Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen pendidikan adalah proses keseluruhan kegiatan bersama
dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pelaporan, pengkoordinasian, pengawasan dan pembiayaan,
dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersedia, baik
personil, materiil, maupun spirituil untuk mencapai tujuan pendidikan secara
efektif dan efisien.” Dari beberapa pengertian di atas dapat dilihat betapa
Manajemen pendidikan merupakan faktor utama dalam penyelenggaraan
pendidikan . Suatu usaha bersama yang dilakukan untuk mendayagunakan
semua sumber daya baik manusia, uang, bahan dan peralatan serta metode
untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat
komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah
Staf Tata laksana Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada
Kepala Sekolah dan Guru, Komite sekolah sebagai badan independent yang
membantu terlaksananya operasional pendidikan, dan siswa sebagai peserta
didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen dengan tingkat pelayanan
yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis, karena
keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan “simbiosis
mutualis” keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan
demikian tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal
semata-mata demi kebutuhan anak didik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem manajemen keuangan dan pembiayaan pendidikan ?
2. Bagaiman manajeman informasi ?
3. Bagaiman manajemen kesiswaan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana dari sistem manajemen keuangan Dan pembiayaan
pendidikan.
2. Mengetahui bagaimana manajemen informasi pada pendidikan.
3. Mengetahui bagaiman manjemen kesiswaan dalam pendidikan.
D. Manfaat
Mengetahui dan memahami tentang manajemn pendidikan terutama
yang akan dibahas pada makalah ini yang meliputi manajemen keuangan dan
administrasi,informasi serta kesiswaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Pendidikan

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang


secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan.
Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah
(Mulyasa,2007).

Dana merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung


menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Dalam
penyelenggaraan pendidikan MBS di sekolah, sumber dana merupakan
potensi yeng sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian pengelolaan pendidikan. Sumber keuangan dan pembiayaan
dana pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga
sumber, yaitu:
1. Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-duanya, yang
bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan
pendidikan.
2. Orang tua atau peserta didik.
3. Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat (Mulyasa,2007).
Fungsi dana dalam MBS pada dasarnya untuk menunjang penyediaan
sarana dan prasarana, seperti tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan,
media belajar, operasi pengajaran, pelayanan administratif dan sebagainya.
Dana pendidikan sebenarnya tidak selalu identik dengan uang (red cost),
tetapi dalam rangka mencapai tujuan penyelenggaraan pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan, keuangan, dan pembiayaan merupakan
potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan
pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan
komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah memerlukan biaya.
Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-
baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam
rangka MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang memberikan kewenangan
kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana
sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia
pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam
kondisi krisis pada sekarang ini.
1. Klasifikasi Dana Pendidikan
Thomas (1985) mengungkapkan adanya pengklasifikasian dana yaitu :
a. Dana Langsung dan Tidak Langsung
Dana langsung ialah dana yang langsung digunakan untuk
operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan
pelaksanaan proses belajar mengajar, terdiri atas dana pembangunan
dan dana rutin.
Dana tidak langsung ialah dana berupa keuntungan yang hilang
dalam bentuk kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh peserta
didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dana tidak
langsung juga menyangkut dana yang menunjang siswa untuk dapat
hadir disekolah, yang meliputi biaya hidup, transportasi, dan dana
lainnya. Dana tidak langsung sulit dihitung karena tidak ada catatan
resmi. Berdasarkan alas an praktis biaya ini tidak turut dihitung dalam
perencanaan oleh para administrator, perencana, atau pembuat
keputusan.
Dana pembangunan ialah dana nyang digunakan untuk pembelian
tanah bangunan ruang kelas, perpustakaan, lapangan olah raga,
konstruksi bangunan, serta penggantian dan perbaikan. Dana
pembangunan ini, terdiri atas 3 kelompok yaitu untuk siswa di
sekolah, asrama siswa, dan tempat tinggal guru.
Dana rutin ialah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Dana rutin
digunakan untuk menunjang pelaksanaan program belajar mengajar,
pembayaran gaji guru dan personil sekolah, administrasi kantor,
pemeliharaan serta perawatan sarana dan prasarana.
Pembayaran gaji guru, kepala sekolah, dan para pegawai dalam
manajemen berbasis sekolah seharusnya ditentukan oleh pangkat,
jabatan, pendidikan, dan masa kerja. Disamping itu,perlu
dipertimbangkan masalah kreativitas dan prestasi kerjanya. Jumlah
gaji yang diterima seorang pegawai minimal dapat memenuhi biaya
hidup, yang merujuk pada daya beli dari penghsilan yang diterima
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
b. Dana Masyarakat dan Dana Pribadi.
Dana masyarakat ialah dana yang dikeluarkan masyarakat untuk
kepentingan pendidikan, baik yang dikeluarkan secara langsung
maupun tidak langsung, berupa uang sekolah, uang buku, dan dana
lainnya. Dana tidak langsung seperti pajak dan restribusi, di dalam
dana masyarakat termasuk dana pribadi, yaitu dana yang berasal dari
rumah tangga termasuk kesempatanm yang hilang. Dana pribadi ialah
dana langsung yang dikeluarkan dalam bentuk uang sekolah, uang
kuliah, pembelian buku dan dana hidup setiap siswa.
2. Manajemen Keuangan Sekolah
Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang
secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang
menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara
transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Keuangan dan
pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di
sekolah, yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah
dan dana masyarakat (Mulyasa,2007).
Investasi tersebut harus dikelola secara efektif dan efisien dan
diarahkan langsung terhadap pencapaian tujuan. Hal ini merupakan
kegiatan manajemen keuangan yang mengatur penerimaan,
pengalokasian dan pertanggungjawaban keuangan untuk menunjang
pelaksanaan program pengajaran. Manajemen keuangan meliputi
perencanaan financial, pelaksanaan, dan evaluasi. Jones (1985)
mengemukakan financial planning is called budgeting merupakan
kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk
mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa terjadi efek
samping yang merugikan. Implementation involves accounting atau
pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan.
a. Pengelolaan Dana di Sekolah
Sekolah merupakan sistem yang terdiri atas serangkaian
komponen yang saling terkait dan membutuhkan masukan dari
lingkungan untuk melakukan proses transformasi serta mengeluarkan
hasil. Kebutuhan akan masukan dan keluaran merupakan kenyataan
yang tidak dapat dipungkiri dari ketergantungan sekolah terhadap
masyarakat dan lingkungannya. Masukan terhadap system sekolah
mencakup perangkat lunak, keras dan manusia yang selaras dengan
perkembangan lingkungan. Kerangka manajemen strategis, seperti
dikemukakan Rowe meliputi perencanaan strategi, struktur
organisasi, control strategi dan kebutuhan sumber. Strategi sekolah
dalam menggali dana pendidikan secara administrative sangat tepat
karena berkaitan dengan bagaimana seorang kepala sekolah
melakukan upaya-upaya pengelolaan sumber daya dan sumber dana
yang terdapat di dalam lingkungan sekolah. Dalam MBS strategi
tersebut direalisasikan dalam penyelenggaraan kegiatan sebagai
berikut:
1) . Melakukan analisis internal dan eksternal terhadap berbagai
potensi sumber dana
2). Mengidentifikasi, mengelompokkan dan memperkirakan sumber-
sumber dana yang dapat digali dan dikembangkan
3) . Menetapkan sumber-sumber dana.
b. Perencanaan Pengelolaan Dana
Perencanaan dalam keuangan ialah kegiatan merencanakan
sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya
tujuan pendidikan disekolah. Perencanaan menghimpun sejumlah
sumber daya yang diarahkan untuk mencapai tujuan berhubungan
dengan anggaran atau budget, sebagai penjabaran suatu rencana
kedalam bentuk dana untuk setiap komponen kegiatan. Dalam hal ini
Gordon mengemukakan perencanaan penyusunan anggaran
pendidikan dalam 2 pendekatan yaitu pendekatan tradisional dan
Planning Programming Budgeting System (PPBS).
c. Proses Penyusunan Anggaran
Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini,
Lipham (1985) mengungkapkan 4 fase kegiatan pokok sebagai
berikut:
1). Merencanakan anggaran yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan,
menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan
operasional yang dapat diukur,menganalisis alternative pencapaian
tujuan, dan membuat rekomendasi alternative pendekatan untuk
mencapai sasaran.
2). Mempersiapkan anggaran yaitu menyesuaikan kegiatan dengan
mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran
program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas.
3). Mengelola pelaksanaan anggaran yaitu mempersiapkan
pembukaan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi,
membuat perhitungan, serta membuat laporan dan
pertanggungjawaban keuangan.
4) . Menilai pelaksaan anggaran yaitu menilai program belajar
mengajar, melalui bagaimana pencapaian sasaran program, serta
membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yng akan datang.
d. Penyusunan Rencana Anggaran.
Pelaksanaan penyusunan Rencana Anggaran Pengeluaran Belanja
Sekolah (RAPBS) dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional
tampaknya memadukan antara pengaturan pemerintah pusat dan
sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yamg telah ditetpkan
oleh peraturan pemerintah yang intinya pihak sekolah tidak dapat
mengubah dari petunjuk penggunaan atau pengeluarannya, dan
sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana pengguna dalam tingkat
mikro kelembagaan. Untuk mengefektifkan pembuatan anggaran
belanja sekolah, yang sangat bertanggung jawab sebagai pelaksana
adalah kepala sekolah. Dalam manajemen berbasis sekolah
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah dilaksanakan
oleh kepala sekolah dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh
kebijakan sekolah, serta dewan sekolah dibawah pengawasan
pemerintah.
e. Proses Pengaturan
Dalam garis besarnya pengaturan keuangan disekolah meliputi:
1). Penerimaan
Sekolah sebagai lembaga pendidikan melaksanakan tugasnya
menerima dana dari berbagai sumber dan dikelola dengan baik.
2). Penggunaan
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber digunakan untuk
kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara
efektif dan efisien.
3). Pertanggungjawaban
Implementasi manajemen berbasis sekolah, setiap akhir tahun
anggaran sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan
setiapdana yang dikeluarkan selama tahun anggaran.
Pertanggungjawaban ini dilakukan dalam rapat dewan sekolah,
yang diikuti komponen sekolah, masyarakat dan pemerintah
daerah (Rohiat .2009).
Instrumen (format-format) yang mencerminkan adanya
kegiatan manajemen keuangan sekolah ,yaitu:

a). Manajemen Pembayaran SPP

Dasar hukum penyusutan SPP adalah keputusan


bersama tiga menteri yaitu:

- Menteri P&K (No.0257/K/1974)

- Menteri dalam negeri (No.221 Tahun 1974)

- Menteri keuangan (No. Kep. 1606/MK/II/1974) tertanggal: 20


Nopember 1974

SPP dimaksudkan untuk membantu pembinaan pendidikan


seperti yang ditunjukkan pada pasal 12 keputusan tersebut yakni
membantu penyelengaraan sekolah, kesejahteraan personel,
perbaikan sarana dan kegiatan supervisi. Selanjutnya pada pasal
18 dinyatakan bahwa kedudukan kepala sekolah dalam
pengelolaan SPP adalah bendaharawan khusus yang
bertanggungjawab dalam penerimaan,penyetoran dan penggunaan
dana yang telah ditentukan terutama dan penyelenggaraan
sekolah.

b). Manajemen keuangan yang berasal dari Negara (pemerintah)

Keuangan dari Negara ialah meliputi pembayaran gaji


pegawai atau guru dan belanja barang untuk pertanggung
jawaban uang tersebut diperlukan beberapa format sebagi
berikut:

1. Lager gaji (daftar permintaan gaji)

2. Buku catatan SPMU (Surat Perintah Mengambil Uang)

c). Manajemen keuangan yang berasal dari BP3

Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan (BP3)


bertugas memberikan bantuannya dalam penyelenggaraan
sekolah.Bantuan ini dapat berbentuk uang tetapi mungkin pula
dalam bentuk lain seperti usaha perbaikan sekolah,
pembangunan lokal baru, dan sebagainya.

B. Sistem Manajemen Informasi

SIMDIK atau yang disebut SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


DAN PENDIDIKAN adalah suatu sistem data sekolah berbasis ITC dimana
segala data base sekolah bisa tersimpan dengan aman serta dapat terkoneksi
melalui suatu server. SIMDIK adalah sebuah sistem informasi untuk
kebutuhan manajemen lembaga pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
Sekolah yang dapat di cover dengan SIMDIK ini adalah sekolah TK, SD,
SMP, SMA dan sederajat( Rohiat .2009).
Sistem Informasi Manajemen Pendidikan merupakan perpaduan antara
sumber daya manusia dan aplikasi teknologi informasi untuk memilih,
menyimpan, mengolah, dan mengambil kembali data dalam rangka
mendukung kembali proses pengambilan keputusan bidang pendidikan. Data-
data tersebut adalah data empiris atau data/fakta sebenarnya yang benar-benar
ada dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
SIMDIK dikembangkan secara terpadu dimulai dari proses
operasional pendaftaran siswa baru, proses akademik, pengelolaan keuangan,
sampai operasional siswa menjadi alumni. SIMDIK merupakan proses
operasional sekolah. SIMDIK juga dirancang sesuai dengan standar
JARDIKNAS. Segala kebutuhan pelaporan dari sekolah ke Dinas Pendidikan
Daerah maupun untuk kebutuhan Depdiknas dapat dilakukan dengan mudah.
Dengan adanya SIMDIK manajemen pendidikan menjadi lebih mudah dan
terkontrol (Rohiat .2009).
1. Tujuan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK)
Tujuan dari dibangunnya informasi berupa aplikasi Sistem Informasi
Pendidikan adalah:
a. Membantu seluruh bagian yang berperan di dunia pendidikan dengan
memberikan informasi yang menyeluruh tentang pendidikan dari tingkat
sekolah dasar hingga sekolah menengah umum atau yang setara
dengannya.
b. Memberikan sarana agar seluruh bagian yang berperan dalam dunia
pendidikan yang ada di propinsi / kota kabupaten agar dapat berperan
aktif dalam usaha memajukan usaha pendidikan.
c. Pertanggungjawaban publik yaitu dengan memberikan informasi secara
trasparan tentang kebijakan dan pemakaian sumber daya yang
dialokasikan untuk dunia pendidikan.
d. Meningkatkan pengetahuan guru dan murid tentang dunia informatika
serta manfaat yang dapat diambil melalui beberapa pelatihan.
e. Memberikan akses informasi yang mudah dan lengkap bagi pendidik dan
siswa mengenai ilmu pengetahuan dan informasi pendidikan lainnya
(Rohiat .2009 ).
2. Cakupan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK)
Ruang Lingkup SIMDIK , yaitu :
a. Koneksi dan setting, Identitas sekolah, setting tahun ajaran, seting
kurikulum, koneksi database, dan format tanggal.
b. Pengelolaan Kesiswaan, Pengelolaan biodata masing-masing siswa,
beasiswa, kasus kedisiplinan, data kesehatan, data periksa, prestasi,
perpindahan (mutasi) siswa, sampai pengelolaan data alumni.
c. Pengelolaan Akademik, Laporan nilai hasil ujian secara periodik, data nilai
KTSP, data nilai KBK, data absensi, data bimbingan dan penyuluhan, data
kasus siswa, rencana pengajaran, pengelolaan mata pelajaran,
penjadwalan, dan prestasi akademik.
d. Pengelolaan Guru dan Karyawan, Manajemen biodata guru dan karyawan,
data keluarga, riwayat pendidikan, pendidikan tambahan(kursus, training,
seminar, workshop dsb).
e. Pengelolaan Keuangan, Manajemen pembayaran biaya pendidikan,
administrasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah)dan
penggunaannya, biaya tambahan, seperti : biaya praktikum, biaya ekstra,
dll.
f. Pengelolaan Perpustakaan, Pengelolaan buku (judul, kategori & deskripsi),
status keanggotaan dan peminjam, stock inventory, Jurnal keluar masuk
buku, laporan-laporan terdiri dari : statistik peminjaman, statistik keluar
masuk buku, rekap peminjaman, dan rekap pengembalian.
g. Pelaporan, Pelaporan siswa (induk siwa, kesehatan, periksa kesehatan,
biasiswa, kasus, dan bimbingan) per siswa, per kelas dan seluruh siswa,
pelaporan guru/pegawai (induk pegawai, bidang pengajaran), rencana
pengajaran, nilai, kelulusan, statistik dan laporan ke DEPDIKNAS (data
sekolah, siswa dan guru)
h. Bank Soal, Pengolahan data bank soal, penyimpanan soal,pencarian dan
pencetakan ( Rohiat .2009).
3. Nilai Lebih Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (SIMDIK)
a. Keunggulan dari sistem ini adalah :
Sesuai standar JARDIKNAS (Departemen Pendidikan Nasional),
sehingga pembuatan laporan dari masing-masing sekolah maupun dari
Dinas Pendidikan dapat dengan mudah dan cepat di sampaikan tanpa
harus membuat laporan ulang dan tanpa harus mencetak laporan, hal ini
karena format laporan dan jaringan sudah disesuaikan dan
menggunakan konsep singkronisasi online.
Kemudahan dan kecepatan proses pengolahan, penyimpanan,
pencarian, pelaporan data dan informasi yang dibutuhkan.
Dikembangkan secara integrated untuk kebutuhan administrasi
akademik sekolah.
Sistem dapat disesuaikan dengan kebutuhan lembaga/institusi
pendidikan terkait.
b Keuntungan SIMDIK yang diperoleh sekolah, yaitu :
 Dapat memantau perkembangan pendidikan siswa secara akurat
Dapat meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan kepad masyarakat
secara akurat.
Dapat menyimpan database sekolah mulai dari data siswa,guru serta
karyawan yang terdiri dari data akademik, sistem kurikulum,
administrasi, aset sekolah dll
4). Memudahkan pekerjaan sekolah tersebut dalam segala aspek mulai dari
BK, TU dan lain -lain
 Dapat mengangkat BRAND IMAGE sekolah tersebut secara tidak
dengan memiliki fasilitas manajemen modern.
c. Keuntungan SIMDIK yang diperoleh orang tua dan siswa, yaitu :
 Siswa dapat berkreasi membuat blog/email dll
 Siswa dapat memantau ilmu dari luar sekolah
 Siswa dapat berkorespondensi dengan sesama pelajar diseluruh dunia
 Siswa dapat mencari info beasiswa dari dalam/luar negeri
 Orang tua dapat mengecek absensi/daftar nilai melalui fasilitas SMS
Gateway Go To School tanpa perlu repot datang kesekolah
 Dapat memantau perkembangan siswa/siswinya.
d. Kekurangan dari SIMDIK :
1). Memerlukan koneksi internet
2). Tidak semua sekolah terutama dipedalaman memiliki computer untuk
melakukan pendataan SIMDIK
3). Terkadamg keterbatasan SDM dalam mealkukanya.
C. Sistem manajemen kesiswaan
Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap
kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai
dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah.
Sedang Manajemen kesiswaan menurut Ary Gunawan (2000) adalah
sebagai suatu proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara
sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik (dalam
lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik
hingga keluarnya peserta didik dari suatu sekolah.
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bidang operasional
dalam pengelolaan sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk
pencatatan data peserta didik melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang
secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan
peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
1. Tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan
Tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-
kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses
belajar mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di sekolah
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
b. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan),
bakat dan minat peserta didik.
c. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
d. Dengan dipenuhinya hal tersebut diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar
dengan baik dan tercapai cita-cita mereka (Suryobroto.2004).
2. Fungsi Manajemen Peserta Didik
secara umum adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-
segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi, kebutuhan dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya.
Fungsi manajemen peserta didik secara khusus adalah sebagai berikut:
a. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik,
ialah agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya
tanpa banyak terhambat, potensi bawaan tersebut meliputi: kemampuan
umum (kecerdasan), kemampuan khusus dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik
ialah agar peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan teman
sebayanya, dengan orang tua, keluarga, dengan lingkungan sosial sekolahnya
dan lingkungan sosial masyarakat. Fungsi ini berkaitan dengan hakikat peserta
didik sebagai makhluk sosial.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta
didik, ialah agar peserta didik tersalurkan hobinya, kesenangan dan minatnya
karena hal itu dapat menunjang terhadap perkembangan diri peserta didik
secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan
peserta didik, hal itu sangat penting karena kemungkinan dia tidak akan
memikirkan pula kesejahteraan teman sebayanya (Suryobroto.2004).
3. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesiswaan
Ada 4 prinsip dasar manajemen kesiswaan, yaitu:
a. Siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan objek, sehingga harus
didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan
keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka.
b. Kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan
wahana kegiatan yang beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
c.Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang
diajarkan.
d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi
juga ranah afektif dan psikomotor (Suryobroto.2004).
Menurut Eka Prihatin(2000),prinsip adalah suatu pedoman yang harus
diikuti dalam melaksanakan tugasnya. Prinsip manajemen peserta didik
adalah pedoman yang harus diikuti dalam melakukan pengelolaan peserta
didik. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
a. Manajemen peserta didik sebagai bagian dari keseluruhan manajemen
sekolah, sehingga harus mempunyai kesamaan visi, misi dan tujuan
manajemen sekolah secara keseluruhan. Penempatan manajemen peserta didik
ditempatkan pada kerangka manajemen sekolah, tidak boleh ditempatkan
diluar sistem sekolah.
b. Segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus mengemban visi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
c. Kegiatan manajemen peserta didik harus diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang
dan punya bakat perbedaan. Perbedaan diantara peserta didik tidak diarahkan
pada konflik diantara mereka, akan tetapi justru untuk mempersatukan dan
saling memahami dan menghargai.
d. Kegiatan manajemen peserta didik harus dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik, disini diperlukan kerjasama
yang baik dan harmonis antara pembimbing dan yang di bimbing.
e. Kegiatan manajemen peserta didik harus mendorong dan mengacu
kemandirian peserta didik, dimana kemandirian ini akan memotivasi anak
untuk tidak selalu tergantung pada orang lain, dan dapat melakukan segala
kegiatan secara mandiri. Hal itu sangat bermanfaat bagi peserta didik baik
dilingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
f. Segala kegiatan yang diupayakan oleh manajemen peserta didik harus
bersifat fungsional bagi kehidupan peserta didik di sekolah maupun bagi masa
depannya.
4. Ruang lingkup manajemen kesiswaan
Tahapan atau proses manajemen kesiswaan meliputi 4 kegiatan yaitu
penerimaan siswa baru, kegiatan kemajuan belajar, bimbingan, dan pembinan
disiplin serta monitoring.
a. Penerimaan siswa baru pada penerimaan siswa baru paling tidak ada satu
langkah yaitu perencanaan kesiswaan. Dalam perencanan kesiswaan meliput :
b. Sensus sekolah
Sesnsus sekolah adalah : pencatatan anak-anak usia sekolah yang diperkirakan
akan masuk sekolah atau calon siswa.
c. Penentuan jumlah siswa yang diterima
Berapa jumlah calon siswa yang akan diterima di suatu sekolah sangat
tergantung pada jumlah kelas atau fasilitas tempat duduk yang tersedia.
d. Orientasi siswa baru
Orientasi siswa baru adalah kegiatan yang merupakan salah satu dalam
rangka proses penerimaan siswa baru. Istilah yang digunakan adalah “ masa
orientasi siswa baru” (MOS). Tujuan orientasi siswa baru yaitu, pengenalan
bagi siswa baru mengenai keadaan-keadaan sekolah, antara lain meliputi tata
tertib, kondisi siswa, serta pengenalanpeljaran yang akan dihadapi ini
dimaksudkan agar siswananti tidak akan mengalami kejanggalan dalam
menempuh studi (Suryobroto.2004).
5. Pengelolaan proses pembelajaran
Proses pembelejaran merupakan kegiatan utama disekolah. Sekolah
diberi kebebasan memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran
dan pengajaran yang paling efektif sesuai engan, karakteristik mata pelajaran,
karakteristik siswa, karakteristik guru an kondisi nyata sumberdaya yang
tersedia di sekolah.
a. Starategi pembelajaran dapat dibagi menjadi 3:
1). Strategi pembelajaran Quantum learning and teaching
Quantum learning adalah cara pengubahan bermacam-macam
interaksi, hubungan, dan inspirasi yang ada didalam dan disekitar
momen belajar.
2) Quantum teaching berusaha mengubah suasana belajar yang
monoton dan membosankan kedalam suasana belajar yang yang
meriah dan gembira dengan memadukan potensi fisik, psikis, dan
emosi siswa menjadi satu kesatuan kekuatan yang integral.
3). Strategi pembelajaran koopratif (cooperative learning )
Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan adanya kerja
sama antar-siswa dalam kelompok untuk mncapai tujuan.
4). Strategi pembelajaran pendekatan teknologi pembelajaran
5). Tekhnologi pembelajaran adalah pengembangan, penerapan, dan
evaluasi sistem teknik dan alat dengan tujuan untuk meningkatkan
proses belajar bagi siswa (Suryobroto.2004).
6. Bimbingan dan disiplin siswa
Sekolah sebagai lembaga yang mengembangkan proses pembelajaran
dengan tujuan mengembangkan pengetahuan siswa, kepribadian, aspek sosial,
emosional, ketrampilan-ketrampilan, juga bertanggung jawab memberikan
bimbingan dan bantuan tehadap peserta didik yang bermasalah, baik dalam
belajaar, emosional, maupun sosial sehingga dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal sesuai dengan potensi masing-masing.
7. Tahapan atau proses manajemen kesiswaan
1. Perencanaan
a. Analisis kebutuhan: disesuaikan dengan kebutuhan dan daya
tampung disekolah dan daya tampung kelas dalam menerima siswa
baru
b. Rencana rekruitmen : penentuan jumlah siswa yang akan diterima
c. Rencana dan model pembinaan
2. Pengorganisasian
a. Kepanitiaan : membentuk panitia penerimaan siswa baru
b. Tim : tim atau anggota yang telah dipilih oleh kepala sekolah
c. Koordinator : penanggung jawab adalah kepala sekolah
3. Pelaksanaan
a. Rekruitmen dan seleksi : seleksi tes murid yang masuk
b. Penempatan ; penempatan dan penentuan ruang kelas
c. Orientasi : pengenalan sekolah atau MOS
d. Pembinaan dan pengembangan : pembinaan tentang tata tertib
yang ada
4. Kontrol
a. Pengawasan dan penilaian : penilaian selama menjadi siswa oleh
guru
b. Kelulusan : kelulusan siswa dinilai dari hasil belajar selama
menjadi siswa
c. Remidi : apabila ada nilai yang tidak memenuhi standard maka
dilakukan pengulangan atau perbaikan nilai yang sering disebut
dengan (remidi) .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang
secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan
pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS), yang menuntut kemampuan sekolah untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada
masyarakat dan pemerintah.
2. SIMDIK atau yang disebut SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DAN
PENDIDIKAN adalah suatu sistem data sekolah berbasis ITC dimana
segala data base sekolah bisa tersimpan dengan aman serta dapat
terkoneksi melalui suatu server. SIMDIK adalah sebuah sistem informasi
untuk kebutuhan manajemen lembaga pendidikan dalam hal ini adalah
sekolah. Sekolah yang dapat di cover dengan SIMDIK ini adalah sekolah
TK, SD, SMP, SMA dan sederajat.
3. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan peserta didik, mulai dari masuk sampai dengan
keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan
merupakan salah satu bidang operasional dalam pengelolaan sekolah.
Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta
didik melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional
dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.

B. Saran
Semoga dengan makalah ini para pembaca lebih mengetahui tentang
manajemn keuangan ,manajemen informasi Dan kesiswaan dari
pendidikan dan lebih memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa,2007.Manajemen Berbasis Sekolah .Bandung :PT.Remaja Rosdakarya

Rohiat .2009. Manajemen Sekolah.Bandung.Bandung: Refika Aditama

Suryobroto.2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta:Rineka Cipta..

Anda mungkin juga menyukai