Anda di halaman 1dari 150

MATERI MENTORING

AGAMA ISLAM
SMA NEGERI 1 PURWADADI
DAFTAR ISI

1. TAWAZUN
Makna dan Hakikat
Contoh-contoh Manusia yang tidak Tawazun
2. IHLASUNNIYAH
Makna Ikhlasunniyah
Pentingnya Ikhlasunniyah
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang Ikhlas
3. AQIDAH ISLAMIYAH
Makna Aqidah
Hubungan Aqidah Islam dengan Keimanan kepada Allah
Jenis Tauhid
4. MAKANA BISMILLAHIRROHMANIRROHIM
Makna Bismillah
Makna Ar-Rahman
Makna Ar-Rahiim
5. MAKNA ALHAMDULILLAHIRROBBILALAMIN
Makna Alhamdulillah
Makna Robbulalamin
6. AL-IMAN
Hakikat Iman
Rukun Iman
Games Rumah kita
7. RUKUN ISLAM
Makna dan Hakikat Rukun Islam
Games Garis Lima
8. IHSAN
Pengertian
Landasan Ihsan
Alasan berbuat Ihsan
kesimpulan
9. MARIFATULLAH
Makna Marifatullah
Pentingnya Mengenal Allah
Jalan-jalan untuk mengenal Allah
Hal-hal yang menghalangi Marifatullah
10. MARIFATUL RASUL
Makna Risalah dan Rasul
Pentingnya Iman kepada Rasul
Tugas para Rasul
Sifat-sifat para Rasul
Games Ilmu

11. MARIFATUL ISLAM


Ad-dien menurut Al-quran
Ciri-ciri Dienullah/Dienussamawi
Ciri-ciri Dienul Ardh
Pengertian Islam cecara Ethimologis/Bahasa
Pengertian Islam secara Terminologis/Istilah
12. AL-QURAN
Definisi Alquran
Nama-nama Alquran
Karakteristik Alquran
Fungsi Alquran
Akhlak Terpuji terhadap Alquran
Keunggullan Alquran
13. UKHUWAH ISLAMIYAH
Makna ukhuwah Islamiyah
Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dengan Ukhuwah Jahiliyah
Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah
Buah Ukhuwah Islamiyah
14. NIKMAT IMAN
Iman sebagai Fitrah manusia
Beberapa nikmat dari Allah
Cara Mensyukuri Nikmat
15. HAL-HAL YANG MELEMAHKAN IMAN
Fluktuasi Iman
Fenomena Lemahnya Iman
Sebab-sebab lemahnya Iman
16. HAL-HAL YANG MENGUATKAN IMAN
Hal-hal yang menguatkan Iman
17. PENTINGNYA AKHLAK ISLAMI
Definisi Akhlak
Faktor-faktor pembentuk Akhlak
Pentingnya Akhlak Islami
18. AKHLAK ROSULULLAH
Akhlak Rasulullah secara Umum
Contoh akhlak-akhlak mulia yang diperintahakan nabi SAW
Contoh Akhlak-akhlak Tercela yang diperingatkan Rasullah SAW
19. BANGUNAN ISLAM
Pendahuluan
Isi kandungan secara global ada 3 macam
20. EKSISTENSI ALLAH
Bukti eksistensi Allah
Cara mengenal Allah
21. MAKNA ASYHADU
Definsi syahadah
Jenis-jenis Syahadah
22. MAKNA SYAHADATAIN
Syahadah Uluhiyah
Syahadah Risalah
23. CINTA
Pengertian
Tanda-tanda cinta
Prioritas dalam cinta
24. PROBLEMATIKA UMAT
Potensi yang dimilki dalam Cinta
Sebab-sebab kemunduran umat Islam
Solusi untuk meraih kemenangan
25. GHAZWUL FIKRI
Pengertian
Sasaran
Metode
Games I
Games II
26. PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM
Makna dan Hakikat
Mengapa Pendidikan Islam Diperlukan ?
Sifat Pendidikan Islam
27. TARBIYAH RUHIYAH
Hakikat Taqwa
Balasan bagi orang-orang yang bertaqwa
Jalanm Menuju Taqwa
28. BIRRUL WALIDAIN
Pendahuluan
Bentuk-bentuk Birrul Walidain
Kesimpulan
29. ILMU ALLAH
Pendahuluan
Sifat-sifat Ilmun Allah
Kualitas Ilmu Allah
Hakikat Ilmu Allah
Bukti Ilmu Allah
30. SIMBOL SUKSES
Pengertian
Langkah Hidup
Simbol Sukses dan Simbol gagal
Peran Niat dalam Mencapai Sukses
Sukses di atas Sukses
MATERI MENTORING SMA
1. TAWAZUN

TUJUAN
Peserta memahami makna dan hakikat tawazun.
Peserta mengetahui potensi-potensi yang ada pada diri manusia dan
kebutuhan-kebutuhannya.
Peserta mengetahui contoh-contoh manusia yang tidak tawazun.
Peserta termotivasi untuk dapat hidup tawazun.

METODE PENDEKATAN
Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakekat tawazun
Tawazun artinya keseimbangan. Sebagaimana Allah telah menjadikan
alam beserta isinya berada dalam sebuah keseimbangan (67: 3).
Manusia dan agama lslam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah
yang sesuai dengan fitrah Allah. Mustahil Allah menciptakan agama lslam
untuk manusia yang tidak sesuai Allah (30: 30). Ayat ini menjelaskan pada
kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu
memiliki naluri beragama (agama tauhid: Al-Islam) dan Allah
menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia
yang tidak beragama tauhid, itu hanyalah karena pengaruh lingkungan
(Hadits: Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah
yang menjadikan ia sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi)
Sesuai dengan fitrah Allah, manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad
(Jasmani), Al-Aql (akal) dan Ar-Ruh (rohani). Islam menghendaki ketiga
dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah
untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS. 55: 7-
9.
Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing:
1. Jasmani.
Mu'min yang kuat itu lebih baik dan lebih disukai Allah daripada
mukmin yang lemah (HR. Muslim). Kebutuhannya adalah makanan,
yaitu makanan yang halaalan thayyiban (halal dan baik) [80:24,
2:168], beristiharat [78:9], kebutuhan biologis [30: 20-21] & hal-hal
lain yang menjadikan jasmani kuat.
2. Akal
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akalya. Akal
pulalah yang menjadikan manusia lebih mulia dari makhluk-makhluk
lainnya. Dengan akal manusia mampu mengenal hakikat sesuatu,
mencegahnya dari kejahatan dan perbuatan jelek. Membantunya
dalam memanfaatkan kekayaan alam yang oleh Allah diperuntukkan
baginya supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai
khalifatullah fil-ardh (wakil Allah di atas bumi) [2:30, 33:72].
Kebutuhan akal adalah ilmu [3:190] untuk pemenuhan sarana
kehidupannya.
3. Ruh (hati)
Kebutuhannya adalah dzikrullah [13:28, 62:9-10]. Pemenuhan
kebutuhan rohani sangat penting, agar roh/jiwa tetap memiliki
semangat hidup, tanpa pemenuhan kebutuhan tersebut jiwa akan mati
dan tidak sanggup mengemban amanah besar yang dilimpahkan
kepadanya.
Dengan keseimbangan manusia dapat meraih kebahagian hakiki
yang merupakan nikmat Allah. Karena pelaksanaan syariah sesuai
dengan fitrahnya. Untuk skala umat, ke-tawazunan akan
menempatkan umat lslam menjadi umat pertengahan/ummatan
wasathon [2:143]. Kebahagiaan itu dapat berupa:
- Kebahagiaan bathin/jiwa, dalam Bentuk ketenangan jiwa [13:28]
- Kebahagian zhahir/gerak, dalam Bentuk kestabilan, ketenangan
beribadah, bekerja dan aktivitas lainnya.
Dengan menyeimbangkan dirinya maka manusia tersebut
tergolong sebagai hamba yang pandai mensyukuri nikmat Allah.
Dialah yang disebut manusia seutuhnya.

Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun


Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio
sebagai dasar) .
Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani / materi saja.
Manusia Pantheis (Kebatinan): bersandar pada hati/ batinnya saja.

REFERENSI
Al-Qadiry, Seimbanglah dalam Beragama, Jakarta:GIP
Silabus Materi Mentoring th 1994/995

ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Waktu
Pembukaan Mentor menyampaikan 5
pengantar dan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan 40
rincian bahasan
Diskusi Mentor memberikan 10
kesempatan untuk diskusi
dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
2. IKHLASUNNIYAH

TUJUAN
Peserta memahami makna ikh1asunniyah baik secara bahasa maupun
istilah.
Peserta memahami pentingnya ikhlasunniyah dalam beramal.
Peserta mengetahui cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikh1as.
Peserta termotivasi untuk mempunyai niat yang ikhlas dalam beramal
sehingga bernilai ibadah.

METODE PENDEKATAN

Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna ikhlasunniyah
Secara bahasa: - Ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti
bersih/murni.
- Niyat berarti Al-qoshdu, artinya maksud/tujuan.
Secara istilah: Ikhlashunniyat berarti membersihkan maksud dan motivasi
kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah
Azzawa Jalla sebagai tujuan dalam berbuat.

Perintah Allah untuk ikhlas dalam beramal: QS. 98:5, 7:29, 18:110.

Pentingnya Ikhlasunniyah
a. Merupakan ruhnya amal
b. Salah satu syarat diterimanya amal.Allah Azza wa Jalla tidak
menerima amaI kecuaIi apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam
mencari keridhaan-Nya semata. (HR Abu Daud dan Nasa'i).
Syarat diterimanya amal atau perbuatan:
Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya
Ikhlas dalam berniat
Sesuai dengan syariat Islam (Al-Quran dan Sunnah)
c. Penentu nilai/kualitas suatu amal [4:125]. "Sesungguhnya segala amal
perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasannya bagi tiap-tiap
orang apa yang ia niiatkan. Maka barang siapa hijrah menuju (ridha)
Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya.
Barang siapa yang hijrah karena dunia (harta atau kemegahan dunia),
atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu
ke arah yang ditujunya." (HR Bukhari Muslim)
d. Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah [2:262, 4:145-146].
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1.Menyerahkan segala datanya hanya kepada Allah, rasul dan akhirat.
2.Memerangi kesenangan hawa nafsu dunia.
3.Menyadari bahwa segala aspek kegiatan seorang muslim adalah ibadah
[2:21, 51:56].

REFERENSI
Imam Al-Ghazali, Ibnu Rajab Al-Hambali & Ibnu Qayyim Al-
Jauziyah, Pembersih Jiwa, Pustaka.
Ibnu Taimiyyah, Etika Beramar Ma'ruf Nahi Munkar, GIP.
Panduan Aktivis Harokah, hal. 42, Al-Ummah.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Waktu


Pembukaan Mentor menyampaikan 5
pengantar dan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan 40
rincian bahasan
Diskusi Mentor memberikan 10
kesempatan untuk diskusi
dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
3. AQIDAH ISLAMIY AH

TUJUAN
Peserta memahami makna aqidah secara bahasa dan istilah
Peserta memahami hubungan iman kepada Allah dengan aqidah lslam.
Peserta memahami standard nilai aqidah lslam
Peserta termotivasi untuk mengesakan Allah (tauhidullah)
Peserta memahami makna dan jenis tauhid

METODE PENDEKATAN:

Ceramah & diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna Aqidah
Secara bahasa: 'Aqdun - 'Aqooid berarti akad atau ikatan. Ikatan yang
mengikat manusia dengan aturan-aturan Allah dan nilai-nilai Islam.
Secara istilah: aqidah ialah sesuatu yang wajib diyakini atau diimani
tanpa keraguan

Hubungan Aqidah Islam dengan keimanan kepada Allah [ 4:136; 21:25;


16:35]. Aqidah merupakan misi da'wah yang dibawa oleh Rasul Allah yang
pertama sampai dengan yang terakhir yang tidak berubah-ubah karena
pergantian zaman dan tempat, atau karena perbedaan golongan atau
masyarakat [42:13]. (Aqidah Islam, Sayid Sabiq, hal.18)
Hati merupakan standar penilaian aqidah [26:88-89], "Sesungguhnya
Allah tidak melihat kepada rupa atau bentuk kamu, tidak juga kepada
jasadmu, tetapi Ia melihat kcpada hati dan perbuatanmu" (Hadits).
Memahami aqidah dimulai dari tauhid [112:1-4]. Tauhid berasal dari
kata wahhada yang berarti menjadikan satu. Jenis tauhid:
Tauhid Uluhiyah (mengesakan Allah sebagai satu-satunya
sesembahan/ ilah) .
Tauhid Rububiyah (mengesakan Allah sebagai satu-satunya Rabb) .
Tauhid asma dan sifat Allah (Allah memiliki nama sifat yang tidak dimiliki
oleh selain Nya):

REFERENSI
DR Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah
lslam.
Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah
Sayid Sabiq, Aqidah Islam, Pola Hidup Manusia beriman, CV. Diponegoro
ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Waktu


Pembukaan Mentor menyampaikan 5
pengantar dan tujuan
materi
Diskusi Mentor mengajukan 5
pendahulua pertanyaan tertutup dan
n terbuka
Ceramah Mentor menyampaikan 35
rincian bahasan

Diskusi Mentor menyediakan 10


waktu untuk diskusi dan
tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
4. MAKNA BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

TUJUAN
F Peserta memahami makna bismillah
F Peserta memahami makna Ar-Rahman dan Ar-Rohiim
F Peserta membiasakan memulai suatu perbuatan dan kebajikan
dengan basmalah

METODE PENDEKATAN:

F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Ayat Basmalah termasuk Surat Al-Fatihah. Hadits, dari ad-Da'ru Quthni
dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Jika kalian
membaca Surat AI-Fatihah, hendakIah kaIian membaca
bismillahirahmaanirrahiim, karena ia termasuk ke dalam surat Al-Fatihah.
Sedangkan Surat Al-Fatihah terdiri dari 7 ayat, dan
bismillahirrahmaanirrahiim termasuk ke dalam saIah satu ayatnya".
Makna Bismillah .
Preposisi "Bi" = aku memulai.
AL-Ism = Nama, menunjuk pada sesuatu/rerso yang dinamai .
Allah = nama Tuhan, berasal dari kata al-Ilah
Bismillah memiliki dua makna:
1. Sebagai kalimat IZIN.
Bismillah bukan sebagai penukar kenikmatan, contohmya makan nasi
dengan membaca bismillahakan sama nikmatnya dengan makan nasi
tanpa baca bismillah, tapi bismillah merupakan kalimat izin bagi hamba
Allah yang merasa hidumya hanya sekedar menumpang, karena
sesungguhnya semua yang ada di atas dunia ini milik Allah dan
manusia diberi kenikmatan untuk memakai fasiIitas Allah tsb.
2. Sebagai kalimat PENGAKUAN OTORITAS.
Yaitu rengakuan otoritas bagi hamba Allah yang menyadari bahwa
sesungguhmya yang memiliki wewenang otoritas hanyalah Allah.
Manusia hanya sebagai wakil Allah di muka bumi ini, bukan sebagai
penguasa. Bila seseorang mengucapkan bismillahirrahmaanirrahim, ia
telah menandai kehambaannya dengan nama Allah, ia mengokohkan
jiwanya--yang dinisbahkan kepada hakikat kehambaan--dengan salah
satu dari tanda-tanda Allah (Thabathabai: 21).
Makna Ar-Rahman
Ar-Rahman (Maha Pengasih), merupakan rahmat Allah dalam
Bentuk sarana hidup Dilihat dari segi etimologisnya, Ar-Rahman berwazan
" falaan" yang menunjukkan banyak. Oleh karena itu rahmat Allah yang
berupa sarana hidup ini diberikan untuk semua makhluk di alam semesta
(rahmatan lil alamiin), baik manusia maupun binatang, baik muslim
maupun kafir. Makna ini digunakan dalam Al-Quran [20: 5, 19:75]

Makna Ar-Rahiim
Ar-Rahiim: Maha Penyayang, merupakan rahmat Allah dalam Bentuk
petunjuk hidup. Dilihat dari segi bahasanya, Ar-Rahiim berwazan
(berpola) "fa'iil" yang menunjuk ketetapan dan kekekalan. Ar-
Rahiim berupa rahmat Allah dalam bentuk petunjuk hidup, diberikan
hanya untuk orang-orang yang beriman, menunjukkan kenikmatan yang
terus menerus dan kekal. Dalam Qur'an makna Ar-Rahiimsererti terdapat
pada Q.S. 33:43 dan QS 9:117. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim Allah berikan
bersama-sama kepada hamba-hambaNya sesuai pengucapannya yang
utuh dan lengkap (selalu bismillahirrahmaanirrahim). Allah telah
memberikan kepada manusia selain sarana hidup juga petunjuk hidup
(hidayah). Tinggal manusia yang berusaha menggapAl retunjuk hidup
(hidayah) tersebut. Fenomena sekarang, manusia umumnya menikmati
sarana hidup tapi lupa/mencampakkan retunjuk hidup yang berharga.
Manusia lupa, siapa yang memberikan sarana hidup tersebut, manusia
menganggamya semata-mata atas usaha mereka, padahal semua sarana
hidup tersebut Allah berikan gratis dan bersifat menyeluruh. Rasulullah
menerangkan keutamaan seseorang yang mengucapkan basmalah
dalam HR Abu Daud dan dihasankan oleh Ibnu Shalah: Setiap urusan
yang baik yang tidak diawali dengan Bismillaahirrahmaanirrahim maka
tidak akan mendapat barokah.

REFERENSI

Paket BP Nurul Fikri, Setetes Basmalah dan HamdaIah


Hasan Al-Banna, Kunci Memahami Al-Quran

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an tujuan materi
Pendahul Mentor menanyakan 5
uan pendapat tentang alasan
mengapa memulai suatu
pekerjaan dengan membaca
basmalah
Ceramah Mentor menyampaikan isi 35
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa

5. MAKNA ALHAMDULILLAHIROBBIL'ALAMIN

TUJUAN
F Peserta memahami makna Alhamdulillah dan Rabbul 'aalamiin
F Peserta termotivasi untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam
kehidupannya

METODE PENDEKATAN:

F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna Alhamdulillah
Alhamdu = pujian terhadap suatu kebaikan yang didasari oleh ikhtiar.
Allah memiliki prestasi yang tak mungkin disamai oleh manusia. Allah
SWT dipuji atas keindahan nama-namaNya dan kebaikan perbuatanNya.
Dalam Qur'an pujian terhadap Allah seperti dalam QS. 14: 39, QS. 27: 15
dan 93. Alasan Allah dipuji:
- Allah Maha Pembuat Prestasi [40:62]
- Allah Maha Indah dalam nama-namaNya [20: 8, QS 7:180]
- Allah maha baik dalam perbuatannya [32:7)
- Allah mencipta segala sesuatu berdasarkan pengetahuan iman
kehendaknya [ 20: 111]

Makna Rohbul' alamin


Rabb = Pemilik yang mengatur urusan hambaNya .
Al-'Alamin= apa yang diketahui, berarti alam manusia dan jin dan
kelompok-kelompok mereka 17. 80 dan 3: 42] .
Sekurang-kurangnya harus ada 4 kata sekaligus untuk dapat
menterjemahkan Rabb secara tepat dan sempurna, yaitu:

1. Allah sebagai Pencipta [2: 164]


Manusia tidak mencipta, ia hanya merekayasa, membuat dan
menyusun. Manusia membuat sesuatu karena diilhami oleh
fenomena ciptaan Allah, contoh helikopter yang diilhami oleh
capung, sistem radar yang diilhami oleh cara kelelawar terbang di
gua gelap. Sekalipun ia merekayasa atau menyusun bentuk baru
pasti bahan bakunya diambil dari ciptaan Allah juga. A11ah sebagai
pencipta menantang manusia untuk menciptakan lalat, dalam
QS.15:73.

2. Allah sebagai Pemilik [14:2] Siapa yang mencipta pasti memiliki.


Aksioma ini tidak berlaku bagi manusia, tapi berlaku mutlak bagi
Allah SWT, karena Allah SWT mencipta atas iradat dan kehendakNya
sendiri. Allah Pencipta dan otomatis Allah sebagai Pemiliknya.

3. Allah sebagai Pemelihara [15:9]


Allah memiliki sesuatu yang ia ciptakan sendiri, oleh karena itu Ia
tidak akan lalai untuk menjaga dan memeliharanya.

4. Allah sebagai Penguasa [15:16-27]


Allah adalah sebagai Pencipta, Pemilik dan sekaligus Pemelihara
atas alam semesta ini, tentu saja Dia adalah Penguasa mutlak atas
semua yang ada di dalamnya. Apabila ada satu saja urusan atau
aturan yang dilakukan atau diberlakukan oleh manusia secara
nyata-nyata bertentangan dengan aturanNya, berarti manusia telah
subversif kepadanya. Nauzu billaahi min dzalik!

REFERENSI
Paket BP NurulFikri, Setetes Basmalah dan Hamdalah dalam
Lautan Al-Fatihah
Allamah, Thabathaba'i Tafsir AI- Mizan, Mengupas Surat Al-
Fatihah, CV Firdaus

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Waktu


Pembukaan Mentor menyampaikan 5
pengantar dan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan 10
tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa

6. AL- IMAN

TUJUAN
F Peserta memahami hubungan antara Iman, Islam dan Ihsan
F Peserta memahami hakekat iman
F Peserta mengetahui cara-cara mengimani Rukun Iman dengan benar
sehingga termotivasi untuk melakukanNya.

METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Konsep-konsep tentang Iman, Islam dan Ihsan mungkin sudah pernah
kita pelajari. Namun ternyata gambaran yang kita miliki selama ini belum
cukup valid (shohih) dan integral (syamiil), karena kita melihat Iman,
Islam dan Ihsan secara sektoral dan terpisah satu sama lain. Padahal
ketiga konsep tersebut adalah merupakan satu bangunan yang dapat
disebut sebagai RUMAH KITA, yang secara global terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu :
1. RUKUN IMAN, yang berfungsi sebagai lapisan fondasinya.
2. RUKUN ISLAM, yang berfungsi sebagai tiang penyangganya.
3. IHSAN, yang berfungsi sebagai atapnya.
Artinya: tegaknya Islam pada diri seseorang tergantung pada kualitas
pondasinya dan daya tahan Islam pada diri seseorang tergantung pada
kualitas atapnya. Jadi satu sama lain saling membantu, menguatkan dan
memelihara.

Hakikat Iman
Pengertian Iman menurut ahlussunah : Iman terdiri dari tiga unsur, yaitu
pembenaran dengan hati, diikrarkan dengan lisan dan diamalkan dengan
anggota badan, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Jadi,
Iman adalah keyakinan dan sekaligus juga amal [49:15].

Rukun Iman
Rukun Iman merupakan basis konsepsional atau landasan idiil yang
mendasari pemikiran, ucapan dan tindakan seorang muslim. Artinya:
seorang muslim yang beriman maka pemikiran, ucapan dan tindakannya
tidak akan bertentangan dengan keimanannya kepada Allah, Malaikat,
Kitab, Rasul, Taqdir dan Kiamat. Orang yang beriman haruslah beriman
kepada enam Rukun iman (2:285, 4:136) dan Hadits Ketika Nabi ditanya
Malaikat Jibril tentang iman, maka jawab Nabi. Hendaklah engkau
beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada kitab-kitabNya,
kepada Utusan-utusanNya, kepada Hari Kiamat danhendaklah engkau
beriman kepada Qodar yang baik dan yang buruk" (HR Muslim),
barangsiapa yang mengingkari salah satunya maka ia telah mengingkari
seluruh Rukun Iman.
1. Iman kepada Allah SWT . Konsekuensinya : mencintai Allah SWT
[2:165]. Tanda-tandanya: lihat QS 8:2. Akibatnya: ikh1ash dalam
menjalankan perintah-perintahNya.
2. Iman kepada Malaikat [50:16-18]. Konsekuensinya: tidak mungkin
Seorang mu'min berbuat ma'siat karena selalu ditongkrongi Malaikat.
3. Iman kepada Kitab-Kitab [2:2, 20:1-3] Konsekuensinya:
menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.
4. Iman kepada Nabi dan Rasul [33:40]. Konsekuensinya: mencintai
dan mengikutinya [3:31-32].
5. Iman kepada Hari Akhir [3:185]. Konsekuensinya: mempersiapkan
diri untuk menghadapiNya.
6. Iman kepada Takdir [22:7]. Konsekuensinya: berprinsip bahwa
"Janganlah kita mempersoalkan apa-apa yang Allah ingin lakukan
terhadap kita, tetapi kita harus melakukan apa-apa yang Allah ingin
dari kita.

REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Al-Iman
DR. Muhammad Na'im, Yang Menguatkan Yang Membatalkan Iman,
Abdul Majid Al-Zandany ,dkk, Al-Iman.
ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pendahul Mentor membuka pertemuan 5
uan dan menerangkan tujuan
materi
Pembuka Mentor memberikan game dan 10
an hikmahnya
Ceramah Mentor menyampaikan rincian 30
bahasan
Diskusi Mentor membuka forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan materi 5
dan menutupnya dengan doa

GAMES MATERI AL-IMAN

A. Judul : Rumah Kita

B. Skema/gambar :

a. Islam 1. ..........

b. Iman 2. ..........

c. Ihsan 3. ..........

C. Media : -Papan tulis dan spidol/kapur


-2 kelompok atau lebih
-Naskah pembahasan / materi
D. Bahan : -Gambar di atas dengan jawaban pilihan/
lembar jawaban
-Pembahasan materi tentang Iman, Islam dan
Ihsan
E. Langkah-langkah :
1. Setiap kelompok disuruh menentukan jawaban menjodohkan di
atas berikut alasannya.
2. Diskusikan antar kelompok.
3. Cari kesamaan.
4. Mentor membahas jawaban yang benar, yaitu:
No. 1 ada1ah b (Iman)
No. 2 adalah a (Islam)
No. 3 adalah c (Ihsan)
(langsung dilanjutkan dengan materi Al-Iman).

7. RUKUN ISLAM

TUJUAN :

F Peserta memahami makna dan hakikat Rukun Islam


F Peserta mengetahui tuntutan Rukun Islam di dalam kehidupan
seorang muslim
F Peserta termotivasi untuk mengamalkan Rukun Islam dengan benar

METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakikat Rukun Islam
Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu Rukun Islam. Ibarat sebuah
rumah, Rukun Islam merupakan tiang-tiang atau penyangga bangunan
keislaman seseorang. Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang
mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya Islam itu
dibangun atas lima perkara: bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di buIan Ramadhan" (HR.
Bukhari Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan Rukun Islam
yang lima, belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia
baru membangun landasan bagi amal-amalnya yang lain.

Rukun Islam merupakan landasan operasional dari Rukun Iman. Belum cukup
dikatakan beriman hanya dengan megerjakan Rukun Islam tanpa ada upaya
untuk menegakkannya. Rukun Islam merupakan training/pelatihan bagi orang
mukmin menuju mardhotillah/keridhoan Allah.

Syahadat adalah agreement (perjanjian) antara seorang muslim


dengan Allah SWT [7.172]. Seseorang yang telah menyatakan Laa
ilaaha ilallaah berarti telah siap untuk fight (bertarung) melawan
segala bentuk ilah di luar Allah di da1am kehidupannya [29:2].
Shalat adalah training: sebagai latihan agar setiap muslim di dalam
kehidupannya adalah dalam rangka sujud (beribadah) kepada Allah
[6:162]
Zakat adalah training, yaitu sebagai latihan agar menginfakkan
hartanya, karena setiap harta seorang muslim adalah milik Allah.[57:7,
59:7]. "Engkau ambil zakat itu dari orang-orang kaya
mereka dan engkau kembalikan kepada orang-orang fakir mereka (HR
Mutafaqun alahi).
Shoum adalah training, yaitu sebagai latihan pengendalian
kebiasaan pada jasmani, yaitu makan dan minum dan ruhani, yaitu
hawa nafsu. [2:185]
Haji adalah training, yaitu sebagai latihan dalam pengorbanan jiwa
dan harta di jalan Allah, mengamalkan persatuan dan persamaan
derajat dengan sesama manusia. [22:27-28]

REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Al-Islam,
Sa'id Hawwa, Al-Islam

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pendahulu Mentor membuka 5
an pertemuan dan
menerangkan tujuan materi
Pembukaa Mentor memberikan game 10
n dan hikmahnya
Ceramah Mentor menerangkan isi 30
materi
Diskusi Mentor membuka diskusi 10
dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa

GAMES

A. JuduI : Games Lima Garis


B. Skema/ gambar :

C. Media : Papan tulis dan kapur


D. Bahan : Materi Rukun Islam
E. Langkah-langkah :
1. Bentuk kelompok atau perorangan
2. Mentor membuat lima garis di papan tulis seperti di atas
3. Mintalah pendapat masing-masing kelompok tentang persepsi dari
gambar tersebut
4. Biasanya didapatkan pendapat yang bcrbeda-beda (mis: barisan,
tingkatan, lidi), buatlah kesepakatan bahwa gambar tersebut adalah
Rukun lslam
5. Mintalah komentar lagi, apa itu Rukun Islam?

F. Kesimpulan :
a) Rukun Islam merupakan karakteristik seorang muslim bila
dibandingkan Dengan umat lain
b) Dilaksanakannya Rukun Islam merupakan standar keimanan
seorang muslim. Kita bisa membedakan kualitas keimanan seorang
muslim dengan melihat dikerjakan atau tidaknya ibadah tersebut.
c) Diri kita belum sempurna membentuk pribadi Islam secara lengkap,
sekalipun kita telah melaksanakan Rukun Islam, itu belum final untuk
membangun keislaman dalam diri kita. Masih perlu ada pemahaman
Iman yang benar agat terhindar dari muslim yang TBC (Takhyul, Bid'ah,
Churafat/Khurafat).
d) Masih perlu peningkatan Akhlaqul Karimah, sehingga keislaman
yang dimiliki menjadi indah dan dapat merasakan lezatnya iman Islam.
e) Harus ada proses pembinaan Islam secara kontinu dan bertahap
untuk mendapatkan pemahaman Islam yang utuh.

8. IHSAN
TUJUAN
F Peserta memahami hakekat ihsan dan balasan bagi orang-orang
yang berbuat ihsan
F Peserta mengetahui landasan berbuat ihsan
F Peserta mengetahui cara beramal dengan ihsan

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN

Pengertian
Ihsan dianalogikan sebagai atap bangunan Islam (Rukun iman
adalah pondasi, Rukun Islam adalah bangunannya).
Ihsan (perbuatan baik dan berkualitas) berfungsi sebagai pelindung
bagi bangunan keislaman seseorang. Jika seseorang berbuat ihsan,
maka amal-amal Islam lainnya atan terpelihara dan tahan lama (sesuai
dengan fungsinya sebagai atap bangunan Islam)

Landasan ihsan
1. Landasan Qauliy
"Sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap
segala sesuatu. Maka jika kamu menyembelih, maka sembelihlah
dengan cara yang ihsan, dan hendaklah menajamkan pisau dan
menyenangkan (menenangkan & menen-tramkan) hewan sembelihan
itu (HR Muslim). Tuntutan untuk berbuat ihsan dalam Islam yaitu
secara maksimal (terhadap segala sesuatu: manusia, hewan)
dan optimal (terhadap yang hidup maupun yang akan mati)
2. Landasan Kauniy
Dengan melihat fenomena dalam kehidupan ini, secara sunatullah
setiap orang suka akan perbuatan yang ihsan.

Alasan Berbuat Ihsan


Ada dua alasan mengapa kita berbual ihsan:
1. Adanya Monitoring Allah (Muraqabatullah)
Dalam HR Muslim dikisahkan jawaban Rasul ketika ditanya malaikat
Jibril yang menyamar sebagai manusia, tentang definisi ihsan:
"Mengabdilah kamu kepada Allah seakan-akan kamu melihat Dia. Jika
kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia meIihatmu".

2. Adanya Kebaikan Allah (Ihsanullah)


Allah telah memberikan nikmatnya yang besar kepada semua
makhlukNya (QS. 28:77 QS. 55, QS. 108: 1-3)
Dengan mengingat Muraqabatullah dan Ihsanullah, maka sudah
selayaknya kita ber-Ihsanun Niyah (berniat yang baik). Karena niat yang
baik akan mengarahkan kita kepada:
1. Ikhlasun Niyat (Niat yang Ikh1as)
2. Itqonul 'Amal (Amal yang rapi)
3. Jaudatul Adaa' (Penyelesalan yang baik)
Jika seseorang beramal dan memenuhi kriteria di atas, maka ia telah
memiliki Ihsanul 'Amal (Amal yang ihsan).
Ada 3 keuntungan jika sesorang meramal dengan amal yang ihsan:
1) Dicintai Allah [2:195]
2) Mendapat Pahala [33: 29]
3) Mendapat Pertolongan Allah [16:128]

Kesimpulan :
Jadi untuk beramal ihsan harus memenuhi kriteria:
1) Zhohirotul Ihsan (Penampakan Ihsan).
Artinya: Lakukan yang terbaik ! (Do your Best !)
2) Qiimatul Ihsan (Nilai Ihsan).

Artinya: Ikhlaslah selalu! (To be ikhlas, please!)

REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Ihsan

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Waktu


Pembukaan Mentor membuka 5
pertemuan dan
menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
9. MA'RIFATULLAH

TUJUAN
F Peserta memahami makna dan maksud dari ma'rifatullah
F Peserta mengetahui manfaat dan pentingnya marifatullah
F Peserta mengetahui jalan-jalan untuk mengenal Allah
F Peserta mengetahui hal-hal yang menghalangi marifatullah

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna Ma'rifatullah
Ma'rifatullah berasal dari kala marifah dan Allah. Ma'rifah berarti
mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi
mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaranNya (ayat-ayatNya).

Pentingnya Mengenal Allah


Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan
hidupnya (QS 51:56) dan tidak tertipu oleh dunia .
Marifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus difahami
manusia (QS 6:122). Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan
kepada yang mendalaminya. Marifatullah adalah ilmu yang tertinggi
sebab jika difahami memberikan keyakinan mendalam. Memahami
Marifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan
kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang [6:122] .
Berilmu dengan marifatullah sangat penting karena:
a) Berhubungan dengan obyeknya, yaitu Allah Sang Pencipta.
b) Berhubungan dengan manfaat yang diperoleh, yaitu
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, yang dengannya akan
diperoleh keberuntungan dan kemenangan.

Jalan untuk mengenal Allah


1. Lewat akal:
Ayat Kauniyah / ayat Allah di alam ini:
- fenomena terjadinya alam (52:35)
- fenomena kehendak yang tinggi(67:3)
- fenomena kehidupan (24:45)
- fenomena petunjuk dan ilham (20:50)
- fenomena pengabulan doa (6:63)
Ayat Qur'aniyah/ayat Allah di dalam Al-Quran:
- keindahan Al-Qur' an (2:23)
- pemberitahuan tentang umat yang lampau [9:70]
- pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (30:1-3,
8:7, 24:55)
2. Lewat memahami Asmaul Husna:
- Allah sebagai Al-Khaliq (40:62)
- Allah sebagai pemberi rizqi (35:3, 11:6)
- Allah sebagai pemilik (2:284)
- dll. (59:22-24)

Hal-hal yang menghalangi marifatullah

Kesombongan (QS 7:146; 25:21).


Dzalim (QS 4:153) .
Bersandar pada panca indera (QS 2:55) .
Dusta (QS 7:176) .
Membatalkan janji dengan Allah (QS 2:2&-27) .
Berbuat kerusakan/Fasad .
Lalai (QS 21:1-3) .
Banyak berbuat masiyat .
Ragu-ragu (QS 6:109-110)
Semua sifat diatas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang
harus dibersihkan dari hati. Sebab kekafiranlah yang menyebabkan Allah
mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa
mereka di neraka. (QS 2:6-7)

REFERENSI
Said Hawwa, Allah Jalla Jalaluhu
Aqidah Seorang Muslim 1, Al-Ummah

ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Wakt
u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an pengantar dan sasaran
materi Marifatullah
Diskusi Mentor mengajukan 5
Pendahul pertanyaan tentang logika
uan keberadaan Allah
Ceramah Mentor mengurAlkan isi 30
materi
Diskusi Mentor menyediakan forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor 10
merangkum/menyimpulkan
isi materi sekaligus menutup
dengan doa
10. MARIFATUL RASUL

TUJUAN
F Peserta memahami makna risalah dan rasul
F Peserta memahami kewajiban beriman kepada rasul
F Peserta mengetahui tugas para rasul
F Peserta mengetahui sifat-sifat rasul

METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna Risalah dan Rasul
Risalah: Sesuatu yang diwahyukan A11ah SWT berupa prinsip
hidup, moral, ibadah, aqidah untuk mengatur kehidupan manusia agar
terwujud kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Rasul: Seorang laki-laki (21:7) yang diberi wahyu oleh Allah SWT
yang berkewajiban untuk melaksanakannya dan diperintahkan untuk
menyampaikannya kepada manusia.

Pentingnya iman kepada Rasul

Iman kepada para rasul adalah salah satu Rukun Iman. Seseorang
tidak dianggap muslim dan mukmin kecuali ia beriman bahwa Allah
mengutus para rasul yang menginterprestasikan hakekat yang
sebenarnya dari agama Islam, yaitu Tauhidullah .
Juga tidak dianggap beriman atau muslim kecuali ia beriman
kepada seluruh rasul, dan tidak membedakan antara satu dengan yang
lainnya. (Al-Asyqor:56)

Tugas para rasul


1. Menyampaikan (tablig) [5:67, 33:39]. Yang disampaikan berupa:
Ma'rifatullah [6:102] (Mengenal hakikat Allah) .
Tauhidullah [21:25] [Mengesakan Allah] .
Basyir wa nadzir [6:48] (Memberi kabar gembira dan peringatan)
2. Mendidik dan Membimbing [62:2]

Sifat-sifat para rosul


1. Mereka adalah manusia (17:93-94,8:110]
2. Ma'shum [terjaga dari kesalahan] [3:161, 53:1-4]
3. Sebagai suri teladan [33:2l, 6:89-90]
REFERENSI
Kelompok Studi Al-Ummah, Aqidah Seorang Muslim, hal. 60-71
Al-Asyqor, Dr. Limar Sulaiman, Para Rasul dan Risalahnya, Pustaka
Mantiq

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pendahul Mentor menyampaikan 5
uan pengantar dan sasaran
materi Marifatullah
Games Mentor memberikan games 10
dan hikmahnya
Ceramah Mentor menerangkan isi 30
materi
Diskusi Mentor membuka forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa

G AMES

A. Judul : Games Ilmu


B. Skema/ Gambar / Contoh :
C. Media & Bahan :
1) 1 naskah pembahasan
2) Serangkaian petunjuk
3) 3 lembar kertas bujur sangkar per orang atau kelompok
4) 1 buah gunting atau cutter

D. Langkah-langkah .

Instruksi: Peserta diminta membuat sejumlah lubang (minimal 6)


yang berjarak sama antara satu lubang dengan lainnya, juga jarak
setiap lubang dari titik pusatnya.

Tahap 1

Mentor memberikan instruksi tanpa memberikan keterangan tambahan.

Tahap2

Mentor memberikan instruksi dan memberikan keterangan tambahan


secara lisan sebagai berikut:
A. Lipat kertas 2 X, sehingga membentuk bujur sangkar
B. Lipat bagian kertas yang ujungnya bersatu sehingga menutupi
2/3 bagiannya.
C. Lipat juga 1/3 bagian sisanya
D. Lipat lagi kertas dengan bagian yang sama sampai saling
menutupi
E. Lubangi bagian yang ujungnya bersatu menggunakan gunting
atau cutter
F. Lipat, apakah didapatkan lubang-lubang sesuai instruksi

Tahap 3

Mentor memberikan instruksi sambil mencontohkan setiap langkah secara


terperinci. Sehingga didapatkan hasil sesuai instruksi.
E. Hikmah:
1. Pentingnya rasul sebagai penyampai dan penjelas risalah Islam
sekaligus mencontohkan bagaimana Islam diterapkan dalam hidup
keseharian.
2. Rasul sebagai utusan Allah harus kita kenal dan kita taati agar
segala aspek kehidupan kita menjadi ibadah.

11. MARIFATUL ISLAM

TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian diin menurut Al-Qur'an
F Mengetahui perbedaan dienullah dan dien ghoiru dienullah
F Mengetahui kesempurnaan ajaran Islam sehingga berusaha
mengamalkan dan mempelajarinya.

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Ad-dien menurut Al-Quran
Dienullah, DienuI Islam [48:28, 61:9] Dienullah dibawa oleh semua
Rosul dan nabi untuk keselamatan manusia. Disebut juga dengan
dienul haq (dienus samaawi).
Dienul ghoiru dienullah, bukan dari Allah. Jumlahnya lebih dari
satu (QS. 48;28) hasil rekayasa pikiran manusia, biasa disebut
agama budaya (dienul ardli)

Ciri-ciri dienullah/dienus-Samaawi
Bukan tumbuh dari masyarakat, tapi diturunkan untuk masyarakat.
Disampaikan oleh manusia pilihan Allah (utusan-Nya), utusan itu hanya
menyampaikan bukan menciptakan.
Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
Konsep tentang Tuhannya adalah Tauhid.
Pokok-pokok ajarannya tidak pernah berubah dengan perubahan
masyarakat penganutnya.
Kebenarannya universal dan sesuai dengan fitrah manusia

Ciri-ciri dienul ardli :


Tumbuh dalam masyarakat.
Tidak disampaikan oleh Rosul Allah.

Umumnya tidak memilki kitab suci, walaupun ada sudah mengalami


perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah.

Konsep Tuhannya dinamisme, animisme, politheisme, dll.


Ajarannya dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan
masyarakat penganutnya .
Kebenaran ajarannya tidak universal, yaitu tidak berlaku bagi
segenap manusia, masa dan keadaan
Pengertian Islam secara Ethimologi/ Bahasa :

Tunduk patuh, berserah diri (al-istislaam) [3:83].

Damai (as-silm) .
Bersih (as-saliim)
Aturan Illahi yang diberikan kepada manusia yang berakal sehat
untuk kebahagiaan hidup mereka di dunia dan akhirat..
Ajaran lslam :
Sesuai fitrah manusia QS. 30;10 Kepentingan seluruh
manusia QS 34;28
Rahmat seluruh alam QS 21;107
Untuk meningkatkan kualitas hidup manusia QS. 2;179
Sangat sempurna QS. 5:3

REFERENSI
Diktat agama IPB, Uts. Didin Hafidhuddin
ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pendahul Mentor membuka pertemuan 5
uan dan menerangkan tujuan
materi
Games Mentor memberikan games 10
dan hikmahnya
Ceramah Mentor menerangkan isi 30
materi
Diskusi Mentor membuka forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan materi 5
dan menutupnya dengan doa

12. AL-QURAN

TUJUAN
F Peserta mengetahui definisi Al-Quran secara bahasa dan istilah
F Peserta mengetahui nama-nama dan karakteristik Al-Quran
F Peserta memahami fungsi Al-Quran dan akhak terhadapnya
F Peserta termotivasi untuk membaca, mempelajari dan
mengamalkan Al-Qur'an

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Definisi AL-Quran
Secara bahasa berarti "bacaan.
Secara istilah berarti "Kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat
yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya
merupakan ibadah"
Nama-nama Al-Quran
Al-Quran/ Bacaan [17:9] .
Al-Kitab/ Buku [21:10].
Al-Furqon/ Pembeda [25:1]
Adz-Dzikr/ Pengingat [15:9].
An-Nur/ Cahaya [4:174]

Karakteristik AL-Qur' an
Diturunkan bukan untuk menyusahkan manusia [ 20:2].
Bacaan yang teramat mulia dan terpelihara [56: 77-78] .
Tidak seorang pun yang dapat menandingi keindahan dan
keagungan Al-Quran [2:23, 17:88] .
Tersusun secara terperinci dan rapi [11:1] .
Mudah difahami dan diambil pelajaran [54: 17, 34, dst]

Fungsi Al-Quran
Pengganti kedudukan kitab suci sebelumnya yang pernah
diturunkan Allah SWT
Tuntunan serta hukum untuk menempuh kehidupan
Menjelaskan masalah-masalah yang pernah diperselisihkan oleh
umat terdahulu
Sebagai mukjizat Rasulullah SAW
AkhIak Terpuji Terhadap Al-Quran
Membaca ta'awudz sebelum membaca Al-Quran [16:98] .
Membaca Al-Quran secara tartil perlahan-lahan [73:4] .
Lapang dada menerima Al-Quran [7:2]
Mendengarkan baik-baik pembacaan Al-Quran [7:204] .
Bcrgetar hatinya dan bertambah imannya [8:2-4]

Akhlak tercela terhadap Al-Quran .


Keunggulan Al-Quran

Menyombongkan diri dan berpaling [31:7] .

Menertawakan peringatan ini [53:59-62] .


Tidak memperahatikan Al-Quran [47:24]

Keunggulan Al-Quran .
Al-Quran adalah mukjizat yang abadi [4:74].

Allah menghendaki agar Al-Quran berlaku umum (mencakup


permasalahan) dan bersifat universal. Maka, disusun dan dikumpulkan
Al-Quran itu dengan sistematika yang memperlihatkan universalitas
dan kekekalannya dan dijauhkan dari susunan yang bersifat temporer,
yang hanya memperlihatkan urgensi pada suatu masa saja, yaitu
ketika turunnya.
Keunggulan Al-Quran secara ilmiah
Pemikiran modern dalam berbagai bidang disiplin ilmu dewasa ini telah
menetapkan bahwa Al-Quran merupakan kitab ilmiah yang
menghimpun segala disiplin ilmu dan filsafat. Ilmu itu datang dari Allah
SWT, sebagai tanda kemuliaanNya dan ketinggian ilmu-Nya.[96:1-5] .
Jaminan kemurnian Al-Quran.
Allah sendiri yang menjamin kemurnian Al-Quran [6:115, 15:9] .
Al-Quran bersifat umum dan universal.
Umum : Mencakup seluruh bidang/permasalahan manusia. [6:38]
Universal : Berlaku selamanya dan untuk seluruh kaum. [25:1]

REFERENSI
Paket BP NF 'Keunggulan Al-Quran
Ibnu Qoyim, Mahabatullah, (Bab I)
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu Quran , hal 18

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
13. UKHUWAH ISLAMIYAH (UI)

TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakekat UI
F Peserta mengetahui perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah
F Peserta mengetahui hal-hal yang menguatkan ukhuwah dan buah
dari UI
F Peserta termotivasi untuk mengamalkan hal-hal yang menuju kepada
UI dalam kehidupannya

METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna Ukhuwah Islamiyah.

Menurut Imam Hasan Al-Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah


keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Hakekat
Ukhuwah Islamiyah

1. Nikmat Allah (QS. 3: 103)

2. Perumpamaan tali tasbih (QS. 43: 67)

3. Merupakan arahan Rabbani (QS. 8: 63)

4. Merupakan cermin kekuatan iman (QS. 49: 10)

Perbedaan UI dan Ukhuwah Jahiliyah


Ukhuwah Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan
aqidah dan syariat Islam. Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer
(terbatas pada waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan aqidah
(misal: ikatan keturunan [orang tua-anak], perkawinan, nasionalisme,
kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi).

Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah:


1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai
2. Memohon didoakan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya

Buah Ukhuwah Islamiyah


1. Merasakan lezatnya iman
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7
golongan yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di syurga (15:45-48)
REFERENSI
Bercinta dan bersaudara karena Allah, Ust. Husni Adham Jarror, GIP
Meraih Nikmatnya Iman, Abdullah Nasih 'Ulwan
Rahasia Sukses Ikhwan Membina Persaudaraan di Jalan Allah,
Asadudin Press
Panduan Aktivis Harokah, Al-Ummah

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pendahul Mentor membuka pertemuan 5
uan dan menerangkan tujuan
materi
Games Mentor memberikan games 10
dan hikmahnya
Ceramah Mentor menerangkan isi 30
materi
Diskusi Mentor membuka forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa

GAMES

Games I: Menyusun Bujur Sangkar

Media :
Sembilan (9) bujur sangkar dari karton/kertas berukuran sama yang
lelah dipotong secara acak dan dipisah-pisahkan ke dalam 3 amplop
Cara:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 4-5 orang.
Masing-masing kelompok mengirimkan 3 orang sebagai pekerja yang
duduk secara melingkar, sedangkan yang lainnya bertugas sebagai
pengawas.
Tiap kelompok mendapat satu amplop yang berasal dari tiga bujur
sangkar yang berukuran sama dan telah dipotong secara acak.
Mentor bertugas membagikan potongan-potongan acak dari bujur
sangkar tersebut kepada setiap pekerja kelompok.
Tiap pekerja memperoleh 3-5 potongan karton.
Setiap pekerja diberi waktu 3 menit untuk membentuk bujur
sangkar dari potongan karton tadi.
Pekerja boleh memberikan polongan karton yang dimilikinya kepada
teman pekerja lain dalam kelompoknya tetapi tidak boleh memintanya.
Pekerja tidak boleh berkomunikasi sesama pekerja dan tidak boleh
memberi petunjuk atau berdiskusi dengan temannya untuk
menentukan letak potongan karton yang dimilikinya atau yang
direroleh temannya.
Pekerja yang sudah membentuk bujur sangkar miliknya boleh
merubahnya lagi sedemikian sehingga setiap pekerja akan memiliki
atau membenluk sebuah bujur sangkar. Pengawas bertugas mengawasi
dan memberikan penilaian terhadap jalannya permainan.
Pengawas berhak menegur pekerja yang melanggar ketentuan

Kritera Keberhasilan.
Setiap pekerja atau kelompok dapat membentuk bujur sangkar
dalam waktu yang ditentukan.
Setiap pekerja menolong temannya dengan memberikan potongan
bujur sangkar yang dimilikinya.
Setiap pengawas menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya

Hikmah.
Taawun/saling tolong menolong adalah salah satu kunci ukhuwah.
Pentingnya tausiyah dalam membina ukhuwah

Games II: Adu Ponco Berhadiah (Win-win Games)

Cara:
Setiap siswa mencari lawan untuk mengadu ponco
Setiap kemenangan akan diberi hadiah (misal: Rp. 1000,- dalam
waktu yang ditentukan (2').
Setiap siswa mencari kemenangan sebanyak-banyaknya.

Penyelesaian:
Dalam waktu yang dilentukan, bergantian untuk menang sehingga
semua mendapat hadiah yang sama dengan sebanyak-banyaknya.

Hikmah:
Tidak menganggap saudaranya sebagai lawan tetapi partner untuk
mencapai tujuan bersama
Tidak mementingkan diri sendiri
14. NIKMAT IMAN

TUJUAN
F Menumbuhkan keyakinan bahwa iman merupakan fitrah manusia
F Mangetahlu bahwa iman merupakan nikmat terbesar dari Allah
F Mengetahui cara mensyukuri nikmat dari Allah

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Iman sebagai fitrah manusia
Semua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. "Semua bayi
terlahir dalam keadaan fitrah.
Kesaksian manusia yang menyatakan Allah SWT adalah Robb
mereka (7:172) sehingga secara fitrah manusia akan percaya akan
adanya Allah (10:31, 39:3).
Persaksian Rububiyyah di alam ruh harus dilanjutkan dangan
persaksian Uluhiyyah dan Risalah di alam dunia sebagai
konsekuensinya (30:30, 22:78, 2:21].

Nikmat Iman
Nikmat dari Allah tidak terhitung (14:34).
Beberapa nikmat dari Allah :
1. Nikmat sebagai mahluk (76:1-4)
2. Nikmat sebagai manusia (95:4)
3. Nikmal sebagai khalifah (2:30, 14:32-34)
4. Nikmat sebagai muslim (5:3, 49:17), merupakan nikmat
terbesar dari Allah .
Nikmat harus disyukuri (14:7, 31:31), antara lain dengan cara:
1. Mengucapkan syukur (dengan hati dan lisan )
2. Menjaga dan memelihara nikmat yang diberikan
3. Menggunakan sesuai keinginan dari pemberi nikmat dengan
(perbuatan)

REFERENSI
Royyad Al Haqil, Mensyukuri Nikmat Allah, GIP

ALOKASI WAKTU
Langkah Uraian Wakt
u
Pendahul Mentor membuka pertemuan 5
uan dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutup
pertemuan dengan doa
15. HAL-HAL YANG MELEMAHKAN IMAN

TUJUAN
F Peserta memahami adanya fIuktuasi keimanan
F Peserta mengetahui fenomena lemahnya iman
F Peserta mengetahui penyebab lemahnya iman
F Peserta termotivasi untuk menjauhi hal-hal yang melemahkan iman

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Fluktuasi Iman
Secara fitrah manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat jujur (dosa)
dan ketaqwaan [91:9-10]. Hal ini mengakibatkan keimanan seseorang
mengalami fluktuasi (terkadang naik, terkadang turun). Keimanan itu
bisa bertambah dan berkurang. Maka perbaharuilah iman kalian deugan
Laa Ilaaha Illallaah (HR Ibnu Islam)

Fenomena Lemahnya Iman


1. Terjerumus dalam kemaksiatan
Suatu perbuatan yang sering dilakukan dapat membentuk sebuah
kebiasaan. Begitu pula dengan kemaksiatan. Bila sering dilakukan ia
pun akan menjadi sebuah kebiasaan, yang jika terbiasa seseorang
akan berani berbuat secara terang-terangan.
Rasulullah bersabda: (lihat Hadist Bukhari Vol. I, hal 16)

2. Tidak tekun dan bermalas-malasan dalam beribadah


Salah satu ketidaktekunan dalam beribadah ialah tidak khusyu'
(konsentrasi) dalam mengerjakannya. Contoh: tidak khusyu' dalam
sholat, membaca Al-Qur'an, berdoa, dll. Sehingga ibadah tersebut
dilakukan dengan jiwa yang kosong tanpa ruh (QS 4:142). Padahal
dalam sebuah hadist dikatakan: Tidak akan diterima do'a dari hati
yang lalai dan main-main (HR Tirmidzi.)

3. Memudarnya tali ukhuwah.


Tidak memperhatikan urusan kaum muslimin. Dalam sebuah
hadist disebutkan bahwa orang-orang mumin itu bagai satu tubuh.
Dari An-Numan bin Basyir ra, katanya Rasulullah SAW
bersabda: Orang-orang mumin itu laksana satu tubuh manusia.
Bila matanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya. Atau bila
kepalanya sakit maka sakitlah seluruh tubuhnya . (HR Muslim).
Terputusnya tali persaudaraan diantara dua orang yang semula
bersaudara. Tidak selayaknya dua orang yang saling mengasihi
karena Allah Azza wa Jalla, atau karena Islam lalu keduanya
dipisahkan oleh permulaan dosa yaug dilakukan salah seorang
diantara keduanya. (HR Bukhari)
4. Terpaut kepada urusan duniawi dan terlalu mencintainya (QS.
75:2O-21)
5. MengeIuh dan takut akan musibah (QS 70:19-21)
Janganlah sekali-kali kamu mencela yang ma'ruf sedikitpun, meski
engakau hanya menuangkan air ke dalam bejana seseorang yang
hendak menimba air. Atau meski engkau hanya berbicara dengan
saudaramu sedangkan wajahmu tampak berseri kepadanya. (HR
Ahmad)
6. Mencela yang maruf dan tidak mau memperhatikan kebaikan-
kebaikan yang kecil
7. Banyak berdebat dan bertikai yang mematikan hati. Akibatnya hati
menjadi keras dan kaku.

Sebab-sebab Lemahnya Iman


1. Jauh dari suasana atau lngkungan iman dalam waktu yang lama
(QS 57:16)
2. Jauh dari pelajaran dan teladan yang baik
3. Jauh dari menuntut ilmu syariat yang dapat mcmbangkitkan iman
di dalam hati penuntutnya
4. Berada di tengah lingkungan yang penuh kemaksiatan
5. Tenggelam dalam kesibukan dunia Cukuplah bagi salah seorang
diantara kamu selagi dia di dunia hanya seperti bekal orang yang
mengadakan perjalanan. (HR Ath- Thabarani)
6. Sibuk mengurusi harta benda, isteri dan anak-anak (QS. 8:28 ;
3:14)
7. Panjang angan-angan (Berangan yang muluk-muluk) QS. 15:3
Ali ra. pernah berkata: Sesungguhnya sesuatu yang paling aku
takutkan atas diri kalian ialah mengikuti hawa nafsu dan angan-angan
yang muluk. Mengikuti hawa nafsu akan meughalangi dari kebenaran,
sedangkan angan-augan yaug muluk akan melupakan akhirat
8. Berlebih-lebihan dalam masalah makan, tidur, berjaga di waktu
malam, berbicara, bergaul dan juga tertawa Janganlah kamu sekalian
memperbanyak tertawa karena banyak tertawa dapat mematikan
hati. (HR Ibnu Majah)

REFERENSI
Muhammad Sholih AL-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan pencapaian tujuan materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi Fenomena Lemahnya
Iman
Diskusi Mentor memberi kesempatan 10
untuk diskusi dan tanya
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
16. HAL-HAL YANG MENGUATKAN IMAN

TUJUAN
F Peserta mengetahui sebab-sebab bertambahnya iman
F Peserta termotivasi Untuk melakukan hal-hal yang dapat
menguatkan iman.

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya iman itu dijadikan di dalam diri
sesorang diantara kamu sebagaimana pakaian, maka mohonlah kepada
Allah agar Dia memperbaharui (HR Al- Thabrani). Maksudnya iman itu
dapat menjadi usang dalam hati seperti halnya pakaian yang dapat
menjadi usang bila lama dipakai.

Hal-hal yang menguatkan Iman

1. Menuntut ilmu, yaitu ilmu yang menyebabkan bertambahnya


pengetahuan dan keyakinan tentang iman [35:28].
2. Menyimak/ mentadaburkan Al-Qur'an [17:282]
3. Dzikir dan Fikir
Dzikir adalah mengingat Allah berserta sifat-sifatNya, hal-hal yang
menyangkut keagunganNya dan membaca kalimahNya [33:41, 8:4]
Fikir adalah aktivitas yang mengacu kepada renungan terhadap ciptaan
Allah, ayat-ayatNya dan mukjizatNya [l3:190-191]
4. Mengikuti dan komitmen terhadap halaqoh zikir. Tidaklah
segolongan orang duduk seraya menyebut Allah melainkan para
malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, ketentraman
nati turun kepada mereka dan Allah menyebut mereka termasuk
dalam golongan yang berada di sisiNya. (HR Muslim)
5. Memperbanyak amal shalih, yang harus diperhatikan :
a. Sesegera mungkin melaksanakan ama1-amal sholih [3:33, 57:21,
22:90] dan hadits: Pelan-pelan (berhati-hati) dalam segala sesuatu
adalah baik kecuali di dalam amal akhirat. (HR Abu Daud)
b. Melakukannya secara terus-menerus. Alah menyukai amalan yang
walaupun sedikit, tapi dikerjakan secara terus-
menerus. (HR.Bukhori)
c. Tidak merasa bosan. Maksudnya kerjakanlah ibadah sesuai dengan
kemampuan. Sesungguhnya agama itu adalah mudah, dan
tidaklah agama itu dikeraskan oleh seseorang melainkan justru ia
akan dikalahkan. Maka berbuatlah yang lurus dan
sederhana. (Hadits Riwayat Bukhari)
d. Mengulang amalan yang tertinggal dan terlupakan.
Barangsiapa yang tertidur hingga ketinggalan bacaan wiridnya dari
sebagian malam atau dari sebagian bacaan wirid, lalu dia
membacanya lagi antara sholat Shubuh dan shalat Zuhur, maka
ditetapkan baginya seakanlah dia membacanya pada malam itu
juga. (HR. An-Nasa' i)
e. Berharap amalnya diterima Allah swt dan merasa cemas jika
amalannya tidak dilerima Allah SWT.
6. Melakukan berbagai macam ibadah. "Barangsiapa yang menafkahi
dua istri di jalan Allah, maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu sorga
Wahal hamba Allah, ini adalah baik. Lalu barangsiapa yang menjadi
orang yang banyak mendirikan sholat, maka ia dipanggil dari pintu
sholat. Barangsiapa menjadi orang yang banyak berjihad, maka ia
dipanggil dari pintu jihad. Barangsiapa menjadi orang yang banyak
melakukan shoum, maka ia dipanggil dari pintu ar-Rayyan,
Barangsiapa menjadi orang yang banyak megeluarkan shodaqoh,
maka dia dipanggil dari pintu shodaqoh. (HR Bukhori) "Berbakti
kepada orangtua adalah pertengahan dari pintu-pintu sorga." (HR at-
Tirmidzi)
7. Dzikrul maut. Perbanyaklah mengingat pemutus segala
kenikmatan, yaitu kematian. (HR at-Tirmidzi)"Dulu aku melarangmu
menziarahi kubur, ketahuilah, sekarang ziarahilah kubur karena hal itu
dapat melunakkan hati, membuat mata menangis, mengingatkan hari
akhirat, dan janganlah kamu mengucapkan kata-kata yang kotor. (HR
Al- hakim)
8. Mengingat akhirat, yaitu mengingat nikmatnya sorga dan keras
pedihnya neraka [lihat QS. 56, 75, dan 78].
9. Bermunajat kepada Allah dan pasrah kepadanya. Maksudnya:
memohon kepada Allah dengan ketundukan dan kepasrahan yang
sedalam-dalamnya.
10. Tidak berangan-angan secara muluk-muluk [26:205-207, 10:45].
11. Memikirkan kehinaan dunia [3:185]. Hadits: "Dunia ini terlaknat,
dan terlaknat pula apa yang ada di dalanmya kecuali dzikruIlah dan
apa yang membantunya, atau orang yang berilmu atau orang yang
mencari ilmu. (HR Ibnu Majah)
12. Mengagungkan hal-hal yang terhormat di sisi Allah [22:30,32].
13. Al-wala wal baro, artinya saling tolong menolong dan loyal kepada
sesama muslim dan memusuhi orang-orang kafir [5:2].
14. Tawadhu (rendah hati). "Barang siapa menanggalkan pakaian
karena merendahkan diri kepada Allah padahal ia mampu
mengenakannya, maka Allah akan memanggilnya pada hari kiamat
bersama para pemimpin makhluk, sehingga ia diberi kebebasan
memilih diantara pakaian-pakaian iman mana yang dikehendaki untuk
dikenakannya (HR At- Tirmidzi)
15. Muhasabah diri [59:18]
16. Do'a. [2:186].

REFERENSI
Muhammad Shouh Al-Munajjid, Obat Lemahnya Iman, Darul Falah
Dr. Muhammad Na'im Yasin, Yang Meguatkan Yang Membatalkan
Iman, GIP.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan manyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
17. PENTINGNYA AKHLAK ISLAMI

TUJUAN
F Peserta memahami makna akhlak
F Peserta memahami pentingnya akhlak Islami
F Peserta termotivasi untuk merubah akhlak yang baik dan Islami

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Definisi Akhlak
Akhlak adalah jati diri, karakter inheren yang menyertai seorang manusia
di mana pun ia berada.

Faktor-faktor pembentuk akhlak

Akhlak terbentuk oleh 4 faktor :

1. Al-Wiratsiyyah (Genetik)
2. An-Nafsiyyah (Psikologis)
3. Syari'ah Ijtima'iyyah (Sosial)
4. Al-Qiyam (nilai Islami)

Keterangan:
1. Misamya: seseorang yang berasal dari daerah cenderung berbicara
"keras", seorang muslim untuk berbicara keras atau kasar, karena
Islam dapat memperhalus dan memperbaikinya.
2. Faktor ini berasal dari nilai-nilai yang keluarga (misalnya ibu dan
bapak) tempat seseorang berkembang sejak lahir. Semua anak
dilahirkan dalam fitrah, orang tuanyalah ynag menjadikan Yahudi,
Nasrani, Majusi (Hadist). Seseorang yang lahir dalam keluarga yang
orang tuanya bercerai akan berbeda dengan keluarga dengan orang
tua yang lengkap.
3. Faktor lingkungan tempat seseorang akhlak yang ada pada dirinya
berpengaruh pula dalampembentukan akhlak seseorang

Faktor 1,2,3 yang (bila) bersifat negatif sebenarnya tidak akan


menjadi masalah bila ketiga faktor pertama tersebut tunduk pada
faktor ke-4 (nilai Islam)
4. Nilai Islami akan membentuk akhlak Islami.

Akhlak Islami ialah seperangkat tindakan/gaya hidup yang terpuji yang


merupakan refleksi nilai-nilai Islam yang diyakini dengan motivasi semata-mata
mencari keridhaan Allah SWT

Pentingya Akhlak Islami:

Akhlak ialah salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman


dan keimanan seseorang.

Paling Sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur


akhlaknya (HR Tirmidzi)
Sesungguhnya kekejian dan perbuatan keji itu sedikitpun bukan dari
Islam, dan sesungguhnya sebaik-baik manusia keislamannya adalah
yang paling baik akhlaknya (HR Thabrani, Ahmad, dan Abu Ya'la)

Akhlak adalah buah ibadah


Sesungguhnya shalat itu mencegah orang melakukan perbuatan keji
dan munkar (QS. 29.45)

Keluhuran akhlak merupakan amal terberat hamba di akhirat


Tidak ada yang lebih berat timbangan seorang hamba pada hari
kiamat melebihi kejujuran akhlaknya. (Abu Daud dan At- Tirmidzi)

Akhlak merupakan lambang kualitas seorang manusia, masyarakat,


umat, karena itulah akhlak pulalah yang menentukan eksistensi
seorang muslim sebagai makhluk Allah SWT
"Sesungguhnya termasuk insan pilihan di antara kalian adalah yang
terbaik akhlaknya (HR. Muttafaq alaih)
Ahklak Islami penting dan urgen untuk direfleksikan da1am:
1. skala pribadi
2. skala masyarakat
3. skala umat

Akh1ak juga terbentuk dari khotiroh (lintasan hati). Dari lintasan


hati dilakukan/dicoba, lalu menjadi kebiasaan hingga membentuk
akhlak. Misainya: kebiasaan mencotek.

Akhlak dapat berubah tergantung kemauan individu tersebut.


Seseorang dapat berakhlak baik atau buruk, tergantung usaha yang ia
lakukan.

REFERENSI
Ziyad Abbas (ed.), Pilihan Hadits Potitik, Ekonomi dan Sosial,
Pustaka Panjimas.
Dr. Muhammad Ali Hasyimi, Apakah Anda Berkepribadian
Muslim, hal. 24-28, GIP

Muna Hadad Yakan, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak,


hal.38-4O, GIP
Isnet, Urgensi Akhlak I
Materi Training Manajemen Da'wah Muslimah Peran Muslimah
dalam Da'wah

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pendahul Mentor membuka pertemuan 5
uan dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Mentor membuka forum 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
18. AKHLAK RASULULLAH

TUJUAN
F Peserta tumbuh kesadarannya untuk meneladani akhlak Rasulullah
SAW
F Peserta mengetahui contoh akhlak yang mulia dan termotivasi untuk
melakukannya.
F Peserta mengetahui contoh akhlak tercela dan termotivasi untuk
menjauhinya

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

Misi utama diutusnya Rasul ke dunia ialah untuk menyempurnakan


akhlak manusia "Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan
keluhuran akhlak (Hadist).
Akhlak Rasulullah mencakup segala sisi kehidupan, yaitu sebagai
sunnah, sebagai kepala pemerintahan, sebagai pemimpin tertinggi
pasukan Islam
Juga mencakup sifat yang bisa meliputi sagala sisi kehidupan
(zuhud, sabar, penyayang, dll.)

Akhlak Rasulullah secara Umum

1. Akh1ak Qurani

Ditanyakan kepada Aisyah ra tentang akhlak Rasulullah SAW maka


jawabnya Akhlaknya Qur'ani (AL-Hadist).

Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran. Karena itu, untuk memperoleh


gambaran utuh akhlak beliau kita perlu memahami Al-Quran dan
As-Sunnah atau seggala sesuatu yang ada kaitannya dengan pola
kehidupan Rasulullah

2. Akhlak manusia terbaik

Dikatakann oleh Anas ra, bahwa Rasulullah adalah manusia yang


tcrbaik akhlaknya

Contoh akhlak-akhlak mulia yang diperintahkan Nabi SAW


1. Jujur
Hadits Rasul Sesungguhnya kejujuran itu akan mengantarkan kepada
kebajikan, dan sesuhgguhnya kebajikan itu akan mengantarkan ke
surga. Dan seseorang senantiasa berkata benar dan jujur hingga
tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benarr dan jujur. Dan
sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan, yang akhirnya akan
mengantarkan ke dalam neraka. Dan seseorang sentiasa berdusta
hingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (HR Bukhari Muslim)

2. Dermawan (QS. 2: 261)


Tidaklah seorang hamba berada pada suatu pagi kecuali dua malaikat
turun menemaninya. Satu malaikatt berkata: Ya Allah, berilah
karuniaMu, sebagai ganti apa yang ia infakkan. Malaikat lainnya
berkata: Ya, Allah, berilah ia kebinasaan karena telah mempertahankan
hartanya yang tidak dinafkahkannya. [HR Muttafaqalaih].
3. Malu
Adalah Rasulullah SAW sangat tinggi rasa malunya, lebih pemalu dari
gadis pingitan. Apabila Beliau tidak menyenangi sesuatu, kami dapat
mengeetahuinya pada wajah Beliau. [HR Muslim], Iman itu
mempunyai 71 atau 81 cabang, dan yang paling utamanya adalah
mengucapkan Laa ilaaha ilallah dan serendah-rendahnya adalah
menyingkirkan duri (gangguan dari jalan). Dan sifat pemalu
merupakan satu bagian dari iman [HR Muttafaqalaih). Tambahan:
Lihat Ar-Rasul hal 197-199.
4. Menepati janji (QS. 5:1, 17:34). Tambahan: Lihat Ar-Rasul, hal. 56-
60
5. Menutupi aib (QS. 24:19)

Contoh akhlak-akhlak tercela yang diperingatkan Rasulullah Saw:


1. Marah
QS. 3:133-134, Dari Abi Hurairah ra, bahwa seorang laki-laki berkata
kepada Nabi SAW: Wasiatilah aku. Sabda Nabi: "Janganlah engkau
mudah marah. Maka dikurangi beberapa kali. Sabdanya: Janganlah
engkau mudah marah. [HR. Bukhari-Muslim] Hadits Arbain ke-16
2. Ghibah dan Namimah (49:12)
3. Riya (2:264)
4. Sombong (17:37)
5. Zalim
Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya aku telah mengharamkan
kezaliman (berbuat zalim) pada diriKu, dan Aku jadikan sebagai
perbuatan haram bagi kalian , maka dari itu janganlah kalian berbuat
zalim. [HR. Muslim]

REFERENSI
Abbas, S. Ziyad (ed.), Pilihan Hadits Politik, Ekonomi dan Sosial,
Jakarta: Pustaka Panjimas
Hasyimi, Dr.Muhammad Ali, Apakah Anda Berkepribadian
Muslim?, Jakarta: GIP
Hawwa, Sa'id, Ar-Rasul Muhammad SAW hal. 177-199, Solo: Pustaka
Mantiq
Yakan, Muna Haddad, Hati-hati terhadap Media yang Merusak Anak,
Jakarta: GIP.
Isnet, Urgensi Akhlak I.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menerangkan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa

19. BANGUNAN ISLAM

TUJUAN
F Peserta mengetahui gambaran menyeluruh tentang bangunan Islam
F Menumbuhkan kesadaran bahwa Islam adalah sistem hidup yang
lengkap dan semrlima sehingga reserta termotivasi Untuk
memasukinya secara keseluruhan .

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan

Konsepsi Islam bisa digambarkaan sebagai sebuah bangunan yang utuh dan
kokoh. Dalam sebuah hadits dikatakan, Buniya l-Islami 'ala khamsin ......
( Bangunan Islam itu ada lima perkara....). Lihat juga di QS.61:4

Islam adalah agama yang sempurna QS. Al-Maidah:3


Kesempurnaan Islam ibarat bangunan yang kokoh.

Isi kandungan Al-Quran secara global ada 3 bagian:


1. Pokok dan pondasi (asas), yang terdiri dari:

a. Aqidah (keimanan): mencakup 2 kalimat syahadat & Rukun Iman


yang enam (QS. 2:177, .47:19)

b. Ibadah (Rukun Islam yang lima)

2. Bangunan (Bina), berupa aturan yang mencakup seluruh aspek


kehidupan manusia /sistem hidup, seperti:
a) Konsep sosial & kemasyarakatan (QS. 24: 27, QS. 49: 10-13)
b) Konsep politik (QS.8: 61, 42: 38)
c) Konsep rerekonomian (QS. 2:275, 282, 283)
d) Konsep militer/keprajuritan (QS.8:6O, 9:5-8)
e) Konser moral akhlak (QS. 2:237)
f) Konsep pendidikan (QS.3: 159, 2: 151)

3. Penyokong dan Penguat (Muayyidat)


a) Jihad (QS.22: 39-40)
b) Dakwah (QS.104)
c) Hukum-hukum (QS. 5:49)
d) Sanksi-sanksi (QS. 5:33, 5:38)
REFERENSI
Aqidah Seorang Muslim, Al-Ummah

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menerangkan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutupnya
dengan doa
20. EKSISTENSI ALLAH

TUJUAN
F Menambah keimanan peserta kerada Allah
F Peserta meyakini bahwa Allah itu eksis/ada
F Peserta mengetahui buku utau dalil-dalil lentang eksistensi Allah
F Peserta memahami cara mengenal Allah

METODE PENDEKATAN
F Games
F Cemmah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN

Bukti eksistensi A11ah

1. Dalil fitrah Q.S 10:22


Perasaan alami yang tajam dari manusia bahwa ada Zat yang maujud,
yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan, yang mengawasi segala
sesuatu, mengurus dan mengatur segala, yang ada di alam semesta,
yang diharapkan kasih sayang-Nya dan ditakuti kemurkaan-Nya.

2. Dalil akal QS 5:20-21


Dengan tafakkur dan renungan terhadap alam semesta yang
menurunkan manifestasi dari eksistensi-Nya. Orang yang memikirkan
dan merenungkan alam semesta akan menemukan, empat unsur ialah
semesta:
Ciptaan-Nya. QS 96:1-2; QS 36:36
Bahwa tiada yang dapat mencipta alam ini kecuali Allah, yang Maha
Tinggi dan Maha Hidup.
Kesempurnaan. QS 67:3; 32:7
Alam ini diciptakan dalam kondisi yang sangat sempurna tanpa
cacat.
Perbandingan ukuran yang tepat dan akurat. QS 25:2.
Alam ini diciptakan dengan perbandingan ukuran, susunan,
timbangan, dan perhitungan yang tepat dan sangat akurat.
Hidayah (tuntunan dan bimbingan). QS 20:49-50
Alam ini menunjukkan dan menuntun manusia bahwa Allah, Sang
Pencipta Alam semesta, benar-benar ada. Allah memberikan
hidayah (tuntunan dan petunjuk) kepada makhluk-Nyau untuk dapat
menjalankan hidupnya dengan mudah, sesuai dengan karakteristik
dirinya masing-masing. Kepada manusia sering disebut dengan
ilham, kepada hewan sering disebut insting.

3. Dalil akhlaq
Secara fitrah manusia memiliki moral (akhlaq). Dengan adanya moral
(akhlaq) inilah, ia secara naluriah mau tunduk dan menerima
kebenaran agar hidupnya lurus dan urusannya berjalan teratur dan
baik. Zat yang dapat menanamkan akhlaq dalam jiwa manusia adalah
Allah, sumber dnri segala sumber kebaikan, cinta dan keindahan.
Keberadaan 'moral' yang mendominasi jiwa manusia merupakan bukti
eksistensi Allah. QS. 91:7-8

4. Dalil Wahyu
Para rasul diutus ke berbagai umat yang berbeda puda zaman yang
berbeda. Semua rasul menjalankan misi dari langit dengan
perantaraan wahyu. Dengan membawa bukti yang nyata (Kitab/wahyu
& mukjizat) mengajak umatnya agar beriman kepada Allah,
mengesakan-Nya dan menjalin hubungan baik dengan-Nya, serta
mengingatkan akan akibat buruk syirik/berpaling dari-Nya (QS 6:91).
Siapa yang mengutus mereka dengan tugas yang persis sama ? Siapa
yang memberikan kekuatan, mendukung dan mempersenjatai mereka
dengan mu'jizat? Tentu suatu Zat yang eksis (maujud), Yang Maha Kuat
& Perkasa, yaitu Allah. Keberadaan para rasul ini merupakan bukti
eksistensi Allah.

5. Daril sejarah
Semua umat manusia di berbagai budaya, suku, bangsa dan zaman,
percaya akan adanya Tuhan yang patut disembah dan diagungkun.
Semuanya telah mengenal iman kepada Allah, menurut cara masing-
masing. Konsensus sejarah ini merupakan bukti yang memperkuat
eksistensi Allah. (QS 47:10; perkataan ahli sejarah Yunani kuno
bemama Plutarch)

Cara mengenal Ahah

Jalan yang ditempuh oleh ajaran selain Islam:


Hanya mengandalkan panca Indra dan sedikit akal sehingga timbul
prakira-prakira yang membentuk filsafat -filsafat atau pemikiran
tentang ketuhanan.
Filsafat dan pemikiran tersebut justru mendatangkan kegoncangan
dan kebingungan dalam jiwa. Sehingga hanya menanamkan keraguan
dan kesangsian terhadap keberadaa Allah. (QS 34:51-54 ; 2:147 ; 22:11
;10:94).
Jalan yang ditempuh oleh orang-orang kafir tersebut melanggar
fitrah mereka. Sebab mencoba mengenal Allah dengan menggunakan
panca indra saja. Padahal panca indra hanya bisa mendeteksi sesuatu
yang dapat diraba, diukur, disentuh. Sebaiknya, untuk mengenal
sesuatu selain Allah mereka menggunakan panca indera dan akal.
Jalan yang ditempuh orang-orang kafir tersebut pada akhimya tidak
pemah membawa mereka sampai mengenal siapa Sang Pencipta.
Sebaiknya yang mereka dapatkan adalah ketidaktahuan akan Allah
Yang Maha Mencipta.

Jalan yang ditempuh Islam:


Orang-orang lslam mengenal Allah dengan menggunakan keimanan
dan dilengkapi akal. Kedua rotensi tersebut dioptimalkan dengan dalam
proses tafakkur dan tadabbur. Tafakkur berarti memikirkan ciptaan
atau tanda-tanda kebesaran Allah (ayat Kauniyah). Tadabbur berarti
merenungkan ayat ayat Allah yang tertulis dalam Al-Quran
(ayat Qauliyah). Sehingga timbul keyakinan di dalam hati tentang
kcberadaan dan kekuasaan Allah (QS 3:190-191; 12:105; 10:101).
Jalan yang ditempuh oleh orang mumin bersandarkan kepada
fitrahnya sebagai manusia, yaitu mengoptimalkan akal, pemikiran, ilmu
serta hatinya untuk mengenal Allah lewat tanda-tanda kebesaran-Nya
(ayat-ayat-Nya) bukan zat-Nya. Baik tanda-tanda kebesaran Allah yang
ada di alam, mujijat serta dalam Al-Quran. Lewat jalan ini, manusia
akan mengenal Allah.

REFERENSI
Materi Mentoring tanun 94/'95.
DR. Yusuf Qordhowi; Wujudullah.
Said Hawwa; Allah Jalla Jalaluhu.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an pengantar dan tujuan materi
Diskusi Mentor mengajukan 10
Pendahul pertanyaan tentang logika
uan keberadaan Allah
Ceramah Mentor menguraikan materi 40
eksistensi Allah
Penutup Mentor 5
merangkum/menyimpulkan
isi materi sekaligus
menutupnya dengan doa

GAMES

Langkah- langkah
1. Mentor meminta tiga siswa menggambar sesuatu di papan tulis.
2. Mentor membuka diskusi dengan mengajukan pertanyaan sebab
akibat keberadaan gambar di papan tulis. Misalkan:
"Mengapa gambar tersebut ada di papan tulis?" (Karena ada
yang menggambarr ! ) .
"Jika tadi tak ada yang menggambar, apakah gambar tersebut
akan ada? (Tidak !) .
"Kalau begitu, ssegala sesuatu ada karena ada yang
mengadakan. Gambar itu ada karena ada yang menggambar. Kita
ada karena ada yang menciptakan. Alam semesta ini ada karena
ada yang mengadakan. Siapa yang menciptakan kita?" (Allah !) .
"Berarti Sang Pencipta itu memang ada!!"
21. MAKNA ASYHADU

TUJUAN
F Peserta memahami makna syahadah baik secara bahasa maupun
istilah
F peserta memahami pengaruh syahadah bagi kehidupan seorang
mumin

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Secara bahasa Asyhadu berarti saya bersyahadah. Dalam bahasa
Arab kata ini bereentuk Fi'il Mudhori' atau setara dengan Present
Continuous Tense dalam bahasa Inggris. Hal ini menunjukkan suatu
aktifitas yang sedang berlangsung dan belum selesai.

Definisi Syahadah

Secara bahasa:
1. Al-I'lanu (pernyataan) QS 3:64
Sebuah pernyataan, sekecil apapun memiliki konsekuensi yang
harus dijalankan.
2. Al-Wa'du (anji) QS 7:172
Jika seseorang berjanji, selama janji itu belum direalisasikan maka
seharusnya dia merasa berhutang. Karena janji adalah hutang dan
hutang harus dibayar.
3. Al-Qosamu (sumpah)
Sumpah lebih berat dari sekedar pernyataan dan janji. Ia tidak
diucapkan setiap saat. Hanya digunakan dalam situasi dan koNdisi
yang diperlukan.
Secara istilah: suatu pemyalaan, janji sek.nitas sumpah untuk
beriman kepada Allah dan RasuI-Nya dengan:
1. Membenarka11dalam hati (At-Tasdiiqu bil Qolbi)
2. Dinyatakan dengan usan (Al-Qoulu bil Usan)
3. Dibuktikan dengan perbuatan (AL-"Amalu bil Arkan) lihat hadist 1
Bersyahadah merupakan langkah awal untuk beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya. Keimanan seseorang yang bersyahadah harus diikuti
dan disempurnakan dengan sikap istiqomah. Karena tak ada iman
tanpa istiqomah dan tiada istiqomah tanpa iman. Iman tanpa istiqomah
adalah lemah dan tidak sempurna. Sedang istiqomah tanpa iman
adalah kebatilan. (QS 41: 30, hadist 2)

Manusia istiqomah memiliki ciri-ciri:


1. Syajaah (berani) QS 2:147
2. Ithminan (Tenang ) QS 13:28
3. Tafa'ul (Optimis)
Sikap tersebut merupakan anugerah dari Allah bagi orang-orang
istiqomah yang akan membawa mereka ke kebahagiaan hidup
(Assaadah) baik di dunia maupun di akhirat.

Jenis-jenis Syahadah

1. Syahadah Rububiyah
Pengakuan identitas terhadap Allah sebagai pencipta, pcmilik,
pemelihara dan penguasa alam semesta QS 7:172
2. Syahadah Uluhiyah
Pengakuan loyalitas terhadap Allah sebagai satu-satunya supremasi
yang boleh disembah dan ditaati QS 76:30
3. Syahadah Risalah
Pengakuan terhadap diri Muhammad SAW sebagai hamba dan
utusanNya. Beliau adalah tokoh idola dan pahlawan terbaik bagi
manusia QS 33:21

Catatan
1. Hadist 1: Iman ialah dikenali oleh hati, diucapkan dengan lisan
dan diamalkan rukun-Rukunnya (HR Ibnu Hibban)
2. Hadist 2: (Tentang istiqomah): Katakanlah kau beriman kepada
Allah. Kemudian beristiqomahlah (dalam keimanan) (Al-Hadist)

REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Syahadahmu syahadahku
Muh. Said Al-Qathtani, Muhammad bin Abd. Wahhab, Muh.
Qutb, Memurnikan Laa Ilaaha Ilallah
DR. Ibrahim Muhammad bin Al-Buraikan, Pengantar Studi Aqidah
Islam

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an pengantar dan sasaran materi
Asyhadu
Ceramah Mentor menguraikan materi 50
dan makna Asyhadu dan
diskusi membuka diskusi tentang
materi yang telah
disampaikan
Penutup Mentor merangkum dan 5
menyimpulkan isi materi
sekaligus menutupnya
dengan doa

22. MAKNA SYAHADATAIN

TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakikat dua kalimat syahadah
F Peserta mengetahui pengaruh dua kalimat syahadah bagi kehidupan
orang mu'min

METODE PENDEKATAN
Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Definisi Syahadatain
Syahadatain berarti dua kalimat syahadah. Dua syahadah yang dimaksud
adalah syahadah syahadah dan syahadah risalah.
Syahadah Uluhiyah.
Terdiri dari kalimat Laa Ilaaha Illallah. (QS 12:40; 47:19;
7:59; hadist 1; hadist 2)
- Laa berfungsi sebagai Kalimatun-Nafii (kata yang menolak)
- Ilaaha berfungsi sebagai Al-Munafii (yang ditolak) "
- Illa berfungsi sebagai Kalimatul-Itsbatu (kata yang ditolak)
- Allah berfungsi sebagai Al-Mutsbitu (yang dikukuhkan)
Jadi, Syahadah Uluhiyah (Laa Ilaaha Illallah) merupakan penolakan
terhadap seluruh bentuk Ilah yang diikuti dengan mengukuhkan Allah
saja sebagai satu-satunya Ilah. (QS 14: 24-26; Lih. Fatwa Ibnu
Taimiyah).
Jika seseorang memulai dengan menegakkan Laa Ilaaha pada
dirinya maka akan tumbuh Al-Baro. Al-Baro' berarti memusuhi,
membenci dan menghancurkan setiap Bentuk Ilah selain Allah.
Ilah adalah sesuatu yang ditakuti, diharapkan, dicintai, ditaati dan
disembah.
Dengan membatalkan semua bentuk Ilah di luar Allah dan
mengacuahkannya hanya untuk Allah, akan tumbuh Al-Wala. Al-Wala'
berarti loyalitas, siap memantau perintah Allah dengan penuh
kecintaan dan ketaatan, mengabdi semata-mata kepada Allah dan
tidak bersedia menjalankan perintah siapa pun, kapan pun, dimana
pun juga, kecuali itu sesuai dengan perintah Allah.
Jika seseorang telah memiliki prinsip bahwa tiada yang berhak
untuk diabdi kecuali Allah (Laa ma'buda bihaqqin Illa Allah) barulah
dapat dikatakan seorang mukhlisin (orang yang ikhlas) sejati. Orang-
orang yang ikhlas inilah yang tidak akan pernah berhasil digoda oleh
syaithan. (QS 38: 82-83)
Syahadah Risalah.
Pengakuan 'persona garata' (orang yang dipercaya) terhadap
Rasulullah sebagai duta Allah bagi alam semesta dan kesiapan untuk
menjadikan beliau sebagai 'examplia gratia' (contoh/uswah) dalam
setiap aspek kehidupan. (QS 21:1O7 ; 33:21 ; 68:4) .
Jika seseorang muslim mengakui Nabi SAW sebagai persona garata
dan siap menjadikannya sebagai exampliu gratia maka barulah
dikatakan dia berwala' (loyal) kepada Rasulullah SAW.
Berwala' kepada nabi berarti harus senantiasa ittiba' (mengikuti)
kepada beliau dalam setiap aspek kehidupan. Karena Ittibaur
Rasul merupakan bukti kecintaan dan ketaatan kepada nabi SAW.

Syahadah Uluhiyah dan risalah adalah suatu kesatuan (unity) yang tak
dapat dipisahkan. Seorang muslim tidak dapat menerima hanya satu saja
dari kedua syahadah itu. Jika seseorang hanya menerima syahadah
uluhiyah saja berarti dia menjadi ingkar sunnah. Bila seseorang hanya
menerima syahadah risalah saja berarti dia menjadi
seorang Mohammedian. Keduanya tidak diperbolehkan dan bukan bagian
dari ummat Islam.

Catatan:
1. Hadist 1: "Siapa yang mati dan dia tahu (meyakini) Laa Ilaaha
Illallaah? niscaya dia akan masuk surga"
2. Hadist 2: "Siapa yang mengatakan bahwa tiada Ilah selain Allah
niscaya akan masuk surga sesuatu dengau amalnya"
3. Fatwa Ibnu Taimiyah: "Tiada kesenangan dan kenikmatan yang
sempurna bagi hati kecuali dalam kecintaan kepaada Allah dan
bertaqarrub kepada-Nya dengan mengerjakan apa-apa yang dicintai-
Nya. Kecintaan takkan terjadi kecuali dengan berpaling dari kecintaan
kepada selain-Nya. Inilah hakikat Laa Ilaaha Illallah. Inilah jalan Ibrahim
dan semua nabi serta rasul."

REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Syahadahmu Syahadahku
Muhammad bin Said bin Salim Al-Qathany, Loyalitas Muslim
terhadap Islam
Said Al-Qathany, Muhammad bin Abd. Wahhab, Muh.
Qutb, Memurnikan Laa Ilaaha Illallah

ALOKASI W AKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an pengantar dan sasaran materi
syahadatain
Ceramah Mentor menguraikan materi 50
dan syahadatain dan membuka
diskusi diskusi tentang materi yang
telah disampaikan
Penutup Mentor 5
merangkum/menyimpulkan isi
materi sekaligus menutupnya
dengan doa

23. CINTA

TUJUAN
F Menjelaskan makna dan hakikat cinta
F Memahami tanda-tanda cinta

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi
RINCIAN BAHASAN
Cinta berasal dari kata Al-Mahabbah yang berarti kasih sayang.
Menurut Abdullah Nasih Ulwan cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak
hati yang mendorong seseorang mencintai kekasihnya dengan penuh
gairah, lembut, dan kasih sayang.

Tanda-tanda cinta:

Kagum/simpati.
Berharap
Takut
Rela
Selalu ingat

Semua tanda-tanda cinta tersebut selayaknya diberikan kepada Allah


dalam rangka mencintai-Nya.
Kagum terhadap kebesaran dan kekuasan Allah (QS 59:24)
Mengharap kepada Allah (QS:39:53)
Rela dan menerima ketentuan Allah sepenuhnya
Selalu mengingat Allah (QS 13:28 ; 63:9; 59:19, 2:152)
Takut kepada Allah

Cinta kepada Allah harus ditumbuhkan dan dibuktikan dalam ketaatan


kepada-Nya. Sebab cinta akan tumbuh dari ketaatan dan kepatuhan
kepada kehendak dan aturan-Nya. (QS 24:51 3:31)

Prioritas dalam Cinta (QS 9:24):

Prioritas tertinggi, cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di


jalan-Nya (QS 3:31-32; 58: 22; hadist 1 kisah Handzolah RA; kisah Asy-
Syaikh Hasan Al-Banna)
Prioritas menengah, cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri
suami dan kerabat (QS 31:14; hadist 2 dan hadist 3)
Prioritas terendah, cinta yang lebih mengutamakan dan
menomorsatukan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal
dibandingkan terhadap Allah, Rasulullah dan berjihad fisabilillah.

Cdtatan:
Hadist 1: Tidaklah Sempurna seseorang dari kalian hingga ia mencintai
saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri
(HR Bukhdri & Muslim)
Hadist 2: Semua makhluq adalah tanggung jawab Allah. Maka yang paling
dicintai Allah adalah yang paling memperhatikan kehidupan keluarganya.
(HR Thabrani & Baihaqi)
Hadist 3: Tidaklah sempurna iman selalu seorang dari kalian sehingga ia
lebih mencintai aku daripada hartanya, anaknya dan mauusia
seluruhnya (HR Bukhari & Muslim)

REFERENSI
Abdullah Nashih Ulwan, Manajemen Cinta
Al-Ummah, Panduan Aktifis Harokah

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor menyampaikan 10
an prngantar dan sasaran materi
cinta
Ceramah Mentor menguraikan makan 40
dan hakikat cinta, tanda-
tanda dan prioritas cinta
Penutup Mentor 10
merangkum/menyimpulkan isi
materi sekaligus menutupnya
dengan doa

24. PROBLEMATIKA UMAT

TUJUAN
F Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki umat Islam
F Peserta mengetahui sebab-sebab kemunduran umat Islam
F Peserta mengetahui solusi dari problematika umat Islam

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Potensi yang dimiliki umat Islam:
Syariah/peraturan (Al-Quran). Peraturan yang dimiliki ummat Islam
ini sudah lengkap dan menyeluruh.
QS. 15:9 tentang kemurnian Al-Quran
QS. 2:2a Al-Quran adalah petunjuk .
Kekayaan alam
Kekayaan terbesar hampir sebagian besar (65 %) berada di negeri-
negeri muslim. Cadangan minyak bumi 65 % berada di negeri muslim.
Jumlah umat Islam. Sebagian besar penduduk dunia adalah muslim.
Janji Allah untuk memenangkan umat Islam
QS. 61:9 Allah memenangkan umat lslam
QS. 2:214 Sesungguhnva pertolongan Allah amatlah dekat
Sejarah Islam yang penuh dengan kejayaan.

Sebab-sebab kemunduran umat Islam:


Faktor intemal (dari dalam lubuh umat Islam sendiri) :
1. Jauh dari Al-Quran dan sunah Rosul.
2. Mempelajari Islam hanya karena mengikuti. QS.12:1O8
3. Terpecah belah karena adanya perbedaan masa1ah furu.
QS. 8:63 Allah yang mempersatukan hati
4. Rendah diri; tidak tsiqoh pada Islam
QS. 63:8 kekuatan itu milik Allah, Rosul dan orang-orang mu'min
5. QS. 3:139 orang akan tinggi derajatnya jika beriman
6. Gejala taqlid dengan semua yang datang dari Barat
7. Tertinggal dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

Faktor ekstemal (dari luar umat Islam) :


Adanya Ghazwul Fikri (perang pemikiran dan harakatul Irtidad (gerakan
pemurtadan) dari musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam
dan umatnya.)
SoIusi unt:uk meraih kemenangan:
1. Umat Islam harus menerapkan syariat Islam da1am seluruh aspek
kehidupan.
2. Mendidik generasi Islam dengan manhaj pendidikan yang syamil
(sempurna) dan mutakamil (menyeluruh).
3. Menyiapkan kekuatan semaksimal mungkin untuk menghadapi
musuh.
4. Perjuangan dan pengorbanan.

REFERENSI
Panduan Aktivis Harokah (hal79), Pustaka Al-Ummah
Rencana Penghapusan Islam dan Pembantaian Kaum Muslimin di
Abad Modern (hal.48), Nabil bin Abdurrahman

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menguraikan isi 40
materi
Diskusi Mentor membuka kesempatan 10
diskusi dan tanya jawab
Penutup Mentor 5
merangkum/menyimpulkan isi
materi dan menutupnya
dengan doa

25. GHOZWUL FIKRI


TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakikat Ghozwul fikri
F Peserta memahami sarana, metode dan hasil-hasil dari Ghozwul Fikri

METODE PENDEKATAN
F Games
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pengertian Ghozwul fikri
Secara bahasa
Ghozwul Fikri terdiri dari dua kata; ghozwah dan Fikr. Ghozwah berarti
serangan, serbuan atau invasi. Fikrberarti pemikiran. Serangan atau
serbuan di sini berbeda dengan serangan dan serbuan dalam qital
(perang).

Serangan / Serbuan

Qital Ghozwah

Saling Sepihak, yang


mengetahui, siapa lain tidak menyadari
lawannya kalau diserang
Banyak korban Relatif tidak ada
jiwa
Membutuhkan Relatif
dana yang besar membutuhkan dan
yang sedikit
Hasilnya belum Hasilnya nyata
tentu berhasil terlihat & berhasil
Efeknya Efeknya dalam
terbatas dan luas

Secara Istilah
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna
merubah apa yang ada di dalanmya sehingga tidak lagi bisa
mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk
dengan hal-hal tak islami.

Sasaran GF
1. Menjauhkan umat Islam dari Dien (agama)-nya. QS. 17:73 ; QS.
5:49
2. Berusaha memasukkan yang sudah kosong Islamnya ke dalam
agama kafir. QS. 2;217, QS. 2;120
3. Memadamkan cahaya (agama) Allah. QS. 61;8, QS. 9;32

Metode GF
1. Membatasi supaya Islam tidak tersebar luas.
Tasykik (pendangkalan/peragu-raguan)
Gerakan yang berupaya menciptakan keragu-raguan dan
pendangkalan kaum muslimin terhadap agamanya.
Tasywih (Pencemaran/pelecehan)
Upaya orang kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum
muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara
buruk.
Tadhlil (penyesatan)
Upaya orana kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus
sampai cara yang kasar.
Taghrib (pembaratan/westernisasi)
Gcrakan yang sasarannya untuk mengeliminasi Islam, mendorong
kaum muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku
barat.

2. Menyerang Islam dari dalam


Penyebaran faham sekuralisme
Berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Penyebaran faham nasionalisme
Nasionalisme mmbunuh ruh ukhuwah Islamiyah yang merupakan
azas kekuatan umat Islam. (Hadits 1) .
Pengrusakan akhlak umat lslam terutama para pemudanya.

Sarana GF
Mass Media : cetak dan elektronika

Hasil GF
1. Umat Islam menyimpang dari Al-Quran dan As-Sunnah QS 25:30
2. Minder dan rendah diri QS 3:139
3. Ikut-ikutan QS 17:36
4. Terpecah-belah QS 30:32

Catatan
Hadist 1: Bukan dari golonganku orang yang mengajak pada
ashobiyah dan bukan golonganku orang yang berperang atas dasar
ashobiyah dan bukan dari golonganku orang yang mati karena
ashobiyah

REFERENSI
Materi Mentoring tahun 94/95
Daud Rasyid, M.A, AL-Ghazwu Al-Fikri dalam sorotan Islam.
Prof. Abdul Rahman H. Habanakah, Metode merusak akhlaq dari
Barat,
Abu Ridha, Pengantar Memahami AL-Ghazwu Al-Fikri
ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi ghozwul fikri
Games Mentor melakukan simulasi 10
sebagai pengantar materi GF
Ceramah Mentor membahas hikmah 40
menguraikan materi GF
Penutup Mentor menyimpulkan materi 5
GF sekaligus menutup
mentoring dengan doa

Games 1

Membedakan dua benda yang amat berlainan (Misalnya kapur dan tissue)

Langkah 1
Para mad'u harus menyebutkan dengan cepat setiap benda yang
diangkat oleh Mentor (dilakukan beberapa kali).
Langkah 2
Sekarang benda ditukar namanya. Jika kapur diangkat, peserta harus
menyebutnya sebagai tissue, begitu pula sebaliknya. Pada awalnya
peserta akan mengalami kesulitan karena belum terbiasa. Tapi lama
kelamaan akan terbiasa.
Hikmah
Itulah Gozwul fikri. Pada awalnya nilai-nilai keislaman itu sudah jelas
dan pasti. Tetapi musuh Islam berusaha menghilangkan nilai keislaman
dari umat Islam secara perlahan-lahan. Maka disodorkanlah pada
muslimin nilai yang tidak Islami. Mulanya umat Islam tidak
menerimanya (tidak terasa) tapi lama kelamaan karena usaha mereka
yang terus-menerus ditambah umat Islam yang malas mengkaji Al-
Quran dan Sunnah, maka umat Islam akan larut dan tenggelam
dengan nilai-nilai non Islam tersebut, bahkan nilai-nilai yang
menyimpang dengan Islam sudah danggap biasa. Dan sebaiknya ketika
disodorkan nilai-nilai Islam mereka tidak mau menerima Islam dan
menjauh, seperti yang terjadi sekarang ini.

Games 2

Al-Quran ditengah karpet.


Langkah 1
Al-Quran diletakkan di tengah-tengah karpet yang lebar. Peserta
diperintahkan untuk mengambil Al-Quran tadi tanpa menyentuh
karpet (Sulit/tidak bisa).
Langkah 2
Peserta diberitahu cara untuk mencapai Al-Qur'an tanpa harus
menginjak karpet, yaitu dengan cara menggulung karpet sampai
tengah dan dapat mengambil Al-Qur'an.

Hikmah

Usaha musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam tidak lagi dengan


'menginjak-injak' kaum muslimin melainkan dengan mengambil jiwa Al-
Quran dalam jiwa mereka dengan cara perlahan-lahan dan membuai
serta tahap demi tahap tanpa disadari oleh umat Islam.
26. PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM

TUJUAN
F Peserta memahami makna dan hakikat pendidikan Islam
F Peserta memahami sebab-sebab pentingnya pendidikan Is1am
F Peserta termotivasi untuk mengikuti pendidikan Islam

METODE PENDEKATAN .

F Ceramah
F Diskusi Kelompok

RINCIAN BAHASAN
Makna dan Hakikat Pendidikan Islam
Dalam bahasa Arab pendidikan Islam disebut At-Tarbiyah Al-
Islamiyah
Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti:
- Roba - Yarbu = tumbuh berkembang
- Robiya - Yarba = tumbuh secara Alami
- Robba - Yarubbu = memperbaiki, meningkatkan
Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan
secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi
orang yang terubat di dalamnya. Pendidikan Islam bukan hal yang
mengada-ada, dia memang ada.

Secara istilah makna tarbiyah adalah:


1. Menyampaikan sesuatu sampai pada tingkat sempurna sedikit
demi sedikit (Al-Baydowi)
2. Menumbuhkan sesuatu sedikit demi sedikit sampai dengan
tahap sempurna (Al-Asmahadi)

Mengapa Pendidikan Islam diperlukan?


Melihat kondisi nyata umat Islam
- Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri
- Akibatnya: umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan
dan kehinaan
- Umat Islam berada dalam kerusakan
- Penyebabnya:
1. Kecintaan kepada dunia yang berlebihan dan takut mati
2. Saling berpecah-belah
3. Mengkotak-kotakkan ajaran Islam
4. Meninggalkan jihad

Hakikat jiwa manusia

- Memiliki kecenderungan untuk berbuat fujur (dosa)

- Terbuka untuk menerima hidayah (petunjuk)

Solusi : melihat kondisi umat saaat ini serta memperhatikann hakikat jiwa
manusia maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.

Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiya) harus bersifat :


Kontinu (Mustamiroh)
Membentuk syahsiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu
(Takwiniyah)
Bertahap /terprogram (mutadarrijah)
Menyeluruh tidak parsial (Kaafah)

REFERENSI
Abu Ridho; Tarbiyah Islamiyah

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan mengutarakan tujuan
dan materi yang akan
disampaikan materi
Diskusi Mentor mngutarakan kondisi 10
pendahul umat Islam pada saat ini dan
uan mengajukan pertanyaan
kepada saat ini dan
mengajukan pertanyaan
kepada peserta kira-kira apa
yang menjadi penyebabnya
Ceramah Mentor menguraikan isi 30
materi
Diskusi Mentor membuka 10
kesempatan diskusi dan
tanya jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutup
pertemuan dengan doa

27. TARBIYAH RUHIYAH

TUJUAN
F Peserta memahami hakikat taqwa dan balasan bagi orang-orang
yang bertaqwa
F Peserta mengetahui jalan mencapai sifat taqwa

METODE PENDEKATAN
F Ccramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN

Hakikat Taqwa

Ungkapan para sahabat dan ulama:


Taqwa: merupakan konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh
yang dipupuk dengan muraqabatullah, merasa takut terhadap murka
dan azab-Nya dan selalu berharap atas limpahan karunia dan
maghfirohNya.
Taqwa: Hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan
larangnn-Nya dan tidak kehilangan kamu di dalam perintah-
pcrintahNya.
Taqwa: Mencegah diri dari azab Allah dengan berbuat amal sholeh
dan takut kepada-Nya di kala sepi ataupun terang-terangan.
Taqwa: Hendaklah kamu berbuat dengan taat kepada Allah, berada
di atas cahaya dari Allah, mengharap pahala Allah, meninggalkan
kedurhakaan kepada Allah berdasarkan cahaya-Nya dan lakut kepada
siksa-Nya (Ibnu Mas'ud)

Balasan bagi orang-orang bertaqwa

Diberikan furqon dan diampuni dosanya (QS 8:29)


Diberikan rahmat dancahaya hidayah dari Allah (QS 57:28)
Diberikan jalan keluar dan rizki dari arah yang tidak disangka-
sangka (QS 65:2-3)
Dimudahkan oleh Allah segala urusan (QS 65:4)
Ditutupi kesalahan-kesalahan dan akan dilipatgandakan pahala
baginya oleh Allah (QS 65:5)
Mendapatkan berkah dari Allah (QS 7:96)

Jalan Menuju Taqwa

1. Muahadah (mengingat perjanjian) QS 16:91


Caranya: Hendaklah seorang mumin berkhalwat (menyendiri) untuk
menginstropeksi diri. Hanya antara dia dengan Allah. Ingatlah bahwa
setiap hari kita berjanji denga Allah minimal 17X dalam
sholat. Iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'iin.
2. Muraqabatullah (merasakan kesertaan Allah) QS 26:218-219
Makna: merasakan keagungan Allah di setiap waktu dan keadaan serta
merasakan kcbersamaan-Nya di kala sepi ataupun ramai.

Cara: sebelum memulai sesuatu pekerjaan dan di saat


mengerjakannya, hendaklah seorang mumin memeriksa dirinya.
Apakah setiap gerak dalam melaksanakan amal dan ketaatannya
dimaksudkan untuk kepentingan pribadi dan mencari populariitas atau
karena dorongan ridho Allah dan menghendaki pahala-Nya?
Macam-macam Muraqabatullah:
Muraqabatullah dalam melaksanakan ketaatan: ikhlas
Muraqabatullah dalam kemaksiatan: taubat, penyesalan dan
meninggalkannya
Muraqabatullah dalam hal yang mubah: menjaga adab-adab
terhadap Allah dan bersyukur atas nikmat-Nya
Muraqabatullah dalam musibah: ridho kepada ketentuan Allah
serta memohon pertolongan-Nya dengan penuh kesabaran

3. Muhasabah (Instrospeksi diri) QS 59:18


Cara: Hendaklah seorang mu'min menghisab dirinya ketika selesai
melakukan amal perbuatan: Apakah tujuan amalnya untuk
meudapatkan ridho Allah? Atau apakah amalnya dirembesi sifat riya' ?
Apakah ia sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak-manusia ?

4. Muaqobah (Pemberian Sanksi) QS 2:179


Tujuan: Jika seorang mu'min berbuat kesalahan maka tak pantas
bentuk membiarkannya, sebab akan mempermudah terlanggarnya
kesalahan yang lain dan akan sulit meninggalkannya. Karena jika
seseorang melakukan maksiat biasanya akan diikuti dengan maksiat
yang lain (Lih. Perkataan Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah)
Syarat: sanksi ini harus dengan sesuatu yang mubah, tidak boleh
dengan yang haram atau mencelakakan (QS 2:195; 4:29)

5. Mujahadah ( optimalisasi) QS 29:69


Caranya: Apabila seorang mumin terseret dalam kemalasan, santai,
cinta dunia, dan tidak lagi melaksanakan amal-amal sunnah serta
ketaatan yang lainnya tepat pada waktunya; maka ia harus memaksa
dirinya melakukan amalan-amalan sunnah lebih banyak dari
sebelumnya
Hal-hal yang harus diperhatikan:
Hendaklah amal-amal yang sunnah tidak membuatnya lupa akan
kewajiban yang lainnya

Tidak memaksakan diri dengan amal-amal sunnah yang di luar


kemampuannya

Catatan:
Perkataan Ibnul Qoyyim A: Pada dasamya manusia ynng sudah
terperangkap dalam kemaksiatan akan merasa sulit untuk keluar dan
melepaskan diri darinya sebagaiman diucapkan oleh ulama salaf :
Diantara dampak negatif maksiat adalah menimbulkan maksiat yang
lain. Sedangkan pengaruh kebaikan adalah mendatangkan kebaikan
berikutnya. Maka jika seorang hamba melakukan suatu kebaikan,
kebaikan yang lainnya akan meminta untuk dilakukan, begitu seterusnya
hingga hamba tersebnt memperoleh keuntungan ynng berlipat ganda dan
kebaikan yang tiada sedikit. Begitu pula hamya dengan kemaksiatan.
Dengan demikian, ketaatan dan kemaksiatan merupakan sifat yang kokoh
dan kuat serta menjadi kebiasaan yang teguh pada diri si pelaku.

REFERENSI
Dr. Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyah Ruhiyah: Petunjuk praktis
Mencapai Derajat Taqwa
AL-Hafidz Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah, Akibat Berbuat Maksiat.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor menyampaikan 5
an pengantar dan sasaran
materi Tarbiyah Ruhiyah
Diskusi Mentor menguraikan materi 50
dan tarbiyah Ruhiyah dan
Diskusi membuka diskusi tentang
materi yang telah
disampaikan
Penutup Mentor merangkum dan 5
menyimpulkan isi materi dan
menutupnya dengan doa

28. BIRRUL WALIDAIN


TUJUAN
Peserta memahami pentingnya berbakti kepada orang tua sebagai
bagian dari ibadah
Peserta mengetahui contoh-contoh praktis berbakti kepada orang
tua dalam kehidupan sehari-hari.

METODE PENDEKATAN
ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Perhitungan Allah terhadap hak orang tua ( QS. 4:36; 17:23)
Birrul Walidain adalah kewajiban anak

Bentuk-bentuk Birrul Walidain


Mentaati selama bukan maksiat (QS. 31:15). Hadits
Rusulullah: Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka
maksiat kepada Allah.
Contoh: Kisah Saad bin Abi Waqosh.
Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (17:23-24)
Membantu dengan harta
Perbuatan-perbuatan yang dapat dilakukan jika orang tua sudah
wafat

Kesimpulan :
Birrul Walidain merupakan kewajiban dan ibadah (lihat QS. 31:14 ;
46:15)

REFERENSI
Asyur, Ahmad Isa. Berbakti kepada Ibu Bapak, GIP
Materi Mentoring th. 94/95.

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutup
pertemuan dengan doa

29. ILMU ALLAH

TUJUAN
F Peserta memahami sifat dan kualitas Ilmu Allah.
F Peserta mengetahui jalan-jalan turunnya ilmu Allah
F Peserta mengetahui bukti-bukti ilmu Allah

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN

Pendahuluan

Sebagai konsekuensi logis dari Maha Penciptanya Allah yang


meliputi ekosistem zahir/fisik, meliputi alam semesta, manusia, flora
dan fauna dan ekosistem batin/metafisik, meliputi alam ruh, jin dsb,
ialah Allah pulalah yang berhak disebut Al-Aliim (Maha Mengetahui)
(QS. 59:22). Aksioma yang berlaku: Yang mencipta lebih tahu terhadap
yang diciptakan..
Ilmu Allah mencakup semua yang ada dan yang mungkin ada

Sifat Ilmu ALIah

1. Bersifat Pasti. Allah menciptakan segala sesuatu dan menetapkan


ukuran-ukurannya dengan serapi rapinya (QS. 25:2, 15:21)
2. Bersifat Obyektif (QS. 41:53)
3. Perintah Allah berlaku pada ciptaanNya (yang merupakan hasil
IlmuNya)

Kualitas Ilmu Allah

Ilmu Allah tak dapat dibandingkan dengan ilmu siapapun dan Allah Maha
mengetahui yang ghaib dan yang tersembunyi (QS. 18:109, 31:27, 31:16,
40:19).

Hakikat Ilmu Allah

Allah menggunakan 2 jalur dalam mengajarkan ilmunya pada manusia:


1. Jalur formasi resmi
Dalam Bentuk wahyu
Sistem penyampaiannya berstruktur, melalui malaikat, rasul, sahabat,
tabiin, tabiit tabiin hingga ulama akhir zaman. Tidak langsung
disampaikan ke seluruh manusia.
2. Jalur informal
Dalam Bentuk ilham/ inspirasi
Sistem penyampaiannya mandiri, diperuntukkan bagi siapa saja, baik
beriman maupun kafir yang mau mengadakan mubasyarah
(pengamatan) terhadap alam semesta. Barang siara yang berusaha,
maka dia akan mendapatkan. [29:69]

Bukti Ilmu Allah

1. Ayatul Kauniyah, yaitu ayat-ayat Allah yang terhampar di alam,


merupakan bukti yang meandukung kebenaran ayatul Qauliyah
[3:109]. Ayat-ayat Kauniyah ini merupakan sarana bagi kehidupan
manusia. Manusia harus melakukan eksperimen/percobaan dalam
mengembangkan dan memanfaatkan untuk kemaslahatan hidupnya.
Kebenaran yang diperoleh dari eksperimen tersebut, sifatnya relatif
dan empiris
2. Ayatul Qauliyah, yaitu ayat-ayat Allah yang terkandung di
dalam Al-Quran, merupakan petunjuk untuk menemukan fakta
empiris Ayatul Kauliyah. Ayat Qauliyah ini harus dijadikan pedoman
hidup bagi manusia sebab kebenarannya adalah mutlak [2:185]
Mempelajari ayat-ayat Allah tidak hanya ayatul qouliyah, tetapi
diikuti dengan mempelajari ayatul Kauniyah.
Dengan mempelajari ayatul Qauliyah, pengenalan terhadap Allah
menjadi tepat dan akurat. Dengan mempelajari ayatul Kauniyah,
pengenalan terhadap Allah menjadi meluas dan mendalam.
Hubungan ayat Qauliyah dan ayat Kauniyah:
Ayat Qauliyah memberikan isyarat bagi manusia agar
ayat Kauniyah (ayat) dimanfaatkan. Ayat Kauniyah memberikan
bukti atas kebenaran informasi dari ayat Qauliyah.
Melepaskan hubungan antara keduanya dapat me1emhkan
manusia.
Mempelajari ayattul Kauniyah dengan melepaskan
ayatul Qauliyah akan mengakibatkan kehancuran manusia di
akhirat. Sebaiknya mempelajari ayatul Qauliyah dengan melepaskan
ayatul Kauniyah akan mengakibatkan kehancuran di dunia.

REFERENSI
Paket BP Nurul Fikri, Ilmu Allah

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutup
pertemuan dengan doa

30. SIMBOL SUKSES

TUJUAN
F Peserta mengetahui makna simbol dan sukses
F Peserta mengetahui hakikat sukses dalam Islam
F Peserta mengetahui langkah-langkah menuju sukses hidup dalam
Islam

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN

Pengertian simboI sukses

Simbol berarti abstraksi alau representatif dari suatu hal yang


konkrit.
Sukses dapat berarti berhasil mencapai sesuatu yang dikehendaki
atau diinginkan. Sukses bersifat relatif tergulung dari pengetahuan
seseorang tentang hakekat sukses yang sebenarnya.

Langkah hidup

Langkah-langkah untuk mencapai sukses dalam kehidupan disebut


langkah hidup.
1. Pikiran adalah langkah hidup
Pikiran manusia bukan saja sebagai tool (alat), tapi juga merupakan
suatu control (kendali). Karena pikiran kita juga merupakan suatu
control berarti dia ikut menentukan apa-apa yang akan kita lakukan.
Itulah sebabnya kita harus berhati-hati dalam memberikan input
(masukan) ke dalam pikiran kita. Kita harus selalu memeriksa isi
pikiran kita dan mengisinya dengan pemikiran yang bersih.
2. Ucapan adalah langkah hidup
Yang membedakan ucapan adalah nilai dan isi yang terkandung di
dalammya. Ucapan yang mempunyai nilai dan isi yang baiklah yang
yang akan menyelamatkan kita. Dan yang sebaiknya akan
membinasakan kita. (hadits 1; hadist 2)
3. Tindakan adalah langkah hidup
Seseorang membutuhkan tindakan untuk mencapai sukses. Jika
tindakan (amal) yang dilakukan itu kebajikan, maka berlakulah barang
siapa menanam dia akan memetik hasilnya. Sebaliknya, jika
tindakannya berupa kemaksiatan, maka berlakulah barang siapa
menggali lubang maka ia akan terperosok ke dalamnya. Kedua prinsip
tersebut berlaku di dunia atau akhirat, atau kedua-duanya. Bukakah
manusia hanya berusahu sedangkan Allahlah yang menentukan?
[13:11]

Simbol sukses dan simbol gagal Pikiran

Pikiran, ucapan dan tindakan adalah faktor intemal manusia. Ketiganya


merupakan langkah hidup. Setiap langkah hidup yang semakin
mendekatkan seseorang ke tujuan yang dikehendaki disebut sebagai
simbol sukses. Sedangkan sebaiknya adalah simbol gagal. Faktor
eksternal yang juga ikut menentukan langkah nidup diantaranya adalah
lngkungan.(Hadits 3)

Peranan niat dalam mencapai sukses

Kita harus yakin bahwa sukses yang kita kejar di dunia ini semata-mata
karena mengharapkan ridho-Nya. Bukan karena mengharap ridho
manusia.

Sukses diatas sukses. QS 3;185, QS. 98;8

Tiga tipe manusia :


Tipe manusia yang memiliki simbol gagal. Gagal di dunia dan di
akhirat.
Tipe manusia yang memiliki simbol sukses, tapi tidak memiliki niat
ikhlas. Sukses di dunia dan gagal di aknirat
Tipe manusia yang memiliki simbol sukses dan didasari oleh niat
yang ikhlas. Sukses di dunia dan di akhirat

REFERENSI
Paket BP NF, Simbol Sukses

Catatan :
1. Hadist 1: Burang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kiamat, berkatalah yang baik atau diam. (HR Bukhari Muslim)
2. Hadist 2: Burung siapa yang menjamin untukku dengan apa yang
ada diintara dua tulang rahangnya dan diantara dua kakinya, maka
aku janji surga baginya (HR Bukhori)
3. Hadist 3 : Sesungguhnya perumpamaan bergaul dengan teman
yang baik dan orang yang jahat adalah seperti bergaul dengan penjual
minyak wangi dan pandai besi. Teman penjual minyak wangi itu boleh
jadi akan memberi minyak wangi kepadamu atau kamu dapat
membelinya atau paling tidak kamu akan mendapat bau harum
daripadanya. Sedangkan teman pandai besi boleh jadi akan menbuat
pakaianmu berlubang (terbakar) atau paling tidak kamu ikut hangus
dengannya. (HR Bukhori-Muslim)

ALOKASI WAKTU

Langkah Uraian Wakt


u
Pembuka Mentor membuka pertemuan 5
an dan menyampaikan tujuan
materi
Ceramah Mentor menyampaikan isi 40
materi
Diskusi Saat untuk diskusi dan tanya 10
jawab
Penutup Mentor menyimpulkan isi 5
materi dan menutup
pertemuan dengan doa
TADABBUR AYAT

QS. AL-HUJURAAT AYAT 10-13

TUJUAN
F Peserta memahami hak-hak muslim terhadap saudaranya yang
muslim
F Peserta mengetahui hal-hal yang dapat merusak persaudaraan
F Peserta memahami makna su'uzhon, ghibah dan namimah dan
termotivasi untuk menjauhinya
F Peserta memahami pentingnya persaudaraan dalam masyarakat
Islam dan termotivasi merealisasikannya dalam aktivitas sehari-hari.

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

10. Sesungguhnya arang-arang mukmin adalah bersaudara karena itu


damaikanlah anfara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu mendapat nikmat.
11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-
olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-
olokkan) lebih baik dari mereka (uang mengolok-olokkan) dan jangan
pula, wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena)
boleh jadi waanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar
yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka
itulah orang-arang yang zalim.
12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan
jangalah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah
sebagian kamu menggunjing sebagain yang lain. Sukakah salah
seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah
mati ? maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Menerima taubat lagi Maha
Penyayang.
13. Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari scorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang
yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal
(QS. Al-Hujurat ayat 10-13)

llah WT menegaskan dalam ayat 10 bahwa sesungguhnya orang-orang


mumin bersaudara seperti hubungan persaudaraan antara orang-orang
seketurunan karena sama-sama menganut unsur keimanan yang sama
dan kekal.

Setiap muslim memiliki hak atas saudaranya yang sesama muslim.


Dalam hadits Riwayat Bukhari dari Anas bin Malik, Rasulullah saw.
bersabda: "Orang muslim itu adalah saudara orang muslim, jangan
berbuat aniaya kepadanya, jangan membuka aibnya, jangan
menyerahkannya kepada musuh, dan jangan meninggikan bangunan
rumah sehingga menutup udara tetangganya kecuali dengan izinnya,
jangan mengganggu tetangganya dengan asap masakan dari periuknya
kecuali jika ia memberi segayung dari kuahnya. Jangan membeIi buah-
buahan untuk anak-anak, lalu dibawa keluar (diperlihatkan) kepada anak-
anak tetangganya, kecuali jika mereka diberi buah-buahan itu. Kemudian
Nabi SAW. bersabda: Peliharalah (norma-norma pergaulan) tetapi
(sayang) hanya sedikit di antara kamu yang memeliharanya Dalam
hadits shahih yang lain dinyatakan: "Apabila seorang muslim mendoakan
saudaranya yang ghaib, maka malaikat berkata Amin, dan semoga kamu
pun mendapat seperti itu"

Dalam ayat 11 dan 12 Allah SWT menjelaskan bagaimana sebaiknya


pergaulan di antara orang-orang beriman. Di dalamnya terdapat hal-hal
yang diperingatkan Allah agar kaum beriman menjauhinya karena dapat
merusak persaudaraan di antara mereka.
Diriwayatkan bahwa ayat 11 ini diturunkan berkenaan dengan
tingkah laku kabilah Bani Tamim yang pemah berkunjung kepada
Rasulullah saw. lalu mereka memperolok-olokkan beberapa sahabat yang
fakir miskin, seperti Ammar, Suhaib, Bilal, Khabbab, Salman A1Farisi, dll.
Karena pakaian mereka sangat sederhana.
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, sabda Rasulullah
saw Sesungguuhya Allah tidak memandang kepada rupa dan harta
kekayaanmu, akan tetapi ia mengndang kepada hati dan perbuatanmu.
Pada ayat ini pula Allah menyebutkan wanita secara khusus sebagai
peringatan terhadap kebiasaan tercela kaum wanita dalam bergaul.
Terdapat riwatat yang melatar belakangi turunnya ayat ini ialah
berkenaan dengan kisah Siti Shafiyah binti Huyay bin Akhtab yang pernah
datang menghadap RasuluIlah saw. dan melaporkan bahwa beberapa
wanita di Madinah pemah menegur dia dengan kata-kata yang
menyakitkan hati seperti: Hal perempuan Yahudi, Keturunan Yahudi dan
sebagainya, sehingga Nabi SAW. bersabda kepadanya: Mengapa tidak
engkau jawab saja, ayahku Nabi Harun, pamanku Nabi Musa, dan suamiku
adalah Muhammad.
Dalam ayat ke-10 QS. Al-Hujurat ini Allah SWT memperingatkan kaum
mukmin supaya jangan saling mengolokkan karena boleh jadi kaum yang
diperolok-olokkan pada sisi Allah jauh lebih mulia dan terhormat dari
mereka yang mengolok-olokkan dan kaum wanita pun jangan saling
mengolokkan karena boleh jadi wanita yang diperolok-olokkan di sisi Allah
lebih baik dari wanita yang mengolok-olokkan. Kemudian Allah SWT
melarang kaum mukmin mencela diri mereka sendiri karena mereka
bagaikan satu tubuh yang diikat dengan persatuan
Dan dilarang pula pangailan-panggilan dengan gelar-gelar yang
buruk seperti panggilan kepada seseorang sudah beriman dengan kata-
kata: hai fasik, hai kafir, dsb. Panggilan yang buruk dilarang diucapkan
karena gelar-gelar buruk itu dapat mengingatkan kepada kedurhakaan
dan membangkitkan kefasikan setelah beriman. Barang siapa tidak
bertaubat dari memanggil-manggi dengan gelar yang buruk itu, maka
akandicap oleh Allah sebagai orang-orang yang zalim dan akan menerima
konsekuensi dari Allah berupa azab pada Hari Kiamat.
Dalam ayat 12 Allah SWT memberi peringatan kepada orang-orang
yang beruman, supaya memerka menjauhkan diri dari su'uzon/prasangka
buruk terhadap orang-orang yang beriman, Dan jika mereka mendengar
dari sebuah kalimat yang keluar dari saudaranya yang mukmin, maka
kalimat itu hurus diberi tanggapan dan ditujukan kepada pengertian yang
baik, jangan sampai timbul salah paham apalagi menyelewengkannya
sehingga menimbulkan fitnah dan prasangka. Kemudian Allah SWT
menerangkan penyebab wajibnya orang-orong mukmin menjauhkan diri
dari prasangka, yaitu karena sebagian prasangka itu mengandung dosa.
Allah melarang pula ghibah, namimah dan mencari-cari aib orang
lain. Mengenai definisi ghibah, Rasulullah saw. bersabda: Ghibah ialah
engkau menceritakan saudaramu tentang sesuatu yang ia benci. Si
penanya kembali bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu
bila apa yang diceritakannya itu benar ada padanya?" Rasulullah
menjawab: "Kalau memang benar ada padanya, itu ghibah namanya. Jika
tidak (benar) engkau berbuat buhtan (dusta). (HR. Muslim, Tirmizi, Abu
Dawud dan Ahmad). Sedangkan namimah dapat dibagi menjadi hamz
(mencaci maki) dan lamz (mencela). [Al-Humazah:1]
Rasulullah mengecam orang yang suka berghibah dan mencari-cari
kesalahan orang. Diriwayatkan oleh Abi Barzah Al-Aslami, sabda
Rasulullah SAW. Wahai orang-orang yaug beriman dengan lidahnya,
tctapi iman itu belum masuk ke dalam hatinya, jangan sekali-kali kamu
berghibah (menggunjing) terhadap kaum muslimin, dan jangan sekali-kali
mencari noda atau auratnya. Karena barangsiapa mencari-cari noda
mereka, maka Allah akan membalas pula dengan membuka noda-
nodanya. Dan barangsiapa yang diketahui kesalahannya oleh Allah,
niscaya dia akan menodai kehormatannya dalam lngkungan keluarganya
sendiri
Adapun beberapa pengecualian dibolehkannya ghibah adalah
sebagai berikut :
1. Orang yang mazlum (dianiaya) menceritakan keburukan orang
yang menzaliminya dalam rangka menuntut haknya.
2. Jika bertujuan memberi nasehat pada kaum muslimin tentang
agama dan dunia mereka.
3. Dilakukan dengan niat baik dan mengharapkan ridho Allah semata.

Pada ayat 13, Allah menjelaskan bahwa manusia diciptakanNya


berbagai-bagai bangsa dan suku supaya saling mengenal dan saling
menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak ada kemuliaan
seseorang di sisi Allah kecuali dengan ketakwaannya.
Dalam suatu hadits riwayat Abu Hatim yang bersumber dari Ibnu
Mulaikah berkenaan turunnya ayat ini ialah bahwa ketika fathu Makkah
Bilal naik ke atas Ka'bah untuk azan. Berkata beberapa orang: "Apakah
pantas budak hilah azan di atas Ka'bah? Maka berkatalah yang lain:
"Sekiranya Allah membenci orang ini, pasti Allah akan
menggantinya." Maka datanglah malaikat Jibril memberitahukan kepada
Rasulullah SAW apa yang mereka ucapkan. Maka turunlah ayat ini yang
melarang manusia menyombongkan diri karena kedudukan, pangkat,
kekayaan dan keturunan dan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah
dinilai dari derajat kelakwaannya
Ayat ini juga menyatakan bahwa persauduraan Islam berlaku untuk
seluruh umat manusia tanpa dibatasi oleh bangsa, warna kulit, kekayaan
dan wilayah melainkan didasari oleh ikatan akidah.
Persaudaraan merupakan pilar masyarakat Islam dan salah satu basis
kekuatannya. Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya bagaikan
bangunan yang saling mengikat dan menguatkan serta bagaikan jalinan
antara jari jemari (HR Muttafaqalaih dari Abu Musa ra.)
Rasulullah menganggap persaudaraan antar umat Islam adalah basis
yang sangat penting sehingga hal pertama yang dilakukan beliau ialah
mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar secara formal satu
dengan yang lainnya ketika hijrah ke Madinah.

REFERENSI
Al-Qur'an dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia
Ibnu Taimiyah, Imam Suyuthi, Imam Syaukani, Ghibah, Pustaka
AlKautsar
KH Q. Shaleh, dkk, Asbabun Nuzul, Latar Belakang Historis
Turunnya Ayat-ayat Al-Quran, CV Diponegoro
Ahmad Yani Wahid, Refleksi Ukhuwah, Telaah Persaudaraan
Muslim, CV Tursina

TADABBUR AYAT

SURAT ALI IMRON AYAT 190-191

TUJUAN
F Peserta memahami hikmah dan pelajaran dari QS. 3:190-191
F Peserta mengetahui ciri-dri orang - yang berakal (Ulil Albab )
F Peserta termotivasi untuk selalu mengingat Allah dan memikirkan
ciptaanNya agar tumbuh ketundukan kepada Allah

METODE PENDEKATAN ;
F Ceramah dan tan- va jawab

RINCIAN BAHASAN

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal
(yaitu) Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk
atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Robb kami, tiadalah
Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka

S
atu cara mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan
membaca dan merenungkan ayat-ayatNya yang terbentang di alam
semesta. Dalam ayat ini Allah SWT menyuruh manusia untuk
merenungkan alam, langit dan bumi. Langit yang melindungi dan bumi
yang terhampar tempat manusia hidup. Juga memperhatikan pergantian
antara siang dan malam. Semuanya itu dengan ayat-ayatl, tanda-tanda
kebesaran Allah SWT.

Langit adalah yang di atas dan menaungi kita. Hanya Allah yang tahu
berapa lapisnva, yang dikatakan kepada kita hanya tujuh. Menabjubkan
pada siang hari dengan berbagai warna awan-gemawan, mengharukan
malam harinya dengan berbagai bintang gemintang.

Bumi adalah tempat kita berdiam, penuh dengan aneka keganjilan.


Makin diselidiki makin mengandung rahasia ilmu yang belum
terurai. Langit dan bumi dijadikan oleh Al-Khalik tersusun dengan sangat
tertib. Bukan hanya Sesaat diadikan, tetapi setiap saat nampak hidup.
Semua bergerak menurut aturan. Silih bergantinya malam dengan siang,
besar pengaruhnya atas hidup kita dan segala yang bernyawa. Kadang-
kadang malam terasa pendek, siang terasa panjang dan sebaiknya.
Musim pun silih berganti. Musim dingin, panas, gugur dan semi. Demikian
juga hujan dan panas. Semua ini menjadi tanda-landa kebesaran dan
keagungan Allah bagi orang-orang berpikir. Bahwa tidaklah semuanya
terjadi dengan sendirinya. Pasti ada yang menciptakan, yaitu Allah SWT.
Orang yang malihat dan memikirkan hal itu, akan meninjau menurut
bakat pikirannya masing-masing. Apakah dia seorang ahli ilmu Alam, ahli
ilmu bintang, ahli ilmu tanaman, ahli ilmu pertambangan, seorang
filosofis, ataupun penyair dan seniman. Semuanya akan terpesona oleh
susunan tabir alam yang luar biasa. Terasa kecil diri di hadapan kebesaran
a1am, terasa kecil alam di hadapan kebesaran penciptanya. Akhirnya tak
ada arti diri, tak ada arti alam, yang ada hanyalah DIA, Yang Maha
Pencipta. Di akhir ayat 190 manusia yang mampu melihat alam sebagai
tanda-tanda kebesaran & keagunganNya, Allah sebut sebagai Ulil Albab
(orang-orang yang berfikir).

Dalam ayat 191, diterangkan karakteristik Ulil Albab, yaitu selalu


melakukan aktifitas dzikir dan fikir sebagai metode memahami a1am, baik
yang ghoib maupun yang nyata.

Dzikir, secara bahasa, berasal dari kata dzakara, tadzakkara,. yang


berarti menyebut, menjaga, mengingat-ingat. Secara istilah dzikir berarti
tidak pemah melepaskan Allah dari ingatannya ketika beraktifitas. Baik di
kala duduk, berdiri maupun berbaring, ketiga hal itu mewakiu aktifitas
manusia dalam hidupnya. Jadi, dzikir merupakan aktivitas yang harus
selalu dilakukan dalam kehidupan. Dzikir dapat dilakukan dengan hati,
lisan, maupun perbuatan. Dzikir dengan hati artinya kalbu manusia harus
selalu tertambat kepada Allah, disebabkan adanya cinta, takut dan harap
kepadanya yang berhimpun di hati (Qolbudz Dzakir). Dari sini tumbuh
keimanan yang kokoh, kuat dan mengakar di hati. Dzikir dengan lisan
berarti menyebut nama Allah dengan lisan. Misamya, saat mendapatkan
nikmat mengucapkan Hamdalah. Ketika memulai suatu pekerjaan
mengucapkan Basmalah. Ketika takjub mengucapkan Tasbih. Dzikir
dengan perbuatan berarti memfungsikan seluruh anggota badan dalam
kegiatan .yang sesuai dengan aturan Allah.

Fikir, secara bahasa adalah fakara, fakkara, tafakkara yang artinya


memikirkan, mengingatkan, teringat. Dalam hal ini berfikir berarti
memikirkan proses kejadian alam semesta dan berbagai fenomena. yang
ada di dalamnya sehingga mendapatkan manfaat daripadanya dan
teringat atau mengingatkan kita kepada sang Pencipta alam, Allah SWT.
Dengan dzikir manusia akan memahami secara jelas petunjuk
ilahiyah yang tersirat maupun yang tersurat dalam Al-Quran dan As-
Sunnah sebagai minhajul hayah (pedoman hidup). Dengan fikir manusia
mampu menggali berbagai potensi yang terhampar dan terkandung pada
alam semesta. Aktifitas dzikir dan fikir tersebut harus dilakukan seimbang
dan sinergis (saling berkaitan dan mengisi). Sebab jika hanya melakukan
aktifitas fikir hidup manusia akan tenggelam kepada kesesatan. Jika hanya
melakukan aktifitas dzikir manusia akan terjerumus dalam hidup yang
jumud (tidak berkembang, hidup yang statis). Sedangkan jika melakukan
aktifitas dzikir dan fikir tetapi masing-masing terpisah, dikhawatirkan
manusia akan menjadi sekuler.

Dzikir Fikir Keterangan


3 - Jumud
- 3 Sesat
3 Terpisah 3 Sekuler
3 + 3 Ulil Albab

Bagi Ulil Albab, kedua aktifitas itu akan berakhir pada beberapa
kesimpulan:
Allah dengan segala kebesaran dan keagunganNya adalah
pentcipta alam semesta termasuk manusia.
Tiada yang sia-sia dalam penciptaan alam. Semua mengandung
nilai-nilai dan manfaat.
Mensucikan Allah dengan bertasbih dan bertahmid memujiNya.
Menumbuhkn ketundukan dan rasa takut kepada Allah dan hari
akhir.

REFERENSI
Al-Quran dan Tafsirnya, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Al-Qur'an dan Terjemahannya Departemen Agama, RI
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar Juz IV, Pustaka Panjimas
Majalah Nurul Fikri, Ulil Albab, Sosok Cendekiawan Versi Al-
Quran, No. 4/II/ Ramadhan 1411-Maret 1991.
TADABBUR AYAT
SURATAL-MU'MINUN 1-11 (23:1-11)

TUJUAN
F Peserta memahami makna QS. 23:1-11
F Peserta mengetahui sifat-sifat orang yang beriman
F peserta mengetahui balasan bagi orang-orang yang beriman

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan diskusi

RINCIAN BAHASAN
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
2. (yaitu) orang-orang yang kusyu dalam shalatnya,
3. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna.
4. Dan orang -orang yang menunaikan zakat
5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya
6. Kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki,
maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela
7. Barang siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-
arang yang melampaui batas
8. Dan orang -orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya
9. Dan orang-orang yaug memelihara shalatnya
10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi
11. (yakni) akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya
(QS. Al-Muminun, ayat 1-11)

A
yat-ayat di atas menerangkan tentang sifat-sifat yang diamiki orang
beriman serta balasan yang akan diperolehnya. Yang dimaksud dengan
beriman adalah beriman kepada Rukun Iman yang enam (lihat catatan
hadits). Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa sungguh beruntunglah
orang-orang yang beriman. Sebaiknya amat rugilah orang-orang yang
kafir yang tidak beriman. Karena walaupun mereka menurut perhitungan
banyak mengerjakan amal kebajikan tetapi semua amaala akan sia-sia
saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan imankepadanya.
Adapun sifat-sifat orang yang beriman dalam ayat-ayat selanjutnya
1. Khusyu dalam shalat. Yang dimaksud khusyu di sini adalah:
Mengerti bacaan-bacaan dalam shalat.
Memusatkan perhatian pada waktu shalat hanya kepada Allah
serta dengan mengikhlaskan ketaatan [7:29].
Ihsan dalam shalat (lihat catatan hadits)
Tenang dan konsentrasi
2. Menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tak berguna.
Menjauhkan diri dari perkataan yang tidak-berguna.
Dari Abu Hurairah ra. sesungguhnya Rasulullah saw. telah
bersabda: "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, hendaklah ia berkata yang baik atau diam...." (HR
Bukhari dan Muslim).
Menjauhkan diri dari perbuatan, yang tidak berguna, yaitu
dengan demikian menjaga waktu dan umumya supaya jangan sia-
sia.
Dari Abu Hurairah ra. telah berkata; Telah besabda Rasulullah
sebagian kebaikan keislaman seseorang ialah meniggalkan sesuatu
yaug tidak berguna baginya (HR Tirmidzi). Yang harus selalu diingat
manusia dalam hal ini ialah: Allah mencatat seluruh perbuatan
manusia di dunia [45:29] dan setiap manusia akan bertanggung
jawab terhadap apa yang telah diperbuatnya di dunia [17:36]. Dan
bahwa kematian/ajal pasti akan menemuhi kita, waktunya tidak
dapat dimajukan atau ditunda [10:49]
3. Menunaikan Zakat
Dengan berzakat seorang mukmin:
Membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta yang berlebihan pada
dunia [9:103], karena dunia ini hanyalah suatu permainan dan
senda gurau [29:64], yang seringkali melalaikan manusia dari
kehidupan yang kekal di akhirat nanti [35:5]
Mensucikan hati sehingga tumbuh sifat-sifat kebaikan dalam hati
[9:103]
4. Menjaga kemaluan dari perbuatan keji (zina) kecuali kepada istri-
istri mereka.
Menahan pandangan dan memelihara kemaluan [24:3O-31.
Barang siapa yang berbuat di luar hal itu, Allah menyebutnya
sebagai orang yang melampaui batas.
Zina termasuk dosa besar dan merupakan jalan yang buruk
[17:32]. Imam Ahmad berkata:Saya tidak mengetahui setelan
pembunuhan ada dosa besar dari perzinaan
5. Memelihara amanat dan menepati janji
Bila seseorang tidak memegang amanat dan tidak menepati
janji, dikhawatirkan ia termasuk orang-orang munafik. Tanda-tanda
orang munafik itu ada tiga, yaitu, apabila berbicara dusta, apabila
berjanji ingkar dan apabila dipercaya khianat (HR Syaihkani melalui
Abu Hurairah ra.)
Orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya dijanjikan
Allah dengan balasan syurga. [70:32-35]
6. Memelihara shalat
Shalat adalah kewajiban yang ditentukan waktu-waktunya atas
orang yang beriman [4:103]. Selain itu perintah untuk memelihara
sekaligus menegakkan shalat banyak disebutkan dalam Al-Qur' an
diantaranya: QS. 2:43, 238, QS. 22: 41
Shalat adalah pembeda antara muslim dtm kafir. Telah bersabda
Rasulullah saw. Beda antara seorang muslim dan musyrik atau
kafir adalah meninggalkan shalat (HR Muslim)

Balasan bagi orang beriman yang memiliki sifat di atas adalah


syurga Firdaus [23:1O-11].
Umar ra. meriwayatkan sebuah hadits yang RasuluIlah bersabda di
antaranya: Telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat, barangsiapa uang
menegakkannya akan masuk syurga, lalu ia membaca sepuluh ayat ini
dari permulaan surat Al-Mu'minun.

Cacatan Hadits
Dari Umar ra. juga teIah berkata: Ketika kami duduk dekat
Rasulullah SAW pada suatu hari maka dengan tiba-tiba terlihat oleh kami
seorang laki-laki yang memakai pakaian yang sangat putih berambut
sangat hitam, tidak tampak padanya tanda-tanda perjalnan dan tak ada
seorang pun diantara kami yang mengenalnya, lalu ia duduk di hadapan
Nabi dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi, kemudian dia berkata:
Hai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam.' Maka jawab
Rasulullah....... Lalu dia bertanya kembali: 'Tolong jeIaskan padaku
tentang Iman. Jawab Nabi: 'Hendaklah engkau beriman kepada Allah,
kepada malaikatNya, kepada kitab-kitabNya, kepada utusan-utusahNya,
kepada hari kiamat dan hendaklah engkau beriman kepada qadar yang
baik dan yang buruk. Orang itu berkata; 'Engkau benar', Jawab Nabi; Dia
bertanya kembali: 'maka beritahukan padaku tentang ihsan 'Hendaklah
engkau beribadah hanya kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya,
sekalipun engkau tak dapat melihatNya, maka sesungguhnya Ia melihat
engkau....... Kemudian orang tadi pergi. Aku diam sejenak. Kemudian Nabi
berkata: 'Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?',
Jawabku; 'Allah dan rosulNya lebih mengetahui. Kata Nabi: 'Dialah Jibril as.
datang kepadamu untuk mengajar tentang agamamu"

REFERENSI
Al-Qur'an dan Tafsirya, Universitas Islam Indonesia
Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar
Syekh Musthofa Masyur, Berjumpa Allah Lewat Shalat, GIP
Abu Hudzaifah, Menundukkan Pandangan

SABAR

TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian sabar
F Peserta mengetahui macam-macam sabar
F Peserta memahami hikmah cobaan bagi kaum mukmin

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

Pengertian Sabar

Ditinjau dari segi bahasa sabar berarti menahan, mencegah diri atau
mengekang. Dalam QS 18:28, sabar berarti "Tahanlah dirimu bersama
mereka". Secara istilah Sabar berarti "menahan diri atas segala sesuatu
yang tidak disukai karena ,nengharap ridho Allah SWT" [QS 13:22].
Istilah lain tentang sabar antara lain:
1. Bila berupa musibah disebut dengan shabar. Lawan katanya adalah
keluhan (jaza'), kecemasan atau kegelisahan (lihat akhir QS 14:21).
2. Bila menahan amarah disebut halim atau bijaksana. Lawan katanya
adalah menggerutu.
3. Sabar dengan rezeki sedikit disebut qona'ah atau rela dan puas.
Lawan katanya adalah rakus.
4. Sabar dalam menahan syahwat perut dan seksual
disebut iffah atau kehormatan dan martabat diri.
Menurut Imam Al-Ghazali sabar adalah sabar terhadap musibah yang
tidak dapat dihindarkan atau tidak mampu berupaya menyelamatkan diri.
Tapi bila seseorang mampu menghindarkan diri, menolak atau
melawannya, maka dalam hal itu sabar tidak diperbolehkan.
Sabar yang teruji ialah jika dilakukan rada saat yang tepat.
Sedangkan bila terlambat tidak akan berharga atau bermanfaat [14:21,
52:14-16]. Sabar yang terruji juga motivasinya karena Allah SWT, bukan
untuk memperoleh pujian atau tanda jasa dari manusia.
Macam-macam Sabar

A. Sabar, menurut sasarannya terbagi dua yaitu:


1. Fisik, yaitu menahan penderitaan bndan (misamya: sakit yan!j berat
atau luka yang parah).
2. Mental atau nafsu, yaitu dalam menghadapi tuntutan adat
kebiasaan atau darongan syahwat.

B. Dalam Al-Quran, terdapat banyak aspek kesabaran yang


dirangkum menjadi dua, yaitu menahan diri terhadap yang disukai dan
menanggung hal-hal yang tidak disukai. Rinciaannya adalah sbb.:
1. Sabar terhadap petaka dunia, sererti bencana alam dan tantangan
jaman. Yang demikian akan dialami oleh semua manusia, orang baik
atau jahat, beriman atau kafir [QS 2:155-157].
2. Sabar terhadap gejolak nafsu:
a. Menyangkut kesenangan hidup [21:35, S9:15.16, 64:15, 63:9,
3:14-15]
b. Menahan dorongan nafsu seksual [12: , 4:25]
c. Menahan marah dan dendam [16:126]
3. Sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu:
a. Sabar sebelum ketaatan, yaitu dengan meluruskan niat
dengan melawan riya dan penyimpangan lainnya [98:5]
b. Sabar pada saat bekerja yaitu dengan tidak melalaikan Allah
dan tidak malas [29:58-59]
c. Sabar setelah selesai pekerjaan, yaitu dengan tidak merasa
bangga karena riya dan mencari popularitas [47:33, 2:264]
4. Sabar dalam kesulitan berdakwah di jalan Allah, yaitu:
a. Sabar dari berpalingnya manusia dari dakwah [71:5-7 ;
16:127]
b. Sabar terhadap gangguan manusia, baik perbuatan atau pun
ucapan [73:10]
c. Sabar terhadap panjangnya perjalanan dakwah [2:214]
5. Sabar di medan perang [8:45-47, 8:65-66]
6. Sabar dalam pergaulan antar manusia [4:19, 41:34-36]

Hikmah Cobaan bagi Orang beriman


Secara umum kesabaran ditujukan kepada segenap manusia, karena
dialah satu-satunya makhluq Allah yang dianugerahi akal dan selalu
dibebani ujian serta cobaan. Imam Al-Ghazaly berkata, "Sabar merupakan
ciri khas manusia dan tidak dipunyai oleh hewan karena kekurangan-
kekurangannya, dan tidak pula oleh malaikat karena kesempurnaannya.
Secara khusus, yaitu ditujukan kepada orang-orang beriman, karena
mereka akan menghadapi tantangan, gangguan, ujian serta cobaan jiwa
dan harta benda.
Adanya cobaan bagi ahli iman merupakan suatu kepastian yang
mengandung tujuan dan hikmah, yaitu:
1. Untuk membersihkan barisan mu'minin dari kaum munafik [3:179,
29:1O-11, 22:11]. Ujian yang dihadapi para da'i merupakan penegasan
dan penyaringan terhadap tingkatan kaum beriman dan menyisihkan
yang buruk seperti menyisihkan karat dari besi.
2. Mendidik kaum beriman dan menjernihkan hati mereka [3:140-142,
3:154]
3. Meningkatkan kedudukan orang-orang beriman di sisi Allah. Allah
SWT meninggikan derajat mereka, melipatgandakan pahala, paling
tidak menghapus dosa-dosa mereka. "Tidaklah seorang muslim karena
kesedihan, kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan dari yang
merasuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah meengampuni dosa-
dosanya" [HR Bukhari.]

REFERENSI
Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Al-Quran Menyuruh kita Sabar, GIP
ISNET, Koleksi Bahan Tarbiyah, 1996.
Ibnul Qoyyim AL-Jauziyah, Hikmah Cobaan, Pustaka Al-Kautsar.
IKHLAS

TUJUAN
F Peserta memahami makna ikh1as dan urgensinya bagi aktivis
dakwah
F Peserta mengetahui indikasi keikhlasan
F Peserta mengetahui hal-hal yang mendukung keikhlasan.
F Peserta mengetahui buah dari keikhlasan.

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

Makna Ikhlas
Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata Khalasha yang berarti bersih
atau murni. Secara istilah, ikh1as berarti membersihkan hati dari maksud
selain mengharapkan ridho Allah Azza wa Jalla.
Ikh1as merupakan salah satu amalan hati, bahkan ikhlas berada di
barisan depan dari amal-amal hati, sebab amal tak bisa diterima
sempurna kecuali dengannya.
Bagi aktifis dakwah, ikhlas sangat penting dalam menyertai amal-
amalya. Sahl bin Abdullah at-Tustary berkata, Dunia ini adalah
kebodohan dan kematian kecuali ilmu. Semua ilmu merupakan hujjah
atas pemiliknya kecuali yang diamalkannya. Semua amal akan sia-sia
kecuali ikhlas. Ikhlas dalam bahaya besar sehingga tetap berakhir
dengannya. Allah berfirman tentang setiap amal yang dimaksudkan
untuk selainNya sebagai amal yang sia-sia [24:23]. Dalam hadits riwayat
Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat
kepada jasad dan rupa kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian (niat
dan keikhlasan (HR Muslim). Allah hanya menginginkan hakikat amal,
bukan rupa dan bentuknya. Maka Dia menolak setiap amal yang
pelakunya tertipu dengan amalya.

Indikasi Keikhlasan
1. Takut Ketenaran
Takut ketenaran dan penyebaranya kemasyhuran atas dirinya, terlebih
jika ia memiliki karunia tertentu. Sebab bila seseorang sudah merasa
dirinya niat yang tidak lillah, maka amalya akan sia-sia di sisi Allah.
2. Beramal secara diam-diam, jauh dari sorotan
Amal yang dilakukan secara diam-diam harus lebih disukai daripada
amal yang disertai sorotan. Hadist riwayat Muadz: Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan, bertaqwa dan
menyembunyikan amalnya, yaitu jika tidak hadir mereka tidak
dianggap hilang dan jika hadir mereka tidak diketahui. Hati-hati mereka
adalah pelita-pelita petunjuk. Mereka keluar dari setiap tempat yang
gelap.
3. Tidak menuntut pujian dan tidak terkecoh olehnya
Tidak meminta pujian orang-orang yang suka memuji dan berambisi
mendapatkannya. Jika pun ada pujian, ia tidak terkecoh tentang
hakikat dirinya di hadapan orang yang memujinya karena dialah yang
lebih tahu tentang rahasia hati dan dirinya.
4. Menjadikan keridhoan dan kemarahan karena Allah bukan karena
pertimbangan hawa nafsunya.
5. Rakus terhadap amal yang bermanfaat .
Diantara bukti ikhlas adalah rakus terhadap amal yang paling diridhoi
Allah dan bukan paling diridhoi diri sendiri.
Hal-hal yang Mendukung Keikhlasan

1. Ilmu yang mantap Mempelajari ilmu yang dapat menanamkan


keyakinan tentang pentingnya ikh1as dan hasil-hasil yang bisa dipetik
di dunia dan akhirat [22:54].
2. Berteman dengan orang-orang yang ikh1as
Dengan berteman dengan orang-orang ikhlas dan hidup bersama
mereka, seseorang bisa mengikuti langkah mereka, mengambil
pelajaran dan mencontoh akh1aq mereka [18:28].
3. Membaca sejarah orang-orang mukhus
4. Bersungguh-sungguh melawan nafsu
5. Berdo' a dan memohon pertolongan kepada Allah.

Buah Ikhlas

1. Ketenangan jiwa
2. Kekuatan Ruhani
3. Amal yang berkesinambungan
4. Tetap memperoleh pahala amal sekali pun belum
menyempurnakan amal itu, atau bahkan belum menunaikannya
5. Pertolongan dan perlindungan Allah

REFERENSI
Dr. Yusuf Al-Qardhawi, Niat dan Ikhlas, Pustaka Al-Kaustar.
ISNET, KoIeksi Bahan Tarbiyah, 1996.

ISLAM SEBAGAI SISTEM HIDUP

TUJUAN
Peserta memahami karakteristik Islam sebagai diiahl haq
Peserta mengetahui rentingnya memahami Islam secara menyeluruh

METODE PENDEKATAN
Ceramah dan Diskusi
RINCIAN BAHASAN

Karakter Ajaran Islam

Sebagai dien (sistem hidup ) memiliki ciri-ciri:


1. Robbaniyah
Ditinjau dari segi bahasa, Robbaniyah berasal dari kata rabbun, yang
ditujukan kepada Allah SWT. Sedangkan rabbani ditujukan kepada
manusia, yaitu manusia yang tau hubungannya dengan Allah sangat
kuat, tahu dan mengamalkan ajaranNya [3:79]. Yang dimaksud dengan
robbaniyyah mencakup 2 asfek, robbaniyyah ghoyah dan mashdar.
a. Rabbaniyah Ghoyah (tujuan dan sasaran)
Maksudnya Islam menjadikan tujuan pertama dan terakhir untnk
menyembah Allah semata [51:56] dan untuk mencapai ridhoNya.
Tujuan ini pun akhimya merupakan tujuan akhir, puncak cita-cita,
usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan [53:42,
84:6].Dampak Rabbaniyah tujuan pada manusia.
(1) Mengetahui tujuan dan keberadaan manusia
(2) Mendapat petunjuk menuju fitrah
(3) Keselamatan diri perpecah dan rergolakan
(4) Membebaskan manusia dari penghambaan pada egoisme dan
syahwat.
b. Robbaniyah Masdar (sumber hukum)
Maksudnya manhaj/metode yang telah ditekan oleh Islam untuk
mencapai tujuan dan sasaran itu adalah manhaj Rabbani yang
murni, yaitu yang bersumber pada wahyu Allah kepada Rasulullah
SAW (Al-Qur' an). Manhaj ini tidak lahir sebagai sebuah hasil
rekayasa dari ambisi individu, keluarga, golongan, partai atau
bangsa tertentu. Tetapi manhaj ini datang dari Allah yang
menginginkan agar menjadi petunjuk, penjelas, kabar gembira, obat
dan rahmat bagi hamba-hambaNya [4:174, 1O:57].
Adapun Rasulullah Muhammad SAW adalah penyeru pada manhaj dan
sebagai penjelas perintahNya yang masih samar bagi manusia [42:52-53].
Dampak Rabbaniyyah mashdar.
(1) Terlepas dari pertentangan dan sikap ekstrim [4:82]
(2) Terlepas dari keberpihakan dan hawa nafsu
(3) Terhormat dan mudah diyakini
(4) Terbebas dari penghambaan sesama manusia.

2. Insaniyah (kemanusiaan) Islam yang berdasarkan Al-Quran dan


sunnah Rasulnya mencurahkan sebagian besar kepeduliannya pada sisi
kemanusiaan. Islam mengakui manusia dengan pengakuan yang
menyeluruh. Aspek-aspek manusia seperti jasad, akal dan ruhani
diberikan peluang untuk melaksanakan peran, fungsi dan
karakteristiknya tanpa harus cenderung rada aspek tertentu saja. Di
samping itu ibadah-ibadah yang disyariatkan oleh Islam memiliki
dimensi kemanusiaan, misalnya sholat, zakat, dan haji. Kesimplannya
Islam adalah din yang sesuai dengan karakter manusia, ditujukan
untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia sendiri.
Buah insaniyah dalam Islam:
(1) Persaudaraan manusia (ukhuwah)
(2) Persamaan manusia (emansipasi).

3. Syumul (universal)
Artinya Islam meliputi semua jaman, kehidupan dan eksistensi
manusia. Jangkalian keuniversalan dalam risalah Islam ini diungkapkan
Hasan Al-Banna : Islam adalah risalah yang panjang terbentang
sehjngga meliput semua abad sepanjang jaman, terhampar luas
sehingga meliputi semua cakrawala umat dan begitu mendalam
(mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunja dan akhirat. Dan di
dalam Risalah Ta'limnya, yang dimaksud dengan Islam universal yaitu:
"Islam adalah sebuah sistim yang universal (komprensip, total dan
integral). Mencakup berbagai aspek hidup dan kehidupan. Islam adalah
negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan kekuatan,
serta kasih sayang dan keadilan. Islam adalah kebudayaan dan
perundang-undangan, ilmu dan hukum, materi dan harta benda, serta
usaha dan kekayaan. Dan Islam juga adalah jihad dan dakwah, militer
dan ideologi serta aqidah yang murni dan ibadah yang benar
sekaligus."
a. Risalah semua jaman
Islam adalah risalah untuk semua jaman dan generasi, bukan risalah
yang terbatas oleh masa atau generasi tertentu. Secara substansi
(dasar-dasar akidah dan moralnya), Islam merupakan risalah setiap
nabi yang diutus dan misi setiap kitab suci yang diturunkan. Maka
semua nabi diutus dengan membawa risalah (misi) Islam,
menyerukan tauhid dan menjauhi thaghut [21:25, 16:36, 10:72,
2:128 dan 132].,
b. Risalah bagi seluruh alam semesta Islam tidak terbatas pada
bangsa maupun status sosial tertentu, yang merupakan petunjuk
Robb manusia bagi segenap manusia, rahmat bagi sekalian
hambaNya [21:107, 24:1, 38:87].

4. Al-Wastthiyyah /Tawazun (moderat atau rertengahan)


Islam berada dalam keseimbangan di antara dua jalan atau dua arah
yang saling bertentangan. Islam memberikan haknya sacara adil
terhadap aspek-aspek kehidupan
seperti ruhiyyah (spiritulisme), maddiyyah (materialisme), fardiyah (ind
ividu), jamaiyyah (kolektif), tsabat (konsisten),
dan taghayyur(perubahan), dan tidak berada dalam poros yang
ekstrim [55:7-8].

5. Al-Waqi'iyyah (kontekstual)
Allah menjamin Islam sebagai ajaran yang sesuai dengan kondisi
manusia di manapun, kapanpun dan bagi segala jenis manusia. Islam
senantiasa menjaga dan memelihara realita (aktual) di setiap aspek
yang didakwahkan pada manusia, mulai aspek aqidah, ibadah, akhlak
dan syari'at.

6. AL-Wudhuh (jelas)
Yang dimak:iud adalah jelas dalam hal:
a. Dasar-dasar Islam (akidah, moral, syari'at lslam)
b. Sumber-sumber hukumnya
c. Sasaran dan tujuan

Pentingnya memahami lslam secara kaffah. [2:2O8]


a. Agar umat Islam tidak terjebak ke dalam propaganda, program
serta langkah-langkah syathan. Sebab syaithan adalah musuh yang
nyata bagi manusia.
b. Ajaran Islam sendiri bersifat universal dan menolak parsialisasi
hukum dan ajarannya. Aspek dalam kehidupan merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kehidupan tidak akan harmonis
apabila Islam dilaksanakan secara parsial.

REFERENSI

Materi Mentoring Islamic Study 1994-1995.


Panduan Aktivis Harokah, Pustaka Al-Ummah, Jakarta.
Dr. Yusuf Al-Qaardhawi, Karakteristik Islam: Kajian Analitik, Risalah
Gusti.
10 RISALAH PEMUDA ISLAM

TUJUAN
F Peserta memahami pentingnya masa muda
F Peserta mengetahui cara mengembangkan potensi pemilik Islam
F Peserta termotipasi memanfaatkan potensinya dalam aktifitas yang
Islami

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Tak dapat disangkal lagi bahwa eksistensi pcmuda Islam dalam
kehidupan amat renting, karena merekalah yang memiliki potensi untuk
mewarnai perjalanan sejarah umat manusia pada umumnya. Semua
ideologi yang barorientasi pada strategi revolusi, menganggap pemuda
sebagai tenaga paling revolusioner. karena secara psikologis manusia
mencapai puncak hamasah (gelora semangat) quwatul jasad (kekuatan
fisik) pada usia muda. Hal tersebut menumbuhkan semangat pergerakan,
perubahan, bukan stagnasi atau pun status quo. Dalam setiap kurun
waktu, kemarin, kini dan esok, pembela senantiasa berdiri di garis
terdepan. Baik sebagai pembela kebenaran yang gigih atau pun sebagai
pembela kebatilan yang canggih.
Di dalam Alqur'an peran remuda diungkapkan dalam kisah Ashabul
Kahfi [18:19-22], kisah remuda Ibrahim [21:60 dan 69, 2:258] dan
pemuda yang dibunuh oleh Ashabul Uhdud [lihat tafsir Ibnu Katsir QS Al-
Buruj], dan para Assabiqunal Awwalun pada umumnya berusia muda.
Pentingnya memanfaatkan masa muda digambarkan dalam hadist
Rasulullah SAW sbb.: "Manfaatkanlah yang lima sebelum datang yang
lima; masa mudamu sebelum datang masa tuaamu, masa sehatmu
sebelum datang masa sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa
miskinmu, masa hidupmu sebelum datang masa matimu, masa luangmu
sebelum datang masa sibukmu." [HR Al-Bahaqi] Bagaimana potensi
pemuda itu dapat dikembangkan dalam bingkai Islam? Setidaknya mereka
dituntut melaksanakan 10 risalahnya:

1. Memahami Islam
Mustahil pemuda dapat memuliakan lslam kalau mereka sendiri tidak
memahami Islam [35:28, 58:11]
"Siapa yang dikehendaki Allah akan nlendapatkan kebaikan, maka
dipandaikan dalam aganla." [HR Buknari-Muslim]
"Dunia ini terkutuk dan segala isinya terkutuk, kecuali dzikrullah dan
yang serupa itu, dan orang alim dan penuntut ilmu." [HR At- Tirmidzi]
2. Mengimani segenap ajaran Islam
Iman kepada Allah dan Rasulnya pada hakikatnya merupakan sebuah
sikap mental patuh dan tunduk [23:51]. Tunduk patuh berlandaskan
cinta kepadanya [2:165] dan Ittiba' (mengikuti) Rasulnya [3:31,53:3-4].
3. Mengamalkan dan mendakwahkan Islam
Ciri orang yang tidak mengalami kerugian (k11usrin) dalam hidup
adalah senantiasa mengamalkan dan mendakwahkan Islam [103:1-3,
41:33,3:110, 9:71,5:78-79]."Barang siapa nlenyeru kepada kebaikan,
nlaka ia akan nlen!peroleh pahala sepadan dengan orang yang
nlengerjakannya. [HR Muslim]
4. Berjihad di jalan Islam
Jihad adalah salah satu hal ya:ng diwajibkan Allah kepada kaum
muslimin. Said Hawwa membagi jihad menjadi 5 macam:
Jihad lisaani, menyampaikan dakwah Islam kepada orang-orang
kafir, munafik, dan fasik yang disertai dengan hujjah (argumentasi)
yang dicontohkan oleh Nabi SAW [5:62].
Jihad maali atau jihad dengan harta [49:15, 9:111]. Jihad dengan
harta merupakan bagian vital bagi jihad yang lainnya, karena
dakwah memerlukan sarana dan prasarana.
Jihad bilyad wan nafs atau jihad dengan tangan/kekuasaan dan
jiwa [22:39, 2:190, 8:39, 9:36]. Termasuk dalam jihad ini adalah
menentang orang kafir, usaha mempertahankan diri terhadap
serangan mereka, berusaha mengusir mereka dari bumi lslam,
memerangi kaum murtad dalam negeri Islam, melawnn
pemberontak atau pembangkang atas negara lslam.
Jihad siyaasi atau jihad poIitik.
Jihad tarbawi/ta'limi, yakni bersungguh-sungguh mengajarkan,
menyampaikan ilmu dan mendidik orang-orang yang ingin
memahami Islam [3:79].

5. Shabar dan istiqomah di atas jalan Islam [21:83-85, 38:41-44,


37:100-107,21:68-69,71:5-9].

Keimanan harus dilanjutkan dengan kesabaran dan istiqomah.

"Keyakinan dalam iman haruslah secara bulat dan kesabaran itu


setengah dari iman." [HR Abu Nu'aim].

6. Mempersaudarakan manusia dalam ikatan Islam


Pemuda seharusnya berperan dalam menjalin ukhuwah Islamiyah
sesama musIim [8:63, 59;9]. Setiap mukmin yang satu bagi mukmin
lainnya bagaikan suatu bangunan, antara satu dengan yang lain saling
mengokohkan. [Al-Hadist] .

7. Menggerakkan dan mengarahkan potensi umat Islam.


Potensi umat Islam perlu diarahkan ke dalam amal Jama'i secara efektif
dan efisien [3:146].
8. Optimis terhadap masa depan Islam
Pemuda Islam tak boleh memiliki jiwa pesimis. Sebaiknya harus optimis
akan hasil perjuangan dan pertolongan serta balasan dari Allah SWT.
Hanya orang kafirlah yang memiliki sifat pesimis [12:87, 15:56].

9. Introspeksi diri (muhasabah) tcrhadap scgala aktifitas yang


tclah dilakukan.
Introspeksi dan evaluasi dimaksudkan agar pemuda tidak mengulan
kesalahan yang sama di hari mendatang, tldak terjebak dengan
permasalahan yang sama, dan mampu memperbaiki diri ke arah yang
lebih baik [13:11]. "Seorang yang sempurna akalnya ialah yang
mengoreksi dirinya dan bersiap dengan amal sebagai bekal untuk
mati." [HR At- Tirmidzi].

10. Ikhlas dalam segenap pengabdian di jalan Islam


Memurnikan niat karena Allah dalam ibadah dan jihad merupakan
masalah fundamental, agar amal itu diterima sekaligus
sukses. "Sesungguhnya Allah menolong ini hanya karena orang-orang
yang lemah diantara mereka yaitu dengan dakwah, shalat ,dan ikhlas
mereka " [HR An-Nasa'i dari Sa'ad bin Abi Waqqash]

REFERENSI
Majalah Islam 'Sabili, No.33/ 11 Januari 1991
Husni Adham Jarror, Bercinta dan Bersaudara karena Allah, GIP
Dr. Muh. Ibrahim An-Nashr, Dr Yusuf AL-Qardhawi dan Saisd
Hawwa, Berjuang di Jalan Allah, GIP.
AMAL JAMAI

TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian amal jama'i
F Peserta memahami pentingnya beramal jama'i
F Peserta mengetahui ciri-ciri amal jama'i

METODE PENDEKATAN
F Games "Korek Api"
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN

Pengertian Amal Jama'i

'Amal berarti bekerja, berbuat atau menghasilkan. Bagi seorang


muslim, beramal berarti berbuat, mengerjakan dan menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya, umat dan agama. Karenanya bekerja
menjadi kewajiban bagi setiap muslim.
Jama'i berasal dari kata jama'ah. Jama'ah adalah suatu rerkumpulan
orang-orang untuk mencapai hal-hal tertentu. Yang disebut dengan
jama'ah sedikitnya terdiri dari dua orang. Sesuai dengan sabda Rosulullah
SAW. "Barang siapa yang ingin mendapatkan pahala berjama'ah maka
shalatlah bersamanya.[Dikeluarkan oleh Ahmad, Daraimi, Tirmidzi,
Hakim, Baihaqi, dan Ibnu Hazm dari hadist Abu Sa'id Al-Khudri] "Shalat
berjama'ah itu lebih besar pahalanya 27 tingkat dari shoIat
sendirian." [Muttafaq alaih dari hadist Ibnu Umar]
Amal Jama'i atau kerja bersama adalah kegiatan yang merupakan
produk suatu keputusan jama'ah yang selaras dengan manhaj (sistem)
yang lelah ditentukun bersama, untuk mencapai tujuan tertentu.

Pentingnya Amal Jama'i


Manusia, seranjang zaman, secara fitrah tidak dapat hidup sendirian. Ia
selalu membutuhkan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya. Lihat
kisah:
Fir'aun [26:34-37]
Ratu Balqis [27:32-33]
Nabi Musa AS [20:29-32]
Kaum kafir Makkah [8:30]

Bagi manusia muslim, Allah telah mengarahkan agar da1am


melaksanakan aktifitasnya dengan beramal jama'i [61:4, 3:104]. Realitas
yang ada juga mengharuskan bahwa kerja yang sukses harus dilakukan
secaru kolektif. Sebab tangan sebelah tidak bisa bertepuk. Lidi, jika hanya
sebatang, tidak dapat membersihkan daun-daun di halaman.

Untuk menegakkan Islam di hati kaum muslimin, menghadapi


kemungkaran yang terjadi dan melawan tipu daya musuh, diperlukan
kerja jama'ah. Dari sini amal jama'i menjadi wajib. Karena kaidah ushul
fi'qih menyatakan: "Sesuai kewajiban yang tidak sempurna
pelaksanaannya dengannya, maka ia adalah wajib". Selain itu, Islam
bukan agama individu, melainkan agama satu umat, satu tanah air dan
satu tubuh. Islam menyeru kepada kesatuan kaum muslimin. Allah
berfirman: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (angama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai [3:103].

Ciri-ciri Amal Jama'i

1. Aktifitas yang akan dijalankan harus bersumher dari keputusan


atau rerseluruhan jama'ah
2. Jama'ah yang dimaksud harus mempunyai visi dan misi, serta
struktur organisasi yang tersusun rapi.
3. Setiap tindakan dan aktifitasnya harus sesuai dengan dasar dan
strategi atau pendekatan yang telah digariskan oleh jama'ah.
4. Seluruh tindakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita
yang telah ditetapkan bersama.

REFERENSI
Musthafa Masyhur, Amal Jama'i: Gerakan Bersama, Al-Islahi Press.
Abdurrahman Bin Abdul Khaliq Al-Yusuf, Legitimasi Amal Jama'i:
Kupasan Gamblang Tentang Keharusan Beramal Jama'i, Pustaka
Tadabbur.
Musthafa Masyhur, AL-Qiyadah Wal Jundiyah, AL-lslahi Press.
Dr. Yusuf Al-Qordhawi, Priorilas Gerakan Is!am JiIid I, Usamah Press.
KEORGANISASIAN ISLAM

TUJUAN
F Peserta mengetahui pengertian organisasi
F Peserta mengetahui alasan berorganisasi dan syarat tegaknya
sebuah organisasi
F Peserta dapat membedakan antara organisasi Islam dan umum

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Definisi
Organisasi adalah wadah orang-orang atau sekelomrok orang untuk
kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu yang diinginkan.

Mengapa Berorganisasi?
Fitrah. Kecenderungan untuk berkumrul [39:72-75]
Ash-shulthon. Untuk menggalang kekuatan [55:33]
An-Ni'mah. Merupakan nikmat dari Allah [3:103, 8:62-63]
Dalam rangka menghadari musuh Islam [8:73, 61:4]
"Kebenaran yang tidak teroganisir akan dikalahkan oIeh kebatilan yang
teroganisir. [ALi bin Abi Thalib]

Syarat tegaknva organisasi secara umum organisasi akan tegak jika


terdapat pengelolaan atau unsur-unsur manajemen:
Planning, perencanaan yang matang .
Oganizing, konsep yang baik .
Actuating, pelaksanaan
Controling, pengawasan dan pengendalian yang baik.
Organisasi lslam harus berdiri diatas prinsip: Islamisasi sebelum
Organisasi (Islamiyah Qobla Jam'iyyah). Maksudnya, di dalam organisasi
Islam perlu ditanamkan bahwa setiap muslim harus mempelajari dan
memahami Islam dengan sebaik-baiknya. Kemudian memacu dirinya
dengan amal-amal Islam semaksimal mungkin sebelum memasuki
kehidupan berjamaah. Sebab kehidupan berjama'ah akan berfungsi baik
dan Islami jika setiap muslim yang terdapat di dalamnya memiliki
komitmen moral dan operasional kepada Islam secara baik dan benar.
Karena itu di dalam sebuah organisasi Islam diperlukan situasi pembinaan
yang berja!an di a tas metode (manhaj) Islam.

Perbedaan Organisasi Islam dan yang Bukan

No ISLAM UMUM
1. Ibarat satu tubuh Ibarat satu mobil
2. Berkumpul Berkumpul
karena ibadah karena bekerja
3. Tuntutan Syari Kebutuhan
4. Orientasi Orientasi parsial
menyeluruh
5. Kerjasama Sama-sama kerja

Sikap yang Dibutuhkan dalam Berorganisasi Islam


Sikap Moral, yaitu iman. Keimanan merupakan landasan Allah
bertindak dan berbuat.
Sikap Operasional, yaitu Islam. Pekerjaan yang dilakukan selalu
berada dalam kerangka tuntunan dan ajaran Islam.
Sikar Hasil, yaitu Ihsan. Pekerjaan dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh, teratur, berencana, berdasarkan ilmu, dan tidak asal-asalan,
dilakukan berorientasi pada hasil yang baik

Tujuan dan Asas Organisasi Islam


Tujuan : Menggapai Ridho Allah (Mardhotillah) [2:207]
Asas : Taqwa [9:109].

Syarat-Syarat Organisasi lslam


1. Gerakan yang konstan (Harokatul Mustamiroh) [2:195]
2. Tujuan yang benar (Al-Ghoyatus Shohihah) [2:207]
3. Metode dan Sistem Yang Jelas (Al-Minhajul Wadhiah) [12:108]
4. Pemimpin yang lkhlas (Al-Qiyadatul Mukhlishoh) [48:5]
5. Pengikut yang taat setia (Al-Jundiyatul Muthii'ah) [3:79, 3:146-148]
Ciri-ciri Pengikut atau anggota yang taat dan setia:
Iman yang dalam
Ikhlas
Keberanian dan semangat
Percaya kepada pemimpin
Tak banyak bertanya [5:101]
Memiliki kesungguhan kerja.

Struktur Organisasi
Sebuah organisasi harus memiliki struktur, agar:
Seseorang mempunyai wewenang atau kekuasaan yang jelas .
Hubungan kerja antar anggota teratur.
Dasar Struktur Organisasi
Pembagian Kekuasaan (authority)
Tanggung jawab (responsibility).

REFERENSI
Dari berbagai sumber.

Games "Korek Api

Bahan/alat : Satu bungkus korek api per kelompok


Langkah-langkah :
1. Buat beberapa kelomrok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang.
2. Tiap kelompok ditugaskan membuat bangunan dari batang batang
korek api yang ada dalam satu bungkus tersebut.
3. Bangunan tersebut harus dibuat di atas kotak korek api .
4. Mentor memberi contoh awal cara membuat bangunan tersebut.
5. Setiap kelompok diberi waktu untuk membuat bangunan tersebut
selama 60 detik.
6. Setelah 60 detik setiap kelompok harus menghentikan kegiatannya
kemudian Mentor mendiskusikan bersama hikmah dari permainan
tersebut.

Hikmah :
1. Dalam mengerjakan sesuatu diperlukan amal jama'i.
2. Diperlukan pembagian tugas yang jelas dalam mengerjakan suatu
pekerjaan sehingga teratur dan terarah.
3. Pentingnya seorang pemimpin untuk mengkoordinir kerja.
WALA' DAN BARA'

TUJUAN
F Peserta memahami pengertian Wala' dan Bara'
F Peserta memahami rentingnya Wala' dan Bara dalam kehidupan
seorang muslim
F Peserta mengetahui kepada siapa Wala' seorang muslim harus
diberikan dan Bara' harus diarahkan

METODE PENDEKATAN
Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pengertian Wala' dan Bara'
Secara bahasa, Wala' berasal dari kata al-Walayah yang artinya
nasab, rertolongan, rembebasan budak, sedangkan orangnya disebut al-
Muwalat yang artinya orang yang menolong. Baru berarti lepas atau
bebas dan jauh dari.
Secara istilah Wala' berarti pertolongan, kecintaan, pemuliaan,
renghormatan, kesamaan dengan orang-orang yang dicintai baik secara
zahir maupun batin (loyalitas) [2:257].
Penjelasan lebih jauh definisi Wala' dan Bara', seperti yang dikatakan
Syaikhul-Islam, Ibnu Taimiyyah: " Al-Walayah kebaikan dari al' Adawah.
Asal pengertian dari al-Walayah adalah kecintaan dan kedekatan.
Sedangkan pengertian al-' Adawah adalah kebencian dan kejauhan. Al-
Wali artinya yang dekat.".
Pentingnya Wala dan Bara'
Wala' dan Bara' merupakan keharusan karena merupakan buku
kecintaan seorang mukmin kerada Allah. Syekh Hafizh al-Hikamy
berkata, "Tanda kecintaan hamba kepada Rabbnya ialah: mendahulukan
apa yang dicintaiNya, meskipun hawa nafsunya menentang, membenci
apa yang dibenciNya meskipun hawa nafsunya condong kepadanya,
megangkat orang yang menjadikan Allah dan Rasulnya sebagai
pemimpinnya memusuhi orang yang memusuhinya, mcngikuti Rasulullah,
meniti Jejaknya dan menerima petunjuknya." At- Thabrani meriwayatkan
dalam al-Kabir, dari Ibnu Abbas r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tali
iman yang paling kuat adalah loyalitas terhadap pemimpin karena Allah
pula. Syaikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab,
menjelaskan perkataan Ibnu Abbas r.a : "Perkataan Ibnu Abbas ra;
loyalitas pemimpin karena Allah", menjelaskan tentang keharusan
kecintaan karena Allah yaitu loyalitas karena Allah pula. Hal ini
merupakan isyarat bahwa sikap tersebut tidak hanya terbatas pada
kecintaan semata, tetapi harus disertai loyalitas yang merupakan
keharusan kecintaan. Loyalitas itu berupa tindakan memberi pertolongan,
menghormati, memuliakan, selalu bersama orang-orang yang dicintai,
zhahir dan bathin. Dan perkataannya: "Membenci karena
Allah, menjelaskan keharusan kebencian karena Allah, yaitu berupa
permusuhan. Maksudnya' ialah memperlihatkan permusuhan, langsung
berupa tindakan, seperti jihad menghadapi musuh-musuh Allah,
melepaskan diri dari mereka, menjauhi mereka zhahir dan bathin. Sikap
ini tidak hanya sekedar kebencian hati tetapi harus disertai pula dengan
sikap-sikap yang harus dilakukan [61:4]".

Wala' dan Bara' juga merupakan pengejawantahan dari kalimat Laa


Ilaaha Illallah. Kalimat ini merupakan penolakan terhadap segala bentuk
ilah yang diikuti dengan mengukuhkan Allah saja sebagai satu-satunya
IIah. Jika seseorang memulai dengan menegakkan Laa Ilaha dalam dirinya
maka akan tumbuh AL-Bara. Al-Bara' ditujukan kepada:
a. Arbaba, sesuatu yang dijadikan Tuhan [9:31]
b. Aaliha, tuhan-tuhan yang disembah selain Allah [25:3, 11:54]
c. Andaada, tandingan-tandingan Allah [2:165]
d. Thogut, sesuatu yang melampaui batas [2:256].

Dengan membatalkan semua bentuk Ilah dan mengucapkannya untuk


Allah maka akan tumbuh AL-Wala. AL-Wala' diberikan kepada:
a. Allah [2:257, 22:78,66:4]
b. Islam [3:85, 5:3]
c. Rasul [3:31-33]
d. Orang-orang mukmin atau sholeh [3:28, 3:3, 4:89, 5:51, 60:1, 9:71].

REFERENSI
Muhammad bin Sa'id bin Saum AL-Qahthany, Loyalitas Muslim
Terhadap Islam, Ramadhani.
Muhammad bin Sa'id bin Saum AL-Qahthany, Muh. Bin Abdul
Wahhab dan Muhammad Qutb, Memurnikan Laa Illaaha Illallah, GIP.

SYARAT DITERIMANYA SYAHADAT

TUJUAN
F Peserta mengetahui syarat-syarat diterimanya syahadah seorang
muslim

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pendahuluan
Kalimat laa ilaha Illallah merupakan pintu gerbang seseorang masuk
ke dalam Islam. Memahaminya akan mengantarkan manusia kepada
syurga. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. "Barangsiapa
yang mati sedang ia mengetahui bahwa tiada ilah selain Allah, maka ia
masuk syurga." (HR Muslim). Tetapi kalimat ini tidak akan
memberikan kebaikan kepada manusia hanya dengan mengulang-ulang
pengucapannya atau menghafal lafaz-lafaznya. Wahab bin Munabbih
pernah ditanya: "Bukankah laa ilaaha Illallah merupakan pintu
syurga? Kemudian Wahab menjawab, "Benar", tetapi tidak ada kunci
kecuali ia mempunyai gigi-gigi. Apabila engkau datang sambil membawa
gigi-giginya, maka syurga akan dibukakan untukmu. Kalau tidak, maka
syurga tidak akan dibukakan untukmu. Yang dimaksud gigi-gigi di sini
adalah syarat-syarat diterimanya laa ilaaha Illallah.

Syarat-syarat diterimanya Laa ilaaha Illallah


Ada tujuh buah persyaratan yang harus dimiliki, yaitu: 'ilmu, alyaqin,
al-qabuul, al-inqiyaad, as-shidqu, al-ikhlas, mahabbah.

1.'Ilmu
'Ilmu di sini adalah mengetahui makna yang dimaksudkan, baik yang
dinafikan (ilaah) maupun yang ditetapkan (Allah). Dengan 'ilmu
(mengetahui) bisa menangkal kebodohan. Firman Allah, "Maka ketahuilah,
bahwa sesungguhnya tiada ilaah kecuali Allah" [47:19]. Liha juga [43:86,
3:18].

2. AL-Yaqin
Maksudnya orang yang mengucapkan kalimat tauhid harus yakin
terhadap pengertian di dalamnya dengan keyakinan yang sepenuhnya.
Sebab keimanan tidak dapat dilandasi oleh praduga dan prasangka
[49:15]. Adanya keyakinan dapat menangka1 keraguan. Rasulullah SAW
bersabda: Saya bersaaksi bahwa tidak ada ilah selain Allah dan
sesungguhnya aku adalah Rasul Allah. Dengan dua kesaksian ini dan
tidak ragu-ragu tentang keduanya, seorang hamba tidak akan bertemu
Allah kecuali ia masuk surga (HR Muslim dari Abu Hurairah ra.)

3. Al-Qabuul
Maksudnya, menerima apa yang dituntut oleh kalimat ini dari hati dan
usannya secara bulat. Allah mengisahkan kabar masa lampau tentang
keselamatan bagi orang yang menerima Laa ilaha Illallah dan siksaan bagi
orang yang menolak [43:23-25, 10:103, 37:35-36]. Penerimaan dapat
menangkal pembangkangan.

4. Al-Inqiyaad
Maksudnya tunduk patuh dan berserah diri kepada apa yang ditunjukkan
serta apa yang dinafikan atau terus mengikuti dan terikat rada kalimat ini
[39:54, 4:125, 31:22]. Ketundukkan dapat menangkal penolakan. "Tidak
beriman di antara kamu sehingga menjadikan kecenderungannya
mengikuti apa yang kubawa." (Hadits hasan shahih al-arbain an-
Nawawiyah, hadits no.41)

5.Ash-Shidqu
Maksudnya ia harus mengucapkan kalimat tauhid itu dari sanubarinya
dengan jujur dan benar. Adanya kejujuran dapat menafikan kedustaan dan
kemunafikan. Apa yang diucapkan sudah harus dibenarkan dengan
hatinya [2:8-10, 29:1-3]. "Tidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada
ilah selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulnya
dengan sebenarnya dari hati, melainkan Allah mengharamkan neraka
baginya." [HR Bukhari dari Muadz bin Jabal]

6. Al-Ikhlas
Memurnikan amalan dengan niat yang baik dan benar. Keikhlasan dapat
melepaskan atau menangkal dari berbagai bentuk syirik [39:3,
98:5]. "Orang yang paling berbahagia dengan syafaatku adalah orang
yang mengucapkan laa ilaaha illallah secara mumi dari hatinya." [HR
Bukhari] "Sesungguhnya Allah mengharamkan api neraka bagi orang
yang mengucapkan laa ilaaha Illallah, yang dengan ucapannya itu ia
hendak mengharapkan wajah Allah Azza wa Jalla." [HR Muslim]

7. Al-Mahabbah

Ucaran laa ilaha Illallah tidak akan berarti bila tak disertai dengan
segenap rasa cinta (mahabbah) dalam mengamalkannya. AL-Mahabbah
merupakan unsur yang sangat penting, karena untuk menegakkan kalimat
tauhid ini diperlukan pengorbanan lahir dan batin. Cinta dan pengorbanan
merupakan dua ikatan yang tidak dapat dipisahkan [2:165, 5:54].
Kecintaan dapat menafikan kebencian.

"Tiga perkara barang siapa yang berada di dalamnya, maka akan


mendapatkan kenikmatan dan manisnya iman, atau menjadikan Allah dan
Rasulnya lebih dicintai daripada semua cintanya selain kepada keduanya,
seseorang mencintai yang lain, ia tidak mencintainya melainkan karena,
Allah; dan menolak kembali kepada kekufuran setelah Allah
menyelamatkan dirinya dari kekufuran itu sebagaimana ia menolak untuk
dilemparkan ke dalam api neraka. [HR Bukhari]
REFERENSI
Muhammad bin Sa'id bin Saum AL-Qahthany, Loyalitas Muslim
Terhadap Islam, Ramadhani.
Muhammad bin Sa'id bin Saum AL-Qahthany, Muh. Bin Abdul
Wahhab dan Muhammad Qutb, Memeurnikan La Ilaha Illallah, GIP
Dr. Ibrahim Muhammad Abdullah al-Buraikan, Pengantar Studi
Aqidah Islam, Litbang Pusat Studi Islam al-Manar
SYUKUR NIKMAT

TUJUAN
F Peserta mengetahui makna syukur rukmat secara bahasu maupun
istilah Peserta memahami pentingnya syukur nikmat
F Peserta mengetahui cara bersyukur
F Peserta mengetahui hal-hal yang dapat mengubah nikmat menjadi
naqmah (siksaan)

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Makna Syukur Nikmat
Syukur secara bahasa adalah berterima kasih. Menurut istilah syukur
adalah memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan
sesuatu yang telah diberikan kepada kita berupa perbuatan ma'ruf, dalam
pengertian tunduk dan berserah diri kepadaNya.

Pentingnya Syukur Nikmat

Syukur adalah wasiat perlamu yang disampaikan Allah SWT kepada


manusia. Setelah manusia mampu berpikir, Allah memerintahkannya
untuk bersyukur kepadanya dan kepada kedua orang tuanya [31:14 ;
2:172 ; 17:3 ; 27:19].
Allah memberiknn pujian kepada hambaNya yang tidak pernah lalai
dalam mensyukuri nikmatNya [6:53 ; 3:145].
Akan menambah kuatnya iman dan kenikmatan [14:7].
Allah tidak nkan menyiksa orang-orang mukmin yang senantiasa
bersyukur [4:147].
Allah tidak menyukai orang yang mensyukuri nikmat dan mencla
orang-orang yang tidak mensyukuri nikmat [2:152; 100:6 ;
76:3,4]. Hendaklah tiap orang dari kalian berhati yang bersyukur dan
lisan yang mengingat (HR Turmudzi dan Ibnu Majah). Sesungguhnya
Allah ridho kepada seorang hamba yang setiap makan dan minumnya
memuji Allah ( atas karunia yang diberikan Allah kepdanya).

Cara Bersyukur
1. Syukur yang dilakukan dengan hati (Syukur Qolby)
Yaitu mengakui nikmat-nikmat Allah dan mencintaiNya. Mengingat
kenikmatan akan berpengaruh (membekas) pada kecintaannya kepada
Allah Azza wa jalla. (HR Abu Sulaimun Al-Wasithiy).
2. Syukur yang dilakukan oleh lisan (Syukru Lisan),
Yaitu memuji kepadaNya dan atas anugerah yang dilimpahkanNya
[93:11]. Selain itu mempunyai kesadaran untuk menyatakan bahwa
nikmat itu datang hanya dari sisi Allah [16:53].
3. Syukur yang dilakukan oleh anggota badan (Syukru Jawarih),
Yaitu dengan menggunakan anggota tubuh/melakukan aktivitas dalam
rangka tunduk kepadanya dan ditujukan hanya untuk memperoleh
keridhoanNya. Juga dengan meniahalkan segala bentak kemaksiatan
serta mempersembahkan dan menundukkan kenikmatan yang
dilimpahkan Allah untuk menaatiNya dan memperoleh keridhoanNya.
Bersyukur kepada Allah harus tercermin dalan hati, urusan dan
anggota tubuh, karena dengan hati itulah kita merasakan, mengetahui,
menyambut, dan membicarakan nikmat-nikmat Allah.
Nikmat bisa berubah menjadi Naqmah (siksaan)
Nikmat bisa menjadi naqmah karena berbagai perkara, antara lain;
1. Jika kita melakukan kemaksiatan dan berbuat dosa, yaitu
membalas nikmt Allah dengan hal-hal yang dimurkaiNya [30:41 ; 4:79J.
2. "Seorang hamba pada hari kiamat tiada melangkahkan kedua
kakinya, sehingga ditanyakan kepadanya empat perkara, yaitu tentang
umurnya, dihabiskannya untuk apa, tentang ilmunya, diamalkan untuk
apa, tentang hartanya, dari mana diperolehnya dan untuk kepentiugan
apa dihabiskan, serta masa muda dihabiskan untuk apa" (HR.Turmudzi)
3. Meyakini bahwa yang dimilikinya bukan dari Allah tapi atas
usahanya sendiri atau dari selain Allah [28:78; 16:53-54, 84]
4. Sikap sombong, merasa diri lebih mampu dari orung lain sehingga
ia mencela orang lain dan membangga-banggakan apa yang
dimilikinya, baik harta, sawah ladang, ilmu, atau kedudukan [104:1-3].
5. Tidak menunaikan hak-hak Allah.
6. Bila kita memiliki ilmu walaupun sedikit, hendaklah tetap kita
ajarkan kepada orang lain. Bila kita mempunyai harta walaupun sedikit,
hendaknya kita infakkan, karena dalam harta itu ada hak-hak orang
lain [70:24-25J ,

REFERENSI
Ruyyal Al-Haqil, Mensyukuri Nikmat Allah, GIP

MA'IYYATULLAH

TUJUAN
F Peserta memahami pengertian maiyyatullah
F Peserta mengetahui pembagian maiyyatullah beserta bukti-buktinya
F Peserta termotivasi untuk menimbulkan kebersamaannya dengan
Allah.

METODE
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pengertian
Maiyyatullah berarti kebersamaan Allah. Allah selalu bersama dan
mengawasi makhlukNya. Maiyyatullah terbagi atas 2 macam :

1. Maiyyatullah Umum
Yaitu kebersamaan Allah yang meliputi seluruh makhlukNya, baik
manusia, binatang, maupun tumbuh-tumbuhan, muslim maupun kafir.
Kebersamaan Allah serta umum itu dapat dibuktikan dengan adanya:
a. Fenomena Petunjuk
Seluruh makh1uk ciptaan Allah, dari atom yang terkecil sampai
benda yana paling besar, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhnn,
semua mendapat petunjuk dari Allah dalam menjalani hidupnya.
Allah selalu bersama makhlukNya, ketika memberi pelunjuk poda
bayi untuk menyusu padu ibunya, kepada anak ayam untuk
mematuk ketika akan keluar dari telurnya, ketika ayam betina
membolak-balikkan telur yang sedang dieraminya, juga ketika Allah
memberi petunjuk akar tumbuhan untuk menyerap sari makanan
dari dalam tanah.
b. Fenomena Pengabulan Do'a
Seluruh manusia, baik beriman muupun kafir, pernah mengalami
langsung fenomena ini. Ketika seseorang mengalami kondisi kritis
daldam fase kehidupannya, yaitu ketika ia menerima musibah yang
membuat hatinya hancur, putus harapan, dengan serta merta ia
memohon kepada Allah dengan penuh harap dan cemas
mengharapkan pertolonganNya, ketika itu pula Allah mengabulkan
doanya dan tiba-tiba musibah itu hilang [10:12; 17:67; 6:47].
Fenomena ini merupakan bukti kebersamaan Allah dengan manusia
pada umumnya. Mrupakan sunnatullah bahwa Dia harus
mengabulkan doa orang yang terjepit, jika Dia berkehendak,
walaupun orang tersebut orang kafir selama ia selalu berdoa
kepadaNya [27:62 ; 6:63-64].

2. Mu'iyyatullah Khusus
Artinya kebersamaan Allah yang ditujukan khusus untuk orang-orang
yang beriman. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang beriman
adalah berupa :
a. Penjagaan dan pemeliharaan Allah
Berkata Abu Abbas Abdullah bin Abbas ra bahwa Rasulullah SAW
bersabda: Jagalah Allah, niscaya Ia akan menjagamu. Jagalah Allah,
niscaya engkau mendapatkanNya di hadapanmu. Bila engkau
meminta, mintalah kepada Allah. Dan bila engkau meminta
pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah (HR. Turmudzi).
b. Pertolongan dan kemenangan dari Allah
Salah satu bentuk kebersamaan Allah terhadap kaum mukmin ialah
berupa dukunganNya dalam bentuk pertolongan [47:7] dan
pemecahan janjiNya [2:40].

Hakikat pertolongan dan kemenagan itu sendiri ialah:


a) Hanya datang dari sisi Allah
Orang yang dimenangkan Allah tidak mungkin bisa dikalahkan oleh
siapapun dan kapanpun, meskipun seluruh isi bumi bersatu padu untuk
mengalahkannya. Begitu pula sebaliknya [3:160 ; 8:9-10]
b) Allah hanya menolong orang yang menolongNya
Siapa yang menolong diinNya maka barulah Allah akan menolongNya
[47:7 ; 22:40].
c) Pertolongan Allah dapat berupa kehancuran bagi orang-orang kafir,
sebagaimana kehancuran kaum pendusta para nabi dan rasul.
d) Kekalahan merupakan pertolongan yang sebenarnya
Yang kita anggap sebagai kekalahan pada hakikatnya merupakan
pertolongan yang sebenarnya. Kekalahan tersebut dapat berupa
terbunuh, dipenjara, dipenjara atau dianiaya. Bukankah dengan
terbunuhnya seorang mukmin dapat dikatakan bahwa ia teluh
memperoleh syahadah di jalan Allah, seperti yang dicita-citakannya
[3:169 ; 36:26-27, 9:52].
e) Kemenangan kaum mukmin tidak dibatasi oleh waktu dan tempat.
Waktunya terbentang sejak dunua sampai akhirat, dan tempatnyapun
terbentang di seluruh bumi Allah. Jika seorang mendeita di suatu
tempat, di tempat lain dia akan memperoleh kemenangan seperti yang
dialami oleh Rosulullah SAW beserta para sahabatnya (memperoleh
kemenangan ketika hijrah ke madinah).
Karakterisitik orang-orang beriman yang akan mendapatkan pertolongan
Allah adalah :
1. Menjaga perintah, batasan dan hak-hak Allah (HR Turmudzi).
2. Kembali Islam yang murni seperti ketika Rosulullah SAW
memelihara kemurnian Islam.
3. Selalu bcrdakwah dan berjihad [29:69 ; 49:15].
4. Berbuat ihsan [16:28].
5. Tabah dan sabar dalam menghadapi cobaan dan meyakini
datangnya pertolongan Allah [2:153].

REFERENSI
Aqidah Seorang Muslim, AL-Ummah
Al-Umr, Hakikat Pertolongan dan Kemenangan, GIP
Dr. Yusuf Qordhowi, Generasi Mendatang Generasi Yang Menang,
GIP
Sa'id Hawwa, Allah, Pustaka Mantiq
Majalah Ishlah, No. 56/Th IV 1996, hal. 32

KARAKTERISTIK IMAN DAN JALANNY A

TUJUAN
F Peserta mengetahui dan memahami pengertian dan karakteristik
iman
F Peserta mengetahui jalan yang ditempuh dalam menegakkan
keimanan
F Peserta mengetahui konsekuensi iman

METODE
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pengertian Iman
Berdasarkan HR Ibnu Majah, iman mengandung pengertian Dibenarkan
dalam hati, dinyatakan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota
badan. Jadi iman tidak cukup sebatas pembenaran dan pengucapan
tanpu berwujud amal shaleh dari anggota badan [49:14].

Karakteristik Iman
1. Kualitas keislaman seseorang berbeda-beda, memiliki tingkatan-
tingkatan sebagaimana pula kekafiran. Puncak tertinggi keimanan
adalah ketakwaan yang dilandasi oleh mahabbah (kecintaan) yang
tinggi pada Allah. Para ulama mendefinisikan takwa dengan
Hendaklah Allah tidak mekamu berada dalam larangan-laranganNya
dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintahNya. Sebagian
ulama mendefinisikan takwa dengan mencegah diri dari azzab Allah
dengan membuat amal sholeh dan takut kepada-Nya di kala sepi atau
terang-terangan. Sayyid Qutb berkata dalam "Fi Zhilalil Qur'an bahwa
adalah kepekaan batin, kelembuatan perasaan, rasa takut terus-
menerus selalu waspada dan selalui hati-hati jangan sampai kena duri
jalanan Jalan kehidupan yang selalu ditaburi duri-duri godaan dan
syahwat, kerakusan dan angan-angan, kekawatiran dan keraguan,
harapan semua atas segala sesuatu yang tidak bisa diharapkan,
ketakutan palsu dari sesuatu yang tidak pantas untuk ditakuti dan
masih banyak duri-duri lainnya.
Takwa tebentuk dari peoses pengabdian (ibadah) yang intens [2:21 ;
2:183]. Takwa merupakan suatu fase kemenangan yang sempurna,
sebagai interaksi antara iman, Islam dan ihsan. Takwa adalah ilmu dan
amal, naluri hati dan etika. Dengan takwa hati menjadi terkondisi untuk
selalu berdzikir pada Allah dan anggota-anggota badan berinteraksi
secara seimbang dan harmonis. Ketakwaan hanya Allah kepada orang-
orang yang berserah, beramal dan berbuat baik [47:17] dalam bentuk
petunjuk. Sedangkdan petunjuk berpangkal dari keimanan kepada
Allah SWT. [64:11].
2. Kondisi keimanan seseorang tidak selalu stabil, sebagaimana sabda
Rasulullah : Iman itu kadang-kadang naik kadang-kadang turun, Maka
perbaharuilah iman kamu dengan Laa ilaha Illallah. (HR Ibnu Islam)

Jalan Menuju Keimanan

Jalan menuju keimanan tidaklah mudah, senantiasa selalu bertentangan


dengan hawa nafsu manusia, mendaki lagi sukar [90:10-11]. Rasulullah
menggambarkan Surga itu dikelilingi oleh berbagai hal yang tidak disukai,
sedangkn neraka dikelilingi berbagai hal yang tidak menyenangkan (HR MusIim)
Untuk mempertahankan kondisi keimanan dalam rangka mencapai
kelakwaan diperlukan istiqomah dan kesungguhan hati (mujahadah)
[29:69 ; 9:20].

Dengun tabiat jalan keimanan yang demikian, banyak orang tidak sanggup
beristiqomah dalam mempertahankan keimanannya karena mementingkan hawa
nafsunya sehingga terjerumus dalam kemusyrikan atau hal-hal yang dapat
merusak keimanan.

Karena itu, bukan hal yang mustahil jika seseorang yang beriman pada
waktu kemarin, hari ini dapat tergelincir dalam kekafiran. Keimanan
seseorang tidak dapat dijamin keabadiannya, kecuali jika selalu dipelihara
[5:54].

Konsekuensi Keimanan

Orong yang beriman akan diuji, karena hal ini merupakan sunatullah untuk
membuktikan benar tidaknya keimanan seseorang [29:2-3]. Bentuk ujian dapat
berupa kesenangun atau kesusahan (2:155-156; 21:35; 39:49; 89:15-19].

Bagi orang beriman, setiap kesenangun hidup hanya akan meringkatkan rasa
syukurnya ke hadirat Allah SWT dan setiap musibah dan cobaan hanya akan
meningkatkan kesabaran dan keimanannya terhadap Allah SWT seperti sabda
Rasulullah SAW. Sungguh menabjubkan perkara orang yang beriman, Jika ia
diberi karunia, ia bersyukur, dan itu kebaikan baginya. Dan jka ia tertimpa
musIbnu, ia sabar dun tawakkal, dan itu(pun) kebaikan baginya. Cara mensikapi
bentuk-bentuk ujian, lihat QS. 2:156-167, 3:15-17.

REFERENSI
Dr. Ali Gharisah, Beriman yang benar, GIP
Abdul Majid Aziz Azzindani, Jalan Menuju Iman

ISLAM: KEMARIN, KINI, DAN ESOK

TUJUAN
F Peserta mengetahui keberadaan/posisi dirinya dalam peta
perkembangan Islam
F Peserta mempunyai sikap optimis bahwa masa depan pasti di tangan
Islam
F Peserta mengetahui faktor-faktor yang mendukung kebangkitan
Islam

METODE
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Islam adalah ajaran/risa1ah yang Allah turunkan melalui RasulNya
sebagai diin yang paling sempurna bagi semesta alam [5:3]. Allah telah
memenangkan Islam atas ajaran-ajaran yang lain, kemenangun itu
semuanya miIik Islam sebagaimana telah Allah janjikan [37:173].
Sebagai umat Islam kita harus tetap optimis, bahwa janji Allah itu
akan datang, membangkitkan dan memenangkan Islam walau mungkin
membutuhkan waktu yang panjang. Optimisme yang dibutuhkan tentunya
tidak lantas melahirkan kepastian, akan tetapi hurus diiringi dengun
upaya dan usaha yang dilandasi oleh iman. Dengan kata lain iman dan
amal sholeh adalah dua kata kunci untuk meraih dan mempertahankan
kemenangan Islam

Kondisi Kemarin
Islam telah mengalami puncak kegemilangan dari masa Rosulullah
SAW hingga masa-masa kekhalifahan, yang sampai kini belum lagi
terulang. Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini kemudian yang
sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul
suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya
kesaksiannya. Mereka khianat dan tidak bisa diamanati Mereka bernazar
(berjanji) tetapi tidak dapat menepatinya dan mereka tampak gemuk-
gemuk. (HR At-Tirmidzi). Islam adalah pusat peradaban dunia, dalam
Ilmu dan pendidikan, pemerintihan dan keadilan, akhlak dan keagungun.
Semua Ini terjadi ketika umat berjalan bersama Islam. Tetapi ketika Islam
sudah mulai ditinggalkan oleh manusia, yang terjadi adalah potret
kehidupan manusia di masa kini.

Kondisi Kini
Bunyak hal yang dapat digambarkan tentang umat Islam di masa
sekrang, yang selalu didirikan salam keadaan yang tidak berdaya. Dalam
sebuah hadist dikatakan : Akan daang suatu masa, dimana kalian seperti
makanan yang diperebutkan. Sahabat bertanya : Apakah jumlah kita
pada masa itu sedikit, ya Rasulullah ? Rasulullah menjawab : Tidak,
melainkan jumlah kalian banyak, tetapi kalian laksana buih di
lautan (banyak tapi tidak berdaya). Misalnya saja dengan potret umat di
belahan dunia ketiga yang diwarnai kemiskinan dan kebodohan
sementara itu penindasan dan penganiayaan terus dialami oleh sebagian
yang lain (misalnya Bosnia, Palestina, Chechnya, Sudan, Kasmir, dll.).

Esok
Masalah kebangkitan Islam kini menjadi tema menarik, yang kerap
dibicarakan. karena kebangkitan itu sesuatu yang sudah dinyatakan oleh
Rasu1uuah SAW. Kenabian ini akan berjalan di tengah-tengah kamu
sampai masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian diangkatNya kapan
Ia kehendaki. Kemudian akan menyusul masa khilafah yang akan berdiri di
atas manhaj nubuwah (sistim pemerintahan yang masih seperti di jaman
Rasulullah), pemerintahan yang masih resmi tersebut berpegang teguh
kepada Islam, yang demikian itu sampai masa yang dikehendaki Allah,
kemudian diangkatNya jika Ia kehendaki. Kemudian setelah masa tersebut
ada raja yang zaum (diktator) sampai masa yang dikehendaki Allah,
kemudian diangkatNya sampai masa yang dikehendaki. Kemudian muncul
khilafah yang berdiri di atas manhaj nubwah. Kemudian Rasulullah SAW
diam. Disebutkan oleh Huzifah, marfu' dan diriwayatkan oleh Al-Iraqi dari
jalan Ahmad, ia berkata: Ini hadits shahih.
Optimisme tersebut semakin besar ketika tanda-tanda kebangkitan
itu sendiri mulai tampak tampak, misalnya:
Adanya kesaaran kaum muslimin untuk kembali kepada Islam
Tersebar dan semakin banyak buku-buku dan kaset Islam
Islamic Centre dan organisasi Islam mulai bermunculan
Maraknya mesjid dengan aktivitas keislamannya
Semangat jihad sudah mulai berkobar di berbagai negeri

Faktor-faktor Kebangkitan Islam


Janji Allah SWT dalam Al-Qur'an dan Hadist [5:54; 9:32-33; 58:21;
10:37 ; 15:9]. Agama ini akan sampai sejauh sampainya malam dan
siang dan tidak ada rumah di penjuru bumi ini kecuali Allah masukkan
agama ini ke dalamnya dengan memuliakan yang mulia dan
menghinakan yang hina, suatu kemuliaan dimana Allah memuliakan
Islam dan menghinakan (merendahkan) kekafiran selai Islam
dengan. (HR Ahmad)
Islam sebagai din yang sesuai dengan fitrah manusia (mempunyai
konsep tauhid yang lurus dan benar [17:44 ; 20:124 ; 30:30 ; 40:51].
Islam memperhatikan keseimbangan antara jazad, akal dan ruh.
Mengabaikan satu unsur dari ketiga unsur tersebut berarti
mengabaikan masalah itu sendiri yang berakibat pada kehancuran
perabadan manusia, seperti yang terjadi pada peradaban Barat dari
zaman dulu sampai sekarang.
Kcungguhan yang dimiliki ajaran Islam yang syamil (meliputi
seluruh konsep dan nilai kehidupan ) dan shahih.
Memiliki SDM yang banyak (1/5 penduduk dunia adalah muslim)
Sumber daya alam potensial kebanyakan terdapat di negara-negara
Islam
Ideologi lain yang sudah mulai runtuh.

REFERENSI
Hasan Al-Banna, Dakwah Islam, Kemarin Kini dan Esok
Dr. Abdullah 'Azzam, Islam dan Masa Depan Ummat Manusia, Bayan
Press
KEWAJIBAN BERDAKWAH

TUJUAN
F Peserta memahami makna dakwah baik secara bahasa muupun
istilah
F Peserta mengetahui keutamaan dan pentingnya dakwah
F Peserta mengetahui faktor pendukung keberhasilan dakwah

METODE
Ceramah dan Diskusi.

RINCIAN BAHASAN
Pengertian Dakwah

Secara bahasa dakwah artinya adalah undangan atau ajakan. Secara istilah
artinya adalah mengajak manusia kepada Allah dengan hikmah dan bantahan
(argumentasi) dengan cara yang baik sampai manusia itu keluar dari kegelapan
jahiliyyah kepada cahaya Islam (kehidupan Islami), mengkafirkan thoghut dan
beriman kepada Allah semuta [16:125; 2:256]

Tujuan dakwah
Tujuan akhir dari dakwah adalah mengembalikan manusia agar
menyembah Allah semata.

Objek dakwah
Objek dukwah adalah seluruh umat manusia.

Metode dakwah
Metode yang diajarkan dan dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah
dengan menggunakan hikmah dan pelajarann yang baik. Hikmah
adalah perkataan yang tepat, ttgas, dan benar, yang dapat
membedakan antara yang haq dan yang bathil. Aspek tepat dalam hal
ini berkaitan dengan penggunaan kabar gembira (basyiron) dan kubar
peringatan (nadziroh). Yang dimaksud dengan pelajaran yang baik
dulam dakwah adalah berdakwah dengan seluruh kepribaian juru
dakwah. Dalam hal ini seorang dai harus memiliki akhlak yang kokoh
dan harus menjadi suri tauladan bagi masyarakatnya.

Target dakwah:
- Agar manusia mengingkari thogut (ilah selain Allah) dan
beriman kepda Allah
- Agar manusia keluar dari kegelapan jahiliyyah kebodohan
terhadap Allah dan Islam) menuju cahaya Islam.

Keutamaan Dakwah
Merupakan perbuatan/perkataan yang terabik [41:33 ; 33:45-46]
Merpakan salah satu jalan menuju kebaikan. Dari Abu Hurairah ra,
Rusulullah SAW bersabda,Barang siapa menyurah kepada petunjuk,
maka ia mendapatkan pahala orang yang mengikutinya tanpa
berkurang seikitpun dari pahala mereka. (HR Muslim)
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Ali ra : "Demi Allah jika Allah
memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu itu lebih baik
daripada unta merah." (HR Muttafaqun 'alaih)

Pentingnya Dakwah

Merupakan kebutuhan yang mendesak, karena tanpa dakwah


manusia akan rusak dan tanpa aturan. Di lain pihak banyak
penyeru/pengajak ke arah kebatilan jang tidak henti-hentinya jugu
berdakwah untuk kebatilan.

Merupakan kebutuhan sosial, yaitu dengan alasan:

- Karena manusia membutuhkan orang yang menjelaska kepada


mereka apa-apa yang diperintahkan oleh Allah [36:6; 17:15].

- Karena kondisi kehidupan umat saat ini diwarnai oleh


kerusakan-kerusakan moral, dan para pelakunya ingin agar
kerusakan-keruakan tersebut tersebar di masyarakat [4:89; 9:67].
Kewajiban yang dituntut syar'i.
- Da'wah adalah wajib atas setiap muslim [3:104,110 ; 9:71]. Dari
Amad Numan nin Basyir r.a., ia berucap bahwa Nabi SAW
bersabda: "Perumpamaan orang yaug senantiasa melaksanakan
hukum Allah dan orang yang terperosok di dalamnya adaldah
laksana orang-orang membagi tempat daldam suatu bahtera,
dimana ada bagian yang duduk di atasnya, ada pula yang duduk di
bawahnya. Ketika orang-rang yang ada di bagian memerlukan air,
tentu mereka harus melintasi orang-rang yang ada di bagian atas.
Kemudian mereka berkata,Kami akan lubangi saja bagian bawah
itu. Jika mereka (orang-orang yang ada di bagian atas)
membiarkan apa yang diinginkan oleh orang-orang yang ada di
bawah niscaya akan binasalah semua. Namun bila mereka
menegah perbuatan mereka, maka akan selamat dan selamatlah
semua " (HR Imam Bukhari da Tirmidzi)
- Dari Abu Sa'id al Khudri ra, ia berucap, Kudengar Rosulullah
SAW bersabda, Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran
ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu ubahlah dengan
lisannya. Jika tidak mampu juga, maka ubahlah dengan hatinya.
Dan yang demikian itu selemah-lemahnya iman. (HR Imam Muslim,
Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Adanya ancaman bagi yang tidak berdakwah, lihat QS 2:174; 3:187;


14:44

Merupakan tugas kita untuk meneruskan misi perjuangan para nabi


dan rasul [42:13]

Dakwah merupakan aktivitas yang mulia dan luhur, tetapi juga merupakan
kewajiban yang berat. Agar dakwah ini berhasil ia membutuhkan pribadi yang
tangguh untuk memikulnya. Untuk itu dibutuhkan faktor-faktor pendukung
keberhasilan dakwah yaitu sebagai berikut :

1. Al- Fahmu Ad-Daqiq (Pemahaman yang rinci)


2. Al- Imam Al-'Amiiq (Keimanan yang dalam)
3. Al- Hubb Al-Watsiiq (Kecintaan yang kokoh)
4. Al- Wahyu Al-Kaamil (Kesadaran yang sempurna)
5. Al-'Amal Al-Mutawashil (Kerja yang kontinyu)

REFERENSI
Dr. Fadhl Ilahy, Menggugah Semangat Berdakwah, Khazanah Ilmu
Jum'ah Amin Abdul Aziz, Fiqh Da'wah, Citra Islami Press
Panduan Aktivis Harokah, Pustaka Al-Ummah
ILMU DAN URGENSINYA

TUJUAN
F Peserta memahami perhatian Islum terhadap ilmu
F Peserta mengetahui aspek-aspek ilmu dalam pandangan rslam
F Peserta memahami keutamaan ilmu dan orang-orang yang.berilmu
F Peserta mengetahui pengaruh ilmu terhadap iman dan tingkah laku
F Peserta memahami perintah mencuri ilmu dalam Islam dan hak-hak
ilmu utas pemiliknya

METODE PENDEKATAN
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Perhatian Islam Terhadap Ilmu

Manusia tidak pernah menemukan agama yang sangat memperhatikan


keilmuan dengun sempurna selain Islam. Islam selalu menyeru dan memotivasi
penekunan ilmu pengetahuan, mengajak umatnya untuk menuntut, mempelajari,
mengamalkan, dan sekaligus mengajarkan ilmu. Islam menjelaskan keutamaan
menuntut ilmu dun etikanya serta menegur orang yang tidak
memperdulikannya. Islam juga sangat menghormati dan menghargai ahlul lmi
dan menganjurkan umatnya untuk dekat dengan mereka.

Dalam kamus yang memuat kosa kata Al-Quran, dinyatakan bahwa


kata ilm (ilmu) disebutkan sebanyak 80 kali, dan kata-kata yang
terbentuk dari kata-kata tersebut ( seperti alamu, yalamuna dst )
disebutkan beratus-ratus kali. Selain itu jika kita teliti buku-buku hadist
An-Nabawi akan kita temukan di dalamnya judul-judul dan masalah-
masalah tentang ilmu.
Aspek-aspek ilmu dalam pandangan Islam

Ilmu dalam pandangan Islam mencakup beberapa aspek kehidupan termasuk


aspek-aspek ilmu dalam pengertian barat sekarang.

1. Aspek wahyu Ilahi


Ilmu yang datangnya melalui wahyu Allah SWT. Ilmu ini mencakup
hakikat alamiah manusia dan menjawab setiap pertanyaan abadi yang
tak pernah hilang pada diri manusia, yaitu : dari mana. Ke mana dan
mengapa? Dengan adanya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
tersebut manusia akan mengetahui asalnya, arah perjalanan yang
harus ditempuh dan tujuan hidupnya. Ia akan mengetahui dirinya dan
Tuhannya serta akan tenang menuju tujuan hidupnya. Aspek inilah
yang pertama kali disebutilmu bahkan disebut ilmu yang paling tinggi
oleh Imam Ibnu Abdil Barr.

2. Aspek Humaniora (Manusia) dan kajian-kajian yang berkaitan


dengannya
Ilmu yang membahas tentang segi-segi kehidupan manusia yang
berhubungan dengan tempat tinggal dan waktu. Ilmu ini mengkaji
manusia sebagai individu ataupun anggota masyarakat dalam bidang
ekonomi, politik, dan sebagainya.

3. Aspek material
Yaitu ilmu-ilmu yang mengkaji berbagai materi yang bertebaran di
seluruh jagat raya ini, baik di udara, darat, maupun di dalam bumi
seperti fisika, kima, biologi, astronomi, dsb.

Pengertian Islam tentang ilmu tidak terbatas pada aspek terakhir yang
menganggap materi sebagai obyek seperti yang dipahami oleh dunia barat pada
ummnya sekarang. Selain itu Islam menganggap aspek material akan
melahirkan keimanan bagi yang mendalaminya [3:190-191]

Keutamaan Ilmu dan Orang-orang yang Berilmu

AL- Quran adalah kitab yang terbesar yang mengangkat derajat ulul 'ilmi dan
orang-orang yang berilmu, memuji kedudukan orang-orang yang diberi ilmu.
Sebagaimana Alloh menjelaskan bahwa Ia menurunkan kitabNya dan merinci
ayat-ayatNya bagi orang-orang yang mengetahui.
Dalam QS 3:18 Allah memulai pernyataan dari diriNya, memuji para
MalaikatNya dan orang yang diberi ilmu. Allah meminta kesaksian mereka
atas permasalahan kehidupan yang paling besar, yaitu masalah keesaan.
Allah Swt dalam Al-Qur'an menjelaskan tentang keutamaan orang-
orang yang berilmu:
39:9 Peniadaan persamaan antara orang-orang yang mengetahui
dan orang-orang yang tidak mengetahui.
35:19-22 Kebodohan sejajar dengan buta, ilmu sejajar dengan
melihat, hingga bodoh adalah kematian dan ilmu adalah kahidupan.
35:28 Ulama (orang yang mengetahui tentang kebesaran dan
kekuasaa Allah) kian berilmu kian takut kepada Allah.

Pengaruh ilmu terhadap Iman dan Tingkah Laku


1. Ilmu memberi petunjuk kepada iman
Ilmu dan iman berjalan beriringan dalam Islam [30-36; 58:11], bahkan
Al-quran menyertakan iman kepada ilmu seseorang mengetahui lalu
beriman. Dengan kata lain tidak ada iman sebelum ada ilmu (22:54;
34:6)

2. Ilmu adalah penuntun amal

Ilmulah yang menuntun, menunjuki, dan membimbing seseorang


kepada amal [47:19]. Ayat ini dimulai ilmu tentang tauhid lalu disusul
dengan permohonan ampun yang merupakan amal. Ilmu juga
merupakan timbangan/penentu daldam penerimaan atau penolakan
amal. Amal yang sesuai dengan ilmu adalah amal yang diterima,
sedangkan amal yang bertentangan dengan ilmu adalah amal yang
tertolak [5:27). Maksud ayat ini adalah Allah hanya menerima amal
seseorang yang bertakwa kepadaNya. Jadi amal tersebut harus
dilakukan karena keridhoanNya dan sesuai dengan perintaNya. Hal ini
hanya bisa dicapai dengan ilmu.
Untuk dapat berakhlak baikpun salah satunya harus dicapai dengan
ilmu. Imam Ghazali berkata: "Muqadimah agama dan berahlak dengan
akhlak para nabi tercapai jika diramu dengan 3 dimensi yang tersusun
rapi, yaitu: ilmu, perilaku dan amal" (ilmu mewariskan perilaku,
perilaku mendorong amal).
3. Kelebihan ilmu dari ibadah
Dalam hadits Huzaifah dan Sa'ad, Rosulullah SAW
bersabda : kelebihan ilmu lebih kusukai dari pada kelebihan ibadah,
dan sebaik-baik agama kalian adalah al-wara. Ilmu dilebihkan atas
ibadah sebab manfaat ilmu tidak terbatas pada pemiliknya melainkan
juga untuk orang lain. Ibnu Qoyyim al-Jauziyah dalam al-Miftah
menyebutkan diantara Ilmu menunjukkan kepada pemiliknya amal-
amal yang utama di sisi Allah

Perintah Mencari Ilmu

Allah menciptakan manusia dalam keadaan vukum duri ilmu. Lalu Ia


memberinya perongkat ilmu guna menggali ilmu dan belajar [16:781. Banyak
hadits-hadits yang menerangkan keutamaan menuntut ilmu:

Siapa yang berjalan di jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan jalannya ke surga (HR Muslim). Termasuk ui dalamnya
menghapal, menelaah, mengkaji, berjalan menuju majlis ilmu dan
mendatangi ahli ilmu. Dalam hadits lain: Sesungguhnya para malaikat
meruhdukkan sayap-sayapnya kepada orang yang mecari ilmu kareaa
ridha terhadap apa yang diperbuatnya.

Beberapa adab penting dalam mencari ilmu (hikmah kisah nabi Musa as
dalam menuntut ilmu kepada Nabi Khidir dalam surat Al- Kahfi)
a) Semangat dalam mencari ilmu walaupun harus menghadapi
kesulitan dan tantangan.
b) Bersikap baik terhadapr guru, memuliakan dan menghoramtinya
[18:66].
c) Sabar terhadap guru [18:67-70].
d) Tidak pernah kenyang mencari ilmu [20:114].
e) Diniatkan karena Allah. Artinya harus dianggap sebagai ibadah dan
jihad fisabulillah. Janganlah kalian mempelajari ilmu agar kalian bisa
saling membanggakan di kalangan orang berilmu sedang kalian tidak
memperdulikan orang-orang yang bodoh dan tidak membagus-
baguskan majelis ilmu itu. Barang siapa berbuat demikian, maka
nerakalah baginya.

Hak-hak ilmu atas Pemiliknya


1. Mengerti dan memahami
2. Beramal berdasarknn ilmu yang dimiliki
3. Mengajarkan ilmu dan menyebarkannya kepada orang lain
4. Wajib menjelaskan dan haram untuk menutup-nutupinya
5. Berhenti sebatas kadar ilmu yang dimiliki

REFERENSI
Abullaits As-Samarqandi, Tanbihul Ghofilin
Al-Ghazali, et.al, Pembersih Jiwa, Penerbit Pustaka.
Al-Ghazali, Kepada Murid-muridku, HI Press.
Syaikh Az-Zarnuzy, Ta'limul Muta'alim.
Dr. Yusuf Qardhawi, Menghidupkan Nuansa Rabbaniah dan
Ilmiah Pustaka Al-Kautsar.
Dr. Yusuf Qardhawi, Rosulullah dan Ilmu Eksperimen', Penerbit
Firdaus.
Waqfah, Edisi 7 / Vol I, 1996, hal 6-10

TADABBUR AYAT QS. 48:29

TUJUAN
F Peserta mengetahui sifat-sifat Rasulullah dan para sahabatnya
F Peserta memahami landasan akhlak seorang mukmin

METODE
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih, sayang antara
sesama mereka; kamu lihat mereka ruku dan sujud mencari karunia Allah
dan keridhaanNya; tanda-tanda mereka tampak pada bekas sujud di
muka mereka. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat. Sedangkan
sifat-slfat mereka dalam InjiI ialah seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya, maka tunas jtu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak
menjengkelkan hati-hati orang kafir (dengan kakuatan orang-orang
mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal shaleh di antara mereka ampunan dan pahalanya
yang besar. [48:29]

A. Sifat-sifat para sahabat Rasul yang digambarkan dalam Taurat adalah:


1. Keras dan tegas terhadap orang kafir dan lemah lembut lerhadap
sesama mereka
Ayat ini senada dengan QS. 5:54-56.
A'izzah 'alal kafirin maknanya penuh gengsi dan prestisi terhadap
orang kafir. Merasa bangga dengan keimanan di dalam dada dan tidak
merasa hina atau rendah di hadapan kekufuran, tidak tunduk kepada
kebodohan dan hawa nafsu. Sifat Aizzah dan Asyidda membuat
seorang mu'min memandang kecil kesenangan duniawi yang dimiliki
orang-orang kafir (seperti kisah prajurit Islam, Rib'i bin 'Amir yang
mendatangi panglima Persia, Rustum untuk berunding di Qaddisiya).
Saling berkasih sayang sesama mereka. Kaum mumin menyadari
bahwa mereka bersaudara, karena itu ia menintai sesama mumin
seperti mencintai dirinya sendiri (HR Muslim). Setiap muslim
hendaknya menghias dirinya dengan sifat-sifat tersebut dalam
kehidupan bermasyarakat. Setiap muslim hendaknya memahami
bahwa lemah lembut merupakan sifat Yang Maha Tinggi dan Allah
mencintai itu bagi hamba-hambanya dalam segala urusan. Rosulullah
SAW bersabda, Sesungguhnya Allah itu maha Lemah Lembut,
mencintai kelemahlembutan dalam segala urusan ( Hadist
Muttafaqalaih). Daldam hadist lain Rosulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya Allah Maha Lemah Lembut, dan memberi karena
kelemahlembutan dan sekali-kali tidak memeberikannya karena
kekasaran apapun atau sejenisnya. (HR Muslim).

2. Di wajah mereka lergambar bekas ketakwaan, kekhusyu'an, dan


keikhlasan mereka. Hal ini dikarenakan orang-orang beriman itu
mengerjakan shalat dengan khusyu', tunduk dan ikhlas mencari pahala
dan keridhoan Allah SWT. Yang dimaksud dengan bekas sujud ialah air
muka yang cemerlang, tidak ada gambaran kedengkian dan niat buruk
kepada orang lain, ppenuh ketundukkan dan kepatuhan kepada Allah,
bersikap dan berbudi pekerti yang halus sebagai gambaran keimanan
mereka.

C. Sifat-sifat shahabat Rasulullah di dalam Injil


Sifat-sifat mereka di dalam Injil ia!ah seperti sebuah biji yang tumbuh
dan berkembang menjadi pohon yang rindang dan kokoh dalam waktu
yang sangat singkat. Jumlah mereka mula-mula sedikit, kemudian
bertambah dan berkembang dalam waktu yang singkat seperti biji-
bijian yang tumbuh, mengeluarkan batangnya, lalu mereka bercabang
dan beranting. Kemudian pohon itu menjadi besar dan berbuah
sehingga menakjubkan orang yang menanamnya karena kuat dan
indahnya dan menambah jengkel hati orang-orang kafir. Demikianlah
agama Islam, Rasulullah dan para pengikutnya pada permulan tumbuh
dan berkembangnya.

D. Janji Allah untuk orang-orang beriman


Allah menyediakan pahala dan syurga bagi orang-orang yang beriman
dan beramal sholeh dari pengikut Rosulullah SAW baik yang dahulu
maupun yang sekarang serta menjanjikan pengampunan dosa-dosa
mereka.

REFERENSI
Al-Quran dan Tafsirya, Jilid lX, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
Abduh Rabbani, Aktivitas Harokah Dambaan Umat, Pustaka
Al-Bayyinah
MUSH' AB BIN UMAIR

TUJUAN
F Peserta mengetahui salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu
Mush'ab bin Umair
F Peserta mengetahui karakteristik akh1ak dan dakwah Mush'ab bin
Umnir
F Peserta dapat mengambil hikmah dun mencontoh kelebihan akh1ak
Mush'ab bin Umair

METODE
F Ceramah dan Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Sebelum Masuk Islam

Mush'ab bin Umair lahir dan dibesarkan dalam kesenangan dan kekayaa.
Beliau adalah pemuda Quraisy yang terkemuka dan paling tampan, biasa hidup
manja dan mewah dan menjadi buah bibir gadis-gadis Mekkah. Mush'ab juga
pemuda yang cerdas sehingga memiliki daya pikat tinggi. Kedua orang tuanya
sangat cinta kepadanya. Ibunya tergolong kaya dan selalu memberinya pakaian
yang terbagus. Ia orang yang paling harum di kota Mekkah, karena memakai
minyak wangi yang paling mahal.

Ketika Masuk Islam


Ketika mendengar berita kenabian Muhammad, Mush'ab segera
mendatangi Rasulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam. Ia
menyembunyikan keislamannya dari ibunya dan kaumnya, karena tahu
karena mendapat tantangan dari mereka. Tantangan yang paling keras
adalah dari ibundanya sendiri, yaitu Khunas binti Malik. Ibunya berusaha
keras mengembalikan Mush'ab kepada ugamanya yang lama dengan
berbagai cara, dari mulai mengurungnya hingga mengusir Mush'ab dari
rumahnya dan tidak mengakuinya lagi sebagai anaknya. Namun, Mush'ab
tetap tegar dengan keimanannya, walaupun harus dipertaruhkan dengan
cinta dan baktinya terhadap ibunda, yang puling dicintainya. Baginya
tidak ada yang harus didahulukan untuk ditaati, kecuali Allah SWT, Rosul
SAW, dan jihad di jalanNya. Jika ada cinta dan ketaatan lain yang
manghalangi/mengalahkan cinta dan ketaatan pada ketiganya, maka ia
harus dikesampingkan.
Setelah Masuk Islam

Setelah hidup dalam Islam, Mush'ab meninggalkan semua kemewahannya,


berganti dengan pola hidup sederhana. Kini Mush'ab hanya memakai pakaian
yang usang lagi penh tambalan, padahal dulu bagaikan bunga indah lagi harum
yang selalu menjadi pusat perhatian. Terhadap hal ini Rosulullah
berkata, Dahulu saya melihat Mushab ini tak ada yang mengimbangi dalam
memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudidan ditinggalkannya semua
itu demi cintanya kepada Allah dan Rosulnya.

Suatu saat Mush'ab dipilih Rasulullah untuk melakukan suatu tugas maha
penting pada saat itu. Ia manjadi duta atau utusan rasul ke Madinah untuk
mengajarkan seluk beluk agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah
beriman dan berbaiat kepada Rasulullah SAW di bukit 'Aqobah. Di samping itu
mengajak orang-orang lain untuk menganut agama Allah serta mempersiapkan
kota Mndinah untuk menyambut hijrahnya Rasulullah SAW sebagai peristiwa
besar. Sebenamya di kalangan sahabat saat itu masih banyak yang lebih tua,
lebih berpengaruh dan lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan
Rasulullah daripada Mush'ab. Tetapi ternyata Rasulullah SAW menjatuhkan
pilihannya kepada Mush'ab yang masih muda dengan segala kelebihan-
kelebihannya sebagai duta yang pertama.

Ketika perang Uhud Mush'ab terpilih menjadi pembawa bendera dalam


peperangan. Peristiwa Mush'ab dalam perang Uhud ini dikisahkan dalam
Ibnu Sa'ad. Berkata Ibnu Sa'ad: "Diceritakan kepuda kami oleh Ibrahim bin
Muhammad bin Syurahbil al-' Abdari dari bapaknya, ia berkata: "Mush'ab
bin Umair adalah pembawa bendera dalam perang Uhud. Tatkala barisan
kaum muslimin pecah, Mush'ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah
seorang berkuda, Ibnu Qomaiah namanya, lalu menebus tangannya
hingga putus, sementara Mushab mengucapkan: Muhammud itu tiada
lain seorang rasul, yang sebelumnya tidah didahului oleh beberupa
rasul." Maka dipegangnya bendera dengun tangan kirinya sambil
membungkuk melindunginya. Musuh pun meneebus tangan kirinya hingga
putus pula. Mush'ab membungkuk ke arah bendera, lalu dengan kedua
pangkal lengan meraihnya ke dada sambil mengucapkan: "Muhamhad itu
tiada lain hanyalah seorang rasul dan sebelumnya tidak didahului oleh
beberapa rosul. Maka orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali
dengan tombak, dan memasukkannya hingga tombak itu pun patah.
Mush'ab pun gugur, dan bendera jatuh."

Setalah perang Uhud berakhir, Rasulullah SAW beserta para sahabat


datang meninjau medan pertempuran untuk menyampaikan perpisahan
kepada para syuhada. Ketika sampai ke tempat terbunuhnya jazad
Mush'ab, becucuranlah dengan deras air matanya. Berkata Khubbah Ibnu
'Urrat: "Kami hijrah di jalan Allah bersama Rasulullah SAW dengan
mengharap, keridhaannya disisi Allah. Diantara kami ada yang telah
berlalu sebelum menikmati pahalanya di dunia ini sedikitpun juga.
Diantaranya Mush'ab bin Umair yang tewas di perang Uhud. Tak
sehelaipun kain untuk menutupinya selain sehelai burdah. Andaikan
ditaruh di kepalanya terbukalah kedua kakinya. Sebaliknya bila ditutupkan
di kakinya terbuakalah kepalanya. Maka sabda Rosulullah SAW, Tutuplah
ke bagian kepalanya, dan kakinya tutupilah dengan rumpur idzkhir

Hikmah
Kecintaan kepada Allah, Rasul dan jihad harus ditempatkan sebagai
prioritas utama di atas selainnya [9: 24].
Mush'ab adalah contoh nyata pemuda yang aktif berdakwah dan
menggunakan seluruh potensinya untuk kepentingan Islam.
Kita harus mengambil pelajaran dari sikap Mush'ab bahwa: "Tidak
ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat pada Allah."

REFERENSI
Khalid Muhammad Khalid, Karakteristik Perihidup Enampuluh
Sahabat Rosulullah, CV Dipenogoro.
PERANAN PEMUDA MENGEMBAN RISALAH

TUJUAN
F Peserta mengetahui pentingnya keberadaan pemuda dalam kehiduan
F Peserta mengetahui potensi-potensi yang dimiliki pemuda
F Peserta mcngetahui peranan pemuda dalam masyarakat
F Peserta mengetahui bekal-bekal yang dibutuhkan pemuda dalam
menjalani perannya

METODE
F Ccramah dun Diskusi

RINCIAN BAHASAN
Pentingnyaa Keberadaan Pemuda dalam Kehidupan

K
eberadaan pemuda dalam kehidupan sangat penting, karena mereka
potensi untuk mewarnai perjalanan sejarah umat manusia. Pemuda
adalah calon pemimpin masa datang. Merekalah yang akan merubah
umat, menjadi baik dan jaya otau menjadi sebaliknya. Bila diarahkan
secara baik, jiwanya tidak akan ternoda oleh lumpur kemaksiatan,
sebaliknya akan terjaga kebersihannya, suci dalam fitrahnya, jauh dari
unsur kehidupan yang merusak. Kondisi generasi muda merupakan
parameter masa depan suatu bangsa. Apabila kondisi pemudanya baik
akan baik pula kondisi bangsa di masa depan. Begitu pulu sebaliknya.

Potensi-potensi yang dimiliki Pemuda


Pemuda memiliki idealisme yang tinggi, tidak takut menanggung
resiko akan keyakinan yang dibawanya, gesit dan yang terpenting adalah
memiliki fitrah yang masih bersih [18:13]. Sebagai produk generasi yangj
serba ingin tahu, pemuda selalu ingin menunjukkan kebolehannya dan
kemampuannya dalam meraih cita-cita, meraih izzah, (kemuliaan) dunia
dan akhirat, memiliki semangat dan kemampuan untuk belajar sekaligus
mudah menyerap nilai-nilai kebaikan atau bahkan mudah terpengaruh
kejahatan (kemaksiatann).
Karena itulah Allah menganugerahi para pemuda dengan kekuatan
fisik (jasmani) dan ketajaman daya pikir yang jauh lebih unggul dibanding
dengan generasi tua, sebagai generasi yang telah memiliki pengalaman
bertugas mendidik dan membina para pemuda dengan baik. Dari tangan
mereka diharapkan terbina generasi pemuda masa datang yang sholeh.
Sebab pemuda sholeh adalah generasi harapan yang dibutuhkan umat
islam, generasi yang senantiasa menyebarkan syiar Islam dengan dawah
dan jihad fi sabilillah. Generasi masa depan yang memahami dan
meyakini perannya dalam membangun umat di masa datang.

Peranan Pemuda dalam Masyarakat


Peranan pemuda dalam masyarakat dan bangsa atau dalam perubahan
ummat setidaknya ada empat, yaitu:
Generasi Pembaharu moral masyarakat
Generasi Penerus
Generasi Pengganti
Genersi Pengubah

1. Pembaharu Moral Ummat (Tajdiidu ma'nawiyatul Ummah)

Di pundak pemuda terbeban harapan pembaharuan moral ummat.


Mereka akan mampu mengembalikan ummat kepada pemahaman
Islam yang benar. Yaitu Islam yang bersih dari campur tangan manusia
dan dari segala kecacatan. Islam yang universal, menyeluruh, tidak
parsial, tidak bercampur bid'ah, takhyul dan khurafat. Islam yang
mereka bawa adalah Islam yang sesuai dengan hati nurani setiap
insan, sesuai dengan akal pikiran, sempurna dalam seluruh aspek
kehidupan. Karenanya, pemuda yang menjadi pembaharu moral
ummat memiliki kriteria sebagaimana yang digambarkan Allah dalam
QS 2:249. Dalam ayat itu dikisahkan bahwa pemuda Thalut dipilih
Allah sebagai pemimpin karena ia memiliki ilmu yang luas dan
bijaksana serta tubuh yang perkasa. Harta, keturunan dan
kebangsawanan dalam hal ini bukan termasuk kriteria.

2. Generasi Penerus (Ittihaamul Ijyaal)


Pemuda dapat dikatakan sebagai generasi penerus apabila ia
meneruskan apa yang telah dilakukan pendahulunya. Pada setiap
jaman, generasi penerus selalu terbagi menjadi dua:
a. Generasi penerus para nabi [2:132-133]
Yaitu pemuda yang hidup dalam Islam dan berjuang demi Islam
hingga syahid di ja1an Islam. Hal inilah yang diwasiatkan kepada
Nabi Ibrahim, Yaqub, Ismail, Ishaq dan semua nabi Allah.
b. Generasi penerus tradisi/adat nenek moyang [2:170]
Pcmuda yang tidak mau mengikuti wahyu Allah karena mereka
berpegang teguh pada ajaran nenek moyang meski mereka tahu
nenek moyang mereka tidak mendapat petunjuk. Mereka mengikuti
tradisi nenek moyang dalam beberapa cara, baik ritual dalam aspek
lain dalam kchidupan. Mereka enggan mengikuti sunah Rasul karena
tata cara atau tradisi nenek moyang yang telah mendarah daging
pada diri mereka.

3. Generasi Pengganti (Istibdalul Ijyaal)


Setiap pemuda yang soleh akan dapat merealisasikan kemaslahatan
bagi umat sebab peran dan tujuan mereka diharapkan mampu
membawa ke arah kemuliaan, kedamaian dan keadilan. [12:14].
Pemuda dikatakan sebagai pengganti apabila ia menggantikan cara-
cara, adat atau tingkah laku para pendahulunya.
Adapun generasi pengganti ada dua macam:
a. Generasi pengganti yang baik [5:54]
Mereka menggantikan para pendahulunya yung murtad. Pemuda
demikian adalah pemuda yang mencintai dan dicintai Allah,
berkasih sayang sesama mu'min. keras terhadap' orang kafir,
bersungguh-sungguh (jihad) fisabilillah dan tidak takut pada celaan
orang yang suka mencela atas semua amalannya (sesuai sunnah
Rasulullah-saw).
b. Generasi pengganti yang buruk [19:59]
Mereka menggantikan para pendahulunya yang telah diberi nikmat
Allah yakni para nabi, sholihin dan shiddiqin dengan keburukan dan
kesesatan. Pemuda yang demikian adalah pemuda yang menyia-
nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya. Mereka kelak
menemui kesesatan.

4. Generasi / Komponen Pengubah (Anaasshirul Ijyaal)


a. Komponen perubah yang baik [9:71] Pemuda yang beriman yang
saling menolong, amar ma'ruf nahi munkar, mendirikan sholat
menunaikan zakat, taat pada Allah dan Rasul-Nya. Kisah pemuda
Ibrahim as [6:78-79]. Iman yang telah tertanam kuat menumbuhkan
keberanian bagi Nabi Ibrahim untuk mendatangi kaumnya yang
sesat (penyembah berhala). Ia punn berjihad dalam medan da'wah
tanpa kenal lelah untuk mengajak kepada ugama Allah. Ia juga
melakukan dia1og terbuka tentang brrbagai fenomena keseharian
dengan uraian yang logis dan rasional. Pada puncaknya nabi
Ibrahim menghancurkan berhala sesembahan kaumnya walau harus
mempertaruhkan jiwa raganya. Hal tersebut ia lakukan demi
keridhoan Allah SWT, sebab ia yakin dengan dalil (hujjah) yang jelas
bahwa berhala sesembahan kaumnya adalah sekutu-sekutu Allah
dan merupakan kesesatan yang besar.
b. Komponen Perubah yang buruk [8:73]
Pemuda yang kafir, saling melindungi dalam hal membuat
kekacauan dan kerusakan di bumi [45:19].

Setelah memahami betapa pentingnya pernan pemuda ddalam menentukan


warna dunia maka bagi pemuda-pemuda yang beriman yang merasa harus
memikul amanah Allah sebagai khalifah di bumi-Nya harus mempersiapkan
bekal. Bekal itu untuk mengarungi sumudra kehidupan, meniti kesuksesan dan
kebahagian baik di dunia dan di akhirat.

Bekal-bekal yang dibutuhkan pemuda dalam menjalani perannya


Adapun bekal-bekal yang diperlukan pemuda yang beriman dalam
menjalani perannya adalah sbb:
1. Pendidikan yang suci (At-Tarbiyatul fithriyah)
Tarbiyah yang didasarkan titah Allah tanpa memandang yang lainnya.
Tarbiyah yang sesuai dengan sunnah Nabi SAW [2:129, 3:32-33].
Tarbiyah Islamiyah merupakan bekal pertama yang harus dimiliki o1eh
setiap pemuda Islam untuk komitmen kepada Din Islam. Karenanya dia
harus melibatkan diri dalam aktifitas tarbiyah Islamiyah yang suci
secara sungguh dan berkesinambungan. Ghayah/tujuan akhirnya hany
kepada Allah semata [98:5]
Banyak pemuda Islam yang awam terhadap dienul Islam, sebab
mereka tak mempelajari Islam dengan sungguh-sungguh dan benar.
Sehingga pemahaman Islamnya sangat dangkal. Bahkan pemahaman
yang dangkal itu pun sering kali menyimpang dikarenakan bersumber
dari referensi yang tidak tepat, seperti buku-buku karya orientalis atau
karya penulis yang kurang memahami Islam sehirgga justru
merancukan pengertian tentang Islam. Bukan dari A1-Qur' an dan As-
Sunnah.

2. Hikmah dan Ilmu Pengetahuan (Al-Hikmah wal Ma'rifah)


Hikmah berarti mengetahui yang benar. Pengetahuan tentang rahasia
atau faedah sesuatu yang mana pengetahuan itu memberi manfaat.
Hikmah hanya diberikan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[12:22]
Hikmah

Berilmu
Adil
Bijaksana
Lemah lembut
Figur Nabi saw (AQ & AS)
Barang siapa yang bekerja tanpa dilandasi suatu ilmu nwka dia akan
banyak berbuat kerusakan daripada perbaikan" [Umar bin Abdul Aziz]

Marifah

Mengenal Allah dan memenuhi hak-hak-Nya


Mengenal yang haq dan yang bathil

3. Pribadi Pemimpin (Asy-Syakhshiyatul Qiyaadah)

Seorang pemuda mu'min harus berkepribadian pemimpin sebagaimana


yang diungkapkan Rasulullah SAW, Setiap kamu adalah pemimpi, dan
setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban .... Minimal ia
menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri. Seorang pemimpin haruslah
memiliki karakter:
Menjadi figur yang baik
Ilmu
Akhlak yang lurus dan terpuji
Bijaksana
Adil
Berani menanggung resiko kala menegakkan kebenaran
Bertanggung jawab
Terpercaya/jujur
Berpandangan baik dalam segala hal/optimis
Cepat tanggap dalam menghadapi berbagai situasi
Timbang rasa / tepo seliro
Mengenal kemampuan diri dan anggotanya
Sehat dan kuat jasmaninya

Sikap mereka terhadap aturan Allah dan Rasu1Nya seperti sikap seorang
perwira kepada panglimanya dan kondisinya seperti kondisi prajurit di
barak-barak militer selalu siap dan waspada [32:24]
4. Pribadi prajurit (Asy-Syakhsiyatul Jundiyah)
Seorang pemuda hendaknya berkepribadian prajurit, yang
mengatakan Sami'na wa atha'na ketika mendengar seruan atau
perintah Allah dan Rasul-Nya. Ia tidak memikirkannya dahulu kalau ia
yakin bahwa apa-apa yang datangnya dari Allah ada1ah haq
(kebenaran yang pasti) [33:36, 2:285]. Mereka hanya
bertawakkal menyerahkan hasil usahanya kepada Allah saja &
berusaha sepenuh tenaga melakukan sebab kemudian memasrahkan
hasil hanya kepada Allah saja.

REFERENSI
Dr. Sholih Al-Fauzan, Dr. Shakir. Ali Salim, Pemuda Islam, Di Seputar
Persoalan yang Meughadangnya, Risalah Gusti
Dr. Yusuf Qordhowi, Generasi Mendatang Generasi yang Menang,
GIP
Al-Qur'an dan Tafsimya, Universitas Islam Indonesia, Jilid 5,
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai