- Nilai aktiva non-moneter disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual pasar khusus
untuk aktiva dan mereka dimasukkan dalam pendapatan sebagai keuntungan yang belum
direalisasi.
- Perubahan daya beli umum uang dipertimbangkan ketika mengukur modal keuangan dan
hasil usaha.
Aset di neraca disajikan kembali sebesar nilai keluar (harga jual) sehingga mereka mewakili
'nilai pasar wajar' kepada perusahaan dalam likuidasi, yaitu tidak dalam situasi 'fire-
sale'.Laporan laba rugi merupakan laba (rugi) usaha serta keuntungan disesuaikan dengan
inflasi dari aset induk. Oleh karena itu, laba diukur dengan konsep 'komprehensif' yang
mengukur perubahan nyata total nilai semua elemen yang diakui dari ekuitas, dan mewakili
akuntansi surplus bersih .Akuntansi surplus bersih adalah ketika laporan laba rugi
menghubungkan keseimbangan neraca penutupan, dan tidak ada penyesuaian yang dibuat
langsung ke cadangan.
A. ARGUMEN PENDUKUNG UNTUK EXIT PRICE ACCOUNTING
1. Menyediakan informasi yang berguna
Perusahaan bisnis pada masa lalu dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok
kecil. Sehinggga Akuntan memiliki kewajiban untuk menyiapkan Laporan Keuangan hanya
untuk dua pihak, pemilk : yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya, dan kreditur :
yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya untuk membayar rekening atau
pinjaman saat jatuh tempo. Pada masa sekarang, dengan banyaknya jumlah pemegang saham
pada suatu perusahaan menyebabkan Laporan keuangan perusahaan sebagai media informasi
utama mengenai perusahaan tersebut, sehingga Laporan keuangan dari akuntan eksternal
menjadi sangat penting. Menurut MacNeal, Prinsip-prinsip Akuntansi yang Konvensional
yang didasari Historical Cost berpotensi menghasilkan laporan keuangan yang salah dan
menyesatkan serta tidak berorientasi pada keputusan pemilik saham. Solusi ideal untuk
akuntan adalah melaporkan semua keuntungan dan kerugian seperti nilai seperti yang
ditentukan dalam pasar yang kompetitif.Namun, tidak semua aset memiliki nilai pasar. Oleh
karena itu MacNeal mengusulkan penerapan penilaian:
- Aset yang dapat dipasarkan pada harga pasar (exit price)
- Aset tidak tidak dapat dipasarkan yang dapat direproduksi pada biaya pengganti.
- Aset tidak dapat dipasarkan yang tidak dapat direproduksi pada biaya historis.
Keuntungan harus mencakup semua keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian
sesuai dengan prinsip surplus bersih.
8. Ukuran risiko
Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko keuangan
pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset dengan exit price yang
berbeda secara signifikan dari entry price, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko.
Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi
jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai, Sebaliknya, jika exit
price meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan
dengan lebih efisien.
Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi posisi risiko dan
kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan dengan rancangan standar akan
membutuhkan:
1. deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan serta kebijakan
untuk mengelola risiko tersebut.
2. informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca) dan
laporan kinerja keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan nilai
wajar instrumen keuangan.