluar dari setiap tempat yang
gelap.
3. Tidak menuntut pujian dan tidak terkecoh olehnya
Tidak meminta pujian orang-orang yang suka memuji dan berambisi
mendapatkannya. Jika pun ada pujian, ia tidak terkecoh tentang
hakikat dirinya di hadapan orang yang memujinya karena dialah yang
lebih tahu tentang rahasia hati dan dirinya.
4. Menjadikan keridhoan dan kemarahan karena Allah bukan karena
pertimbangan hawa nafsunya.
5. Rakus terhadap amal yang bermanfaat .
Diantara bukti ikhlas adalah rakus terhadap amal yang paling diridhoi
Allah dan bukan paling diridhoi diri sendiri.
Hal-hal yang Mendukung Keikhlasan
Buah Ikhlas
1. Ketenangan jiwa
2. Kekuatan Ruhani
3. Amal yang berkesinambungan
4. Tetap memperoleh pahala amal sekali pun belum
menyempurnakan amal itu, atau bahkan belum menunaikannya
5. Pertolongan dan perlindungan Allah
REFERENSI
Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Niat dan Ikhlas, Pustaka Al-Kaustar.
ISNET, KoIeksi Bahan Tarbiyah, 1996.
TUJUAN
Peserta memahami karakteristik Islam sebagai diiahl haq
Peserta mengetahui rentingnya memahami Islam secara menyeluruh
METODE PENDEKATAN
Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
3. Syumul (universal)
Artinya Islam meliputi semua jaman, kehidupan dan eksistensi
manusia. Jangkalian keuniversalan dalam risalah Islam ini diungkapkan
Hasan Al-Banna : Islam adalah risalah yang panjang terbentang
sehjngga meliput semua abad sepanjang jaman, terhampar luas
sehingga meliputi semua cakrawala umat dan begitu mendalam
(mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunja dan akhirat. Dan di
dalam Risalah Ta'limnya, yang dimaksud dengan Islam universal yaitu:
"Islam adalah sebuah sistim yang universal (komprensip, total dan
integral). Mencakup berbagai aspek hidup dan kehidupan. Islam adalah
negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan kekuatan,
serta kasih sayang dan keadilan. Islam adalah kebudayaan dan
perundang-undangan, ilmu dan hukum, materi dan harta benda, serta
usaha dan kekayaan. Dan Islam juga adalah jihad dan dakwah, militer
dan ideologi serta aqidah yang murni dan ibadah yang benar
sekaligus."
a. Risalah semua jaman
Islam adalah risalah untuk semua jaman dan generasi, bukan risalah
yang terbatas oleh masa atau generasi tertentu. Secara substansi
(dasar-dasar akidah dan moralnya), Islam merupakan risalah setiap
nabi yang diutus dan misi setiap kitab suci yang diturunkan. Maka
semua nabi diutus dengan membawa risalah (misi) Islam,
menyerukan tauhid dan menjauhi thaghut [21:25, 16:36, 10:72,
2:128 dan 132].,
b. Risalah bagi seluruh alam semesta Islam tidak terbatas pada
bangsa maupun status sosial tertentu, yang merupakan petunjuk
Robb manusia bagi segenap manusia, rahmat bagi sekalian
hambaNya [21:107, 24:1, 38:87].
5. Al-Waqi'iyyah (kontekstual)
Allah menjamin Islam sebagai ajaran yang sesuai dengan kondisi
manusia di manapun, kapanpun dan bagi segala jenis manusia. Islam
senantiasa menjaga dan memelihara realita (aktual) di setiap aspek
yang didakwahkan pada manusia, mulai aspek aqidah, ibadah, akhlak
dan syari'at.
6. AL-Wudhuh (jelas)
Yang dimak:iud adalah jelas dalam hal:
a. Dasar-dasar Islam (akidah, moral, syari'at lslam)
b. Sumber-sumber hukumnya
c. Sasaran dan tujuan
REFERENSI
TUJUAN
F Peserta memahami pentingnya masa muda
F Peserta mengetahui cara mengembangkan potensi pemilik Islam
F Peserta termotipasi memanfaatkan potensinya dalam aktifitas yang
Islami
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pcmuda Islam dalam
kehidupan amat renting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk
mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua
ideologi yang barorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda
sebagai tenaga paling revolusioner. karena secara psikologis manusia
mencapai puncak hamasah (gelora semangat) quwatul jasad (kekuatan
fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan,
perubahan, bukan stagnasi atau pun status quo. Dalam setiap kurun
waktu, kemarin, kini dan esok, pembela senantiasa berdiri di garis
terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih atau pun sebagai
pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam Alqur'an peran remuda diungkapkan dalam kisah Ashabul
Kahfi [18:19-22], kisah remuda Ibrahim [21:60 dan 69, 2:258] dan
pemuda yang dibunuh oleh Ashabul Uhdud [lihat tafsir Ibnu Katsir QS Al-
Buruj], dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist
Rasulullah SAW sbb.: "Manfaatkanlah yang lima sebelum datang yang
lima; masa mudamu sebelum datang masa tuaamu, masa sehatmu
sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa
miskinmu, masa hidupmu sebelum datang masa matimu, masa luangmu
sebelum datang masa sibukmu." [HR Al-Bahaqi] Bagaimana potensi
pemuda itu dapat dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka
dituntut melaksanakan 10 risalahnya:
1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan lslam kalau mereka sendiri tidak
memahami Islam [35:28, 58:11]
"Siapa yang dikehendaki Allah akan nlendapatkan kebaikan, maka
dipandaikan dalam aganla." [HR Buknari-Muslim]
"Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk, kecuali dzikrullah dan
yang serupa itu, dan orang alim dan penuntut ilmu." [HR At- Tirmidzi]
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasulnya pada hakikatnya merupakan sebuah
sikap mental patuh dan tunduk [23:51]. Tunduk patuh berlandaskan
cinta kepadanya [2:165] dan Ittiba' (mengikuti) Rasulnya [3:31,53:3-4].
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (k11usrin) dalam hidup
adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam [103:1-3,
41:33,3:110, 9:71,5:78-79]."Barang siapa nlenyeru kepada kebaikan,
nlaka ia akan nlen!peroleh pahala sepadan dengan orang yang
nlengerjakannya. [HR Muslim]
4. Berjihad di jalan Islam
Jihad adalah salah satu hal ya:ng diwajibkan Allah kepada kaum
muslimin. Said Hawwa membagi jihad menjadi 5 macam:
Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang
kafir, munafik, dan fasik yang disertai dengan hujjah (argumentasi)
yang dicontohkan oleh Nabi SAW [5:62].
Jihad maali atau jihad dengan harta [49:15, 9:111]. Jihad dengan
harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena
dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
Jihad bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuasaan dan
jiwa [22:39, 2:190, 8:39, 9:36]. Termasuk dalam jihad ini adalah
menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap
serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi lslam,
memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawnn
pemberontak atau pembangkang atas negara lslam.
Jihad siyaasi atau jihad poIitik.
Jihad tarbawi/ta'limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan,
menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin
memahami Islam [3:79].
REFERENSI
Majalah Islam 'Sabili, No.33/ 11 Januari 1991
Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP
Dr. Muh. Ibrahim An-Nashr, Dr Yusuf AL-Qardhawi dan Saisd
Hawwa, Berjuang di Jalan Allah, GIP.
AMAL JAMAI
TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian amal jama'i
F Peserta memahami pentingnya beramal jama'i
F Peserta mengetahui ciri-ciri amal jama'i
METODE PENDEKATAN
F Games "Korek Api"
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
REFERENSI
Musthafa Masyhur, Amal Jama'i: Gerakan Bersama, Al-Islahi Press.
Abdurrahman Bin Abdul Khaliq Al-Yusuf, Legitimasi Amal Jama'i:
Kupasan Gamblang Tentang Keharusan Beramal Jama'i, Pustaka
Tadabbur.
Musthafa Masyhur, AL-Qiyadah Wal Jundiyah, AL-lslahi Press.
Dr. Yusuf Al-Qordhawi, Priorilas Gerakan Is!am JiIid I, Usamah Press.
KEORGANISASIAN ISLAM
TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian organisasi
F Peserta mengetahui alasan berorganisasi dan syarat tegaknya
sebuah organisasi
F Peserta dapat membedakan antara organisasi Islam dan umum
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Definisi
Organisasi adalah wadah orang-orang atau sekelomrok orang untuk
kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.
Mengapa Berorganisasi?
Fitrah. Kecenderungan untuk berkumrul [39:72-75]
Ash-shulthon. Untuk menggalang kekuatan [55:33]
An-Ni'mah. Merupakan nikmat dari Allah [3:103, 8:62-63]
Dalam rangka menghadari musuh Islam [8:73, 61:4]
"Kebenaran yang tidak teroganisir akan dikalahkan oIeh kebatilan yang
teroganisir. [ALi bin Abi Thalib]
No ISLAM UMUM
1. Ibarat satu tubuh Ibarat satu mobil
2. Berkumpul Berkumpul
karena ibadah karena bekerja
3. Tuntutan Syari Kebutuhan
4. Orientasi Orientasi parsial
menyeluruh
5. Kerjasama Sama-sama kerja
Struktur Organisasi
Sebuah organisasi harus memiliki struktur, agar:
Seseorang mempunyai wewenang atau kekuasaan yang jelas .
Hubungan kerja antar anggota teratur.
Dasar Struktur Organisasi
Pembagian Kekuasaan (authority)
Tanggung jawab (responsibility).
REFERENSI
Dari berbagai sumber.
Hikmah :
1. Dalam mengerjakan sesuatu diperlukan amal jama'i.
2. Diperlukan pembagian tugas yang jelas dalam mengerjakan suatu
pekerjaan sehingga teratur dan terarah.
3. Pentingnya seorang pemimpin untuk mengkoordinir kerja.
WALA' DAN BARA'
TUJUAN
F Peserta memahami pengertian Wala' dan Bara'
F Peserta memahami rentingnya Wala' dan Bara dalam kehidupan
seorang muslim
F Peserta mengetahui kepada siapa Wala' seorang muslim harus
diberikan dan Bara' harus diarahkan
METODE PENDEKATAN
Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pengertian Wala' dan Bara'
Secara bahasa, Wala' berasal dari kata al-Walayah yang artinya
nasab, rertolongan, rembebasan budak, sedangkan orangnya disebut al-
Muwalat yang artinya orang yang menolong. Baru berarti lepas atau
bebas dan jauh dari.
Secara istilah Wala' berarti pertolongan, kecintaan, pemuliaan,
renghormatan, kesamaan dengan orang-orang yang dicintai baik secara
zahir maupun batin (loyalitas) [2:257].
Penjelasan lebih jauh definisi Wala' dan Bara', seperti yang dikatakan
Syaikhul-Islam, Ibnu Taimiyyah: " Al-Walayah kebaikan dari al' Adawah.
Asal pengertian dari al-Walayah adalah kecintaan dan kedekatan.
Sedangkan pengertian al-' Adawah adalah kebencian dan kejauhan. Al-
Wali artinya yang dekat.".
Pentingnya Wala dan Bara'
Wala' dan Bara' merupakan keharusan karena merupakan buku
kecintaan seorang mukmin kerada Allah. Syekh Hafizh al-Hikamy
berkata, "Tanda kecintaan hamba kepada Rabbnya ialah: mendahulukan
apa yang dicintaiNya, meskipun hawa nafsunya menentang, membenci
apa yang dibenciNya meskipun hawa nafsunya condong kepadanya,
megangkat orang yang menjadikan Allah dan Rasulnya sebagai
pemimpinnya memusuhi orang yang memusuhinya, mcngikuti Rasulullah,
meniti Jejaknya dan menerima petunjuknya." At- Thabrani meriwayatkan
dalam al-Kabir, dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tali
iman yang paling kuat adalah loyalitas terhadap pemimpin karena Allah
pula. Syaikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab,
menjelaskan perkataan Ibnu Abbas r.a : "Perkataan Ibnu Abbas ra;
loyalitas pemimpin karena Allah", menjelaskan tentang keharusan
kecintaan karena Allah yaitu loyalitas karena Allah pula. Hal ini
merupakan isyarat bahwa sikap tersebut tidak hanya terbatas pada
kecintaan semata, tetapi harus disertai loyalitas yang merupakan
keharusan kecintaan. Loyalitas itu berupa tindakan memberi pertolongan,
menghormati, memuliakan, selalu bersama orang-orang yang dicintai,
zhahir dan bathin. Dan perkataannya: "Membenci karena
Allah, menjelaskan keharusan kebencian karena Allah, yaitu berupa
permusuhan. Maksudnya' ialah memperlihatkan permusuhan, langsung
berupa tindakan, seperti jihad menghadapi musuh-musuh Allah,
melepaskan diri dari mereka, menjauhi mereka zhahir dan bathin. Sikap
ini tidak hanya sekedar kebencian hati tetapi harus disertai pula dengan
sikap-sikap yang harus dilakukan [61:4]".
REFERENSI
Muhammad bin Sa'id bin Saum AL-Qahthany, Loyalitas Muslim
Terhadap Islam, Ramadhani.
Muhammad bin Sa'id bin Saum AL-Qahthany, Muh. Bin Abdul
Wahhab dan Muhammad Qutb, Memurnikan Laa Illaaha Illallah, GIP.
TUJUAN
F Peserta mengetahui syarat-syarat diterimanya syahadah seorang
muslim
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Kalimat laa ilaha Illallah merupakan pintu gerbang seseorang masuk
ke dalam Islam. Memahaminya akan mengantarkan manusia kepada
syurga. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. "Barangsiapa
yang mati sedang ia mengetahui bahwa tiada ilah selain Allah, maka ia
masuk syurga." (HR Muslim). Tetapi kalimat ini tidak akan
memberikan kebaikan kepada manusia hanya dengan mengulang-ulang
pengucapannya atau menghafal lafaz-lafaznya. Wahab bin Munabbih
pernah ditanya: "Bukankah laa ilaaha Illallah merupakan pintu
syurga? Kemudian Wahab menjawab, "Benar", tetapi tidak ada kunci
kecuali ia mempunyai gigi-gigi. Apabila engkau datang sambil membawa
gigi-giginya, maka syurga akan dibukakan untukmu. Kalau tidak, maka
syurga tidak akan dibukakan untukmu. Yang dimaksud gigi-gigi di sini
adalah syarat-syarat diterimanya laa ilaaha Illallah.
1.'Ilmu
'Ilmu di sini adalah mengetahui makna yang dimaksudkan, baik yang
dinafikan (ilaah) maupun yang ditetapkan (Allah). Dengan 'ilmu
(mengetahui) bisa menangkal kebodohan. Firman Allah, "Maka ketahuilah,
bahwa sesungguhnya tiada ilaah kecuali Allah" [47:19]. Liha juga [43:86,
3:18].
2. AL-Yaqin
Maksudnya orang yang mengucapkan kalimat tauhid harus yakin
terhadap pengertian di dalamnya dengan keyakinan yang sepenuhnya.
Sebab keimanan tidak dapat dilandasi oleh praduga dan prasangka
[49:15]. Adanya keyakinan dapat menangka1 keraguan. Rasulullah SAW
bersabda: Saya bersaaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan
sesungguhnya aku adalah Rasul Allah. Dengan dua kesaksian ini dan
tidak ragu-ragu tentang keduanya, seorang hamba tidak akan bertemu
Allah kecuali ia masuk surga (HR Muslim dari Abu Hurairah ra.)
3. Al-Qabuul
Maksudnya, menerima apa yang dituntut oleh kalimat ini dari hati dan
usannya secara bulat. Allah mengisahkan kabar masa lampau tentang
keselamatan bagi orang yang menerima Laa ilaha Illallah dan siksaan bagi
orang yang menolak [43:23-25, 10:103, 37:35-36]. Penerimaan dapat
menangkal pembangkangan.
4. Al-Inqiyaad
Maksudnya tunduk patuh dan berserah diri kepada apa yang ditunjukkan
serta apa yang dinafikan atau terus mengikuti dan terikat rada kalimat ini
[39:54, 4:125, 31:22]. Ketundukkan dapat menangkal penolakan. "Tidak
beriman di antara kamu sehingga menjadikan kecenderungannya
mengikuti apa yang kubawa." (Hadits hasan shahih al-arbain an-
Nawawiyah, hadits no.41)
5.Ash-Shidqu
Maksudnya ia harus mengucapkan kalimat tauhid itu dari sanubarinya
dengan jujur dan benar. Adanya kejujuran dapat menafikan kedustaan dan
kemunafikan. Apa yang diucapkan sudah harus dibenarkan dengan
hatinya [2:8-10, 29:1-3]. "Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada
ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulnya
dengan sebenarnya dari hati, melainkan Allah mengharamkan neraka
baginya." [HR Bukhari dari Muadz bin Jabal]
6. Al-Ikhlas
Memurnikan amalan dengan niat yang baik dan benar. Keikhlasan dapat
melepaskan atau menangkal dari berbagai bentuk syirik [39:3,
98:5]. "Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang
yang mengucapkan laa ilaaha illallah secara mumi dari hatinya." [HR
Bukhari] "Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka bagi orang
yang mengucapkan laa ilaaha Illallah, yang dengan ucapannya itu ia
hendak mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla." [HR Muslim]
7. Al-Mahabbah
Ucaran laa ilaha Illallah tidak akan berarti bila tak disertai dengan
segenap rasa cinta (mahabbah) dalam mengamalkannya. AL-Mahabbah
merupakan unsur yang sangat penting, karena untuk menegakkan kalimat
tauhid ini diperlukan pengorbanan lahir dan batin. Cinta dan pengorbanan
merupakan dua ikatan yang tidak dapat dipisahkan [2:165, 5:54].
Kecintaan dapat menafikan kebencian.
TUJUAN
F Peserta mengetahui makna syukur rukmat secara bahasu maupun
istilah Peserta memahami pentingnya syukur nikmat
F Peserta mengetahui cara bersyukur
F Peserta mengetahui hal-hal yang dapat mengubah nikmat menjadi
naqmah (siksaan)
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Makna Syukur Nikmat
Syukur secara bahasa adalah berterima kasih. Menurut istilah syukur
adalah memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan
sesuatu yang telah diberikan kepada kita berupa perbuatan ma'ruf, dalam
pengertian tunduk dan berserah diri kepadaNya.
Cara Bersyukur
1. Syukur yang dilakukan dengan hati (Syukur Qolby)
Yaitu mengakui nikmat-nikmat Allah dan mencintaiNya. Mengingat
kenikmatan akan berpengaruh (membekas) pada kecintaannya kepada
Allah Azza wa jalla. (HR Abu Sulaimun Al-Wasithiy).
2. Syukur yang dilakukan oleh lisan (Syukru Lisan),
Yaitu memuji kepadaNya dan atas anugerah yang dilimpahkanNya
[93:11]. Selain itu mempunyai kesadaran untuk menyatakan bahwa
nikmat itu datang hanya dari sisi Allah [16:53].
3. Syukur yang dilakukan oleh anggota badan (Syukru Jawarih),
Yaitu dengan menggunakan anggota tubuh/melakukan aktivitas dalam
rangka tunduk kepadanya dan ditujukan hanya untuk memperoleh
keridhoanNya. Juga dengan meniahalkan segala bentak kemaksiatan
serta mempersembahkan dan menundukkan kenikmatan yang
dilimpahkan Allah untuk menaatiNya dan memperoleh keridhoanNya.
Bersyukur kepada Allah harus tercermin dalan hati, urusan dan
anggota tubuh, karena dengan hati itulah kita merasakan, mengetahui,
menyambut, dan membicarakan nikmat-nikmat Allah.
Nikmat bisa berubah menjadi Naqmah (siksaan)
Nikmat bisa menjadi naqmah karena berbagai perkara, antara lain;
1. Jika kita melakukan kemaksiatan dan berbuat dosa, yaitu
membalas nikmt Allah dengan hal-hal yang dimurkaiNya [30:41 ; 4:79J.
2. "Seorang hamba pada hari kiamat tiada melangkahkan kedua
kakinya, sehingga ditanyakan kepadanya empat perkara, yaitu tentang
umurnya, dihabiskannya untuk apa, tentang ilmunya, diamalkan untuk
apa, tentang hartanya, dari mana diperolehnya dan untuk kepentiugan
apa dihabiskan, serta masa muda dihabiskan untuk apa" (HR.Turmudzi)
3. Meyakini bahwa yang dimilikinya bukan dari Allah tapi atas
usahanya sendiri atau dari selain Allah [28:78; 16:53-54, 84]
4. Sikap sombong, merasa diri lebih mampu dari orung lain sehingga
ia mencela orang lain dan membangga-banggakan apa yang
dimilikinya, baik harta, sawah ladang, ilmu, atau kedudukan [104:1-3].
5. Tidak menunaikan hak-hak Allah.
6. Bila kita memiliki ilmu walaupun sedikit, hendaklah tetap kita
ajarkan kepada orang lain. Bila kita mempunyai harta walaupun sedikit,
hendaknya kita infakkan, karena dalam harta itu ada hak-hak orang
lain [70:24-25J ,
REFERENSI
Ruyyal Al-Haqil, Mensyukuri Nikmat Allah, GIP
MA'IYYATULLAH
TUJUAN
F Peserta memahami pengertian maiyyatullah
F Peserta mengetahui pembagian maiyyatullah beserta bukti-buktinya
F Peserta termotivasi untuk menimbulkan kebersamaannya dengan
Allah.
METODE
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pengertian
Maiyyatullah berarti kebersamaan Allah. Allah selalu bersama dan
mengawasi makhlukNya. Maiyyatullah terbagi atas 2 macam :
1. Maiyyatullah Umum
Yaitu kebersamaan Allah yang meliputi seluruh makhlukNya, baik
manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan, muslim maupun kafir.
Kebersamaan Allah serta umum itu dapat dibuktikan dengan adanya:
a. Fenomena Petunjuk
Seluruh makh1uk ciptaan Allah, dari atom yang terkecil sampai
benda yana paling besar, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhnn,
semua mendapat petunjuk dari Allah dalam menjalani hidupnya.
Allah selalu bersama makhlukNya, ketika memberi pelunjuk poda
bayi untuk menyusu padu ibunya, kepada anak ayam untuk
mematuk ketika akan keluar dari telurnya, ketika ayam betina
membolak-balikkan telur yang sedang dieraminya, juga ketika Allah
memberi petunjuk akar tumbuhan untuk menyerap sari makanan
dari dalam tanah.
b. Fenomena Pengabulan Do'a
Seluruh manusia, baik beriman muupun kafir, pernah mengalami
langsung fenomena ini. Ketika seseorang mengalami kondisi kritis
daldam fase kehidupannya, yaitu ketika ia menerima musibah yang
membuat hatinya hancur, putus harapan, dengan serta merta ia
memohon kepada Allah dengan penuh harap dan cemas
mengharapkan pertolonganNya, ketika itu pula Allah mengabulkan
doanya dan tiba-tiba musibah itu hilang [10:12; 17:67; 6:47].
Fenomena ini merupakan bukti kebersamaan Allah dengan manusia
pada umumnya. Mrupakan sunnatullah bahwa Dia harus
mengabulkan doa orang yang terjepit, jika Dia berkehendak,
walaupun orang tersebut orang kafir selama ia selalu berdoa
kepadaNya [27:62 ; 6:63-64].
2. Mu'iyyatullah Khusus
Artinya kebersamaan Allah yang ditujukan khusus untuk orang-orang
yang beriman. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang beriman
adalah berupa :
a. Penjagaan dan pemeliharaan Allah
Berkata Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda: Jagalah Allah, niscaya Ia akan menjagamu. Jagalah Allah,
niscaya engkau mendapatkanNya di hadapanmu. Bila engkau
meminta, mintalah kepada Allah. Dan bila engkau meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah (HR. Turmudzi).
b. Pertolongan dan kemenangan dari Allah
Salah satu bentuk kebersamaan Allah terhadap kaum mukmin ialah
berupa dukunganNya dalam bentuk pertolongan [47:7] dan
pemecahan janjiNya [2:40].
REFERENSI
Aqidah Seorang Muslim, AL-Ummah
Al-Umr, Hakikat Pertolongan dan Kemenangan, GIP
Dr. Yusuf Qordhowi, Generasi Mendatang Generasi Yang Menang,
GIP
Sa'id Hawwa, Allah, Pustaka Mantiq
Majalah Ishlah, No. 56/Th IV 1996, hal. 32
TUJUAN
F Peserta mengetahui dan memahami pengertian dan karakteristik
iman
F Peserta mengetahui jalan yang ditempuh dalam menegakkan
keimanan
F Peserta mengetahui konsekuensi iman
METODE
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pengertian Iman
Berdasarkan HR Ibnu Majah, iman mengandung pengertian Dibenarkan
dalam hati, dinyatakan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota
badan. Jadi iman tidak cukup sebatas pembenaran dan pengucapan
tanpu berwujud amal shaleh dari anggota badan [49:14].
Karakteristik Iman
1. Kualitas keislaman seseorang berbeda-beda, memiliki tingkatan-
tingkatan sebagaimana pula kekafiran. Puncak tertinggi keimanan
adalah ketakwaan yang dilandasi oleh mahabbah (kecintaan) yang
tinggi pada Allah. Para ulama mendefinisikan takwa dengan
Hendaklah Allah tidak mekamu berada dalam larangan-laranganNya
dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintahNya. Sebagian
ulama mendefinisikan takwa dengan mencegah diri dari azzab Allah
dengan membuat amal sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi atau
terang-terangan. Sayyid Qutb berkata dalam "Fi Zhilalil Qur'an bahwa
adalah kepekaan batin, kelembuatan perasaan, rasa takut terus-
menerus selalu waspada dan selalui hati-hati jangan sampai kena duri
jalanan Jalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dan
syahwat, kerakusan dan angan-angan, kekawatiran dan keraguan,
harapan semua atas segala sesuatu yang tidak bisa diharapkan,
ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk ditakuti dan
masih banyak duri-duri lainnya.
Takwa tebentuk dari peoses pengabdian (ibadah) yang intens [2:21 ;
2:183]. Takwa merupakan suatu fase kemenangan yang sempurna,
sebagai interaksi antara iman, Islam dan ihsan. Takwa adalah ilmu dan
amal, naluri hati dan etika. Dengan takwa hati menjadi terkondisi untuk
selalu berdzikir pada Allah dan anggota-anggota badan berinteraksi
secara seimbang dan harmonis. Ketakwaan hanya Allah kepada orang-
orang yang berserah, beramal dan berbuat baik [47:17] dalam bentuk
petunjuk. Sedangkdan petunjuk berpangkal dari keimanan kepada
Allah SWT. [64:11].
2. Kondisi keimanan seseorang tidak selalu stabil, sebagaimana sabda
Rasulullah : Iman itu kadang-kadang naik kadang-kadang turun, Maka
perbaharuilah iman kamu dengan Laa ilaha Illallah. (HR Ibnu Islam)
Dengun tabiat jalan keimanan yang demikian, banyak orang tidak sanggup
beristiqomah dalam mempertahankan keimanannya karena mementingkan hawa
nafsunya sehingga terjerumus dalam kemusyrikan atau hal-hal yang dapat
merusak keimanan.
Karena itu, bukan hal yang mustahil jika seseorang yang beriman pada
waktu kemarin, hari ini dapat tergelincir dalam kekafiran. Keimanan
seseorang tidak dapat dijamin keabadiannya, kecuali jika selalu dipelihara
[5:54].
Konsekuensi Keimanan
Orong yang beriman akan diuji, karena hal ini merupakan sunatullah untuk
membuktikan benar tidaknya keimanan seseorang [29:2-3]. Bentuk ujian dapat
berupa kesenangun atau kesusahan (2:155-156; 21:35; 39:49; 89:15-19].
Bagi orang beriman, setiap kesenangun hidup hanya akan meringkatkan rasa
syukurnya ke hadirat Allah SWT dan setiap musibah dan cobaan hanya akan
meningkatkan kesabaran dan keimanannya terhadap Allah SWT seperti sabda
Rasulullah SAW. Sungguh menabjubkan perkara orang yang beriman, Jika ia
diberi karunia, ia bersyukur, dan itu kebaikan baginya. Dan jka ia tertimpa
musIbnu, ia sabar dun tawakkal, dan itu(pun) kebaikan baginya. Cara mensikapi
bentuk-bentuk ujian, lihat QS. 2:156-167, 3:15-17.
REFERENSI
Dr. Ali Gharisah, Beriman yang benar, GIP
Abdul Majid Aziz Azzindani, Jalan Menuju Iman
TUJUAN
F Peserta mengetahui keberadaan/posisi dirinya dalam peta
perkembangan Islam
F Peserta mempunyai sikap optimis bahwa masa depan pasti di tangan
Islam
F Peserta mengetahui faktor-faktor yang mendukung kebangkitan
Islam
METODE
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Islam adalah ajaran/risa1ah yang Allah turunkan melalui RasulNya
sebagai diin yang paling sempurna bagi semesta alam [5:3]. Allah telah
memenangkan Islam atas ajaran-ajaran yang lain, kemenangun itu
semuanya miIik Islam sebagaimana telah Allah janjikan [37:173].
Sebagai umat Islam kita harus tetap optimis, bahwa janji Allah itu
akan datang, membangkitkan dan memenangkan Islam walau mungkin
membutuhkan waktu yang panjang. Optimisme yang dibutuhkan tentunya
tidak lantas melahirkan kepastian, akan tetapi hurus diiringi dengun
upaya dan usaha yang dilandasi oleh iman. Dengan kata lain iman dan
amal sholeh adalah dua kata kunci untuk meraih dan mempertahankan
kemenangan Islam
Kondisi Kemarin
Islam telah mengalami puncak kegemilangan dari masa Rosulullah
SAW hingga masa-masa kekhalifahan, yang sampai kini belum lagi
terulang. Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini kemudian yang
sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul
suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya
kesaksiannya. Mereka khianat dan tidak bisa diamanati Mereka bernazar
(berjanji) tetapi tidak dapat menepatinya dan mereka tampak gemuk-
gemuk. (HR At-Tirmidzi). Islam adalah pusat peradaban dunia, dalam
Ilmu dan pendidikan, pemerintihan dan keadilan, akhlak dan keagungun.
Semua Ini terjadi ketika umat berjalan bersama Islam. Tetapi ketika Islam
sudah mulai ditinggalkan oleh manusia, yang terjadi adalah potret
kehidupan manusia di masa kini.
Kondisi Kini
Bunyak hal yang dapat digambarkan tentang umat Islam di masa
sekrang, yang selalu didirikan salam keadaan yang tidak berdaya. Dalam
sebuah hadist dikatakan : Akan daang suatu masa, dimana kalian seperti
makanan yang diperebutkan. Sahabat bertanya : Apakah jumlah kita
pada masa itu sedikit, ya Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Tidak,
melainkan jumlah kalian banyak, tetapi kalian laksana buih di
lautan (banyak tapi tidak berdaya). Misalnya saja dengan potret umat di
belahan dunia ketiga yang diwarnai kemiskinan dan kebodohan
sementara itu penindasan dan penganiayaan terus dialami oleh sebagian
yang lain (misalnya Bosnia, Palestina, Chechnya, Sudan, Kasmir, dll.).
Esok
Masalah kebangkitan Islam kini menjadi tema menarik, yang kerap
dibicarakan. karena kebangkitan itu sesuatu yang sudah dinyatakan oleh
Rasu1uuah SAW. Kenabian ini akan berjalan di tengah-tengah kamu
sampai masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian diangkatNya kapan
Ia kehendaki. Kemudian akan menyusul masa khilafah yang akan berdiri di
atas manhaj nubuwah (sistim pemerintahan yang masih seperti di jaman
Rasulullah), pemerintahan yang masih resmi tersebut berpegang teguh
kepada Islam, yang demikian itu sampai masa yang dikehendaki Allah,
kemudian diangkatNya jika Ia kehendaki. Kemudian setelah masa tersebut
ada raja yang zaum (diktator) sampai masa yang dikehendaki Allah,
kemudian diangkatNya sampai masa yang dikehendaki. Kemudian muncul
khilafah yang berdiri di atas manhaj nubwah. Kemudian Rasulullah SAW
diam. Disebutkan oleh Huzifah, marfu' dan diriwayatkan oleh Al-Iraqi dari
jalan Ahmad, ia berkata: Ini hadits shahih.
Optimisme tersebut semakin besar ketika tanda-tanda kebangkitan
itu sendiri mulai tampak tampak, misalnya:
Adanya kesaaran kaum muslimin untuk kembali kepada Islam
Tersebar dan semakin banyak buku-buku dan kaset Islam
Islamic Centre dan organisasi Islam mulai bermunculan
Maraknya mesjid dengan aktivitas keislamannya
Semangat jihad sudah mulai berkobar di berbagai negeri
REFERENSI
Hasan Al-Banna, Dakwah Islam, Kemarin Kini dan Esok
Dr. Abdullah 'Azzam, Islam dan Masa Depan Ummat Manusia, Bayan
Press
KEWAJIBAN BERDAKWAH
TUJUAN
F Peserta memahami makna dakwah baik secara bahasa muupun
istilah
F Peserta mengetahui keutamaan dan pentingnya dakwah
F Peserta mengetahui faktor pendukung keberhasilan dakwah
METODE
Ceramah dan Diskusi.
RINCIAN BAHASAN
Pengertian Dakwah
Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan. Secara istilah
artinya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan bantahan
(argumentasi) dengan cara yang baik sampai manusia itu keluar dari kegelapan
jahiliyyah kepada cahaya Islam (kehidupan Islami), mengkafirkan thoghut dan
beriman kepada Allah semuta [16:125; 2:256]
Tujuan dakwah
Tujuan akhir dari dakwah adalah mengembalikan manusia agar
menyembah Allah semata.
Objek dakwah
Objek dukwah adalah seluruh umat manusia.
Metode dakwah
Metode yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah
dengan menggunakan hikmah dan pelajarann yang baik. Hikmah
adalah perkataan yang tepat, ttgas, dan benar, yang dapat
membedakan antara yang haq dan yang bathil. Aspek tepat dalam hal
ini berkaitan dengan penggunaan kabar gembira (basyiron) dan kubar
peringatan (nadziroh). Yang dimaksud dengan pelajaran yang baik
dulam dakwah adalah berdakwah dengan seluruh kepribaian juru
dakwah. Dalam hal ini seorang dai harus memiliki akhlak yang kokoh
dan harus menjadi suri tauladan bagi masyarakatnya.
Target dakwah:
- Agar manusia mengingkari thogut (ilah selain Allah) dan
beriman kepda Allah
- Agar manusia keluar dari kegelapan jahiliyyah kebodohan
terhadap Allah dan Islam) menuju cahaya Islam.
Keutamaan Dakwah
Merupakan perbuatan/perkataan yang terabik [41:33 ; 33:45-46]
Merpakan salah satu jalan menuju kebaikan. Dari Abu Hurairah ra,
Rusulullah SAW bersabda,Barang siapa menyurah kepada petunjuk,
maka ia mendapatkan pahala orang yang mengikutinya tanpa
berkurang seikitpun dari pahala mereka. (HR Muslim)
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Ali ra : "Demi Allah jika Allah
memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu itu lebih baik
daripada unta merah." (HR Muttafaqun 'alaih)
Pentingnya Dakwah
Dakwah merupakan aktivitas yang mulia dan luhur, tetapi juga merupakan
kewajiban yang berat. Agar dakwah ini berhasil ia membutuhkan pribadi yang
tangguh untuk memikulnya. Untuk itu dibutuhkan faktor-faktor pendukung
keberhasilan dakwah yaitu sebagai berikut :
REFERENSI
Dr. Fadhl Ilahy, Menggugah Semangat Berdakwah, Khazanah Ilmu
Jum'ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Da'wah, Citra Islami Press
Panduan Aktivis Harokah, Pustaka Al-Ummah
ILMU DAN URGENSINYA
TUJUAN
F Peserta memahami perhatian Islum terhadap ilmu
F Peserta mengetahui aspek-aspek ilmu dalam pandangan rslam
F Peserta memahami keutamaan ilmu dan orang-orang yang.berilmu
F Peserta mengetahui pengaruh ilmu terhadap iman dan tingkah laku
F Peserta memahami perintah mencuri ilmu dalam Islam dan hak-hak
ilmu utas pemiliknya
METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Perhatian Islam Terhadap Ilmu
3. Aspek material
Yaitu ilmu-ilmu yang mengkaji berbagai materi yang bertebaran di
seluruh jagat raya ini, baik di udara, darat, maupun di dalam bumi
seperti fisika, kima, biologi, astronomi, dsb.
Pengertian Islam tentang ilmu tidak terbatas pada aspek terakhir yang
menganggap materi sebagai obyek seperti yang dipahami oleh dunia barat pada
ummnya sekarang. Selain itu Islam menganggap aspek material akan
melahirkan keimanan bagi yang mendalaminya [3:190-191]
AL- Quran adalah kitab yang terbesar yang mengangkat derajat ulul 'ilmi dan
orang-orang yang berilmu, memuji kedudukan orang-orang yang diberi ilmu.
Sebagaimana Alloh menjelaskan bahwa Ia menurunkan kitabNya dan merinci
ayat-ayatNya bagi orang-orang yang mengetahui.
Dalam QS 3:18 Allah memulai pernyataan dari diriNya, memuji para
MalaikatNya dan orang yang diberi ilmu. Allah meminta kesaksian mereka
atas permasalahan kehidupan yang paling besar, yaitu masalah keesaan.
Allah Swt dalam Al-Qur'an menjelaskan tentang keutamaan orang-
orang yang berilmu:
39:9 Peniadaan persamaan antara orang-orang yang mengetahui
dan orang-orang yang tidak mengetahui.
35:19-22 Kebodohan sejajar dengan buta, ilmu sejajar dengan
melihat, hingga bodoh adalah kematian dan ilmu adalah kahidupan.
35:28 Ulama (orang yang mengetahui tentang kebesaran dan
kekuasaa Allah) kian berilmu kian takut kepada Allah.
Siapa yang berjalan di jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalannya ke surga (HR Muslim). Termasuk ui dalamnya
menghapal, menelaah, mengkaji, berjalan menuju majlis ilmu dan
mendatangi ahli ilmu. Dalam hadits lain: Sesungguhnya para malaikat
meruhdukkan sayap-sayapnya kepada orang yang mecari ilmu kareaa
ridha terhadap apa yang diperbuatnya.
Beberapa adab penting dalam mencari ilmu (hikmah kisah nabi Musa as
dalam menuntut ilmu kepada Nabi Khidir dalam surat Al- Kahfi)
a) Semangat dalam mencari ilmu walaupun harus menghadapi
kesulitan dan tantangan.
b) Bersikap baik terhadapr guru, memuliakan dan menghoramtinya
[18:66].
c) Sabar terhadap guru [18:67-70].
d) Tidak pernah kenyang mencari ilmu [20:114].
e) Diniatkan karena Allah. Artinya harus dianggap sebagai ibadah dan
jihad fisabulillah. Janganlah kalian mempelajari ilmu agar kalian bisa
saling membanggakan di kalangan orang berilmu sedang kalian tidak
memperdulikan orang-orang yang bodoh dan tidak membagus-
baguskan majelis ilmu itu. Barang siapa berbuat demikian, maka
nerakalah baginya.
REFERENSI
Abullaits As-Samarqandi, Tanbihul Ghofilin
Al-Ghazali, et.al, Pembersih Jiwa, Penerbit Pustaka.
Al-Ghazali, Kepada Murid-muridku, HI Press.
Syaikh Az-Zarnuzy, Ta'limul Muta'alim.
Dr. Yusuf Qardhawi, Menghidupkan Nuansa Rabbaniah dan
Ilmiah Pustaka Al-Kautsar.
Dr. Yusuf Qardhawi, Rosulullah dan Ilmu Eksperimen', Penerbit
Firdaus.
Waqfah, Edisi 7 / Vol I, 1996, hal 6-10
TUJUAN
F Peserta mengetahui sifat-sifat Rasulullah dan para sahabatnya
F Peserta memahami landasan akhlak seorang mukmin
METODE
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih, sayang antara
sesama mereka; kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaanNya; tanda-tanda mereka tampak pada bekas sujud di
muka mereka. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Sedangkan
sifat-slfat mereka dalam InjiI ialah seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya, maka tunas jtu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati-hati orang kafir (dengan kakuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh di antara mereka ampunan dan pahalanya
yang besar. [48:29]
REFERENSI
Al-Quran dan Tafsirya, Jilid lX, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
Abduh Rabbani, Aktivitas Harokah Dambaan Umat, Pustaka
Al-Bayyinah
MUSH' AB BIN UMAIR
TUJUAN
F Peserta mengetahui salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu
Mush'ab bin Umair
F Peserta mengetahui karakteristik akh1ak dan dakwah Mush'ab bin
Umnir
F Peserta dapat mengambil hikmah dun mencontoh kelebihan akh1ak
Mush'ab bin Umair
METODE
F Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Sebelum Masuk Islam
Mush'ab bin Umair lahir dan dibesarkan dalam kesenangan dan kekayaa.
Beliau adalah pemuda Quraisy yang terkemuka dan paling tampan, biasa hidup
manja dan mewah dan menjadi buah bibir gadis-gadis Mekkah. Mush'ab juga
pemuda yang cerdas sehingga memiliki daya pikat tinggi. Kedua orang tuanya
sangat cinta kepadanya. Ibunya tergolong kaya dan selalu memberinya pakaian
yang terbagus. Ia orang yang paling harum di kota Mekkah, karena memakai
minyak wangi yang paling mahal.
Suatu saat Mush'ab dipilih Rasulullah untuk melakukan suatu tugas maha
penting pada saat itu. Ia manjadi duta atau utusan rasul ke Madinah untuk
mengajarkan seluk beluk agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah
beriman dan berbaiat kepada Rasulullah SAW di bukit 'Aqobah. Di samping itu
mengajak orang-orang lain untuk menganut agama Allah serta mempersiapkan
kota Mndinah untuk menyambut hijrahnya Rasulullah SAW sebagai peristiwa
besar. Sebenamya di kalangan sahabat saat itu masih banyak yang lebih tua,
lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan
Rasulullah daripada Mush'ab. Tetapi ternyata Rasulullah SAW menjatuhkan
pilihannya kepada Mush'ab yang masih muda dengan segala kelebihan-
kelebihannya sebagai duta yang pertama.
Hikmah
Kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad harus ditempatkan sebagai
prioritas utama di atas selainnya [9: 24].
Mush'ab adalah contoh nyata pemuda yang aktif berdakwah dan
menggunakan seluruh potensinya untuk kepentingan Islam.
Kita harus mengambil pelajaran dari sikap Mush'ab bahwa: "Tidak
ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat pada Allah."
REFERENSI
Khalid Muhammad Khalid, Karakteristik Perihidup Enampuluh
Sahabat Rosulullah, CV Dipenogoro.
PERANAN PEMUDA MENGEMBAN RISALAH
TUJUAN
F Peserta mengetahui pentingnya keberadaan pemuda dalam kehiduan
F Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki pemuda
F Peserta mcngetahui peranan pemuda dalam masyarakat
F Peserta mengetahui bekal-bekal yang dibutuhkan pemuda dalam
menjalani perannya
METODE
F Ccramah dun Diskusi
RINCIAN BAHASAN
Pentingnyaa Keberadaan Pemuda dalam Kehidupan
K
eberadaan pemuda dalam kehidupan sangat penting, karena mereka
potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia. Pemuda
adalah calon pemimpin masa datang. Merekalah yang akan merubah
umat, menjadi baik dan jaya otau menjadi sebaliknya. Bila diarahkan
secara baik, jiwanya tidak akan ternoda oleh lumpur kemaksiatan,
sebaliknya akan terjaga kebersihannya, suci dalam fitrahnya, jauh dari
unsur kehidupan yang merusak. Kondisi generasi muda merupakan
parameter masa depan suatu bangsa. Apabila kondisi pemudanya baik
akan baik pula kondisi bangsa di masa depan. Begitu pulu sebaliknya.
Berilmu
Adil
Bijaksana
Lemah lembut
Figur Nabi saw (AQ & AS)
Barang siapa yang bekerja tanpa dilandasi suatu ilmu nwka dia akan
banyak berbuat kerusakan daripada perbaikan" [Umar bin Abdul Aziz]
Marifah
Sikap mereka terhadap aturan Allah dan Rasu1Nya seperti sikap seorang
perwira kepada panglimanya dan kondisinya seperti kondisi prajurit di
barak-barak militer selalu siap dan waspada [32:24]
4. Pribadi prajurit (Asy-Syakhsiyatul Jundiyah)
Seorang pemuda hendaknya berkepribadian prajurit, yang
mengatakan Sami'na wa atha'na ketika mendengar seruan atau
perintah Allah dan Rasul-Nya. Ia tidak memikirkannya dahulu kalau ia
yakin bahwa apa-apa yang datangnya dari Allah ada1ah haq
(kebenaran yang pasti) [33:36, 2:285]. Mereka hanya
bertawakkal menyerahkan hasil usahanya kepada Allah saja &
berusaha sepenuh tenaga melakukan sebab kemudian memasrahkan
hasil hanya kepada Allah saja.
REFERENSI
Dr. Sholih Al-Fauzan, Dr. Shakir. Ali Salim, Pemuda Islam, Di Seputar
Persoalan yang Meughadangnya, Risalah Gusti
Dr. Yusuf Qordhowi, Generasi Mendatang Generasi yang Menang,
GIP
Al-Qur'an dan Tafsimya, Universitas Islam Indonesia, Jilid 5,
Yogyakarta