PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja komponen Tujuan?
2. Apa saja komponen Isi/materi?
3. Apa saja komponen Proses?
4. Apa saja komponen Evaluasi?
5. Apa saja komponen organisasi kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui komponen Tujuan
2. Untuk mengetahui komponen Isi/materi
3. Untuk mengetahui komponen Proses
4. Untuk mengetahui komponen Evaluasi
5. Untuk mengetahui komponen organisasi kurikulum
D. Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPONEN-KOMPONEN KURIKULUM
2
Merujuk pada fungsi kurikulum dalam proses apendidikan, yakni merupakan
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti, sebagai alat
pendidikan kurikulum mempunyai komponen-komponen penunjang yang saling
mendukung satu sama lainnya. Para pemikir pendidikan seperti Subandijah,
Soetopo, soemato dan Nasution mempunyai ragam dalam menentukan jumlah
komponen tersebut, meskipun pada dasarnya pemahaman dan pengertiannya
hampir sama.
Subandijah (1993) membagi komponen kurikulum antara lain: tujuan, Isi
atau materi, Organisasi atau strategi, Media, daan Komponen proses belajar
mengajar. Sedangkan yang dikategorikan komponen penunjang kurikulum
mencakup: Sistem administrasi dan supervisi, Pelayanan bimbingan dan
penyuluhan dan Sistem evaluasi.
Kemudian Soetopo dan Sumato (1993) membagi komponen kurikulum ke
dalam 5 komponen, yaitu: 1. Tujuan, 2. Isi dan struktur program, 3. Organisasi
dan strategi, 4.Sarana dan 5. Evaluasi.
Nasution (1993) membagi komponen kurikulum menjadi tiga, yaitu: (1)
Tujuan, (2) Bahan belajar mengajar, dan (3) Penilaian.
Berikut ini akan diuraikan secara beberapa komponen tersebut.
1. Komponen Tujuan
Tujuan kurikulum mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan
nasional, ditetapkan dalam UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik
untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional khususnya dan menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas umumnya.
3
yang dikaitkan dengan falsafah Pancasila. Di dalam undang-undang No. 20
Tahun 2004, bab II pasal 2 dituangkan, bahwa Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
b) Tujuan Institusional
Tujuan instruksional merupakan tindak lanjut dari tujuan pendidikan
nasional. Sistem Pendidikan Indonesia memiliki jenjang yang melembaga pada
suatu tingkatan. Tiap lembaga memiliki suatu tujuan pendidikan yang disebut
dengan tujuan institusional, sehingga dikenal bermacam-macam tujuan
insitusional, antara lain: tujuan Institusional SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK,
Universitas/Akademi dan sebagainya. Keberadaan tujuan pendidikan mesti
menggambarkan kelanjutan dan memiliki relevansi yang kuat dengan tujuan
pendidikan nasional. Agar tidak terjadi penyimpangan, maka tujuan institusional
mesti didahului dengan pengertian pendidikan, dasar pendidikan, tujuan
pendidikan nasional dan tujuan umum lembaga yang dimaksud.
c) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tindak lanjut dari tujuan institusional. Dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan dari suatu lembaga pendidikan, maka isi
pengajaran yang telah disusun diharapkan dapat menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. Suatu lembaga pendidikan memiliki tujuan kurikuler yang biasanya
dapat dilihat dari Garis - Garis Besar Program Pengajaran (GBPP pada
Kurikulum 1994 selanjutnya disebut silabus pada Kurikulum 2006) dari suatu
mata pelajaran. Pada Silabus tersebut terdapat suatu tujuan kurikuler yang perlu
dicapai oleh siswa setelah ia menyelesaikannya. Hal ini yang perlu diperhatikan,
bahwa tujuan kurikuler seharusnya mencerminkan tindak lanjut dari tujuan
institusional dan tujuan pendidikan nasional dan menggambarkan tujuan
kurikuler. Sehingga akan terlihat jelas hubungan hirarkis dari ketiga tujuan
4
pendidikan tersebu
d) Tujuan Instruksional
1). Tujuan Instruksional Umum (identik dengan standar kompetensi)
2).Tujuan Instruksional Khusus (identik dengan kompetensi dasar, ditunjukkan
oleh indikator)
Tujuan instruksional merupakan tujuan akhir dari tiga tujuan yang telah di-
kemukakan terdahulu. Tujuan ini bersifat operasional, yakni diharapkan dapat
tercapai pada saat terjadinya proses belajar mengajar yang bersifat langsung dan
terjadi setiap hari dibahas. Untuk mencapai tujuan-tujuan instruksional ini maka
biasanya seorang guru perlu membuat Satuan Pelajaran (SP) atau pada
Kurikulum 2006 dikenal sebagai Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Tujuan instruksional ini dalam upaya mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh
kondisi proses mengajar yang ada, antara lain: kompetensi pendidik, fasilitas
belajar, anak didik, metode, lingkungan dan faktor yang lain.
Kaitan Tujuan-tujuan Pendidikan
a. Domain Kognitif
5
c. Domain Psikomotor
Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan
keterampilan atau skill seseorang. Dan tingkatannya yaitu ; persepsi (perception),
kesiapan, meniru (imitation), membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption)
dan menciptakan (organization).
2. Komponen Materi
1) Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau
topik-topik pelajaran yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran.
b). Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral.
6
Materi kurikulum mengandung aspek tertentu sesuai dengan tingkat tujuan
kurikulum, yang meliputi :
1) Teori
2) Konsep
3) Generalisasi
4) Prinsip
5) Prosedur
6) Fakta
8) Istilah
9) Definisi
10) Preposisi
Menurut Hilda Taba (1962) kriteria untuk memilih isi materi kurikulum yaitu :
b. Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya.
Banyak kegagalan dalam komponen ini karena guru tidak bisa memberikan
pengalaman belajar pada peserta didiknya. Cara untuk mewujudkan pengalaman
peserta didik adalah dengan merancang dan menjabarkan materi pelajaran menjadi
berbagai kegiatan belajar. Menurut Taba kegiatan belajar menimbulkan pengalaman
belajar.
7
3. Komponen Proses
B. Komponen Evaluasi
8
upaya bimbingan yang diperlukan. Aspek yang dinilai bertitik tolak dari tujuan yang
akan dicapai. Sedangkan jenis penilaian tergantung pada tujuan diselenggarakannya
penilaian itu sendiri. Jenis-jenis penilaian meliputi :
a) Tes
b) Non Tes
9
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk asfek tingkah laku
termasuk sikap, minat dan motivasi. Beberapa jenis non tes yaitu :
1). Observasi
2). Wawancara
E. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa
kerangka umum program-pengajaran pengajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik (Nurgiantoro, 1988: 111). Adapun S. Nasution (1989: 80)
menyebutkan dilihat dari organisasi kurikulum terdapat 3 tipe atau bentuk
kurikulum, yakni: (1) Separated Subject Curriculum; (2) Correlated Curriculum;
(3) Integrated Curriculum. Sebenarnya pemisahan tersebut lebih bersifat teoritis,
10
karena pada kenyataannya tidak ada kurikulum yang secara mutlak mendasarkan
pada salah satu bentuk saja tanpa mengaitkannya dengan yang lain. Berikut uraian
dari organisasi kurikulum:
Pada bentuk ini, bahan dikelompokkan pada mata pelajaran yang terpisah
dan tidak mempunyai kaitan sama sekali. Sehingga banyak jenis mata pelajaran
menjadi sempit ruang lingkupnya. Jumlah mata pelajaran yang diberikan cukup
bervariasi bergantung pada tingkat dan jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam
praktek penyampaian pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing-masing
guru atau pendidik yang menangani suatu mata pelajaran yang dipegangnya.
Kurikulum yang disusun dalam bentuk terpisah ini lebih bersifat subject centered,
berpusat ada bahan pelajaran daripada child centered yang berpusat pada minat dan
kebutuhan anak. Dari segi ini jelas kurikulum bentuk terpisah sangat menekankan
pembentukan intelektual dan kurang mengutamakan pembentukan kepribadian
anak secara keseluruhan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari kurikulum ini, antara lain:
2) Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana dan tidak terlalu sulit untuk
direncanakan, serta mudah dilaksanakan
11
a).Bentuk mata pelajaran yang terpisah dengan lainnya tidak relevan dengan
kenyataan dan tidak mendidik anak dalam menghadapi stuasi kehidupan mereka;
f) .Separated curriculum ini cenderung menjadi statis dan tidak bersifat inovatif.
b. Correlated Curriculum
12
membaca, tata bahasa, menulis, mengarang,menyimak dan pengetahuan
bahasa.
c. Integrated Curriculum
13
1).Segala permasalahan yang dibicarakan dalam unit sangat bertalian erat
4).Sesuai dengan ide demokrasi, dimana peserta didik dirangsang untuk berpikir
sendiri, bekerja sendiri dan memikul tanggung jawab bersama serta bekerja sama
dalam kelompok
e).Peserta didik dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum;
14
DAFTAR PUSTAKA
Huda,Nurul.2012.Komponen dan organisasi kurikulum.http://cahnurulhuda.blogspot.c
o.id/2012/10/komponen-dan-organisasi-kurikulum.html.Diakses pada tanggal
7 maret 2017
15