Anda di halaman 1dari 15

SOP

Menerima Pasien Baru

Judul SOP : Menerima Pasien Baru


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Menerima pasien yang baru masuk puskesmas untuk di rawat sesuai dengan
standart pelayanan.
Pasien segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
Tujuan Sebagai acuan untuk menerima pasien
Kebijakan Semua tenaga medis dan paramedic terampil
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur Persiapan
1. Pasien dan keluarganya diterima denganramah
2. Bila pasien dapat berdiri ukur berat badan sebelum penderita dibaringkan
3. Selanjutkan lakukan pengkajian data melalui anamnesa dan pemeriksaan
fisik
4. Laporkan pasien pada penanggung jawab ruangan
5. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tata tertib yang berlaku di
Rumah sakit serta orientasi keadaan ruangan/fasilitas yang ada
6. Mencatat data dari hasil pengkaian pada catatan medic dan catatan
perawatan pasien
7. Memberitahukan prosedur perawatan/tindakan yang segera dilkukan

Unit Terkait Poliklinik, ruang perawatan

SOP
Pemantauan Keadaan Pasien Gawat

Judul SOP : Pemantauan Keadaan Pasien Gawat


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Memantau keadaan pasien gawat
Tujuan Sebagai acuan pemantauan/observasi penderita gawat agar selamat jiwanya
Kebijakan Pelayanan yang cepat dan tepat akan menyelamatkan jiwa seseorang
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur Prosedur:
1. Penderita gawat harus di observasi
2. Observasi dilakukan setiap 5-15 menit sesuai dengan tingkat kegawatannya
3. Observasi dilakukan oleh paramedic perawat, bila perlu oleh dokter
4. Hal-hal yang perlu diobservasi:
5. Apabila hasil observasi menunjukkan keadaan penderita semakin tidak baik
maka paramedic perawat harus lapor kepada dokter yang sedang bertugas
(diluar jam kera telpon)
6. Apabila kasus penyakitya diluar kemampuan dokter UGD maka perlu
dirujuk
7. Observasi dilakukan maksimal 2 jam, selanjutnya diputuskan penderita bisa
pulang atau rawar inap
8. Perkembangan penderita selama observasi dicatat di kartu status penderita
(les UGD/lembar observasi)
9. Setelah observasi tentukan apakah perlu: rawat jalan/rawat inap
Unit Terkait UGD

SOP
PEMASANGAN NGT
Judul SOP : Pemasangan NGT
No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Memasukkan NGT (Penduga Lambung) melalui hidung ke dalam lambung
Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemasangan NGT
1. Membilas/mengumbah lambung
2. Memberi makanan dan obat-obatan

Kebijakan 1. Perawat yang terampil


2. Tersedia alat-alat lengkap
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan Alat


1. NGT
2. Plester
3. Gunting
4. Bengkok
5. Sarung Tangan
6. Aqua Jelly
7. Perlak=Pengalas
8. Alat Tulis
9. Stetoskop
10. Spuit 10cc
11. Aquqbedest dalam kom
12. Obat-obatan/makanan yang akan dimasukkan
13. Corong
14. Kassa
15. spatel
b. Penatalaksanaan
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga
2. Membawa alat-alat dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
5. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Mengukur dan member tanda pada NGT yang akan dipasang lebih
kurang 40cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus)
7. Mengolesi NGT dengan aquajelly sepanjang 15cm dari ujung NGT
8. Memasukkan NGT melalui lubang hidung dan pasien dianjurkan untuk
menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel)
masukkan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil
perhatikan keadaan umum pasien
9. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-paru dengan
cara:
10. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat), kemudian
memasukkan obat-obtan/makanan
- Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10cc jika cairan bercampur isi
lambung berarti sudah masuk ke lambung
- Memasukkan ujung NGT (yang di hidung) Ke dalam air dalam kom
bila ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru
- Petugas memasukkan gelembung udara melalui spuit bersamaan
dengan dilakukan pengecekan perut dengan stetoskop untuk
mendengarkan gelembung udara di lambung
11. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10cc
12. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas
13. Mendokumentasikan
Hal-hal yang perlu diperhatikan;
- NGT/Sonde dipasang selama 7 hari (ganti setiap & hari)
Unit Terkait Rawat inap

SOP
MEMBERIKAN OKSIGEN

Judul SOP : Memberikan Oksigen


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Memberikan oksigen pada pasien
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien
Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan Alat


1. Tabung O2 lengkap dengan manometer
2. Mengukur aliran (flowmeter)
3. Botol Pelembab berisi air steril/aquabedest
4. Selang O2
5. Plester
6. Kapas alcohol
b. Pelaksanaan
1. Atur posisi semifoler
2. Slang dihubungkan
3. Sebelum memasang slang pada hidung pasien, slang dibersihkan dahulu
dengan kapas alcohol
4. Flowmeter dibuka, dicoba pada punggung tangan lalu ditutup kembali
5. Memasang kanul hidung, lakukan fiksasi (plaster)
6. Membuka flowmeter kembali dengan ukuran sesuai advice dokter
Hal yang perlu diperhatikan
- Apakah jumlah yang masuk (cc/mnt) sudah sesuai dengan instruksi?
Lihat angka pada manometer
- Apakah ujung kateter oksigen sudah masuk maksimal ke lubang
hidung? Bila ujung kateter masih belum masuk maksimal, supaya
posisi kateter diperbaiki
- Bila memakai oksigen, tetap/masih sianosis, lapor dokter
- Memberitahukan pada keluarga pasien untuk melapor kepada petugas
bila tabung oksigen/air steril habis
Unit Terkait Poli umum dan rawat inap

SOP
MENGOBATI LUKA TUSUK PAKU
Judul SOP : Mengobati Luka Tusuk Paku
No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Tatacara mengobati luka tusuk paku
Tujuan 1. Memberi rasa aman
2. Mencegah komplikasi dan infeksi nosokomial
3. Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka tusuk paku
Kebijakan - Perawat yang terampil
- Alat-alat yang lengkap
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan Alat


- Persiapan alat steril
1. Pinset anatomi
2. Pinset chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom kecil
6. Kassa
7. Handscoon
8. Spuit
9. NaCl
10. Mess
- Alat Non Steril
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban obat desinfektan dalam tempatnya
4. Tempat sampah
5. Lidokain injeksi sebagai anastesi
b. Penatalaksanaan
1. Memberitahu pasien dan keluarga pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai handscoon)
4. Perawat membersihkan luka
5. Mendesinfektan luka sekitarnya dengan NaCl
6. Memberikan diclor ethil atau lidokain
7. Membuat luka tusuk pada luka / cross incise
8. Dikeluarkan darahnya dan dibersihkan dengan betadine
9. Tutup luka dengan kassa steril
10. Mencatat kegiatan dan hasil observasi
11. Klien dirapikan
12. Alat dibereskan dan dibersihkan dan Perawat cuci tangan
Unit Terkait Poli umum dan rawat inap
SOP
PENANGANAN LUKA BAKAR

Judul SOP : Penanganan Luka Bakar


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan
benda yang mengthasilkan panas (misal: api, air panas, listrik) atau zat-zat yang
bersifat membakar (misalnya: asam kuat dan basa kuat)
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan pengobatan luka bakar
Kebijakan Perawat yang terampil dan Alat-alat yang lengkap
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan alat


- Alat steril
1. Pinset anatomi
2. Pinset Chirurge
3. Gunting
4. Bengkok
5. Kom Kecil
6. Kassa
7. Kapas
8. Handscoon
9. Spuit
10. NaCl
- Alat Non Steril
1. Gunting balutan
2. Plester
3. Verban
4. SSD (Silver Sulfa Diacin)
5. Tempat sampah
b. Pelaksanaan
1. Memberitahu pasien dan keluarga
2. Perawat cuci tangan
3. Mengatur posisi (perawat memakai handsoon)
4. Perawat membersihkan luka bakar
5. Mendinsekfektan luka dan sekitarnya dengan NaCl
Unit Terkait UGD dan rawat inap

SOP
PENANGANAN DEMAM TIFOID

Judul SOP : Penanganan Demam Tifoid


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi
kuman salmonella typhi.
Kriteria Diagnosis:
- Demam tinggi lebih dari 7 hari disertai sakit kepala
- Kesadaran menurun
- Lidah kotor
- Bradikardia relative

Tujuan Seagai acuan tatalaksana penderita typoid


Kebijakan Dibawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur Diagnosis diferensial


- Infeksi karena virus + (Dengue influenza)
- Malaria
- Broncho pneumonia

Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan lab
- Hb, Leko, Diff, Trombosit, Ht
- Urine lengkap
- Widal

Terapi
1. Tirah baring, diet lunak, cholramphenocol 2 gr/hr atau kotrimoksasol 2x2 tab
sdiberikan sampai 7 hari bebas nafas
2. Pemberian cairan infuse RL / D 5%

Penyulit
- Toksis
- Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
- Perdarahan dari usus

Lama perawatan : umumnya sampai 7 hari

Unit Terkait Poli umum, UGD dan rawat inap

SOP
MELAKUKAN SUNTIKAN INTRACUTAN

Judul SOP : Melakukan Suntikan Intracutan


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan memakai jarum suntik
1. Memberikan reaksi setempat
2. Memberikan kekebalan, misal BCG

Tujuan Sebagai acuan melakukan tindakan suntikan intracutan


Kebijakan 1. Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil
2. Penyuntikan dengan menggunakan spuit sekali pakai
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan Alat


1. Bak semprit
2. Spuit steril 1cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
b. Pelaksanaan
1. Memberitahukan / menjelaskan tindakan pada pasien / keluarga pasien
2. Mencuci tangan
3. Membawa alat dekat pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan / disenfiktan lokasi suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan 15-20
8. Memasukkan obat perlahan-lahan sampai terjadi gelembung putih dalam
kulit kemudian dicabut
9. Merapikan pasien dan alat
10. Mendokumentasikan hasil tindakan

Hal-hal yang diperhatikan:


- Daerah suntikan jangan dimasage
- Jenis obat yang diberikan disesuaikan dengan reaksi suntikan

Unit Terkait Poli umum, UGD dan rawat inap

SOP
SUNTIKAN INTRA MUSKULAR

Judul SOP : Suntikan Intra Muskular


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Injeksi intramuscular adalah suntikan ke dalam otot
Tujuan Sebagai acuan tindakan suntikan ke dalam otot
Kebijakan Di bawah tanggung jawab dan pengawasan dokter
Penanggungawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan alat


1. Spuit
2. Kapas alcohol
3. Bengkok
4. Aquabedest steril
5. Gergaji ampul
6. Tempat sampah/bengkok
7. Obat yang dibutuhkan
8. Bak instrument

b. Pelaksanaan
1. Inform concent
2. Baca daftar obat, larutan obat yang dibutuhkan, isi spuit sesuai dengan
kebutuhan
3. Cocokkan nama obat dan nama pasien
4. Baca sekali lagi sebelum menyuntikkan pada pasien
5. Atiur posisi dan tentukan termpat yang akan disuntik
6. Desinfeksi lokasi yang akan disuntik
7. Jarum disuntikkan pada daerah yang akan disuntik dengan arah 90 derajat
8. Penghisap ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan dimasukkan
9. Jika tdak ada darah, obat dimasukkan secara perlahan
10. Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat
11. Kulit ditekan dengan kapas alcohol sambil melakukan masase
12. Pasien dirapikan

Perhatian : penyuntikan harus tepat dan betul, bila salah akan dapat mengenai saraf
Unit Terkait Poli umum, UGD dan rawat inap

SOP
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

Judul SOP : Penanganan Syok Anafilaktik


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Penanganan syok anafilaktik
Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan syok anafilaktik di Puskesmas
Kebijakan Semua tenaga medis dan paramedic terampil
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur a. Persiapan
1. Tabung Oksigen
2. Tensimeter
3. Ambulance (jika dirujuk)
4. Adrenaline ampul
5. Dexamethasone
6. Jarum suntik

b. Instruksi Kerja
1. Baringkan pasien dengan posisi kaki yang lebih tinggi
2. Berikan ADRENALINE inj 0,3cc (1:1000) secara Intra Muscular pada
lengan atas
3. Bila perlu dapat di ulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4 kali
pemberian
4. Pasang tourniquet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah
penyebaran). Torniquet dikendurkan tiap 10 menit
5. Jaga system pernapasan dan system kardioveskuler agar berjalan baik
6. Pemberian cairan bila diperlukan
7. Bila perlu kortikosteroid dapat diberikan secara intravena
8. Dosis hidrocortison 5 mg/ kg BB, dapat di ulangi tiap 4 6 jam
9. Bila keadaan tidak membaik, persiapkan rujukan ke fasilitas kesehatan
yang lebih lengkap
Unit Terkait Poli umum, UGD dan rawat inap

SOP
Visum et Repertum

Judul SOP : Visum et Repertum


No : ./PK.Poli/PKM/
Dokumen : Tahun 2014
No. Revisi :00
Puskesmas Galis Tanggal mulai berlaku :
Pamekasan
Pengertian Pengertian Melayani perrnintaan pembuatan visum et repertum.
Tujuan Sebagai acuan membuat visum setelah melakukan pemeriksaan pasien atau jenazah.
Kebijakan Sebagai bahan bukti pengganti bila diperlukan dipengadilan.
Pelayanan visum disini adalah visum hidup
Penanggungjawab
Disusun diperiksa disahkan

Prosedur Prosedur
1. UGD puskesmas Galis melayani Visum hidup
2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh Kepolisian kepada
Puskesmas.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di UGD dalam waktu 2 x 24 jam
sejak kejadian oleh petugas kepolisian
4. Petugas UGD meneliti surat permintaan Visum, setelah meneliti kebenaran
surat, petugas menulis tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan.
5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan maka surat permintaan
Visum ada di UGD.
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita pada saat permintaan
Visum Et repertum.
7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka petugas UGD memriksa
kondisi secara umum
8. Penderita yang sudah meninggal dirujuk ke RS
9. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang memeriksa /
menangani penderita pada saat visum diterima.
10. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2 X 24 jam.
11. Petugas menandatangani penerimaan laporan visum
catatan : dokumentasi visum (menggunakan kamera khusus visum kemudian
disimpandikomputer UGD)
Unit Terkait UGD, Ambulance, Kepolisian

Anda mungkin juga menyukai