Anda di halaman 1dari 3

Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Elvira Primananda Putri, 1606878543

Teori perkembangan kognitif memiliki fokus kepada bagaimana individu belajar


berpikir dan memahami dunianya. Pada proses pertumbuhan dan perkembangan beberapa hal
seperti cara berpikir, dan yang lainnya mengalami perluasan dalam dimensi sosial, budaya,
dan tingkah laku. Perkembangan memiliki karakteristik berupa proses intektual, termasuk
persepsi, memori, dan pernyataan. Individu menggunakan intelegensi untuk beradaptasi
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan agar dapat memenuhi kebutuhan mereka
dengan cara memodifikasi respon. Salah satu teori yang membahas tentang perkembangan
kognitif adalah Teori Piaget.

Teori perkembangakn kognitif Piaget memiliki empat konsep utama yaitu, skema,
asimilasi, ekuilibrasi, dan akomodasi. Skema merupakan suatu konsep yang dimiliki oleh
seorang individu terhadap suatu hal atau obyek. Skema akan selalu berkembang selama hidup
seseorang. Asimilasi adalah merupakan proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi, motorik, atau materi konseptual dalam skema atau pola atau tingkah laku yang
sudah ada. Akuilibrasi merupakan keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Terdapat
tiga komponen perkembangan kognitif yaitu, konten, fungsi, dan struktur. Konten merupakan
hal yang diketahui, fungsi adalah karakterisitik aktivitas intelektual - asimilasi dan akomodasi
yang stabil dan berlanjut terus selama perkembangan kognitif , sedangkan struktur
merupakan skemata yang menjelaskan terjadinya perilaku khusus.

Teori perkembangan kognitif Piaget menyebutkan bahwa terdapat empat periode yang
secara langsung berhubungan dengan usia dan mengemukakan kategori khusus tentang
pengenalan dan pemahaman (Santrock, 2007). Perkembangan kognitif merupakan proses
yang teratur dan berurutan (Piaget, 1966). Berbagai pengalaman baru (stimulasi) dapat
merangsang perkembangan kemampuan intelektual. Terdapat empat faktor yang
mengkatalisis perkembangan kognitif yaitu, maturasi endokrin dan sistem saraf, action-
centered experience (belajar dengan melakukan), interaksi sosial untuk mendapatkan
umpan balik, dan mekanisme regulasi diri yang merespon stimulus lingkungan (Murray &
Zentner, 1997). Dalam perkembangan kognitif terdapat empat periode yaitu fase sensorik,
prakonseptual operasi konkret, dan operasi formal.
1. Tahap sensorik motorik (lahir sampai usia 2 tahun)
Selama masa perkembangan, bayi membangun pola tindakan sebagi reaksi
terhadap stimulus lingkungan.skema ini termasuk memukul, melihat,
menggenggam, atau menendang. Skema ini didasari oleh keinginan menjelajah
lebih jauh. Tahap ini terbagi menjadi :

Tahap 1 Penggunaan refleks (lahir-1 bulan): sebagian besar tindakan bersifat


refleks
Tahap 2 reaksi sirkuler primer (1-4 bulan): persepsi mengenai berbagai kejadian
terpusat pada tubuh, objek merupakan ekstensi diri
Tahap 3 reaksi sirkuler sekunder (4-8 bulan): mengenal lingkungan eksternal,
membuat perubahan secara aktif pada lingkungan
Tahap 4 koordinasi skema sekunder ( 8-12 bulan): dapat membedakan tujuan dan
cara pencapaian tujuan tersebut
Tahap 5 reaksi sirkuler tersier (12-18 bulan): mencoba dan menemukan tujuan
serta cara baru untuk mencapai tujuan
Tahap 6 penemuan arti yang baru (18-24 bulan ): menginterpretasikan lingkungan
dengan kesan mental, melakukan permainan imajinasi dan imitasi.

2. Tahap pra-operasional (2-7 tahun)


Merupakan saat dimana anak-anak belajar berpikir dengan menggunakan simbol
dan gambar. Pada tahap ini anak-anak masih ergosentrik, yaitu melihat benda atau
orang lain hanya dari sudut pandang mereka sendiri. Perkembangan bahasa anak
juga sudah berkembang dnegan cepat dan dapat mengasosiakan kata dengan
objek.

3. Tahap operasi konkret (7-11 tahun)


Pada tahap ini pemikiran anak didasarkan pada persepsi, dapat menyelesaikan
masalah yang ada maupun telah ada dalam pengalamannya, anak tidak lagi
egosentris, menggunakan bahasa sebagai sarana bersosialisasi dan berkomunikasi.

4. Tahap operasi formal (11-dewasa)


Selama tahap ini pola pikir individu berpindah kepada hal yang bersifat abstrak
dan teoritis. Remaja mulai berfikir tentang hal seperti perdamaian dunia, keadilan
dan makna hidup. Mereka mempunyai kemampuan mengungkapkan alasan.
Kematangan pola pikir dan kedalaman pemahaman semakin meninngkat seiring
dengan pengalaman.

Dalam setiap tahap perkembangan kognitif, individu menggunakan tiga kemampuan


utamanya yaitu, asimilasi, akomodasi, dan adaptasi. Asimilasi merupakan proses saat
manusia menghadapi dan bereaksi terhadap situasi baru, sehingga dapat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan serta wawasan tengtang dunia di sekitar mereka. Akomodasi
adalah sebuah proses perubahan, ketika kognitif manusia cukup matang, individu dapat
memecahkan masalah. Adaptasi merupakan perilaku koping yaitu kemampuan untuk
mengatasi tuntutan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai