Anda di halaman 1dari 5

FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


_____________________________________________________________________________________________
Nama Dokter Muda : Vegie Delista Priyulianti NIM: 06711012
Stase : Ilmu Anastesi dan Reanimasi
Identitas Pasien
Nama / Inisial : Bp. HS No RM : 22.55.43

Umur : 80 tahun Jenis kelamin : laki-laki


Diagnosis/ kasus : peritonitis umum Et causa perforasi gaster
Pengambilan kasus pada minggu ke:2
Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)
a. Ke-Islaman*
b. Etika/ moral
c. Medikolegal
d. Sosial Ekonomi
e. Aspek lain

Form uraian
1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

Seorang Pasien laki-laki, berinisial Bp. HS usia 80 tahun datang ke RSUD (8


september 2014) melalui UGD dengan keluhan nyeri pada perut. Nyeri perut dirasakan
seperti ditusuk-tusuk. Nyeri dirasakan sejak 4 HSMRS. Kemudian oleh dokter UGD
pasien diputuskan untuk dirawat di RS dan dikonsulkan ke dokter spesialis dalam dan
spesialis Bedah. Dari dokter bedah pasien didiagnosis peritonitis dan menyarankan
untuk dilakukan tindakan operasi. tetapi keluarga pasien menolak dengan alasan tidak
ada biaya dan setelah 4 hari dirawat (12 september 2014) keluarga membawa pulang
pasien atas permintaan sendiri. Tapi akhirnya dirawat kembali karena kondisi pasien
yang semakin memburuk dan keluarga akhirnya menyetujui untuk dilakukan operasi
pada 13 september 2014 dengan ACC dokter anestesi. Saat dilakukan pemeriksaan
fisik ,pasien tampak kesakitan, abdomen distended, nyeri tekan pada seluruh lapang
perut, status kesehatan pasien termasuk pada ASA III E dan direncanakan post op
dirawat ICU.
Dari dokter anestesi sudah memotivasi kepada keluarga pasie tentang
kemungkinan yang akan terjadi selama operasi dan setelah operasi, karena kondisi

Page 1
kesehatan pasien yang jelek. setelah operasi selesai dan dirawat 1 hari akhirnya pasien
meninggal karena diduga telah terjadi sepsis.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus


Peritonitis adalah keadaan akut abdomen akibat peradangan sebagian atau
seluruh selaput peritoneum parietale ataupun viserale pada rongga abdomen. Peritonitis
seringkali disebabkan dari infeksi yang berasal dari organ-organ di cavum abdomen.
Penyebab tersering adalah perforasi dari organ lambung, colon, kandung empedu dan
apendiks.
Alasan ketertarikan pemilihan kasus karena pada pasien ini terjadi penyakit yang
complicated dan merupakan salah satu kasus emergency/darurat. Pada kasus pasien ini
masuk dengan keluhan nyeri pada perut dan nyeri dirasakan seluruh lapang perut.
kemudian dirawat bersama dengan dokter spesialis dalam dan bedah. Dari pihak bedah
didiagnosis peritonitis dan menyarankan untuk dilakukan operasi tetapi dari pihak
keluarga menolak dengan alasan tidak ada biaya dan APS. Namun akhirnya pihak
keluarga kembali lagi karena kondisi pasien yang semakin memburuk dan menyetujui
untuk dilakukan operasi dengan ACC dokter anestesi dengan post op dirawat di ICU.
Namun akhirnya pasien meninggal karena diduga telah terjadi sepsis.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang
sesuai *
*pilihan minimal satu
Tugas yang dijalankan oleh seorang dokter adalah tugas yang mulia. Dalam
pelayanan kesehatan para dokter terikat dengan sumpah yang telah diucapkan ketika
menyelesaikan pendidikan kedokterannya. sehingga dokter tidak boleh berlaku semena
mena dalam melakukan tindakan medis.
Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak
tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien. Sebelum melakukan
tindakan medik seorang dokter harus melakukan Inform Consent atau meminta
persetujuan dan perjanjian dengan pasien atau keluarganya terlebih dahulu tentang
penanganan medik yang akan diberikan, manfaat dan resiko jika tidak dilakukan
tindakan medis tersebut.
Jika seorang dokter tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai tindakan
Page 2
medik yang akan dilakukan kepada pasiennya berarti dokter tersebut telah merampas
hak pasien tersebut kecuali Dalam keadaan gawat darurat ( emergensi ), dimana dokter
harus segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.
Pasien adalah orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan dari dokter. Hubungan yang terjalin
antara dokter dan pasien adalah bukan semata uang dan kesembuhan, tapi yang
terpenting adalah kesepahaman dan sikap saling percaya. Kedua sifat tersebut hanya
akan muncul jika dalam diri seorang dokter terdapat kesucian hati dan pada diri pasien
terdapat kebesaran jiwa. Artinya dokter melayani setiap pasiennya dengan hati dan
pasien menyadari peran dokter hanyalah sebagai perantara kesembuhan, bukan pemilik
kesembuhan.
Tujuan Informed Consent:
a) Memberikan perlindungan kepada pasien terhadap tindakan dokter yang
sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada dasar pembenarannya
yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
b) Memberi perlindungan hukum kepada dokter terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negatif, karena prosedur medik modern bukan tanpa resiko, dan pada
setiap tindakan medik ada melekat suatu resiko ( Permenkes No.
290/Menkes/Per/III/2008 Pasal 3 )

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai

Terkadang seorang muslim diuji oleh Allah dengan suatu penyakit, dia ingin sembuh dari penyakit
tersebut, dia mengetahui bahwa berobat dianjurkan, akan tetapi penyakit dimana dia diuji oleh Allah
jalan menuju kepada kesembuhannya menurut para dokter adalah operasi.

telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah
mengalami sakit dan musibah selama hidupnya. Allah Subhanahu Wa Taala berfirman :

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah
mereka mengucapkan Inna lillaahi wa innaa ilaihi rojiuun. Mereka itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah
orang-orang yang mendapat petunjuk . (QS. Al-Baqaroh : 155-157).

Page 3
Allah Subhanahu wa Taala berfirman :

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. Al-Hadid : 22).

Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah
(QS. At-Taghaabun : 11).

Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. (Al Maidah : 32)
Dalam ayat ini Allah memuji orang yang berusaha menghidupkan dan menyelamatkan
jiwa dari kematian dan sudah dimaklumi bahwa dalam banyak kasus operasi medis
menjadi sebab terselamatkannya jiwa dari kematian.
Syariat Islam tidak melarang operasi medis secara mutlak dan tidak membolehkan secara
mutlak, syariat meletakkan larangan pada tempatnya dan pembolehan pada tempatnya,
masing-masing diberi hak dan kadarnya. Jika operasi medis memenuhi syarat-syarat yang diletakkan
syariat maka dibolehkan karena dalam kondisi ini target yang diharapkan yaitu kesembuhan dengan izin
Allah bisa diwujudkan, sebaliknya jika tim medis berpandangan bahwa operasi tidak bermanfaat, tidak
mewujudkan sasarannya atau justru menambah penderitaan penderita maka dalam kondisiini syariat
melarangnya .Inilah syarat-syarat dibolehkannya operasi medis yang diperbolehkan dalam Islam dalam
buku-buku mereka, syarat-syarat ini diambil dari dasar-dasar kaidah syariat :
1) Hendaknya operasi medis disyariatkan.2) Hendaknya penderita membutuhkannya.3) Hendaknya
penderita mengizinkan.4) Hendaknya tim medis menguasai.5) Hendaknya peluang keberhasilan lebih
besar.6) Hendaknya tidak ada cara lain yang lebih minim mudharatnya.7) Hendaknya operasi medis
berakibat baik.8) Hendaknya operasi tidak berakibat lebih buruk daripada penyakit penderita.

Umpan balik dari pembimbing

Page 4
.,...
TTD Dokter Pembimbing TTD Dokter Muda

Dr. Novianto. K, M.Sc. Sp.An Vegie Delista Priyulianti


----------------------------------------- --------------------------------

Page 5

Anda mungkin juga menyukai