Anda di halaman 1dari 4

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Sylvia A. Price dan Lorraine M. Wilson (2013 : 422)


gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau lokal. Dua jenis
gastritis yang paling sering terjadi adalah grastitis superfisial akut dan
gastritis atrofik kronis. Gastritis Superfisial akut merepukan respon
mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Infeksi H.pylori dianggap
sebagai penyebab gastritis akut. Sedangkan gastritis atrofik kronis ditandai
oleh atrofi progresif epitel kelenjar disertai kehilangan sel parietal dan
chief cell.

Gejala penyakit gastritis adalah nyeri di ulu hati, mual, muntah ,


lemas, kembung dan terasa sesak, nafsu makan menurun, wajah pucat,
suhu badan naik, keluar keringat dingin, pusing dan selalu bersendawa,
pada kondisi yang parah dapat disertai muntah darah. Gastritis yang
dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan
memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan (Wahyu,2013).

Angka kejadian penyakit gastritis menurut WHO dibeberapa


negara dunia diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35%, Perancis 29,5%. Didunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari
jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia
Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Prevalensi gastritis yang dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di
Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial lebih tinggi daripada
populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik
(Suryani&Eka, 2013).
Penderita gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%.
Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi
dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. gastritis
merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien
rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%)
(Brian dkk, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Lumajang, penyakit gastritis termasuk dalam 10 besar penyakit yang
berada pada urutan 5 dan mengalami peningkatan pada 3 tahun terakhir .
Pada tahun 2014 jumlah penderita kasus gastritis sebanyak 10%, tahun
2015 mengalami peningkatan menjadi 12% , sedangkan tahun 2016
sebanyak 13% . Puskesmas Rogotrunan adalah salah satu puskesmas
dengan jumlah kasus penderita gastritis yang tinggi di Kabupaten
Lumajang. Data yang diperoleh menunjukkan pada tahun 2014 sebanyak
2515 kasus, tahun 2015 sebanyak 1972 kasus, tahun 2016 sebanyak 3086
kasus.

Analisis faktor risiko terhadap penderita penyakit gastritis


diperlukan untuk mengetahui penyebab tingginya angka pasien penyakit
gastritis di Puskesmas Rogotrunan Lumajang . Apabila faktor risiko telah
diketahui maka Puskesmas terkait dapat melakukan suatu pencegahan
penyakit gastritis yang tepat dan sesuai dengan penderita. Dengan
demikian angka kejadian penyakit gastritis dapat diturunkan.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka peneliti tertarik


mengambil judul Analisis Faktor Risiko Terhadap Penyakit Gastritis
Pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Rogotrunan Lumajang .

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan data tersebut, maka rumusan


masalah yang diambil adalah :

a. Apa saja faktor risiko yang mempengaruhi penyakit gastritis ?


1. Tingkat stres
2. Pola makan
3. Tingkat Pengetahuan
4. Analisis hubungan faktor terhadap gastritis

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
faktor apa saya yang berhubungan dengan penderita gastritis di Puskesmas
Rogotrunan Kabupaten Lumajang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi kejadian penyakit gastritis pada pasien rawat jalan di
Puskesmas Rogotrunan Lumajang.
2. Menentukan hubungan pola makan terhadap penyakit gastritis pada
pasien rawat jalan di Puskesmas Rogotrunan Lumajang.
3. Menentukan hubungan tingkat stress terhadap penyakit gastritis pada
pasien rawat jalan di Puskesmas Rogotrunan Lumajang.
4. Menentukan hubungan tingkat pengetahuan terhadap penyakit
gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Rogotrunan Lumajang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis


a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan tentang hubungan faktor risiko penyakit gastritis.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
hubungan faktor faktor dengan penyakit gastritis sehingga dapat
melakukan tindakan pencegahan dan penyuluhan kesehatan guna
meminimalisir angka penderita penyakit gastritis.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah wacana dan informasi ilmiah pembaca mengenai faktor
faktor resiko suatu penyakit.

1.4.2 Manfaaat Praktis


a. Memberikan informasi mengenai faktor risiko penyakit gastritis yang
terjadi di Puskesmas Rogotrunan Lumajang.
b. Memberikan informasi mengenai penanggulangan penyakit gastritis
dengan mengetahui adanya hubungan faktor risiko terhadap penyakit
pada pasien rawat jalan di Puskesmas Rogotrunan Lumajang.

Anda mungkin juga menyukai