Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu organisasi terdapat suatu kegiatan yang dikenal manajemen. Manajemen
pada makalah ini lebih ditekankan pada manajemen dalam pendidikan. Manajemen pada
umumya dapat didefinisikan mengatur atau mengolah. Hal ini dapat diterapkan pada dunia
pendidikan, banyak hal yang perlu diatur dalam pendidikan. Manajemen dalam pendidikan
diatur oleh seorang pemimpin dan anggota. Kemudian, akan terjadi pembagian tugas atau
kekuasaan. Setiap orang yang mendapatkan tugas harus bertanggung jawab pada tugas
yang diberikan. Maka dari itu, dikenal beberapa pendekatan-pendekatan dalam organisasi.
Dimana organisasi ini dimaksudkan adalah pendidikan atau sekolah maupun perguruan
tinggi. Pendidikan formal atau non formal. Pendekatan ini bertujuan agar dapat dijadikan
tolak ukur yang diterapkan dalam dunia pendidikan. Pada makalah ini, akan dijelaskan
lebih spresifik tentang kajian pendekatan organisasi klasik dan birokratik.
Beberapa teori organisasi prespektif dan sekelompok prinsip prinsip pengorganisasian
telah dikemukakan oleh ilmuan dari berbagai negara pada permulaan separuh abad ini
yakni organisasi birokrasi. Teori teori yang direkomendasikan oleh masing masing teoritis
organisasi tersebut agak berbeda, tetapi terdapat persamaan pandangan yang luas dalam
bahasan bahasan yang sangat umum. Organisasi ideal yang dirumuskan oleh teori teori
klasik sangatlah birokrastik dengan tingkat spesialisasi peran yang tinggi serta
penyederhanaan kerja, sentralisasi kekuasaan dan formalisasi yang tinggi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Organisasi ?
2. Bagaimana Kajian Pendekatan Organisasi Klasik ?
3. Bagaimana Kajian Pendekatan Organisasi Birokrasi ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian organisasi
2. Memahami Kajian Pendekatan Organisasi Klasik
3. Memahami Kajian Pendekatan Organisasi Birokrasi

D. Manfaat Penulisan
Menjadi Sumber pengetahuan, informasi dan pendidikan bagi kita semua dan untuk
memenuhi tugas matakuliah Manajemen dan Administrasi Sekolah

2
BAB II

PEMBAHASAN

Pendekatan menajemen dalam pendidikan dibahas lebih luas dalam dua kajian diantaranya
kajian pendekatan organisasi klasik dan kajian pendekatan organisasi birokratik sebagai
berikut :
A. Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan sesuatu yang telah melekat dalam kehidupan kita, karena
kita adalah makhluk sosial. Kita hidup di dunia tidaklah sendirian, melainkan sebagai
manifestasi makhluk sosial, kita hidup berkelompok, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Organisasi yang selama ini kita kenal merupakan sesuatu yang tidak berwujud
atau abstrak yang sulit dilihat tetapi bisa kita rasakan manfaatnya. Keberadaan organisasi
dalam kehidupan bermasyarakat dapat kita rasakan, walaupun organisasinya sendiri tidak
bisa kita lihat maupun kita raba (Sutapa 2002).
Struktur organisasi menurut Sutarto (1998,41) merupakan kerangka antar hubungan
satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas serta wewenang yang
masing-masing mempunyai peranan tertentu. Struktur organisasi akan tampak lebih tegas
apabila dituangkan dalam bentuk bagan organisasi. Kita melakukan kerja sama dalam
bentuk organisasi karena kita mempunyai berbagai macam keterbatasan (limits factors)
yang dimiliki, yaitu keterbatasan fisik, kemampuan, waktu, dan kecakapan. Seperti yang
dikemukakan oleh Barnard (1968,23) bahwa seseorang menghadapi pembatasan-
pembatasan dalam usaha mencapai tujuannya yaitu pembawaan biologis atau kemampuan
seseorang dan faktor-faktor fisik lingkungan (Sutapa 2002).
Seseorang masuk dalam sebuah organisasi tentu dengan berbagai alasan karena
kelompok akan membantu beberapa kebutuhan atau tujuannya seperti perlindungan, cinta
dan kasih sayang, pergaulan, kekuasaan, dan pemenuhan sandang pangan. Berbagai tujuan
tersebut memperlihatkan bahwa kehidupan saling pengaruh antar orang jauh lebih
bermanfaat daripada kehidupan seorang diri. Seseorang pada umumnya mempunyai
kebutuhan yang bersifat banyak yang menginginkan dipenuhinya lebih dari satu macam
kebutuhan, sehingga keberadaan kelompok merupakan suatu keharusan. Sifat abstrak dari
organisasi bisa didefinisikan dengan bermacam cara yang pada intinya mencakup berbagai
faktor yang menimbulkan organisasi yaitu kumpulan orang, ada kerja sama, dan tujuan
yang telah ditetapkan, yang merupakan sistem yang saling berkaitan dalam kebulatan.
Seperti pengertian yang dikemukakan oleh Sutarto (1998) bahwa organisasi merupakan

3
sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu (Sutapa 2002).
Organisasi dalam pengertian lain dikemukakan oleh SB Hari Lubis (1987), bahwa
terdapat kesamaan pengertian dari keseluruhan definisi organisasi yaitu pada dasarnya
organisasi sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan
tugasnya masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu dan
mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara tegas dari
lingkungannya (Sutapa 2002).
Organisasi dipandang pula sebagai satuan sosial yang dikoordinasi secara sadar,
yang tersusun atas dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus-
menerus untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama. Berbagai
pengertian organisasi di atas menunjukkan bahwa organisasi mengandung unsur-unsur
yang membentuk keberadaan organisasi, seperti yang dikemukakan oleh Malayu SP
Hasibuan (2001) sebagai berikut :
1. Manusia (human factor), artinya organisasi baru ada jika ada unsur manusia yang
bekerja sama, ada pemimpin, dan ada yang dipimpin.
2. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada jika ada tempat kedudukannya.
3. Tujuan, artinya organisasi baru ada jika ada tujuan yang ingin dicapai.
4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada jika ada pekerjaan yang akan dikerjakan serta
adanya pembagian pekerjaan.
5. Struktur, artinya organisasi baru ada jika ada hubungan dan kerja sama antara manusia
yang satu dengan yang lainnya.
6. Teknologi, artinya organisasi baru ada jika terdapat unsur teknis.
7. Lingkungan (environmental external social system), artinya organisasi baru ada jika
ada lingkungan yang saling memperngaruhi seperti.
B. Pendekatan Dalam Organisasi
a. Kajian Pendekatan Organisasi Klasik
Konsep-konsep tentang organisasi sebenarnya telah berkembang mulai tahun
1800-an, Teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori
organisasi spesialisasi, teori formalistne, teori struktural. Teori ini muncul sebagai
akibat dari usaha yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas organisasi
dengan menentukan prinsip-prinsip yang dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi
para manager dalam melaksanakan tugas dan prinsip-prinsip ini memberikan pedoman

4
kepada manajer untuk menyusun suatu sistem tugas dan wewenang. Fayol memandang
bahwa seni dalam manajemen terdiri dari keahlian memilih prinsip yang cocok untuk
situasi tertentu (sutapa, 2002).

Ada 10 macam prinsip organisasi diantaranya :

 Prinsip penetapan tujuan yang jelas;


 Prinsip kesatuan perintah;
 Prinsip keseimbangan;
 Prinsip pendistribusian pekerjaan;
 Prinsip rentangan pengawasan;
 Prinsip pelimpahan wawasan;
 Prinsip departementasi;
 Prinsip penetapan pegawai yang tepat;
 Prinsip koordinasi dan
 Prinsip pemberian balas jasa yang memuaskan.
Frederick Taylor (1919) merupakan salah satu pioner analisis manajerial. Ia
sebagai figur utama dalam Manajemen Keilmuan. Gerakan ini menekankan
pembagian kerja. Pada waktu itu, proses kerja dibebankan kepada pegawai-pegawai
yang terlatih. Gerakan ini mengakui perlunya suatu “pembagian tanggung jawab”
antara pekerja dan manajemen. Peran manajemen: mengumpulkan detail informasi
mengenai proses kerja, menganalisa data itu, dan menetapkan aturan dan guideline
mengenai cara terbaik untuk menjalankan tugas itu. Selanjutnya para pekerja diseleksi
dan dilatih agar dapat memaksimalkan output, kualitas kerja, dan pendapatan mereka
(sutapa,2002).
Taylor dan sarjana lainnya mengembangkan prosedur untuk menganalisa dan
mendisain tugas yang hingga kini metode ini masih dipakai. Taylor dkk. kemudian
melakukan time-motion studies, dengan cara menganalisa karakteristik fisik tempat
kerja. Misalnya mempertimbangkan penempatan tools dan kelengkapan kerja serta
waktu untuk meraih tools tersebut. Tujuannya adalah untuk mendapatkan layout yang
paling efisien untuk mencapai kinerja tugas tertentu (Sutapa,2002).
Model ini masih digunakan dalam organisasi pemerintah dan industri. Namun
teori ini berjalan bukan tanpa hambatan. Kritik terhadap Taylor adalah cenderung
mengabaikan aspek humanity, serta pengaruh psikologis dan sosial pada moral dan

5
produktivitas pekerja. Pendekatan klasik mendasarkan pada pengaturan kerja dan
merumuskan cara kerja yang paling efisien yang didasarkan pada pandangan bahwa
setiap pekerjaan bisa dianalisis secara ilmiah (scientific) untuk menemukan cara terbaik
dalam melaksanakan berupa metode kerja baku yang efisien (Sutapa,2002).
Metode kerja baku belum sesuai dengan keinginan pekerja, tetapi pekerja bisa
dirangsang dengan imbalan finansial agar bersedia melaksanakan. Pendekatan klasik
tersebut mendasarkan pada pembagian kerja, spesialisasi dan standar dalam mendesain
organisasi sehingga organisasi dapat efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya.
Tingkat efisiensi merupakan kriteria utama untuk menentukan keberhasilan organisasi
yang dilakukan melalui control system. Manusia dalam pendekatan klasik hanya dapat
digerakkan dengan insentif ekonomi. Konsep spesialisasi dengan standar kerja di atas
mempunyai pengaruh terhadap bentuk organisasi karena :
1. Ada pemisahan secara tegas pekerjaan yang jenisnya berbeda sehingga
berpengaruh dalam pembagian kerja.
2. Penggunaan standar kerja yang dapat digunakan untuk mengontrol kinerja
pekerja.
3. Adanya standar kerja memungkinkan
b. Kajian Pendekatan Organisasi Birokratik
Pada dasarnya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk mencapai
tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
 Pembagian dan penugasan pekerjaan secara khusus sehingga para pemegang
pekerjaan dapat menjadi ahli dalam pekerjaan masing-masing dan strategi ini dikenal
dengan prinsip spesialisasi.
 Setiap anggota hanya bertanggung jawab secara langsung kepada seorang atasan
yang disebut dengan prinsip hierarki .
 Promosi didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi. dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas
 Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-
bedakkan status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
 Tiap-tiap tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem
tertentu berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan
prinsip uniformitas (Anonim,Tanpa tahun).

6
Para teoritisi organisasi memandang Weber sebagai pendiri studi sosiologi
organisasi. Penyelidikannya tentang birokrasi sebagai suatu fenomena sosial telah
memberi pengaruh yang sangat besar (Gerth and Mills, 1946). Weber memandang
model birokrasi sebagai suatu bentuk baru dalam masyarakat. Ia melihat gerakan
organisasi tertentu sebagai bagian dari suatu upaya menuju wujud organisasi yang lebih
legal dan rasional, menjauh dari model organisasi yang lebih berdasarkan pada tradisi
(misalnya kekuasaan monarki) atau karisma (seperti Napoleon). Wujud birokrasi
meruakan sesuatu yang berbeda bahkan dari system administrasi kuno (misalnya di
Cinad). Dalam system feodal atau aristokrasi, menurut Weber, fungsi dijalankan
menurut kepercayaan personal atau ditentukan oleh penguasa (Anonim,Tanpa tahun).
Menurut Weber, birokrasi memiliki beberapa karakteristik berikut:
1. Adanya aturan yang ketat. Aturan menetapkan aktivitas yang diperlukan oleh
organisasi, sekaligus menetapkan kewajiaban-kewajiban untuk setiap pegawai.
Melalui aturan juga ditetapkan kualifikasi khusus yang diperlukan setiap unit kerja.
2. Diakuinya hirarki wewenang. Pengawasan dilakukan oleh pejabat dengan hirarki lebih
tinggi.
3. Kedudukan dalam birokrasi biasanya memerlukan pelatihan keahlian serta
kemampuan penuh untuk menjalankan pekerjaan.
4. Manajemen subunit biasanya mengikuti aturan yang relatif stabil, dan pengetahuan
mengenai aturan dan prosedur ini menjadi keahlian khusus.
Weber (dalam mada sutapa memandang bentuk birokrasi memiliki
keunggulan secara teknis jika dibandingkan dengan sistem administrasi lainnya. Dalam
pandangan Weber, keberadaan akan pegawai karir yang kompeten, hirarki yang tegas,
dan spesifikasi kewajiban berdasarkan aturan, jelas akan menghasilkan percepatan,
kejelasan, konsistensi, dan pengurangan ongkos. Segenap kewajiban dijalankan secara
konsisten, pelayanan tanpa ada favoritism, organisasi terbebas dari motif-motif personal.
Pegawai ditempatkan berdasarkan sistem merit ketimbang favoritism politik, dibatasi
oleh aturan, dan orang yang ada dalam birokrasi adalah para pegawai karir. Dengan
demikian, menurut Weber, birokrasi hadir sebagai model organisasi yang paling efisien
(Anonim,Tanpa tahun).

Weber memang menyadari bahwa rutinitas birokrasi dapat menekan kebebasan


individu (Fry, 1989). Meski demikian, ia memandang birokrasi sebagai model ideal
organisasi, teristimewa karena prinsip efisiensi dan keadilan dan perlakuan yang setara

7
terhadap setiap pelanggan dan pegawai organisasi. Karenanya, ia menekankan adanya
sebuah model organisasi yang memiliki aturan yang jelas dan konsisten, rantai hirarki
kewenangan, dan deskripsi peran. Untuk alasan inilah maka Weber kemudian
dikelompokkan menjadi salah satu tokoh klasik (Anonim,tanpa tahun).

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organisasi merupakan sesuatu yang telah melekat dalam kehidupan kita, karena
kita adalah makhluk sosial. Pendekatan dalam organisasi yaitu : pendekatan organisasi
klasik adalah teori organisasi klasik disebut juga teori organisasi tradisional, teori
organisasi spesialisasi, teori formalistne, teori struktural. Teori ini muncul sebagai
akibat dari usaha yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
organisasi dengan menentukan prinsip-prinsip yang dapat dipergunakan sebagai
pedoman bagi para manager dalam melaksanakan tugas dan prinsip-prinsip ini
memberikan pedoman kepada manajer untuk menyusun suatu sistem tugas dan
wewenang dan kajian pendekatan organisasi birokratik adalah dalam pencapian tujuan
organisasi maka harus ada tanggung jawab bagi setiap orang dalam organisasi, adanya
promosi dalam masa kerja sehingga kegiatan dalam organisasi mencapai tujuan yang
diharapkan serta adanya pembagian penguasaan bagi setiap orang dalam organisasi.
Dan pendekatan organisasi birokratik, Pada dasarnya teori organisasi birokrasi
menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi
sebagai berikut: pembagian dan penugasan, setiap anggota harus bertanggu jawab,
promosi dan Setiap pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu.

9
DAFTAR PUSTAKA
Sutapa, Mada. 2002. Organisasi pendidikan. Yogyakarta: buku pegangan kuliah fakultas ilmu
pendidikan, universitas negeri Yogyakarta online httip://Bahan Ajar MK Organisasi
Pendidikan.pdf diakses padatnggal 11 oktober 2016 pukul 16.21 WITA.
Anonim.______.konsep birokrasi. online http//01-konsep-birokrasi.pdf diakses pada tanggal
11 oktober 2016 pukul 16.31 WITA.

10

Anda mungkin juga menyukai