Anda di halaman 1dari 9

BALANCED SCORECARD

Nama kelompok :
1. Aulia Nikmah Jauza (142140191)
2. Arum Windriyani (142140192)
3. Uray Muhammad Reza (142140207)
Pengertian Balanced Scorecard
Balanced Scorecard (BSC) merupakan pendekatan baru terhadap
manajemen, yang dikembangkan pada tahun 1990-an oleh Robert
Kaplan (Harvard Business School) dan David Norton (Renaissance
Solution, Inc.). Pengakuan atas beberapa kelemahan dan
ketidakjelasan dari pendekatan pengukuran kinerja keuangan
sebelumnya, BSC menyajikan sebuah perspektif yang jelas
sebagaimana sebuah perusahaan harus mengukur supaya tercapai
keseimbangan perspektif keuangan. Kaplan dan Norton
merangkum rasional untuk BSC sebagai berikut. BSC tetap
mempertahankan pengukuran keuangan tradisional. Tetapi
pengukuran keuangan menceritakan kejadian masa lalu, suatu
laporan yang cukup untuk era industri untuk kemampuan investasi
jangka panjang dan relationship pelanggan tidak secara kritis untuk
keberhasilan. Pengukuran keuangan adalah tidak layak,
bagaimanapun juga, untuk memandu dan mengevaluasi suatu
perjalanan yang mana perusahaan pada era informasi harus
membuat suatu nilai masa depan melalui investasi dalam
pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi.
4 Perspektif (Quinlivan, 2000)
Perspektif Finansial. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut
pandang profitabilitas ketercapaian target keuangan, sehingga
didasarkan atas sales growth, return on investment, operating
income, dan cash flow.
Perspektif Pelanggan. Perspektif pelanggan merupakan faktor-
faktor seperti customer satisfaction, customer retention, customer
profitability, dan market share
Perspektif Proses Internal. Perspektif ini mengidentifikasi
faktor kritis dalam proses internal organisasi dengan berfokus pada
pengembangan proses baru yang menjadi kebutuhan pelanggan.
Perspektif Inovasi dan Pembelajaran. Perspektif ini
mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan teknologi,
pengembangan pegawai, sistem dan prosedur, dan faktor lain yang
perlu diperbaharui.
Tujuan Balanced Scorecard
Balanced Scorecard System pertama kali dikenalkan sebagai alat
untuk menilai kinerja pada perusahaan komersial. Namun,
sebetulnya pemanfaatan BSC ini bisa oleh semua jenis organisasi.
BSC dapat digunakan dengan berbagai macam cara. Pada organisasi
publik yang mengedepankan layanan publik, BSC perlu
diadaptasikan sehingga menghasilkan pengukuran yang sesuai
dengan tujuan utama organisasi. Pada organisasi komersial model
BSC sebagaimana dirumuskan Norton & Kaplan, menempatkan
perpekstif finansial di atas ketiga perspektif lainnya. Hal ini berarti
bahwa semua komponen kinerja non finansial dilakukan dalam
rangka mengoptimalkan kinerja finansial misalnya profit dan return
on investment (ROI). Model seperti sangat beralasan karena
memang tujuan utama organisasi adalah memaksimalkan
laba. Maka menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana BSC
untuk organisasi publik yang berorientasi bukan semata
berorientasi pada penumpukan laba.
Teknik Pengukuran Kinerja
Balance Scorecard
Perspektif Financial
Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia
sumber daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana
rencana organisasi. Untuk mengetahui kinerja keuangan, alat
analisis rasio keuangan dapat digunakan. Teknik analisis ratio
adalah suatu teknik analisis untuk mengetahui hubungan dari
pos-pos tertentu dalam neraca dan laporan keuangan lain
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
Selain itu pengukuran kinerja atas dasar perspektif financial
ini juga bisa menggunakan data primer berdasarkan yang
dapat dikumpulkan dengan kuesioner dengan didesain
menggunakan skala likert dan analisis statistika.
Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan indikator tentang bagaimana
pelanggan melihat organisasi dan bagaimana organisasi
memandang mereka. Indikator yang dapat digunakan untuk
melihat bagaimana pelanggan memandang organisasi adalah
tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui
survey pelanggan, sikap dan perilakumereka yang dapat
diketahui dari keluhan-keluhan yang mereka sampaikan.
Teknik pengukuran perspektif ini menggunakan data primer
berdasarkan yang dapat dikumpulkan dengan kuedioner
dengan didesain menggunakan skala likert dan analisis
statistika.
Perspektif Proses Internal
Perspektif ini menyangkut indikator produktivitas, kualitas,
waktu penyerahan, waktu tunggu dan sebagainya. Indikator
ini memungkinkan kita untuk menentukan apakah proses
telah mengalami peningkatansejajar dengan benchmarks, dan
atau mencapai target dan sasaran. Teknik pengukuran
perspektif ini menggunakan data primer berdasarkan
kuesioner yang didesain dengan menggunakan skala likert dan
analisis statistika.
Perspektif Inovasi dan Pembelajaran
Perspektif ini memuat indikator tentang sampai seberapa jauh
manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat
memberikan kontribusi bagi keberhasilan dimasa depan.
Mengukur hasil dari tindakan dan aktivitas perspektif ini
mungkin tidak dapat dilakukan karena hasilnya tidak segara
dapat diketahui dan bersifat jangka panjang. Dalam banyak
kejadian, mungkin diperlukan ukuran pengganti sebagai
indikator kinerja. Teknik pengukuran perspektif ini
menggunakan data primer berdasarkan kuesioner yang
didesain dengan menggunakan skala likert dan analisis
statistika.

Anda mungkin juga menyukai