Anda di halaman 1dari 20

MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH (MP3ED)


KABUPATEN BANYUWANGI

Kerjasama

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


KABUPATEN BANYUWANGI
[Type the company name]

Dengan
PUSAT INKUBATOR BISNIS DAN LAYANAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
I. Latar Belakang Pembangunan Ekonomi Indonesia) secara Nasional, maka
Sumberdaya alam merupakan faktor penting dan perlu disusun profile pengembangan potensi keunggulan
strategis bagi tercapainya keberhasilan pembangunan. Apalagi hal itu daerah. Berkenaan dengan hal ini, maka perlu dilakukan
didukung dengan sumberdaya manusia yang unggul, kuat dan Analisis Evaluasi Ex-Ante Pada Rencana Pengembangan
berdayasaing tinggi, tentu akan menjadi pendorong berbagai aspek yang Keunggulan Pariwisata Ramah Lingkungan Untuk Percepatan
mendukung peningkatan pembangunan, baik di bidang ekonomi maupun Pembangunan Kawasan Produktif di Kabupaten Banyuwangi
social dan budaya. Potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Dalam MP3EI 2011-2025.
merupakan factor kunci keberhasilan di era globalisasi. Kehadiran era Maksud dan tujuan
globalisasi ini ditandai dengan semakin ketatnya persaingan serta Kegiatan penyusunan Masterplan Percepatan dan Perluasan
tiadanya batasan antar Negara (borderless nation) dalam interaksi hidup Pembangunan Ekonomi Daerah (MP3ED) Kabupaten Banyuwangi
2014 ini, dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran atau
dan kehidupan manusia. Untuk memenangkan dan menangkap peluang
situasi perekonomian Kabupaten Banyuwangi yang berguna
yang ada, pengelolaan sumberdaya alam dan pengembangan untuk membuat strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi di
sumberdaya manusia yang berkualitas akan mendorong terciptanya Kabupaten Banyuwangi.
Melakukan pemetaan terhadap potensi unggulan daerah.
produktivitas yang tinggi dan menjadi modal dasar bagi peningkatan
Kegiatan tersebut meliputi:
daya saing dan menjamin keberhasilan pembangunan perekonomian
1) Identifikasi terhadap potensi sumberdaya alam dan keunggulan
wilayah, regional, nasional dan internasional.
masa depan di seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi;
Perlu dilakukan pemetaan terhadap potensi unggulan daerah.
2) Identifikasi terhadap potensi pembangunan kawasan produktif
Perlu dilakukan penilaian terhadap supply-side dan demand-side
di Banyuwangi;
dalam implementasi pengembangan kapasitas sumberdaya.
3) Identifikasi gambaran utuh tentang situasi sumberdaya
Diperlukan perhatian serius serta fokus untuk mengemas potensi
manusia di Banyuwangi yang sudah ada dibandingkan dengan
keunggulan Banyuwangi.
pola kebutuhan masa depannya; dan
Dalam rangka memperluas kegiatan ekonomi yang berfokus
4) Melakukan konsistensi antara kebijakan dengan
pada potensi unggulan daerah, dan upaya mendukung
pelaksanaan dan hasil rencana pembangunan dan
kebijakan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan
kesesuaian antara pencapaian pembangunan daerah

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 1


dengan indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan 10) Identifikasi kelompok kegiatan regulasi (pendukung),
termasuk konsistensi antara RKPD dengan RPJMD, 11) Identifikasi kelompok konektivitas ikutan (penjamin
RPJMD dengan RPJPD dan RTRW Daerah dan Nasional. keberlanjutan pembangunan, sustainnability-based project),
12) Identifikasi kelompok kegiatan regulasi ikutan (penjamin
Sasaran Kegiatan kenyamanan berusaha),
Sasaran pelaksanaan kegiatan penyusunan Masterplan 13) Analisis potensi Pengembangan Kawasan Andalan.
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Daerah/MP3ED yakni untuk Pengembangan Kawasan Andalan Lokasi Kegiatan

Berbasis Ramah Lingkungan Dalam Konteks Percepatan Lingkup wilayah kegiatan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Kawasan Produktif di Kabupaten Banyuwangi Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Banyuwangi 2014

adalah: adalah meliputi seluruh wilayah di Kabupaten Banyuwangi

1) Identifikasi data dasar pembangunan di Banyuwangi, Data Penunjang

2) Identifikasi potensi sumberdaya alam dan keunggulan masa Data Dasar

depan di Banyuwangi, Data dasar yang digunakan dalam melakukan kegiatan


penyusunan Masterplan Percepatan Dan Perluasan
3) Gambaran kondisi sumberdaya manusia yang sudah ada
Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Banyuwangi adalah :
dan pola kebutuhan masa depannya, 1. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
4) Identifikasi kompetensi, pengetahuan, dan keahlian Banyuwangi Tahun 2012 - 2032;
sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola 2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
sumberdaya alam di di Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi Tahun 2011 -2015;
5) Identifikasi kelompok kegiatan ekonomi utama produksi, 3. Tatralok Kabupaten Banyuwangi;
6) Identifikasi kelompok kegiatan konektivitas utama, 4. Kabupaten Banyuwangi dalam angka;
7) Identifikasi kegiatan ekonomi ikutan (pendukung), 5. Dokumen Potensi sektor ekonomi unggulan
8) Identifikasi kelompok kegiatan Iptek (pendukung), Standar Teknis
9) Identifikasi kelompok kegiatan SDM (pendukung),

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 2


Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2011 tentang 7. Peraturan Pemerintahan Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasaan Pembangunan Ekonomi Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan,
Indonesia (MP3EI) 2011-2025. Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Referensi Hukum Kabupaten/kota;
Referensi Hukum yang digunakan dalam melakukan 8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
kegiatan penyusunan Masterplan Percepatan Dan Perluasan 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Banyuwangi adalah :
Nasional Tahun 2010-2014;
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang
Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 13 Tahun 2006
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
Daerah;
10. Peraturan perundang-undangan terkait lainnya yang
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
berlaku.
Perencanaan Pembangunan Nasional;
Ruang Lingkup Kegiatan
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan penyusunan
Ruang;
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
4. Undang-Undang No 17 tahun 2007 tentang Rencana
Daerah/MP3ED yang menuangkan Kajian Pengembangan
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
Kawasan Andalan Berbasis Ramah Lingkungan Dalam Konteks
2025;
Percepatan Pembangunan Kawasan Produktif ini meliputi empat
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
bagian sebagai berikut:
Publik;
6. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengolahan Keuangan Daerah;

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 3


Pertama, manajemen data. Manajemen data dilakukan Banyuwangi terletak di ujung timur Pulau Jawa di 743846 Lintang
sejak pengumpulan data hingga mempersiapkan data agar Selatan dan 1135311438 Bujur Timur, berbatasan dengan
dapat dilakukan analisis data. Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember,
Kedua penyajian data. Penyajian data dilakukan untuk Samudera Indonesia dan Selat Bali. Kabupaten ini adalah kabupaten
memformulasikan informasi yang dihasilkan dari analisis terluas di Provinsi Jawa Timur dengan luas wilayah 5.782,50 km2 dan
data agar mudah dicermati dan dipahami para pemangku sebagian besar merupakan daerah kawasan hutan. Area kawasan hutan
kepentingan. ini mencapai 183.396,34 ha atau sekitar 31,72%, persawahan sekitar
Ketiga, analisis data. Analisis data dilakukan sejak 66.152 ha atau 11,44%, perkebunan dengan luas sekitar 82.143,63 ha
tabulasi data hingga tersusun kodifikasi untuk penyajian atau 14,21%, permukiman dengan luas sekitar 127.454,22 ha atau
data dan hasil analisisnya. 22,04%, dan sisanya dipergunakan untuk jalan, ladang dan lain-lainnya.
Keempat, Pelaporan. Pelaporan dilakukan dalam tiga Panjang garis pantai sekitar 175,8 km dengan jumlah pulau 10 buah.
tahapan, yaitu: tahap pertama disusun laporan awal kajian, Kondisi Daratan
tahap kedua disusun laporan antara, dan tahap terakhir Wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi terdiri atas dataran
adalah laporan akhir (Hasil Kajian) mendukung MP3EI 2011- tinggi berupa pegunungan yang merupakan daerah penghasil produk
2025. perkebunan dan dataran rendah dengan berbagai potensi produk hasil
pertanian serta daerah sekitar garis pantai yang membujur dari arah
utara ke selatan yang merupakan daerah penghasil berbagai biota laut.
II. GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI Secara topografi, bagian barat dan utara pada umumnya merupakan
pegunungan, dan bagian selatan sebagian besar merupakan dataran
awasan Perhatian Investasi (KPI) Banyuwangi rendah. Tingkat kemiringan rata-rata pada wilayah bagian barat dan
mencakup seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi, utara 40, dengan rata-rata curah hujan lebih tinggi bila dibanding
sebagian wilayah Kabupaten Bondowoso dan dengan bagian wilayah lainnya. Daratan yang datar sebagian besar
Kabupaten Situbondo. Untuk memahami KPI Banyuwangi, maka mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 15, dengan rata-rata curah
diperlukan pemahaman wilayah Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten hujan cukup memadai sehingga bisa menambah tingkat kesuburan

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 4


tanah. Dataran rendah terbentang luas dari selatan hingga utara dan di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, yaitu
dalamnya terdapat banyak sungai yang selalu mengalir sepanjang tahun. Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo, Purwoharjo, Tegaldlimo, Muncar,
Kabupaten Banyuwangi memiliki 35 DAS, sehingga selain dapat mengairi Cluring, Gambiran, Tegalsari, Glenmore, Kalibaru, Genteng, Srono,
hamparan sawah yang sangat luas juga berpengaruh positif terhadap Rogojampi, Kabat, Singojuruh, Sempu, Songgon, Glagah, Licin,
tingkat kesuburan tanah. Banyuwangi, Giri, Kalipuro, dan Wongsorejo.
Di kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso Topografi wilayah daratan Kabupaten Banyuwangi bagian barat
terdapat rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung dan utara pada umumnya merupakan pegunungan, dan bagian selatan
Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m), yang keduanya adalah sebagian besar merupakan dataran rendah.Tingkat kemiringan rata-rata
gunung api aktif. Perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan pada wilayah bagian barat dan utara 400, dengan rata-rata curah hujan
merupakan kawasan konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar lebih tinggi bila dibanding dengan bagian wilayah lainnya.Daratan yang
alam, yakni Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukamade merupakan datar sebagian besar mempunyai tingkat kemiringan kurang dari 150,
kawasan pengembangan penyu. Di Semenanjung Blambangan juga dengan rata-rata curah hujan cukup memadai sehingga bisa menambah
terdapat cagar alam, yaitu Taman Nasional Alas Purwo. tingkat kesuburan tanah.
Selain potensi di bidang pertanian, Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi terletak pada ketinggian 0 sampai dengan >
merupakan daerah produksi tanaman perkebunan dan kehutanan, serta 2500 meter diatas permukaan laut. Ketinggian tempat tersebut dapat
memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai daerah penghasil ternak dibedakan atas :
yang merupakan sumber pertumbuhan baru perekonomian rakyat. Selain
- Ketinggian 0 100 meter diatas permukaan laut meliputi luas
itu, dengan bentangan pantai yang cukup panjang, pengembangan
wilayah 131.714 Ha (38,10 % dari luas kabupaten). Ketinggian ini
sumberdaya kelautan dapat dilakukan dengan berbagai upaya
terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali
intensifikasi dan diversifikasi pengelolaan kawasan pantai dan wilayah
kecamatan Singojuruh, Songgo, Genteng, Glenmore dan Kalibaru.
perairan laut. Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu
- Ketinggian 100 500 meter diatas permukaan laut meliputi luas
penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat pelabuhan
wilayah 159.056 Ha ( 46,01 % ) dari luas kabupaten. Ketinggian ini
perikanan.
terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali
kecamatan Banyuwangi, Muncar, dan Purwoharjo.

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 5


- Ketinggian 500 1000 meter diatas permukaan laut meliputi luas PARIWISATA, JASA DAN PERDAGANGAN YANG
TERINTEGRASI DENGAN KEGIATAN EKONOMI
wilayah 36.191 Ha (10,47%) dari luas kabupaten. Ketinggian ini RAKYAT (UKM) Kondisi Eksisting
2019
terdapat di kecamatan Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon,
Genteng, Glenmore, dan Kalibaru. PENATAAN PARIWISATA,
PERDAGANGAN DAN JASA YANG Kondisi Eksisting
- Ketinggian 1000 1500 meter diatas permukaan air laut meliputi TERINTEGRASI
2018

luas wilayah 10.226,5 Ha (2,96%) dari luas kabupaten. Ketinggian


Kondisi Eksisting
ini terdapat di kecamatan Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon, 2017 PROMOSI DAN POLA INTEGRASI
PARIWISATA BANYUWANGI DAN
Genteng, Glenmore, dan Kalibaru. INFRASTRUKTUR PENDUKUNG

- Ketinggian 1500 2000 meter diatas permukaan air laut meliputi Kondisi Eksisting
2016 PENINGKATAN INVESTASI DAN
luas wilayah 5.075,5 Ha (1,48%) dari luas Kabupaten Ketinggian ini SARANA WISATA, PERDAGANGAN
DAN DAYA SAING INDUSTRI
terdapat di kecamatan Wongsorejo, Giri, Glagah, Songgon, dan
Kondisi Eksisting
2015
Glenmore. INVENTARISASI POTENSI
INVESTASI DAN PROMOSI KE MULTI

Di Kabupaten Banyuwangi tekstur geologi hasil gunung api STAKEHOULDER, PENGUATAN


INVESTASI DAN DAYA SAING
Kondisi
kwater muda memiliki angka paling tinggi yaitu sebesar 131.547 Ha atau Eksisting 2014

38,05% dari luas wilayah Kabupaten. Lapisan batuan ini paling tinggi PENGUATAN PROGRAM DAN
KEBIJAKAN PENDUKUNG

terdapat di Kecamatan Glenmore yaitu seluas 26.260 Ha atau 19,96% INVESTASI

dari luas total hasil gunung api kwater muda. Sedangkan ynag paling
rendah adalah lapisan andesit yaitu 8.654 Ha atau 2,50% dari luas
wilayah dan tersebar dikecamatan Pesanggaran, Glenmore, dan Kalibaru.
III. TINJAUAN KEBIJAKAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional
Kebijakan pembangunan yang dibahas pada bagian ini meliputi
Gambar : Road Map MP3ED
Rencana Pembangunan DAYA
Jangka SAING
Panjang (RPJP) baik di tingkat
nasional maupun Propinsi Jawa Timur. Pembahasan kebijakan

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 6


pembanguan jangka menengah bertujuan untuk melihat arahan - Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Bermoral, Beretika dan
umum maupun yang spesifik untuk masing-masing sektor dalam Berbudaya,
kaitannya dengan pengembangan wilayah Kab. Banyuwangi. - Terwujudnya Peranan Indonesia yang Meningkat Dalam
RPJP Nasional adalah arahan kebijakan sektoral nasional dalam Pergaulan Dunia Internasional,
jangka waktu 20 tahun. Dalam konteks pengembangan Kab.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Banyuwangi.
Visi & Misi Pembangunan Nasional Nasional

Visi pembangunan nasional tahun 2005-2025 adalah Indonesia yang Penyusunan RPJM Nasional bersumber dari penjabaran RPJP

Maju, Mandiri, dan Adil yang mengarah pada pencapaian tujuan nasional Nasional. RPJM Nasional berfungsi sebagai: 1) pedoman

seperti tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Visi pembangunan kementerian/lembaga dalam menyusun rencana strategis

nasional tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat kementerian/lembaga, 2) penyusunan RPJM daerah untuk mencapaian

kemajuan, kemandirian dan keadilan yang ingin dicapai. tujuan pembangunan nasioanal, dan 3) pedoman pemerintah dalam

Sasaran Pembangunan Nasional penyusunan rencana kerja pemerintah.

Sebagai ukuran tercapainya Indonesia yang Maju, Mandiri dan Adil, Agenda peningkatan kesejahteraan rakyat meliputi :

pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada - Penanggulangan Kemiskinan


pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut : - Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

- Terwujudnya daya saing bangsa untuk mencapai masyarakat - Ketahanan Pangan


yang lebih makmur dan sejahtera, - Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengelolaan Bencana
- Terwujudnya Indonesia yang demokratis berlandaskan hukum, - Peningkatan Pengelolaan BUMN
- Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat serta - Peningkatan Kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terjaganya keutuhan wilayah NKRI dan kedaulatan negara dari - Perbaikan Iklim Ketenagakerjaan
ancamanbaik dalam negeri maupun luar negeri, - Pemantapan Stabilitas Ekonomi Makro
- Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, - Pembangunan Perdesaan
- Terwujudnya Indonesia yang Asri dan Lestari, - Pengurangan Ketimpangan Pembangunan Wilayah

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 7


- Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Pendidikan Yang dalam menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan
selama 20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok RPJPD.
Berkualitas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
- Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Kesehatan yang
Kabupaten Banyuwangi 2010 2015
Berkualitas
Sejahtera, Adil, Beriman dan Berbudaya merupakan tiga kata
- Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial
kunci visi pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang memiliki makna
- Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Kecil Berkualitas strategis dan mencerminkan aspirasi masyarakat. Ketiga kata kunci
Serta Pemuda dan Olahraga tersebut akan dirumuskan dalam misi pembangunannya dengan
- Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama meningkatkan kualitas hidup masyarakat, peningkatan pelayanan umum,
- Perbaikan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Pelestarian membangun semangat persatuan dan kesatuan bangsa, mewujudkan
Fungsi Lingkungan Hidup supremasi hukum danpemberdayaan perempuan serta menciptakan
- Percepatan Pembanguan Infrastrutur pemerintah yang bersih, efektif dan efisien.

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Visi :


Kabupaten Banyuwangi 2005 2025 "TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANYUWANGI YANG MANDIRI,

KEBIJAKAN RPJD KABUPATEN BANYUWANGI SEJAHTERA DAN BERAKHLAK MULIA MELALUI PENINGKATAN

Visi Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi PEREKONOMIAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA".
Tahun 2005-2025 adalah KABUPATEN BANYUWANGI YANG Misi
RELIGIUS, SEJAHTERA DAN MANDIRI BERBASIS AGRIBISNIS Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
DAN ECOTOURISM TERPADU memberikan arah kebijakan
organisasi untuk mewujudkaan visi yang telah ditetapkan, agar tujuan
pembangunan Kabupaten Banyuwangi yang jelas. Arah kebijakan
pembangunan jangka panjang daerah merupakan pedoman untuk organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi kepala daerah
menentukan tahapan dan prioritas pembangunan lima tahunan selama Kab. Banyuwangi memperlihatkan secara jelas tahapan yang penting
20 (dua puluh) tahun guna mencapai sasaran pokok RPJPD secara
dalam proses pembangunan di Kab. Banyuwangi.
bertahap. Arah kebijakan tersebut merupakan instrumen perencanaan
yang memberikan panduan kepada pemerintah daerah agar lebih terarah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Banyuwangi

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 8


Rencana Struktur Ruang - Pemanfaatan Benda Cagar Budaya
- Penetapan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
- UU NO. 10/2009 Tentang Kepariwisataan
Hingga tahun 2014 batas wilayah kota di Kab. Banyuwangi masih
Beberapa hal yang esensial termuat dalam UU No. 10/2009 tentang
mengacu pada Perda No 12 Tahun 1988 tentang Batas Wilayah Kota
Kepariwisataan.
dimana terdiri dari 18kecamatan. Tetapi sejak tahun 2005, wilayah
Dari pemahaman terhadap definisi, diperoleh rujukan :
kecamatan yang ada di Kab. Banyuwangi bertambah dari 18 kecamatan
- Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
menjadi 24 kecamatan. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk
kembali terhadap perda batas wilayah di Kab. banyuwangi karena
tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan
adanya perkembangan jumlah kecamatan tersebut.
daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.
- Rencana Pola Ruang - Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
Rencana Pengembangan Kawasan Lindung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,
Penetapan kawasan lindung di Kab. Banyuwangi pada dasarnya pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.
merupakan penetapan fungsi kawasan agar wilayah yang seharusnya
dilindungi dan memiliki fungsi perlindungan dapat dipertahankan, untuk - Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
mempertahankan ekosistem sebagai kawasan perlindungan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sekitarnya.Melihat definisi tersebut, maka secara umum rencana sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi
pengembangan kawasan lindung di Kab. Banyuwangi
Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPD) Kabupaten antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesame wisatawan,

Banyuwangi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

Acuan kebijakan untuk landasan hokum berkaitan dengan pariwisata - Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi

meliputi : utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan

- UU NO. 5/1992 Tentang Benda Cagar Budaya pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau
lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
- Pengertian Benda Cagar Budaya
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup,
- Perlindungan dan Pemeliharaan Benda Cagar Budaya
serta pertahanan dan keamanan
- Pengelolaan Benda Cagar Budaya

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 9


Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil - Penanganan Terhadap Kawasan Rawan Bencana
(RZWP3K) Kabupaten Banyuwangi - Pengembangan kawasan perikanan
Tujuan, Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Pesisir Dan - Penataan sistem jaringan prasarana wilayah
Pulau-Pulau Kecil
- Pengelolaan wilayah yang memperhatikan daya dukung lahan,
- Tujuan
daya tampung kawasan dan aspek konservasi sumber daya
Tujuan dari penataan ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi
alam.
adalah Mewujudkan ruang Kabupaten berbasis pertanian bersinergi
Rencana Pengembangan Kawasan Industri (BIEW)
dengan pengembangan perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan
Dewasa ini telah berkembang kawasan-kawasan industri sesuai
jasa yang berdaya saing dan berkelanjutan.
dengan karakteristiknya masing-masing.Untuk menyamakan persepsi
Tujuan penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
maka berikut ini adalah beberapa pengertian yang berkaitan dengan
Kabupaten Banyuwangi merupakan arahan perwujudan dan
kawasan industri.
pengendalian ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi yang ingin dicapai
Pengertian
dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dimasa akan datang.
Tujuan pembangunan Kawasan Industri
Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Pesisir Dan Pulau- Pembangunan Kawasan Idnustri sebagaimana tercantum dalam
Pulau Kecil Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan
Kebijakan penataan ruang wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Industri
Kabupaten Banyuwangi adalah : Dalam pengembangan Kawasan Industri perlu memperhatikan prinsip
prinsip
- Mengoptimalkan pengelolaan kawasan pesisir dan pulau-pulau
kecil Kabupaten Banyuwangi
Studi Pemilihan Lokasi Dan Rencana Induk Kawasan
- Pengembangan kawasan budidaya dengan menumbuhkan Industri Terpadu BIEW
kearifan lokal dan memperhatikan aspek ekologis Rencana induk kawasan industri di Kabupaten Banyuwangi diarahkan
- Pemantapan dan pelestarian kawasan lindung pada Kecamatan Wongsorejo, lebih tepatnya pada Desa Bangsring,
- Rencana Penetapan Kawasan Strategis dimana rencana ini meliputi rencana linkage system jenis industri

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 10


potensial, rencana penggunaan lahan,rencana pembagian zona industri, Sistem Keterpusatan menggambarkan sebuah sistem alokasi ruang
rencana vegetasi, rencana sirkulasi, dan rencana utilitas. untuk pelayanan fasilitas dan kegiatan yang mempengaruhi
kecenderungan pergerakan penduduk, arah dan dampak perkembangan
Rencana Pengembangan Kawasan Bandara kawasan, serta hirarki jaringan jalan.
Skenario Pengembangan Kawasan Strategis Sekitar Bandar Arahan Pengembangan Kawasan Strategis Sekitar Bandar
Udara Blimbingsari Udara Blimbingsari
Pengembangan Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan pola ruang dari hasil
Blimbingsarididasarkan kepada kebijakan, kebutuhan, potensi dan surveyprimer dan survey sekunder serta analisa, maka diketahui bahwa
permasalahan yang ada. Kawasan StrategisSekitar Bandar Udara Blimbingsari berkembang dan
Adapun skenario pengembangan sub kawasan bandar udara Blimbingsari meningkat intensitasnya.Pusatperkembangan kawasan dipicu tidak lain
adalah: karena keberadaan Bandar UdaraBimbingsari sendiri. Untuk itu, maka
1. Menetapkan dan Mengembangkan kegiatan perdagangan jasa perkembangan kawasan yang menjadi perhatianutama adalah pada
yangmendukung kegiatan bandara kawasan sekitar pusat-pusat pertumbuhan dan sepanjang koridorjalan
2. Mengembangkan sistem jaringan arteri Banyuwangi-Jember dan jalan utama menuju Bandar Udara
3. Mengembangkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi arah Blimbingsari.
pertumbuhan kawasan Pembagian Sub Kawasan Dan Blok
4. Menyusun program yang lebih rinci Sub Kawasan adalah bagian dari Kawasan yang dibatasi dengan batasan
5. Meningkatkan kapasitas dan sirkulasi pergerakan fisik dan terdiri dari beberapa blok dan memiliki pengertian yangsama
6. Mengembangkan sistem pelayanan utilitas dengan subzona. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa Kawasan
7. Mengembangkan intensitas bangunan dan kegiatan secara efesien terbagi dalam 3 (tiga) Sub Kawasan.

Sistem Keterpusatan Kawasan Strategis Sekitar Bandar Penetapan Pola Ruang, Kode Zona Dan Subzona
Udara Blimbingsari Jenis kawasan yang terdapat di BWP Kawasan Strategis Sekitar Bandar
Udara Blimbingsari terbagi menjadi kawasan lindung dan kawasan

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 11


budidaya. Zona-zonayang terdapat dalam kawasan lindung antara lain transportasi jalan juga berperan untuk membuka akses bagi wilayah-
meliputi zona perlindungan setempat, zona ruang terbuka hijau, dan wilayah terpencil dan memperbaiki akses bagi kawasan yang relatif
zona rawan bencana. Sedangkan zona zona yang yang berada di terbelakang. Arahan pengembangan prasarana transportasi jalan
kawasan budidaya merupakan zona tempat berlangsungnya berbagai Provinsi Jawa Timur dikelompokan menjadi tujuh golongan prasarana
aktivitas manusia. Selanjutnya zona maupun subzone ini dituangkan berikut : Jaringan Jalan Tol, Jaringan Jalan Nasional, Jaringan Jalan
dalam bentuk blok-blok. Rencana pola ini nantinya berfungsi sebagian Provinsi, Jalan Lintas Selatan, Jaringan Jalan Tembus Antar
zoning map bagi peraturan zonasi. Kabupaten/Kota, Jalan Lingkar Perkotaan, Terminal Penumpang Barang.
Berikut rencana pengembangan prasarana transportasi jalan
- Rencana Transportasi Lokal untuk Provinsi Jawa Timur :
- Kebijakan Transportasi Jawa Timur - Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Jaringan Jalan Tol
- Sistem Transportasi Jalan Raya - Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Jaringan Nasional
Dalam rangka mendukung perkembangan wilayah dan - Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Jaringan Provinsi
kelancaran arus koleksi dan distribusi barang dan jasa, maka fungsi
- Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan Lintas
jaringan jalan harus disesuaikan. Peningkatan fungsi berarti akan
Selatan
mempengaruhi pola pembangunan geometrik dan konstruksi jalan.
- Rencana Pengembangan Prasarana Transportasi Jaringan Jalan
Sesuai dengan ketentuan UU no 38 tahun 2004 tentang jalan dikaitkan
Lingkar
dengan penetapan orde kota-kota di Jawa Timur.
- Rencana Pengembangan Prasarana Terminal Penumpang Jalan
Arahan Pengembangan Prasarana Transportasi Jalan di
Jawa Timur IV. KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR PENUNJANG MP3EI
Pengembangan prasarana transportasi jalan bertujuan untuk
memajukan dan meratakan pembangunan di wilayah Jawa Timur. 1. Mengendalikan arahan perencanaan tata ruang, selektif dalam
Transportasi jalan berperan untuk melayani wilayah dalam dua bentuk pemberian ijin industri yang rawan pencemaran,
pelayanan utama. Pertama untuk melayani aktifitas ekonomi dalam penghutanan/penghijauan lahan kritis dan pembuatan mitigasi
bentuk pelayanan terhadap pergerakan orang, barang, dan jasa. Kedua, bencana untuk antisipasi dini, dengan rincian:

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 12


Mengarahkan pembangunan kehutanan pada : c. Meningkatkan upaya penegakan hukum secara konsisten
kepada pencemar lingkungan,
a. Memperbaiki sistem pengelolaan hutan termasuk
d. Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan
meningkatkan pengawasan dan penegakan hukumnya
hidup, dan
dan
e. Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu
b. Mengefektifkan sumber daya yang tersedia dalam
lingkungan hidup dan berperan aktif sebagai kontrol
pengelolaan hutan;
sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup;
Mengarahkan pembangunan kelautan pada:
Kerjasama lintas wilayah dalam penanganan kawasan
a. Membangun sistem pengendalian dan pengawasan
lindung, kawasan budidaya dan pemanfaatan struktur ruang
dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan laut, yang
yang berbatasan;
disertai dengan penegakan hukum yang ketat,
2. Membangun dan memelihara infrastuktur perhubungan,
b. Meningkatkan upaya konservasi pesisir dan laut serta
kebinamargaan, pengairan, keciptakaryaan atau permukiman,
merehabilitasi ekosistem yang rusak seperti mangrove
energi dengan memprioritaskan untuk kepentingan mendorong
dan terumbu karang,
perekonomian pariwisata dan pengentasan kemiskinan
c. Mengendalikan pencemaran dan perusakan lingkungan
Pengembangan Kawasan Perkotaan Banyuwangi
hidup di wilayah pesisir, laut dan perairan tawar dan
Kota Banyuwangi sebagai Kota Besar menunjukkan adanya
d. Menggiatkan kemitraan untuk meningkatkan peran aktif
penyatuan antar Kota Banyuwangi dengan sekitarnya, terutama pada
masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumber daya
kecamatan Kalipuro, Glagah, Licin dan Kabat. Perkembangan selanjutnya
pesisir dan laut;
menunjukkan adanya perkembangan kawasan yang linier dan memusat
Mengarahkan pembangunan lingkungan hidup pada:
pada kawasan perkotaan kecamatan ternyata menunjukan adanya
a. Mengarusutamakan (mainstreaming) prinsip-prinsip
penyatuan Kalipuro, Glagah, Licin dan Kabat.
pembangunan berkelanjutan ke seluruh bidang
pembangunan,
b. Meningkatkan koordinasi pengelolaan lingkungan hidup,

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 13


Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Berdasarkan arahan pengembangan struktur ruang, arahan
Dasar-dasar pengembangan yang digunakan dalam sistem pengembangan transportasi darat di Kabupaten Banyuwangi meliputi
jaringan prasarana wilyah adalah tatanan transportasi dengan hirarki jaringan jalan dan terminal.
yang lebih tinggi dalam hal ini adalah Tatranas dan Tatrawil serta Jalan
kebijakan wilayah yang terkait dengan pengembangan transportasi baik Kondisi perkerasan jalan di Kabupaten Banyuwangi secara umum dapat
yang bersifat nasional, regional maupun lokal.Pengembangan yang dikatakan cukup baik. Perkerasan jalan menuju tempat-tempat penting
dilakukan adalah pengembangan jaringan yang terdiri dari dan daerah tujuan utama di Kabupaten Banyuwangi hampir seluruhnya
pengembangan infrastruktur dan pelayanan transportasi yang diperkeras aspal, yakni 95 % dengan perkerasan aspal, serta 5 %
diharapkan keduanya dapat menjadi suatu perencanaan yang dengan perkerasan kerikil dan makadam.
terintegrasi dengan aspek pendukung pembangunan lainnya sehingga Jalan raya
pengembangannya dapat mendukung pembangunan Kabupaten Uraian mengenai pengembangan jaringan prasarana moda
Banyuwangi kearah yang lebih baik. jalan raya di Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana 1. Jalan arteri, yaitu jalan umum yang berfungsi melayanai
Transportasi angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan
Sistem jaringan transportasi di Kabupaten Banyuwangi lebih rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara
didominasi oleh transportasi darat terutama jalan raya dan sebagian berdaya guna.
kereta api, sedangkan untuk transportasi laut saat ini terdapat 2. Jalan kolektor, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani
prasarana penangkapan ikan dan dikembangkan pelabuhan laut yang angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan
melayani pelayaran nasional maupun internasional. Transportasi udara jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan
di masa mendatang akan ditingkatkan melalui peningkatan frekuensi masuk dibatasi.
penerbangan, pembuatan jalur penerbangan baru, dan pengembangan 3. Jalan Lokal, yaitu jalan umum yang berfungsi melayani
inter konektivitas antar kota di Indonesia. angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak sedang,
Transportasi Darat kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 14


JalanLintas Selatan Jalan arteri primer merupakan jalan yang menghubungkan secara
Rencana pembangunan jalan lintas selatan di Kabupaten berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau antar pusat
Banyuwangi meliputi dua ruas jalan yakni, ruas jalan arteri sebagai jalan kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Jalan arteri primer
utama dan ruas jalan kolektor sebagai jalan sirip atau penghubung ruas ini juga melayani angkutan utama yang merupakan tulangpunggung
jalan utama. Kebutuhan panjang jalan arteri 74,30 Km yang transportasi nasional yang menghubungkan pintu gerbang utama
menghubungkan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember meliputi (pelabuhan utama dan/atau bandar udara kelas utama).
ruas jalan : Jalan Kolektor Primer
Banyuwangi - Rogojampi Jalan kolektor primer 1 adalah jalan kolektor primer yang
Rogojampi - Genteng menghubungkan antar Ibukota Provinsi (PKW dengan PKW); Jalan
Genteng - Glenmore Kolektor primer 2 adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan
Glenmore - Kendeng Lembu Ibukota Provinsi (PKW) dengan Ibukota Kabupaten/Kota (PKL); serta
Kendeng Lembu - Malangsari Jalan Kolektor Primer 3 adalah jalan kolektor primer yang
Jalan Tol menghubungkan antar Ibukota Kabupaten/Kota (PKL dengan PKL).
Pengembangan jalan tol dilakukan untuk: Terminal
Memperlancar lalu lintas di daerah yang telah berkembang; Terminal transportasi merupakan prasarana angkutan yang
Meningkatkan hasil guna dan daya guna pelayanan distribusi merupakan bagian dari sistem transportasi untuk melancarkan arus
barang dan jasa guna menunjang peningkatan pertumbuhan penumpang dan barang. Berdasarkan jenis angkutannya terminal
ekonomi; dibedakan menjadi :
Meringankan beban dana pemerintah melalui partisipasi a) Terminal Penumpang,
pengguna jalan; dan b) Terminal Barang,
Meningkatkan pemerataan hasil pembangunan dan keadilan. Seiring dengan perkembangan Kabupaten Banyuwangi, untuk itu
perlu direncanakan pengembangan terminal baik terminal barang
Jalan Arteri Primer maupun penumpang. Pengembangan terminal tersebut dapat
menunjang segala aktivitas maupun kegiatan terutama sektor

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 15


perekonomian. Rencana pengembangan terminal di Kabupaten Penyiapan jalur KA bagi peningkatan KA Regional dan
Banyuwangi adalah sebagai berikut: AntarPropinsi
A. Terminal Penumpang Peningkatan kondisi rel untuk memperbaiki kinerja dalam hal

B. Terminal Peti Kemas keamanan dan kenyamanan

C. Terminal Kargo
D. Terminal Agribis Rencana Pengembangan Transportasi Laut
Pengembangan fungsi pelabuhan di Kabupaten Banyuwangi ada
Angkutan Umum
beberapa bagian yaitu pelabuhan laut, pelabuhan penyeberangan
Tersedianya sarana angkutan umum yang memadahi dan menjangkau
dan pelabuhan ikan.
seluruh wilayah Kabupaten merupakan bagian dari sistem transportasi.
1. Pelabuhan penyeberangan
Data jaringan angkutan umum yang tersedia memperlihatkan bahwa
2.Pelabuhan laut
belum seluruh wilayah Kabupaten Banyuwangi terjangkau pelayanan
3.Pelabuhan Ikan
angkutan umum yang tersedia.
Rencana Pengembangan Transportasi Udara
Rencana Pengembangan Kereta Api
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
Pokok pengembangan jaringan prasarana Kereta Api menurut
bandara baru antara lain:
Tatrawil Jawa Timur adalah :
- Ketersediaan lahan
Penyiapan prasarana bagi Angkutan Masal Cepat
- Sesuai dengan pembagian fungsi lahan per kabupaten
Penyiapan prasarana bagi Angkutan Komuter GKS
- Aksesbilitas besar
Penyiapan jalur KA bagi peningkatan KA Regional
- Memenuhi syarat teknis
Penyiapan jalur KA bagi peningkatan KA Antar Propinsi
Dan yang sesuai dengan kondisi di Kabupaten Banyuwangi adalah :
V. PELAKSANAAN DAN TATA KELOLA MP3EI
Penyiapan prasarana bagi angkutan missal cepat
Tahapan Pelaksanaan
Penyiapan jaringan yang lebih baik bagi kepentingan dengan
MP3EI merupakan rencana besar berjangka waktu panjang bagi
mempertimbangkan factor perkembangan wilayah dan juga
pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karenanya, implementasi yang
potensi permintaan perjalanan.

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 16


bertahap namun berkesinambungan adalah kunci keberhasilan MP3EI. konektivitas (quick-wins). Penyiapan SDM difokuskan pada
Implementasi MP3EI ini direncanakan untuk dilaksanakan didalam 3 kompetensi yang dapat mendukung kegiatan ekonomi utama.
(tiga) fase hingga tahun 2025, sebagai berikut: Secara khusus, di dalam jangka pendek, MP3EI difokuskan pada
pelaksanaan berbagai rencana aksi yang harus diselesaikan hingga
tahun 2014. Rencana aksi yang dipersiapkan dalam jangka pendek ini
dimaksudkan untuk memastikan bahwa inisiatif strategik dapat
terlaksana serta menjadi dasar pada percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi pada fase-fase berikutnya. Untuk itu,
pembentukan dan operasionalisasi Tim Pelaksana MP3EI perlu segera
diselesaikan disamping penyelesaian debottlenecking regulasi dan
pelaksanaan investasi di berbagai kegiatan ekonomi utama oleh
seluruh pihak terkait. Selanjutnya pada fase 2 (2016-2020), kegiatan
akan difokuskan untuk mempercepat pembangunan proyek
infrastruktur jangka panjang, memperkuat kemampuan inovasi untuk
peningkatan daya saing kegiatan ekonomi utama MP3EI, peningkatan
tata kelola ekonomi di berbagai bidang, serta mendorong perluasan
pengembangan industri yang akan menciptakan nilai tambah. Pada
Sebagaimana terlihat didalam gambar 6.1, masingmasing fase fase 3 (2021-2025), kegiatan MP3EI lebih difokuskan untuk
mempunyai fokus yang berbeda. Pada fase 1 (20112015), kegiatan pemantapan daya saing industri dalam rangka memenangkan
difokuskan untuk pembentukan dan operasionalisasi institusi persaingan global serta penerapan teknologi tinggi untuk
pelaksana MP3EI. Institusi pelaksana MP3EI ini kemudian akan pembangunan berkelanjutan.
melakukan penyusunan rencana aksi untuk debottlenecking regulasi,
perizinan, insentif,dan pembangunan dukungan infrastruktur yang Perbaikan Regulasi dan perizinan
diperlukan, realisasi komitmen investasi, serta dilakukan penguatan

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 17


Untuk mendukung realisasi percepatan dan perluasan kegiatan 1. Peraturan daerah yang diidentifikasi dapat menghambat investasi
ekonomi utama, selain percepatan pembangunan dukungan seperti pada beberapa peraturan daerah tentang retribusi daerah
infrastruktur, diperlukan dukungan non-infrastruktur berupa dan lain sebagainya, yang perlu ditinjau ulang untuk memastikan
pelaksanaan, penetapan atau perbaikan regulasi dan perizinan. pelaksanaan MP3EI sesuai yang diharapkan;
Perbaikan regulasi dan perizinan lintas sektor di tingkat nasional 2. Percepatan pelimpahan kewenangan perizinan dan non perizinan
adalah yang terkait dengan penataan ruang, tenaga kerja, perpajakan berusaha di daerah kepada Badan Perizinan Terpadu Satu Pintu
dan kemudahan dalam penanaman modal di Indonesia. Adapun (BPTSP);
perbaikan regulasi dan perizinan di tingkat daerah adalah yang terkait 3. Efisiensi lembaga perizinan dan pengelolaan investasi daerah.
dengan sektor mineral, kehutanan, dan transportasi (perkeretaapian, Pemantauan dan Evaluasi
pelayaran, penerbangan) serta penyediaan infrastruktur dasar. Dalam rangka mengawal implementasi berbagai langkah
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam perbaikan regulasi dan percepatan dan perluasan yang telah dirumuskan oleh MP3EI, akan
perizinan adalah sebagai berikut: dibentuk Tim Pelaksana MP3EI. Tim yang dimaksud akan dipimpin
1. Mempercepat penyelesaian peraturan pelaksanaan perundang- langsung oleh Bupati Banyuwangi agar dapat lebih efektif di dalam
undangan; melakukan koordinasi, pemantauan dan evaluasi, maupun di dalam
2. Menghilangkan tumpang tindih antar peraturan yang sudah ada; mempercepat pengambilan keputusan yang diperlukan untuk
3. Merevisi atau menerbitkan peraturan yang sangat dibutuhkan menangani berbagai permasalahan yang muncul dalam tahap
untuk mendukung strategi MP3EI; pelaksanaan MP3EI. Tim ini akan beranggotakan seluruh pemangku
4. Memberikan insentif kepada kegiatan-kegiatan ekonomi utama kepentingan yang terdiri dari unsur pemerintah pusat, pemerintah
yang sesuai dengan strategi MP3EI; daerah dan dunia usaha.
5. Mempercepat dan menyederhanakan proses serta memberikan Tim Pelaksana MP3EI akan terdiri atas Komite Percepatan dan
kepastian perizinan. Perluasan Pembangunan Ekonomi dan Tim Teknis Percepatan dan
Perbaikan dan Perizinan di Kabupaten Banyuwangi Perluasan Pembangunan Ekonomi dengan penjelasan sebagai
Permasalahan yang teridentifikasi di daerah yang membutuhkan berikut:
perbaikan regulasi dan perizinan adalah:

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 18


- Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
Kabupaten Banyuwangi merupakan tim yang beranggotakan SKPD
Kabupaten Banyuwangi, BUMN dan BUMD Wilayah Banyuwangi yang
memiliki andil dalam pelaksanaan MP3EI. Komite ini bertugas untuk
mengkoordinasikan dan mengarahkan serta melaporkan hasil
pelaksanaan MP3EI Kabupaten Banyuwangi pada Menteri Pekerjaan
Umum selaku Ketua Tim Kerja Komite Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Koridor Jawa;
- Tim Teknis Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia Kabupaten Banyuwangi beranggotakan SKPD Kabupaten
Banyuwangi terkait pelaksanaan Program MP3EI. Tim Teknis
bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan proyek investasi dan
infrastruktur terkait kegiatan ekonomi utama pendukung
percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Kabupaten
Banyuwangi dengan seluruh pemangku kepentingan kemudian
mensosialisasikan, menfasilitasi serta melaksanakan monitoring
dan evaluasi program MP3EI Kabupaten Banyuwangi.

PENYUSUNAN MP3ED KABUPATEN BANYUWANGI 19

Anda mungkin juga menyukai