KOMPLEKSOMETRI
I. Tujuan
Tujuan percobaan praktikum ini adalah menentukan kesadahan total,
kesadahan tetap dan kesadahan sementara. Dan menentukan kadar Mg ,
menetukan % kesalahan dab menetukan % kebenaran
Alat Bahan
Buret ZnSO4
Pipet tetes EDTA
Pipet 25 ml Buffer
Gelas kimia 50 ml EBT
Erlenmeyar Mg(II)
NaCl
NH4Cl
Mufexide
Hcl
NaOH
NaOH pekat
Perhitungan
ZnSO4 0,1 N 150 ml 0,01 N 100 ml
N1 . V1 : N2 . V2
0,1 . V1 : 0,01 . 100
0,1 . V1 : 0,01 . 100
1
V1 : 0,1 : 10 ml
Mr : 372,24
gr 1000
N: Bm x 100
gr
0,1 N : 372,24 x 10
372,24
gr : 10 : 3,7224
Pengenceran MgSO4
VI . N1 : V2 . N2
100 . 0,01 : V2 . 0,1
1 : V2 .0,1
V2: 1O ml
Konsentrtasi EDTA
V1 . M1 : V2 . M2
32 . M1 : V2 . M2
25 .0,01 0,25
MEDTAN : 32 : 32 : 0,007 ml
V1 . M1 : V2 . M2
25 . M1 : 25 . 0,01
25 X 0,01
M1: 25 : 0,009 ml
Kadar Mg percbaan
1 ml 0,1 m EDTA : 2,432 mg
25,5 x 0,008 : 0,204
0,204
Hasil : 0,01 x 2,432 : 49,612
Kadar mg teoritis
0,008 m(Mg 3+) x 25 ml mg : 0,25 mol (Mg2+)
Ar ( Mg )
0,01 m(Mg 3+) mmol x 24,3 : 6,075 mg
kadar mg percobaan
%kebeneran : kadar mgteoritis x 100 %
4,8
: 0,075 x 100 %
: 74,07 %
% kesalahan : 100 % - kebenaran
: 100 % - 74,07
: 25,93
VI. Pembahasan
Dilakukan pembuatan ZnSO4 dan diencerkan agar didapatkan
larutan yang memiliki konsentrasi 0,01 M ZnSO4 pada percobaan ini
digunakan untuk menstandarkan EDTA. Dilakukan perpermukaan EDTA
sebanyak 250 ml dan 100 ml massa yang digunakan untuk larutan 250 ml
sebanyak 9,3 gram dan untuk larutan 100 ml sebanyak 3,72 gram.
Masing-masing larutan diencerkan untuk mendapatkan
konsentrasi yang diinginkan yaitu 0,01 M. EDTA digunakan sebagai
ligan pada praktikum ini karena EDTA memiliki atom N dan O. Atom N
dan O memiliki pasangan elektronnya EDTA merupakan asam dan basa
lewis yang terjadi pendonoran yang penerimaan elektron dari satu
senyawa ke senyawa lain. EDTA digunakan sebagai larutan baku primer
karena memiliki koefisie stabilitas yang tinggi, kemurnian yang tinggi
mudah larut dan tidak higroskopis.
Larutan ZnSO4 dipipet kedalam labu titrasi sebanyak 25 ml
kemudian ditambahkan larutan buffer dengan pH=10 sebanyak 2 ml.
fungsi dari pertambahkan buffer agar tidak terjadi perubahan PH pada
larutan. Kemudian ditambahkan indikator EBT. EBT merupakan salah
satu indikator logam. Penggunaan EBT dilakukan karena EBT selain
untuk menentukan titik akhir titrasi juga karena EBT dapat membentuk
kompleks yang berwarna pada semua logam. Kemudian EDTA
dibakukan dengan ZnSO4. Pembakuan ini didapatkan konsentrasi EDTA
adalah 0,007 M dengan volume yang digunakan sebanyak 32 ml pada
erlenmeyer pertama dan 25 pada erlenmeyer kedua.
Pada pembuatan larutan magnesium sulfat untuk larutan 100 ml
dan 50 ml kemudian diencerkan untuk mendapatkan konsentrasi yang
diinginkan dan tidak terlalu pekat. Ditambahkan larutan buffer dengan
pH=10 untuk mencegah perubahan PH. Ditambahkan indiukator logam
yaitu EBT sebagai penanda titik akhir titrasi dan digunakannya indikator
logam EBT karena indikator ini daoat membentuk reaksi kompleks yang
berwarna pada semua logam kemudian dititrasi dengan EBT dan larutan
mengasilkan warna biru volume EDTA yang digunakan pada erlenmeyer
pertama sebanyak 26 ml dan erlenmeyer kedua 25 ml. Percobaan ini
dapat dikatakan kurang baik karena EDTA yang digunakan seharus nya
kurang lebih 25 ml. Hal ini disebabkan karena saat akan melakukan
penitrisasian EDTA kemana-mana kurang teliti dan penambahan buffer
yang tidak sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
VII. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini dapat disimpulkan :
1. Kompleksomerti adalah jenis titrasi dimana titran dan titrasi saling
kompleks, jadi membentuk hasil senyawa komples.
2. Penentuan kompleks dari titrasi kompleksometri dipengaruhi oleh PH
larutan
3. Mendapatkan % kebenaran yaitu 74,07 %
4. Mendapatkan % kesalahan yaitu 25,93