Proses akhir yang dilakukan apabila telah dipastikan temuan lokasi dan
ukuran aneurisma adalah tindakan operatif. Tindakan operatif yang
umumnya dilakukan pada aneurisma adalah coiling atau clipping.
Pelaksanaan serta pemilihan metode operatif ini memerlukan pertimbangan
yang matang dan sesuai indikasi, tujuannya untuk menghindari hal-hal yang
tidak diharapkan dan menghasilkan keluaran prognosis yang baik.
Referat ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmu yang baik bagi tenaga
kesehatan dalam mengetahui apa sebenarnya aneurisma, bahaya dari
aneurisma, pentingnya pengenalan akan gejala dan faktor resiko aneurisma,
pendeteksian aneurisma melalui cara-cara yang runtun dan
berkesinambungan, serta tatalaksana aneurisma yang tepat dengan harapan
keluaran prognosis yang baik bagi pasien.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi dari aneurisma sakular intrakranial yang terdeteksi melalui
metode radiografi dan autopsi diperkirakan mencapai 3,2% pada populasi
tanpa komorbiditas, dengan rata-rata usia penderita 50 tahun, dan rasio pria
: wanita adalah satu banding satu.1,2 Namun ada penelitian yang
mengatakan bahwa terdapat kecenderungan dengan jumlah yang lebih
besar bagi wanita berkisar antara 54-60%, populasi usia diatas 50 tahun
menaikkan prevalensi wanita hingga diatas 2:1.2,4 Aneurisma intrakranial
sangatlah jarang terjadi pada anak kecil, dengan kasus melebihi 95% terjadi
pada orang dewasa.6 Pada pasien aneurisma serebral, 20-30% memiliki
aneurisma multipel.3 Aneurisma pada pendarahan subaraknoid sendiri
diperkirakan diderita oleh 6-16 orang dari 100.000 populasi.4 Amerika
Selatan mencatat setidaknya 30.000 orang memiliki aneurisma per
tahunnya, dimana kebanyakan aneurisma, terutama yang berukuran kecil
tidak mengalami ruptur. Ruptur aneurisma intrakranial diperkirakan terdapat
pada 0,4 hingga 0,6 persen dari semua kematian. Sepuluh persen pasien
meninggal sebelum mencapai rumah sakit dan hanya sepertiga-nya yang
menunjukkan hasil baik setelah diberikan terapi.
1. Vernooij MW, Ikram MA, Tanghe HL, et al. Incidental findings on brain
MRI in the general population. N Engl J Med 2007; 357:1821.
PATOFISIOLOGI
Asal mula dari aneurisma serebral belum diketahui secara pasti,
namun jelas bahwa banyak faktor yang berperan dalam terbentuknya
aneurisma. Pada kondisi normal, arteri serebral dibentuk oleh 3 lapisan yaitu
adventisia, muskularis media yang prominen, dan endotelial intima yang
juga bergabung dengan lamina elastis interna.
1. Raps EC, Rogers JD, Galetta SL, Solomon RA, Lennihan L, Klebanoff
LM, Fink ME: The clinical spectrum of unruptured intracranial
aneurysms. Arch Neurol 50:265-268, 1993
2. Vanninen RL, Hernesniemi JA, Puranen MI, Ronkainen A: Magnetic
resonance angiographic screening for asymptomatic intracranial
aneurysms: the problem of false negatives: technical case report.
Neurosurgery 38:838-840; discussion 840- 831, 1996
3. Wardlaw JM, White PM: The detection and management of
unruptured intracranial aneurysms. Brain 123 ( Pt 2):205-221, 2000.
4. White PM, Lindsay KW, Teasdale E, Teasdale GM, Wardlaw JM: Should
we screen for familial intracranial aneurysm? Stroke 30:2241-2242,
1999.
5. White PM, Wardlaw JM, Easton V: Can noninvasive imaging
accurately depict intracranial aneurysms? A systematic review.
Radiology 217:361-370, 2000.