Anda di halaman 1dari 7

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan masalah

utama dalam kesehatan reproduksi di Indonesia yaitu 228 / 100.000 kelahiran,

sementara target Millenium Development Goals (MDGs) untuk Angka

Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Dalam mewujudkan misi Millenium Development Goals (MDGs) maka

paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional (PKBN) di ubah visinya

dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi

mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Untuk menurunkan angka

kematian ibu dan bayi World Healt Organitation (WHO) merumuskan Four

pillars of safe motherhood yang terdiri atas keluarga berencana, Asuhan

Antenatal Care (ANC), persalinan yang bersih dan aman, pelayanan observasi

esensial (Winknjosastro, 2009).

Tujuan utama Program Keluarga Berencana Nasional (PKBN) adalah

memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan Keluarga Berencana (KB)

dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta penanggulangan masalah

1
2

kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas

(Arum, 2011).

Alat kontrasepsi adalah alat yang digunakan dalam upaya mencegah

kehamilan yang bersifat sementara atau menetap, untuk meningkatkan

prevalensi kontrasepsi dan mengejar target menuju pelayanan kontrasepsi yang

lebih bermutu maka berbagai jenis alat kontrasepsi telah diperkenalkan secara

luas di masyarakat, mulai dari suntikan, pil, kondom, implant, MOW dan

AKDR. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mengenal jenis alat kontrasepsi

yang bisa mereka pilih dan digunakan sesuai dengan keadaan mereka

(Sarwono,2006).

Meskipun demikian, masih terdapat berbagai asumsi-asumsi yang

salah dan tidak beralasan yang beredar di masyarakat luas mengenai suatu jenis

alat kontrasepsi tertentu misal AKDR yang secara tidak langsung dapat

mempengaruhi terbentuknya suatu sikap atau pemikiran yang bertentangan dari

akseptor Keluarga Berencana (KB). Hal ini dapat mempengaruhi minat

masyarakat, di wilayah kerja Puskesmas Galis Kecamatan Galis Kabupaten

Pamekasan banyak akseptor Keluarga Berencana (KB) yang sesuai dengan

kriteria penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine

Device (IUD) tetapi tidak menggunakan Alat Kontrasepsi tersebut.

Menurut WHO, tahun 2012 hampir 380 juta pasangan menjalankan

keluarga berencana dan 65-67 juta diantaranya terutama di negera berkembang,

namun di Amerika Secara sangat mengejutkan alat kontrasepsi dalam rahim


3

hanya dikenal oleh sebagian wanita usia subur dan 58% tidak mengetahui

bahwa alat tersebut bekerja secara efektif. Berdasarkan Survei Demografi dan

kesehatan Indonesia (SKDI) 2010-2011 tingkat pengetahuan ibu tentang

kontrasepsi AKDR kurang dari 10,3% (Iswarati, 2011). Pencapaian peserta

Keluarga Berencana (KB) aktif tahun 2012 di Indonesia tercatat jumlah

pengguna Suntikan 34.856.474 akseptor (54,35%), Pil 18.374.203 akseptor

(28,65%), AKDR / IUD 3.488.854 akseptor (5,44%), Kondom 3.424.720

akseptor (5,34%), Implant 3.200.254 akseptor (4,99%), MOW 79.523 akseptor

(1,24%).

Di Daerah Tingkat 1 Jawa Timur tercatat sebesar 7.713.064 dari

keselurahan pasangan usia subur, dengan perincian yang dipakai adalah

suntikan 2.815.612 akseptor (36,50%), Pil 1.299.874 akseptor (16,85%),

AKDR / IUD 828.865 akseptor (10,47%) dan Implant atau susuk 450.198

akseptor (5,83%), MOW 301.540 akseptor (3,91), Kondom 62.045 akseptor

(0,81).

Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan di wilayah

Kabupaten Pamekasan adalah kontrasepsi Suntik 102.348 akseptor (57,05%),

Pil 43.008 akseptor (23,96%), Implant 1.342 akseptor (9,51%), AKDR / IUD

694 akseptor (5,89%), Kondom 434 akseptor ( 3,99), MOW 376 akseptor

(3,22%).

Di Wilayah kerja Puskesmas Galis yang mengikuti metode

kontrasepsi Suntik 3.192 akseptor (49,46), Pil 647 akseptor (10,3%), Implant
4

162 akseptor (2,51%), Kondom 22 akseptor (0,34%), AKDR / IUD 25 akseptor

(0,39), MOW 10 akseptor (0,15). Dari hasil studi pendahuluan di Puskesmas

Galis Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan pada bulan Maret 2013, 7 dari

10 ibu nifas mengatakan tidak mengenal dan tidak mengetahui sama sekali

tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim tersebut. Sedangkan, 3 diantaranya

pernah mendengar dan mengetahui tentang Alat Kontrasepsi Dalam Rahim.

Program Keluarga Berencana Nasional (PKBN) mempunyai kontribusi

penting dalam upaya meningkatkan kualitas penduduk melalui program Making

Pregnancy Safer yang artinya bahwa setiap kehamilan harus merupakan

kehamilan yang diinginkan. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga

berencana bagi kesehatan, pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan

kesehatan reproduksi yang telah tersedia. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

merupakan alat kontrasepsi yang terbaik bagi sebagian besar wanita. Alat ini

sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu

yang menyusui, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim juga tidak akan mempengaruhi

ASI, kelancaran maupun kadar Air Susu Ibu ( ASI ). Karena itu, setiap calon

pemakai Alat Kontrasepsi Dalam Rahim perlu memperoleh informasi yang

lengkap tentang seluk beluk Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini. Wanita yang

mudah mengalami keputihan tidak boleh menggunakan metode Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim. Benang di ujung Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

harus selalu bersih. Karena, jika kotor akan mudah menyebabkan infeksi

(Panduan memilih kontrasepsi, 2010).


5

Kurangnya pengetahuan pada ibu nifas sebagai calon akseptor KB

sangat berpengaruh terhadap pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim. Selain

itu, sikap dan pandangan negatif juga berkaitan dengan pengetahuan dan

pendidikan seseorang. Jika, pengetahuan dari wanita kurang tentang Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim maka penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

juga akan menurun atau bahkan sama sekali tidak ada yang mau menggunakan

alat kontrasepsi tersebut.

Berdasarkan hal hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Ibu Nifas

Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas

Galis Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan Apakah ada

hubungan antara pengetahuan dan motivasi ibu nifas terhadap pemilihan Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Galis Kecamatan Galis

Kabupaten Pamekasan ?
6

1.3 Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan motivasi ibu nifas tentang

pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Puskesmas Galis

Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan ibu nifas tentang pemilihan alat

kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di Puskesmas Galis Kecamatan Galis

Kabupaten Pamekasan.

2. Mengidentifikasi motivasi ibu nifas tentang pemilihan alat kontrasepsi

dalam rahim (AKDR) di Puskesmas Galis Kecamatan Galis Kabupaten

Pamekasan.

3. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dan motivasi ibu nifas

tentang pemilihan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) di puskesmas

Galis Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkuat konsep tentang pengetahuan dan

motivasi dapat mempengaruhi perilaku atau tindakan seseorang, dalam

hal ini tindakan ibu nifas memilih alat kontrasepsi.


7

1.4.2 Praktis

1. Bagi Bidan

Sebagai dasar bagi bidan agar dapat menjalankan peran dan fungsi

dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,

khususnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan

Keluarga Berencana (KB).

2. Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi

Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam ,merencanakan kegiatan

akselerasi peningkatan penggunaan alat kontrasepsi serta masukan

dalam upaya peningkatan promosi kesehatan, khususnya promosi

tentang pemilihan alat kontrasepsi kepada masyarakat.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan motivasi ibu nifas tentang pemilihan Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR).

Anda mungkin juga menyukai