Anda di halaman 1dari 8

CHAPTER II

THEORY AND METHOD

INTERPRETASI TERHADAP TEORI AKUNTANSI


1. Akuntansi sebagai catatan historis
Teori ini menganggap akuntansi sebagai kegiatan pencatatan transaksi suatu
perusahaan. Hal ini didasarkan pada anggapan konservatisme, objektivitas,
konsistensi dan observasi tindakan akuntan masa lalu. Catatan ini merupakan
gambaran terhadap kegiatan manajemen dalam mengelola kekayaannya secara
teratur sesuai dengan ketentuan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Akuntansi sebagai bahasa
Akuntansi sering dianggap sebagai media atau sarana bahasa untuk menyampaikan
informasi karena manajemen harus mengkomunikasikan informasi yang diperoleh
dan diolahnya kepada pihak lain, seperti pemegang saham, investor, pelanggan
maupun pemerintah. Sehingga akuntansi tersebut memiliki simbol dan tata aturan
tertentu secara sistematis.Akuntansi sebagai politik intraperusahaan akuntansi
digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan perusahaan seperti pemilihan
keputusan dan menentukan tujuan manajemen.
3. Penetapan standar akuntansi sebagai politik
Atas dasar teori ini seringkali pemerintah melobi pembuat standar (standard setting
body) dengan maksud agar standar akuntansi yang dirancang dan dihasilkan dapat
melayani dan menguntungkan kebutuhannya.
Teori menyatakan bahwa sistem akuntansi merefleksikan dan mendukung nilai-nilai
dan kebutuhan kelompok tertentu dan informasi akuntansi dirancang dan digunakan
sebagai sumber untuk membuat kebijakan perusahaan, khususnya dalam proses
pengambilan keputusan. Misalnya perusahaan menggunakan anggaran dalam
laporan eksternal sebagai dasar kebijakan perusahaan.
4. Akuntansi sebagai mitologi
Teori ini menganggap sistem akuntansi sebagai sumber-sumber yang bersifat sosial
untuk mempertahankan mitos rasionalisasi. Dengan demikian, akuntansi akan
digunakan sebagai alat untuk kepentingan justifikasi, rasionalisasi dan legitimasi
keputusan yang akhirnya melayani kepentingan individu lainnya.

5. Akuntansi sebagai sihir


akuntansi digunakan oleh akuntan sebagai tools untuk membuat tipuan-tipuan
6. Akuntansi sebagai komunikasi-informasi keputusan
Teori ini memandang akuntansi sebagai sesuatu yang berorientasi tindakan seperti
mengkomunikasikan pengaruh inflasi terhadap kebutuhan para pemakai dan
pengaruh inflasi terhadap perilaku manajer dan investor dalam mengambil
keputusan ekonomi.
7. Akuntansi sebagai barang ekonomis
Teori ini menganggap akuntansi sebagai seperangkat informasi yang memiliki unsur
biaya dan manfaat. Yaitu sebagai barang ekonomi yang bersifat konsisten dan
dinamis sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi informasi. Komoditas ini
akan selalu digunakan sepanjang pemakai memandang perlu dan memang
dibutuhkan untuk kelancaran aktivitas bisnisnya.
8. Akuntansi sebagai komoditas sosial
Atas dasar teori ini akuntansi dipandang memengaruhi kesejahteraan atau
kemakmuran kelompok tertentu dalam masyarakat. Sehingga produk yang
dihasilkan dari akuntansi dapat digunakan sebagai bahan informasi untuk semua
pemakai, secara akurat, wajar dan transparan.
9. Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi
Akuntansi merupakan ideologi dari masyarakat kapitalis yang menjembatani
pemakaian teknik-teknik tertentu untuk mengeksploitasi kekayaan demi kepentingan
kelompok elit tertentu, atas beban kerugian pada masyarakat luas dan karyawan.
10. Akuntansi sebagai klub sosial
Teori ini menganggap prinsip-prinsip, standar, dan masyarakat akuntansi muncul
untuk mempromosikan kepentingan kelompok tertentu dan sesuai dengan tujuan
akuntansi. Oleh karena itu, akuntansi dapat digunakan sebagai media untuk
melakukan komunikasi tanpa memandang kelompok sosial tertentu.

FORMULASI TEORI

Teori adalah pernyataan kepercayaan yang diekspresikan dalam bahasa. Teori adalah
sistem deduktif atas pernyataan untuk mengurangi tingkat keumuman/generalitas.

Bagian dari teori

Hubungan sintaksis
hubungan sintaksis berarti aturan struktur teori berhubungan dengan bahasa yang
digunakan
Hubungan semantic
hubungan semantik berarti menghubungkan suatu konsep dasar dari teori ke objek di
dunia nyata.
Hubungan pragmatic
hubungan pragmatik berarti menghubungkan teori dengan efeknya terhadap manusia.

PENGUJIAN TEORI
Kriteria kebenaran
Dogmatic basis
kita percaya terhadap suatu pernyataan/teori karena pernyataan tersebut dibuat oleh
yang berwenang, berarti kita menggunakan basis dogma dalam menilai kebenaran
Self evident basis
basis ini berarti kita percaya terhadap suatu pernyataan berdasar dari pengetahuan
umum , pengalaman dan pengamatan kita tanpa perlu ada studi empirik.
Scientific basis
basis ini memerlukan studi empirik untuk memberikan kepercayaan mengenai
kebenaran/kesalahan suatu teori
Syntactic rules and induction
Agar berarti, teori atau pernyataan harus diformulasikan kemudian dapat diuji dengan
salah satu dari dua metode, yaitu aturan sintaksis atau induksi. Dapat diuji dengan
aturan sintaksis berarti teori atau pernyataan tersebut dapat dipastikan valid atau
tidaknya cukup dari logika atau penalaran saja. Dapat diuji secara induksi berarti
pernyataan tersebut kebenaran atau kesalahannya dapat diketahui dengan
mendapatkan bukti empirisnya.
Theory Plane
4.
5.
6.
7.
8.
7
2
c
4
p
h
3
m
8
f
id
1
y
n
6
r
s
b
o
5
t
lu
a
v
e
.
k
w
g
Membangun desain penelitian
Observation plane

abdel Khalik dan Ajinkya menjelaskan program penelitian yang khas di bawah metodologi ini
sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah penelitian dengan cara observasi


2. Mengembangkan struktur konseptual dan teoritis untuk menyelesaikan masalah
3. Mengoperasionalkan konstruksi teoritis dan hubungan dan menyatakan hipotesis
spesifik yang akan diuji

Menerapkan desain ini dengan sampling dan pengumpulan data yang


Menganalisis pengamatan untuk uji hipotesis, umumnya menggunakan teknik statistik
Mengevaluasi hasilnya
Mempertimbangkan keterbatasan dan kendala tertentu

KUHNIAN PARADIGM
Khun menjelaskan bahwa Paradigma merupakan suatu cara pandang, nilai-nilai, metode-
metode,prinsip dasar atau memecahkan sesuatu masalah yang dianut oleh suatu
masyarakat ilmiah pada suatu tertentu. Apabila suatu cara pandang tertentu mendapat
tantangan dari luar atau mengalami krisis, kepercayaan terhadap cara pandang tersebut
menjadi luntur, dan cara pandang yang demikian menjadi kurang berwibawa, pada saat
itulah menjadi pertanda telah terjadi pergeseran paradigma. Kuhn menyampaikan
gagasan bahwa sains tidak "berkembang secara bertahap menuju kebenaran", tapi malah
mengalami revolusi periodik yang dia sebut pergeseran paradigma. Analisis Kuhn
tentang sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan kepadanya bahwa praktek ilmu datang
dalam tiga Tahapan; yaitu:
1. Tahap Pra-ilmiah, yang mengalami hanya sekali dimana tidak ada konsensus
tentang teori apapun. penjelasan Fase ini umumnya ditandai oleh beberapa teori
yang tidak sesuai dan tidak lengkap. Akhirnya salah satu dari teori ini "menang".
2. Normal Science. Seorang ilmuwan yang bekerja dalam fase ini memiliki teori
override (kumpulan teori) yang oleh Kuhn disebut sebagai paradigma. Dalam ilmu
pengetahuan normal, tugas ilmuwan adalah rumit, memperluas, dan lebih
membenarkan paradigma. Akhirnya, bagaimanapun, masalah muncul, dan teori ini
diubah dalam ad hoc(khusus) cara untuk mengakomodasi bukti eksperimental yang
mungkin tampaknya bertentangan dengan teori asli. Akhirnya, teori penjelasan saat
ini gagal untuk menjelaskan beberapa fenomena atau kelompok daripadanya, dan
seseorang mengusulkan penggantian atau redefinisi dari teori ini.
3. Pergeseran Paradigma, mengantar pada periode baru ilmu pengetahuan
revolusioner. Kuhn percaya bahwa semua bidang ilmiah melalui pergeseran
paradigma ini berkali-kali, seperti teori-teori baru menggantikan yang lama.
Pre
scienc
e

Cris Development of competing


is schools of thought

anom Dominance of
alies one paradigm

Kuhnian Revolutions

Karl Popper falsification

Studi ilmiah popper terdiri dari prinsip, yaitu testability dan falsifiability. Dengan prinsip
yang pertama, Popper menyatakan bahwa sebuah pernyataan ilmiah harus bisa diuji
kebenarannya (testable) melalui suatu metode empiris. Pengujian ini dilakukan untuk
melihat kemungkinan apakah pernyataan tersebut bisa dibuktikan kesalahannya atau
tidak (falsifiable). Popper mensyaratkan testability dan falsifiability sebagai tolok ukur
apakah sebuah pernyataan bisa disebut ilmiah atau tidak. Dua syarat ini dijadikan sebagai
prinsip dari sebuah prosedur ilmiah yang dilakukan secara empiris. Dengan kata lain,
pengalaman empiris tetap menjadi menjadi syarat keilmiahan suatu pernyataann

Feyerabend approach

Feyerabend berpendapat bahwa untuk menemukan teori yang benar, suatu teori tidaklah
harus dicari kesalahannya (falsifikasi) melainkan mengembangkan teori-teori baru.
Menurut Feyerabend, dalam bukunya Against Method, tidak ada satu metode rasional
yang dapat diklaim sebagai metode ilmiah yang sempurna. Metode ilmiah yang selama
ini diagung-agungkan oleh para ilmuwan hanyalah ilusi semata. Dia mengatakan
'anything goes' yang berarti hipotesa apa pun boleh dipergunakan, bahkan yang tidak
dapat diterima secara rasional atau berbeda dengan teori yang berlaku atau hasil
eksperimen. Sehingga ilmu pengetahuan bisa maju tidak hanya dengan proses induktif
sebagaimana halnya sains normal, melainkan juga secara kontrainduktif.

Imre Lakatos Research program

Dalam Program Riset ini terdapat aturan-aturan metodologi yang disebut "Heuristik",
yaitu kerangka kerja konseptual sebagai kosekuensi dari bahasa. Heuristik adalah suatu
keharusan untuk melakukan penemuan-penemuan lewat penalaran induktif dan
percobaan-percobaan sekaligus menghadirkan kesalahan dalam memecahkikan masalah.

Menurut Imre Lakatos terdapat tiga elemen yang masing mempunyai fungsi yang
berbeda dan harus diketahui dalam kaitanya dengan Program Riset, yaitu:

1. Inti Pokok (Hard-core)


Asumsi dasar yang menjadi ciri dariprogram riset ilmiah yang melandasinya, yang
tidak dapat ditolak atau dimodifikasi. Inti pokok ini dilindungi oloeh falsifikasi.
Dalam aturan metodologis inti pokok disebut sebagai "heuristik negatif" maksudnya
inti pokok yang menjadi dasar diatas elemen yang lain karena sifatnya menentukan
dari suatu program riset dan menjadi nhepotese teoritis yang bersifat umum dan
sebagai dasar bagi pengembangan program pengembangan.
2. Lingkaran Pelindung (Protective-belt)
Yang terdiri dari hepotesa-hipotesa bantu (auxiliary hypothese) dalam kondisi-kondisi
awal. Dalam mengartikulasi lingkaran pelindung, lingkaran pelindung ini harus
menahan berbagai serangan, pengujian dan memperoleh penyesuaian, bahkan
perubahan dan pengertian, demi mempertahankan hard-core. Dalam aturan
metodologis lingklaran pelindung ini disebut "heuristik positif" maksudnya un tuk
menunjukkan bagaimana inti pokok program riset dilengkapi agar dapat menerangkan
dan meramalakan fenomena-fenomena yang nyata. Heuristik positif terdiri dari saran
atau isyarat tentang bagaimana mengembangkan vaian-varian yang komplek,
bagaimana memodifikasi dan meningkatkan lingkaran pelindung yang fleksibel
3. Serangkaian Teori (a series theory)
4. Keterkaitan teori dimana teori yang berikutnya merupakan akibat dari klausal bantu
yang ditambah dari teori sebelumnya. Menurut Imre Lakotos, yang harus dinilai
sebagai ilmiyah atau tidak ilmiah bukanlah teori tunggal, melainkan rangkaian teori
baru.
Yang terpenting dalam serangkaian teori adalah ditandai oleh kontinuitas yang pasti.
Kontinuitas berangkat dari program riset yang murni. Keilmiahan sebuah program riset
dinilai dari dua syarat, yaitu:

Harus memenuhi derajat koherensi yang mengandung perencanaan yang pasti untuk
program riset selanjutnya.
Harus dapat menghasilkan penemuan baru.

Dalam struktur program riset ini diharapkan bisa menghasilkan suatu keilmuan baru yang
rasional. Keberhasilan dari suatu program riset ini dilihat dari terjadinya perubahan
problem yang progresif dan sebaliknya dikatakan gagal dalam program riset ini adalah
jika hanya menghasilkan problem yang justru merosot atau degeneratif.

Anda mungkin juga menyukai