Anda di halaman 1dari 57

BAB II

LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN KEDISIPLINAN
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses

dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,

kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.


Dari kata disiplin muncullah kata kedisiplinan. Dalam penelitian ini,

disiplin mendapat tambahan awalan ke- dan akhiran -an (kedisiplinan).

Menurut W.J.S Poerwadarminta, kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang

mendapat konfiks ke an yang mempunyai arti latihan batin dan watak

dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib.1


Jadi kedisiplinan merupakan hal mentaati tata tertib disegala aspek

kehidupan, baik agama, budaya, pergaulan, sekolah, dan lainlain. Dengan kata

lain, kedisiplinan merupakan kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dari serangkaian perilaku individu yang menunjukkan nilai-nilai

ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban.


Keberhasilan dalam suatu usaha atau dalam mencapai cita-cita akan

tergantung kepada sikap disiplinnya. Orang yang berdisiplin akan berperilaku

apa yang seharusnya diperbuat, tidak mengada-ada, tidak dilebih-lebihkan

tetapi juga tidak dikurangi dari keadaan yang sebenarnya. Diam tepat pada

pijakannya, melangkah tepat gerakannya, melaju sesuai arahnya. Sikap

disiplin dapat dilakukan untuk setiap perilaku, seperti disiplin dalam belajar,

1 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1997, hal.
254.

11
12

disiplin dalam beribadah, disiplin dalam bekerja, dan disiplin dalam

beraktivitas lainnya. Dari beberapa definisi diatas, menunjukkan bahwa

kedisiplinan merupakan ketaatan dan kepatuhan pada peraturan yang

dilakukan dengan rasa senang hati, bukan karena dipaksa atau terpaksa.

B. CARA MEMBENTUK KEDISIPLINAN


Berdasarkan cara-caranya, banyak hal yang bisa dilakukan untuk

membentuk kedisiplinan salah satunya melalui ibadah. Sholat merupakan pilar

penting dalam agama islam yang menduduki peringkat kedua setelah syahadat

mengerjakan pada awal waktu merupakan amalan yang terbaik, sedang

meninggalkannya merupakan perbuatan kufur. cara membentuk kedisiplinan

dalam melaksanakan ibadah sholat yaitu dengan :


1. Berpegang teguh apa yang diajarkan Allah SWT dan Rasul-Nya, baik

berupa perintah maupun larangan, serta ajaran yang bersifat menghalalkan,

menganjurkan, sunah dan makhruh, misalnya :


a. Menjalankan perintah shalat, zakat, puasa, dan naik haji.
b. Menjauhi larangan Allah, misal : berzina, Minum-minuman keras.
c. Mempererat silaturrahmi
d. Disiplin melaksanakan shalat berjamaah
2. Sikap berpegang teguh yang berdasarkan cinta kepada Allah,
a. Senantiasa mensyukuri, khusyu dalam melaksanakan shalat.
b. Mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah
c. Mempergunakan nikmat Allah dijalan yang benar
d. Mengingat Allah dalam keadaan apapun
e. Senantiasa meminta pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah
Dalam salah satu ayat al-quran disebutkan bahwa salah satu tanda-

tanda orang munafik adalah malas atau lalai ketika melaksanakan sholat

bahkan dalam sebuah hadist disebutkan bahwa orang yang tidak sholat isya
13

dan sholat subuh sudah dianggap orang munafik, sehingga melaksanakan

ibadah sholat begitu penting dalam menunjukkan keimanan seseorang.2

C. PENGERTIAN SHOLAT FARDHU


Shalat fardhu merupakan ibadah yang harus dikerjakan oleh semua

orang Islam, baik laki-laki maupun perempuan yang sudah mencapai usia

baligh, oleh karena itu melaksanakan shalat hukumnya adalah fardhu, jadi

orang islam apabila sudah berusia baligh wajib hukumnya untuk

melaksanakan shalat dan apabila tidak melaksanakannya maka akan

mendapatkan dosa atau disiksa kelak di hari kiamat. Firman Allah :

Artinya : Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-

orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al-Maun : 4-5).3


Dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang tidak menghargai dan

melalaikan pelaksanaan shalat maka mereka akan celaka kelak di hari kiamat.
Shalat adalah ibadah yang berisi ucapan-ucapan (bacaan-bacaan) dan

tindakan-tindakan (gerakan-gerakan) tertentu yang dibuka dengan takbir

danditutup dengan salam.4


Menurut Rahman (2002) shalat berarti doa, ibadah, memohon dengan

khusyuk kepada Tuhan, meminta rahmat Tuhan. Allah berfirman dalam surah

At-Taubah ayat 103 :

2 Hendra Setiawan, Cara Nabi Menghadapi Kesulitan Hidup, Bandung : Jabal, 2009, hal.
96-97

3 Al-Quran dan terjemahannya, Departemen Agama RI, CV. Asy-Syifa, Semarang,


1992, hal. 569

4 Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, Ensiklopedia Islam Kaffah,
Surabaya, Pustaka Yassir, hal. 556
14







Artinya : dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. (QS. At-Taubah :103).5


Hasan (2000) menjelaskan bahwa shalat menurut bahasa (etimologi)

adalah doa, sedangkan shalat menurut istilah (terminologi) adalah semua

ucapan dan perbuatan yang bersifat khusus yang dimulai dengan takbir dan

disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.


Shalat menurut bahasa Arab artinya Doa tetapi yang dimaksud disini

adalah Ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang

dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, dan memenuhi syarat yang

ditentukan.6
Jadi dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan salah satu

ibadah yang harus dikerjakan oleh hamba yang beriman dalam situasi

menghadapkan wajah dan sukmanya kepada Dzat Yang Maha Suci. Maka

bilamana shalat itu dilakukan secara tekun dan kontinyu, menjadi alat

pendidikan rohani manusia yang efektif. memperbaharui dan memelihara jiwa

serta memupuk pertumbuhan kesadaran. Makin banyak shalat itu dilakukan

dengan kesadaran lima kali sehari semalam dengan cara sederhana dan

khidmat menghasilkan efek normal dan praktis yang sangat penting didalam

5 Al-Quran dan terjemahannya, Departemen Agama RI, CV. Asy-Syifa, semarang,


1992. Hal. 367

6 Sulaiman Rosyid, Fiqh Islam, Bandung, Sinar Baru Al-Censindo Cet 27, 1994, Hal.53
15

menguatkan semangat keimanan dan membersihkan pikiran dan hati

pelakunya dan kotoran dosa.


Shalat merupakan tiang agama, sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

Yang berbunyi :

Artinya: Shalat itu adalah tiang agama diriwayatkan oleh Baihaqi.7


Shalat menempati penghubung antara hamba dengan Rab-nya. 8 Allah

mewajibkan kita mengerjakan shalat sebanyak lima kali dalam sehari. Shalat

jamaah adalah suatu ikatan pertalian yang terdiri dari imam dan mamum

walaupun satu. Shalat jamaah merupakan kekhususan untuk umat sekarang

ini. Jadi umat sebelum nabi Muhammad tidak disyariatkan adanya jamaah.
Menurut Muhammad bin Qosim dan Imam Rafii dalam kitab Fathul

Qorib, hukum shalat berjamaah bagi laki-laki adalah sunnah muakkad.

Sedangkan menurut Imam Nawawi shalat jamaah adalah fardu kifayah.

D. DASAR DAN TUJUAN SHOLAT FARDHU


Sholat wajib yang dilaksanakan oleh umat isalm mempunyai dasar

dan tujuan agar dalam pelaksanaannya dilaksanakan dengan hati yang ikhlas.

Adapun dasar dan tujuan dari sholat wajib adalah sebagai berikut :
1. Dasar Hukum
Sholat merupakan ibadah yang diwajibkan sebagai manifestasi

keimanan seseorang, bahkan sebagai indikator orang yang takwa, Allah

memerintahkan melalui Firman-Nya Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 43 :

7 Imam Ahmad bin Hanbal, Betulkan Sholatmu, Jakarta, Bulan Bintang, 2002, hal. 16

8 Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Sifat Sholat Nabi
SAW dan Dzikir-Dzikir Pilihan, Jakarta, Al Kautsar, 2005, hal. 13
16

Artinya : dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat dan rukulah beserta

orang-orang yang ruku (QS. Al-Baqarah : 43).9


Sholat juga merupakan tiang agama, yang senantiasa harus

dipelihara. Sabda Nabi Saw :

Artinya :Sholat adalah tiang agama. Baranng siapa yang

melaksanakannya secara tetap berarti ia menegakkan agama. Siapa yang

tidak melaksanakan sholat, berarti ia membiarkan agama itu hancur.(H.R

Baihaqi)10
2. Tujuan Sholat Wajib
a. Untuk mengingat Allah SWT
Sholat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada manusia agar ia

selalu mengingat Allah dimanapun dan dalam keadaan apapun. Firman

Allah Swt dalam Q.S Ali-Imran ayat 41:

Artinya : dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya

diwaktu petang dan pagi hari (QS. Ali-Imran : 41).11


b. Untuk mencegah manusia dari perbuatan tercela
Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Ankabut ayat 45:

Artinya: bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al


kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu

9 Departemen Agama RI, op.cit., hal. 16

10 Imam Ahmad bin Hanbal, Op Cit, Hal. 16

11 Departemen Agama RI, op.cit., hal. 82


17

mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan


Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan. (Q.S Al-Ankabut : 45)12

c. Sebagai kafarat terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan

Dalam hadist Nabi Saw menegaskan bahw sholat merupakan

kafarat penebus dosa-dosa yang telah diperbuat di masa lalu, dalam

hadis panjangnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab

beliau bahwa Nabi Muhammad bersabda :

Artinya Dari Abu Hurairah dan bahwasanya Rosulullah saw

bersabda, shalat lima kali sehari dan shatat Jumat ke Jumat merupakan

pelebur dosa selama tidak melakukan dosa besar. (HR Muslim)13


d. Sholat merupakan bentuk kebaikan yang dilakukan oleh manusia
Tertulis di surah Al-Baqoroh ayat 177.

12 Ibid, hal. 635

13 Imam Ahmad bin Hanbal, Op cit, hal. 17


18

Artinya : "Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan


barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah
beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-
orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka
itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang
yang bertakwa. (QS. Al Baqarah ayat 177)14

E. SYARAT SHOLAT FARDHU


1. Beragama Islam
Beragama Islam.15 Lawannya orang islam adalah orang kafir. Orang

kafir amalannya akan tertolak walaupun dia banyak mengamalkan ibadah

atau kebaikan apa saja, dalilnya firman Allah di QS (At-Taubah:17)

Artinya : tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan

mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri

kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di

dalam neraka. (QS. At Taubah ayat 17)16


Dan Shalat tidak akan diterima bagi selain seorang muslim yang

dalilnya firman Allah ( QS Ali Imraan ayat 85) adalah

14 Ibid, hal. 187

15 Drs. Moh. Rifai, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang : PT. Karya Toha
Putra, 2012, hal. 33

16 Al-Quran dan terjemahannya, Departemen Agama RI, CV. Asy-Syifa, semarang,


1992., hal. 547
19

Artinya : Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka

sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan Dia di

akhirat Termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imraan ayat 85)17
2. Berakal
Berakal18 adalah lawannya orang gila. Orang gila terangkat darinya

pena (tidak dihisab amalannya) hingga dia sadar, dalilnya sabda

Rasulullah,

Artinya : Ada tiga golongan manusia yang telah diangkat pena

darinya (tidak diberi beban syariat) yaitu; orang yang tidur sampai dia

terjaga, anak kecil sampai dia baligh dan orang yang gila sampai dia

sembuh. (HR Ahmad dan Nasai)


3. Tamyiz
Tamyiz adalah anak-anak yang sudah bisa mengetahui untuk

membedakan antara antara mana baik dan mana yang buruk, masa ini

dimulai dari umur kisaran tujuh tahun. Jika anak sudah memiliki umur

tujuh tahun maka wajib bagi mereka diperintahkan untuk menunaikan

ibadah shalat, yang berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,


4. Suci dari hadast kecil dan hadast besar
Dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 6:

17 Ibid, hal. 580

18 Drs. Moh. Rifai, Op Cit, hal. 33


20

Artinya :Hai orang-orang yang beriman! Jika kamu hendak


mengerjakan sholat, maka basuhlah muka dan tanganmu sampai ke siku,
dan sapulah kepalamu lalu basuhlah kakimu sampai kedua matamata kaki!
Dan jika kamu dalam keadaan junu, maka hendaklah kamu bersuci! (QS.
Almaidah ayat 6)19

5. Suci badan, pakaian, dan tempat sholat dari najis


firman Allah pada QS:Al-Muddatstsir: 4

Artinya: Dan pakaianmu bersihkanlah (QS. Al Muddatsir ayat 4)20


6. Menutup Aurat

Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Araf ayat 31 :

Artinya: Hai anak cucu Adam! Ambilah hiasanmu setiap hendak

sujud! (QS. Al Araf 31).21


7. Mengetahui Masuknya Waktu Sholat
Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 103:

19 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Jakarta : Yayasan


Penyelenggara Peterjemah Al-Quran, 1992, hal, 158

20 Ibid., hal. 992

21 Ibid., hal. 225


21

Artinya: Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan

waktunya bagi orang-orang yang beriman. (QS An-Nisaa ayat 103)22


8. Menghadap kiblat
Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah: 144

Artinya: sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke


langit, Maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu
sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. dan dimana saja
kamu berada, Palingkanlah mukamu ke arahnya. dan Sesungguhnya
orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al kitab (Taurat dan Injil)
memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar
dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka
kerjakan.!23

9. Niat

Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan

sesungguhnya setiap orang akan men-dapatkan (balasan) sesuai dengan

niatnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)24

F. RUKUN SHOLAT FARDHU


22 Departemen agama RI, op.cit., hal. 158

23 Drs. A. Munir, Drs. Sudarsono, S.H. Msi, Dasar-dasar Agama Islam, Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2001, hal.63

24 Team MTT PDm Klaten, Fiqhut Tarjih, Kitab Thaharah dan Shalat, Klaten, Pustaka
MTT PDM Klaten, 2010, hal. 176
22

1. Niat
Niat secara bahasa berarti menyengaja dalam hati. Sedangkan

menurut syara, niat artinya menyengaja untuk shalat menghambakan diri

kepada Allah Subhanahu wa Taala semata, serta mengatkannya dalam

hati sekaligus.25

Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya, dan

sesungguhnya setiap orang akan men-dapatkan (balasan) sesuai dengan

niatnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)26


Niat di dalam hati dan dilakukan bersama-sama ketika mengucapkan

takbiratul ihram.27
2. Berdiri bagi yang mampu
Selagi seorang masih mampu melaksanakan sholat fardhu dengan

berdiri, baik dengan dirinya atau dengan bantuan orang lain maka ia

wajib mengerjakannya dengan berdiri.

Artinya : Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu,

kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, maka

kerjakanlah dengan tidur menyamping. (HR. Bukhari)


Adapun keringanan bagi orang yang tidak kuasa berdiri dalam
melakukan sholat ia boleh sholat duduk, kalau tidak kuasa duduk, ia
boleh berbaring, kalau tidak kuasa berbaring, ia boleh menelentang,
apabila hal demikian tidak bisa dilakukan, sholatlah menurut mampunya,
sekalipun hanya dengan isyarat.28

25 Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Op cit, hal. 20.

26 Team MTT PDm Klaten, Op Cit, hal. 176

27 Ibid, hal. 90

28 Drs. A. Munir, Drs. Sudarsono, S.H. Msi, op.cit., hal. 67.


23

3. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram dalam sholat hukumnya wajib, sebagaimana sabda

Rasulullah saw :

Artinya : Pembuka shalat adalah thoharoh (bersuci). Yang

mengharamkan dari hal-hal di luar shalat adalah ucapan takbir.

Sedangkan yang menghalalkannya kembali adalah ucapan salam. (HR.

Abu Daud 618, Turmudzi 3, & disahihkan al-Albani)29


4. Membaca Al-Fatihah
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw yang berbunyi :

Artinya :Tidak ada shalat bagi seseorang yang tidak dibaca (pada

shalat tersebut): Al-Fatihah (dan yag selanjutnya)30


5. Ruku dengan tumaninah

Artinya : Shalat tidaklah sempurna sampai salah seorang di antara

kalian menyempurnakan wudhu, kemudian bertakbir, lalu melakukan

ruku dengan meletakkan telapak tangan di lutut sampai persendian yang

ada dalam keadaan thumaninah dan tenang. (HR. Ad Darimi no. 1329.

Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
6. Itidal dengan tumaninah
Sebagaimana sabda Rasulullah :

29 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Sifat Sholat Nabi, Bandung : PT. Gema Risalah
Press, 1996t., hal. 69

30 Ibid, , hal.93
24

Artinya : Kemudian tegakkanlah badan (itidal) dan thumaninalah

Dan jika ia mengangkat kepalanya31


7. Sujud dua kali dengan tumaninah

Artinya : Kemudian sujudlah dan thumaninalah ketika sujud. Lalu

bangkitlah dari sujud dan thumaninalah ketika duduk. Kemudian

sujudlah kembali dan thumaninalah ketika sujud. (HR.Tirmidzi)32


8. Duduk diantara dua sujud dengan tumaninah
9. Duduk akhir, untuk membaca tasyahud dan sholawat Nabi
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca sholawat atas Nabi Muhammad saw
12. Member salam yang pertama (kekanan)
13. Menertibkan (mengurutkan rukun)

G. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SHOLAT FARDHU


Dalam melaksanakan sholat agar tidak batal maka harus maka harus

memperhatikan hal-hal yang membatalkan sholat di antaranya :


1. Meninggalkan rukun atau syarat syah shalat secara sengaja maupun lupa,

atau meninggalkan kewajiban secara sengaja33


2. Meninggalkan salah satu syarat, misalnya berhadast dan terkena najis yang

tidak dimaafkan, pada badan maupun pakaian, sedangkan najis itu dapat

dibuang seketika itu juga, maka sholatnya tidak batal serta terbuka aurat,

sedangkan ketika ketika itu tidak dapat ditutup.

31 Ibid, hal. 169

32 Ibid, hal. 170

33 Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri, Op Cit, hal. 609
25

3. Sengaja berbicara dengan kata-kata yang biasa ditunjukkan kepada

manusia, sekalipun bersangkutan dengan sholat sekalipun lupa.


4. Banyak bergerak tanpa keperluan34, seperti bergerak tiga langkah atau

memukul tiga kali berturut-turut.


5. Berbicara, tertawa, makan dan minum dengan sengaja.35
Tertawa sampai terbahak-bahak, para ulama sepakat mengenai batalnya

sholat yang disebabkan tertawa seperti itu. Adapun tersenyum, ulama

menganggapnya tidak merusak sholat seseorang.

H. KAIFIYAT SHOLAT FARDHU

Sholat itu menjadi tonggak/saka Agama Islam, menjadi kunci surga,

menjadi imam semua amal, menjadi amal yang dihisab lebih dahulu di hari

kiamat, dapat menghapus dosa diantara dua waktu, dan menjadi sebab

diterimanya semua amal, Rasulullah bersabda yang

Artinya Sholatlah kamu sebagaimana kamu lihat saya melakukan

sholat 36

Jadi sholat itu harus mengikuti cara-cara Rasulullah mengerjakan

sholat. KAIFIYAT SHOLAT antara lain :

34 Ibid, hal. 609

35 Ibid, hal. 609

36 Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Op cit, hal. 47
26

1. Berdiri tegak bagi yang kuasa ketika shalat fardhu,

boleh sambil duduk atauberbaring bagi yangsedang

sakit.37

2. Mengangkat kedua belah tangan, dalam mengangkat

kedua belah tangan kita ucapkan niat menurut sholat

yang akan dikerjakan kemudian bertakbir

Allahu Akbar 38

3. Bersedekap membaca doa iftitah

Setelah takbiratul ihram dengan mengangkat kedua belah tangan, lalu

bersedekap.39

Dalam bersedekap kita membaca doa

iftitah sebagai berikut :

37 Drs. Moh. Rifai, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang : PT. Karya Toha
Putra, 2012, hal. 33.

38 Ibid, hal. 38

39 Ibid, hal. 38
27

Artinya : Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji


bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan
muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan
keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan
kaum musyrikin. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
semata-mata hanya untuk Allah seru sekalian alam. Tidak ada sekutu
bagi-Nya dan dengan demikian aku diperintahkan untuk tidak
menyekutukan bagi-Nya, dan aku dari golongan orang muslimin.40

4. Membaca surat Al- fatihah


Membaca surat Al- fatihah41 dalam sholat hukumnya wajib

dikarenakan termasuk rukun sholat.

Artinya :Tidak ada shalat bagi seseorang yang tidak dibaca (pada

shalat tersebut): Al-Fatihah (dan yag selanjutnya)42

Artinya :Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.Maha Pemurah

40 Drs. Moh. RifaI, op.cit., hal. 38.

41 Ibid, 40

42 Muhammad Nashiruddin Al Albani, Op Cit, hal.93


28

lagi Maha Penyayang. yang menguasai di hari Pembalasan.. hanya


Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan.. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,. (yaitu) jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan)
mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

5. Membaca ayat /surat dalam Al- quran

Setelah membaca surat al-fatihah, kemudian

membaca surat dari al-quran menurut yang

dikehendaki.43

6. Rukuk

Pada rukuk ini, posisi tubuh membungkuk

seperti siku dengan kedua telapak tangan

memegang lutut. Dan setelah sempurna baru membaca bacaan rukuk.44

Artinya :Maha Suci Allah yang Maha Agung serta segala pujian kepada-

Nya. 3X

7. Itidal

43 K Drs. Moh. RifaI, op.cit., hal.. 41

44 Ibid,, hal. 42
29

Setelah rukuk dengan sempurna dan selesai membaca

doa, maka kemudian bangkit dari ruku (itidal). Pada

waktu bangkit tersebut membaca

Artinya Allah mendengar orang-orang yang

memujinya Disertai dengan mengangkat kedua tangan

sebagaimana waktu takbiratul ihram.45

Kemudian membaca bacaan

Artinya :

Ya Allah tuhan kami, bagimu segala puji,

sepenuh langit dan bumi, dan memenuhisegala

barang yang kau kehendaki sesudah itu.


8. Sujud
Setelah itidal kemudian bergerak melakukan sujud sambil membaca

Allahu Akbar,badan
condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut

terlebih dahulu, baru kemudian baru meletakkan tangan, pada tempat

kepaa diletakkan dan kemudian meletakkan kepala dengan

menyentuhkan/menekankan hidung dan dahi ke lantai(tangan sejajar

dengan pundak atau daun telinga).46

Dan pada saat sujud membaca tasbih seperti di bawah ini :

45 Drs. Nasruddin Razak, Ibadah Shalat menurut sunnah Rasulullah, bandung, PT


Almaarif, 1992, hal.32
30

Maha Suci Allah yang Maha Luhur, serta pujianku kepada Nya. 3x
9. Duduk diantara dua sujud
Duduk ini dilakukanantara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada

rakaat pertama sampai terakhir.dengan duduk

iftirasy caranya dengan meletakkan pantat dan

bertumpu pada kaki kiri dan kaki kanan

ditegakkan.Posisi tangan duduk iftirasy:


telapak tangan kanan diletakkan diatas paha kanan,

demikian pula dengan tangan kiri atau telapak

kanan diletakkan dilutut kanan seolah-olah

menggenggamnya, demikian pula kaki kiri.47

Kemudian membaca :

10. Duduk Tasyahud awal

46 Mahmud ahmad mustafa, Tuntunan shalat wajib lengkap, Yogyakarta, Mutiara


Media,2008, hal.97

47 Hafidz Ibadurrahman, Panduan Shalat Wajib dan Sunnah, Pustaka Seruni, 2011, hal.
33
31

Duduk tasyahud awal terdapat hanya pada sholat yang jumlah

rakaatnya lebih dari 2, pada sholat wajib dilakukan pada

rakaat yang ke-2 ,sedang duduk tasyahud akhir

dilakukan pada rakaat yang terakhir. Masing-

masing dilakukan setelah sujud yang kedua.48

Kemudian membaca doa:

11. Duduk tasyahud akhir

Pada tasyahud akhir duduknya tawaruk (duduk dengan kaki kiri

dihamparkan kesamping kaki kanan dan duduk diatas

lantai), pada masing-masing posisi kaki kanan

ditegakkan.49

Tasyahud akhir sama dengan tasyahud awal dengan

tambahan bacaannya:

48 Drs. A. Munir dan Drs. Sudarsono, S.H. M.Si, op.cit., hal.75

49 Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 1, Bandung : PT. Al- Maarif, 1973, hal. 331
32

12. Salam

Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan

sholat, dilakukan dalam posisi tasyahud akhir.50

Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya

mengucapkan lafadz salam

Keselamatan dan Rahmat Alloh semoga tetap kepada kamu sekalian

I. HIKMAH SHOLAT FARDHU

Shalat merupakan satu-satunya Rukun Islam yang perintah

kewajibannya disampaikan secara langsung oleh Allah SWT. kepada Nabi

50 Syaikh kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita, Jakarta Timur : Pustaka Kautsar
2006, hal. 133
33

SAW. dalam peristiwa bersejarah Isro Miroj. Perintah langsung ini bukan

terjadi secara kebetulan, oleh karena sebenarnya shalat memiliki kedudukan

yang sangat vital dan fatal bagi setiap muslim dalam kaitannya dengan hari

kemudian dan hari ini.

Nabi Muhammad SAW bersabda :

Artinya : Sesungguhnya jika seseorang dari kamu shalat, ia bermunajat

kepada Rabbnya. (HR. Al Bukhari).51

Shalat merupakan taman ibadat yang di dalamnya penuh dengan segala

yang menyenangkan, yaitu takbir yang mengawali shalat; berdiri di mana

orang yang shalat membaca Kalamullah. Lalu rukunmengagungkan Allah,

kemudian beridiri dari ruku (Itidal) memenuhinya dengan pujian kepada

Allah. Sujud mengsucikan Nama Allah sekaligur memohon doa dan duduk

mengucapkan kalimat persaksian kepada Allah dan memuji Allah dan

bersyahadat serta bersfolawat. Kemudian mengakhiri dengan ucapan salam.

Sebagai konsekwensi dari pernyataan syahadat yang telah diikrarkan,

maka setiap Muslim mempunyai kewajiban untuk menegakkan shalat

dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Shalat dalam arti khusus

adalah berkomunikasi langsung dengan Allah swt. sang Pencipta, sebagai

ungkapan yang dalam dari pengabdian, kebutuhan dan kerinduan seorang

51 Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin, Syaikh Abdul Aziz bin Baz, Op Cit, hal 13
34

hamba serta dzikir kepada Allah swt., seperti telah digariskan dalam Al

Quran:

Artinya : Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain

Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah Shalat untuk mengingat Aku. QS.

Thaha : 14 52

Hikmah terbesar dari shalat adalah menentukan nasib baik dan

buruknya seseorang khususnya besok di akhirat, sedangkan dalam kehidupan

di dunia yang sekaligus merupakan bukti betapa pentingnya kedudukan

shalat, hikmah shalat antara lain adalah :

1. Shalat Mencegah Perbuatan Keji dan Munkar.

Allah swt. berfirman :

Artinya : bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al


kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa
yang kamu kerjakan (QS. Al Ankabut ayat 45)53

2. Shalat Membiasakan Hidup Bersih dan Sehat.

52 Al Quran dan terjemahannya, Op cit. Hal.

53 Al-Quran dan terjemahannya, Departemen Agama RI, CV. Asy-Syifa, semarang,


1992, hal. 278
35

Salah satu persyaratan shalat adalah harus suci dari hadas dan najis,

baik badan maupun pakaian dan tempat shalat. Persyaratan ini

memberikan tekanan bahwa betapa pentingnya kebersihan terlebih lagi

kesucian, oleh karenanya Nabi saw. bersabda

Artinya : Kebersihan itu adalah sebagian dari Iman. HR. Buhkari

Muslim54

3. Shalat Membentuk Kedisiplinan Diri.

Allah swt. berfirman :

Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu),

ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.

kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu

(sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang

ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa :

103)55

4. Shalat Melatih Kesabaran.

Kenyataan membuktikan bahwa shalat yang kelihatannya ringan

ternyata sangat berat dan penuh godaan ketika akan dan sedang

54 Ashari, S. Ag, Bagaimana Sholat Yang Benar. Eska Media, Jakarta, 1999, hal. 13

55 Op Cit. Hal 255


36

dikerjakan, terutama penyakit malas yang ditimbulkan oleh gejolak hawa

nafsu. Seseorang dituntut untuk tetap sabar dan tidak menggerutu

(walaupun dalam hati) ketika harus shalat shubuh dikala sedang nikmat

tidur, atau dhuhur dikala cuaca panas dan bahkan untuk shalat maghrib

ketika selesai berbuka puasa. Kesabaran dalam melaksanakan shalat akan

membuahkan kesadaran dan keyakinan bahwa shalat pada dasarnya

merupakan kebutuhan pokok untuk dapat hidup bahagia dunia akhirat.

5. Shalat Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.

Dijelaskan bahwa shalat mencegah diri berbuat keji dan munkar,

sehingga dengan demikian pada diri seseorang akan tumbuh dengan

suburnya sifat kemanusiaan dan kepekaannya terhadap sesama, terlebih

lagi bila dihadapkan dengan kebutuhan dan penderitaan orang lain, maka

dirasa berat penderitaan orang lain. Kondisi semacam ini merupakan

kunci terwujudnya persaudaraan yang kokoh diantara sesama manusia

khususnya antara sesama muslim, sehingga menjadi kenyataanlah firman

Allah swt. dan sabda Nabi saw. di bawah ini :

Artinya : orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.

sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu

itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS. Al

Hujurat ayat 10)

6. Membiasakan hidup disiplin


37

Shalat fardu itu mempunyai waktu yang ditentukan. Dengan

adanya waktu yang ditentukan ini menyebabkan pendiri shalat harus

membiasakan diri untuk hidup disiplin. Hidup disiplin itu antara lain

diwujudkan dengan ketepatan kita membagi dan menggunakan waktu

sebaik mungkin.

7. Membiasakan hidup bersosial

Ibadah shalat fardu dianjurkan atau disunahkan untuk dilakukan di

masjid secara berjamaah. Apabila seorang muslim melakukan shalat

sehari semalam lima kali di masjid secara berjamaah, maka ia

telahmelakukan silahturahmi atau kontak social dengan tetangga atau

sesamanya.

8. Membiasakan hidup bersih lahir-batin, sehat jasmani-rohani

Salah satu syarat mendirikan shalat adalah kebersihan dan

kesucian, baik badan, pakaian, maupun tempat shalat.

9. Sarana pembentukan kepribadian muslim

Dengan mendirikan shalat fardu, diharapkan seorang muslim dapat

terbentuk jiwanya sebagai pribadi yang memiliki sifat-sifat tawadu,

pandai bersyukur, optimis, tawakal, sabar, dan tabah dalam mengurangi

kehidupan.

10. Peningkatan ketakwaan

Dengan mengucapkan dan mengahayati doa-doa pada waktu shalat

berarti kita selalu ingat kepada Allah. Dengan selalu zikir kepada Allah

maka ketakwaan seorang muslim akan meningkat.


38

11. Benteng rohani seorang muslim dari kemungkinan keterlibatan dirinya

dalam perbuatan dosa

Dengan melaksanakan shalat, seorang muslim berarti membuat

benteng rohani bagi dirinya agar terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa

atau maksiat. Seorang muslim yang mendirikan shalat yang benar-benar

khusyuk, Insya Allah ia dapat membentengi diri dari melaksanakan

fahsya dan mungkar.

12. Membiasakan taat intruksi sekaligus melakukan kontrol pada pemimpin

Pada pelaksanakan shalat berjamaah, setiap makmum harus

mengikuti imamnya pada setiap gerakan dan perubahan gerakan imam.

Hikmah mengikuti gerakan atau rukun ini sebaiknya dilakukan setiap

mukmin kepada pemimpinnya dalam kehidupan sehari-hari.

Meski seorang makmum harus mengikuti gerakan imamnya, tetapi

jika seorang imam melakukan kesalahan dalam pelaksanaan rukun-rukun

shalat, maka makmum harus mengingatkan imam dengan pembacaan

subhanallah yang diserati dengan niat berzikir.

13. Hikmah untuk bertaubat dari dosa

Dalam shalat, ada rukun pembacaan syahadah. Dengan ini , shalat

mempunyai hikmah sebagai taubat dari dosa-dosa yang dilakukan

seorang mukmin. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat luput

dari melakukan dosa, baik yang ia sadari maupun tidak.

J. UPAYA GURU PAI DALAM MENDISIPLINKAN SHOLAT


39

Upaya menumbuhkan minat disiplin dalam ibadah sholat wajib dalam

kehidupan seharihari hendaknya mulai ditumbuhkan sebagai rasa kesadaran

sendiri dan bukan karena dianjurkan atau di perintahkan. Rasanya tidak etis

jika kedisiplinan itu seolaholah dipaksakan, misalnya seorang siswa apabila

dilihat oleh gurunya rajin mengerjakan shalat, tetapi apabila gurunya pergi

mereka kembali tidak melaksanakan shalat.

Sikap dan perbuatan seperti itu tentu saja belum mencerminkan

adanya kedisiplinan dalam kehidupan seharihari. Pelaksanaan disiplin telah

menjadi kebijakan pemerintah, maka sudah menjadi tanggung Jawab kita

sebagai warga Negara yang baik untuk mendukung dan mensukseskannya.

Upaya membentuk kedisiplinan sholat wajib pada siswa siswi

adalah dengan:

1. Metode Pemahaman

Memberikan pemahaman dan pengarahan kepada anak didik

bahwa shalat wajib berjamaah memberikan pengaruh yang positif terhadap

sikap sehari-hari.56

2. Metode Penyadaran

Memberikan kesadaran terhadap anak didik dalam menyerap nilai

nilai agama terutama tentang shalat.57

3. Metode keteladanan

56 Moh,Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam,


Yogyakarta : Ar Ruzz Media,2012, hal.216

57 Ibid, hal.225
40

Memberikan contoh yang baik kepada anak didik, metode ini untuk

mengarahkan anak didik menjadi manusia yang mempunyai masa depan.58

4. Pemberian Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran diberikan atas ketepatan yang dicapai, sedangkan

hukuman diberikan atas kesalahan yang dilakukan.59

Aktif dan kreatif mengikuti kegiatan yang berhubungan dengan

peningkatan kedisiplinan pribadi dan sosial, misalnya: aktif menjadi pengurus

OSIS, Karang Taruna, Remaja Masjid dan sebagainya.Sebab dalam mengikuti

kegiatan-kegiatan tersebut kita dituntut untuk berdisiplin.

K. EVALUASI KEDISIPLINAN SHOLAT FARDHU

Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan.60 Dalam

undang-undang RI Nomor 18 tahun 2005, pasal 1 ayat 21 disebutkan

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan

penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada

setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk

pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.61

58 Ibid, hal. 232

59 Ibid hal. 227

60 Akh. Muzayyin Arifin, M.Phil., Phd. Kholil, M.Si, Opcit, hal. 122

61 Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan


Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun 2011 tentang Guru dan Dosen
,Bandung, Citra Umbara, 2012, hal. 140
41

Prof DR. Oemar Hamalik menyebutkan dalam bukunya pengertian

evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan

penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-keputusan yang dibuat

dalam rancangan suatu sistem pengajaran.62

Program evaluasi ini diterapkan dalam rangka mengetahui tingkat

keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran,

menemukan kelemahan-kelemahan yang dilakukan, baik berkaitan dengan

materi, metode, fasilitas dan sebagainya.

Evaluasi / Penilaian adalah suatu tindakan atausuatu proses untuk

menentukan nilai dari pada sesuatu.63

Dr. Eny Winaryati, M.Pd. mengartikan evaluasi sebagai penilaian tujuan

prestasi melalui pengumpulan dan analisis data yang berguna untuk membat

keputusaan pada nilai dari sebuah program.64

Wand and Brown yang dikutip oleh Dr. Wayan Nurkancana, evaluasi

adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.65

62 Prof. DR. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,


Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2009, hal. 210

63 Dr. Wayan Nurkancana, Drs. PPN. Sunartana, Evaluasi Pendidikan, Surabaya, Usaha
Offset Printing, 1982, hal. 1

64 Dr. Eny Winaryati, M.Pd., Evaluasi Supervisi Pembelajaran, Yogyakarta, Graha Ilmu,
2014, Hal. 85.

65 Dr. Wayan Nurkancana, Drs. PPN. Sunartana, Evaluasi Hasi Belajar, Surabaya, Usaha
Nasional, 2015, hal. 11
42

Evaluasi pendidikan Islam adalah suatu kegiatan untuk menentukan

taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan Islam.66

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan

agama islam ialah cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik

berdasarkan standar perhitungan yang bersifat komprehensif dari seluruh

aspek-aspek kehidupan Mental-Psikologis dan Spiritual-Religius, karena

manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap Religius,

melainkan juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan

berbakti kepada Tuhan dan masyarakatnya.

Sementara dalam Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan dan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 11 tahun

2011 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik

untuk memantau proses, kemajuan danperbaikan hasil belajar peserta didiksecara

berkesinambungan.67

Prof. Dr. Oemar Hamalik sendiri mengartikan fungsi dan tujuan

Evaluasi pendidikan sebagaiberikut :

1. Untuk menentukan angka kemajuanatau hasil belajar para siswa.


2. Untuk menempatkan para siswa ke dalam situasi belajar mengajar yang

tepat dan serasi dengan tingkat kemampuan, minat dan berbagai

karakteristik yang dimiliki oleh siswa.

66 Akh. Muzayyin Arifin, M.Phil., Phd. Kholil, M.Si, Opcit, hal. 122

67 Undang-Undang RI Nomor 19 tahun 2005, Op Cit, hal. 30


43

3. Untuk mengenalkan latarbelakang siswa (psikologis, fisik dan

lingkungan) yang berguna baik dalam hubungan dengan fungsi kedua

maupun untuk menentukan sebab-sebab kesulitan belajar para siswa.


4. Sebagai umpan bali bagi guru yang dapat gilirannya dapat digunakan

untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan program remidial bagi

para siswa.68

Fungsi evaluasi sendiri adalah membantu anak didik agar ia dapat


mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi
bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana
mestinya. Di samping itu, fungsi evaluasi juga dapat membantu seorang
pendidik dalam mempertimbangkan adequate (baik tidaknya) metode
pengajaran, serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.69

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari tokoh pendidikan yang secara garis besar membaginya menjadi

tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

1. Ranah kognitif

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa dalam berpikir,

mengetahui dan memecahkan masalah. Ranah kognitif mencakup

kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau

jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan

jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud

adalah:

68 Prof. Dr. Oemar Hamalik, Opcit, hal. 212

69 Akh. Muzayyin Arifin, M.Phil., Phd. Kholil, M.Si, Opcit, hal. 123
44

a. Tingakt hafalan(ingatan) mencakup kemampuan menghafal verbal

atau menghafal parafrasa materi pembelajaran berupa fakta, konsep,

prinsip dan prosedur.70


b. Tingkat pemahaman (comprehension) meliputi kemampuan

membandingkan, mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasikan

dan menyimpulkan.71
c. Tingkat penerapan (application) mencakup kemampuan dalam

menerapkan rumusa atau prinsip terhadap kasus-kasus yang terjadi di

lapangan.72
d. Tingkat analisis (analysis) : meliputi kemampuan mengklarifikasi,

menggolongkan, memerinci dan mengurai suatu objek.73


e. Tingkat sintesis (syntesis) : meliputi kemampuan untuk memadukan

berbagai unsur atau komponen, menyususn membentuk bangun,

mengarang, melukis dan menggambar.74


f. Tingkat evaluasi atau penilaian (evaluation) : mencakup kemampuan

menilai terhadap objek studi menggunakan kriteria tertentu.75

Ciri-ciri Ranah Penilaian Kognitif

70Dr. Sunarti, M.Pd., Selly Rahmawati, M.Pd, Penilaian Dalam Kurikulum 2013,
Yogyakarta, Andi Offset, 2015, hal. 15

71Ibid, hal. 15

72Ibid, hal. 15

73 Ibid, hal. 15

74 Ibid, hal. 15

75Ibid, hal. 15
45

Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan

berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut

untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh

suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut

untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru.Pada

tingkat analisis, peserta didik diminta untuk untuk menguraikan informasi

ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan

pendapat serta menemukan hubungan sebab-akibat. Pada tingkat sintesis,

peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi,

hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada

tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti,

sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement

terhadap hasil analisis untuk membuat kebijakan.

Evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan dengan

menggunakan tes objektif maupun tes uraian.

2. Ranah afektif

Dalam ranah afektif ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu

kompetensi afektif dan sikap serta minat siswa terhadap mata pelajaran

serta proses belajar. Kompetensi afektif yang ingin di sapai dalam

pembelajaran meliputi tingkat pemberian respons, apresiasi, penilaian dan

interanalisis. Berbagai jenis tingkatan ranah afektif yang dinilai yaitu

kemampuan siswa dalam76 :

76 Ibid, hal 16
46

a. Penerimaan atau memperhatikan (Receiving atau attending), memberi

respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya. 77

Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima

nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka.


b. Partisipasi meliputi menikmati atau menerima nilai, normadan objek

yangmempunyai nilai etika dan estetika. Peserta didik tumbuh

hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggali lebih dalam

lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.


c. Penilaian/Valuing. Menilai atau menghargai terhadap suatu kegiatan

atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan

akan membawa kerugian atau penyesalan. Peserta didik disini tidak

hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah

berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau

buruk.
d. Organization/mengorganisasikan, merupakan pengembangan dari nilai

kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu

nilai dengan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah

dimilikinya..
e. Pembentukan pola hidup / karakterisasi dengan suatu nilai atau

komplek nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah

dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah

siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik

menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut

77 Ibid, hal. 16
47

disiplinan, baik kedisiplinan waktu sholat, dirumah maupun ditengah-

tengah kehidupan masyarakat.


3. Ranah psikomotorik

Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas

fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan

sebagainya.

Penilaian terhadap pencapaia kompetensi ini sebagai berikut :

a. Persepsi, kemampuan memilah hal-hal secara khas setelah menyadari

adanya perbedaan.78
b. Kesiapan : mencakup kemampuan penerapan diri dalam gerakan

jasmani dan rohani.


c. Gerakan terbimbing : kemampuan melakukan gerakan tanpa

bimbingan karena sudah terbiasa dilakukan.


d. Gerakan yang terbiasa : kemampuan melakukan sikap mral cara

membantu teman yang membutuhkan bantuan dalam sikap yang

menyenangkan, terampil dan cekatan.


e. Gerakan kompleks : kemampuan melakukan sikap moral cara

membantu teman yang membutuhkan bantuan dengan sikap yang

menyenangkan, terampil dan cekatan.


f. Penyesuaian pola gerak : mencakup kemampuan mengadakan

penyesuaian dengan lingkungan dan menyesuaikan diri dengan hal-hal

yang baru.
g. Kreativitas: kemampuan berperilaku yang disesuaikan dengan sikap

dasar yang dimilikinya sendiri.

78 Ibid, hal. 16
48

Tes untuk mengukur ranah psikomotorik adalah tes untuk mengukur

penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai oleh peserta

didik.

L. PENGERTIAN AL QURAN

Qur'an menurut pendapat yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih

berarti bacaan, asal kata qara'a. Kata Al Qur'an itu berbentuk masdar

dengan arti isim maf ul yaitu maqru' (dibaca).79

Secara etimologis, kata Al Quran merupakan masdar dari kata qa-ra-a,

yang berarti bacaan, danapa yang tertulis padanya 80 Al-Quran adalah

firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.81

Kata Al-Quran menurut bahasa mempunyai arti yang bermacam-

macam, Al Quran dimaknai sebagai Bacaan, kumpulan, tampak,

jelas, gamblang dan sebagainya.82 Adapun menurut istilah para ulama

berbeda pendapat dalam memberikan definisi terhadap Al-Quran. Ada yang

mengatakan bahwa Al-Quran adalah kalam Allah yang bersifat mujizat yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan

79 Al Quran dan Terjemahannya, Quran Wakaf Kerajaan ArabSaudi , Arab Saudi, Asy-
Syarif Medinah Munawwarah, 19 71, hal. 15

80 Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta, Sukses Offset, 2009, hal. 51

81 Drs. M. Yatimin Abdullah, MA, Studi Islam Kontemporer, Jakarta : Amzah, 2006,
Hal. 9.

82 Dr. Acep Hermawan, M.Ag., Ulumul quran, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016, hal. 23
49

lafal dan maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir;

membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri

dengan surah an-Nas.83

Al Qur'an ialah: Kalam Allah SWT. yang merupakan mu'jizat yang

diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad SAW. dan yang ditulis di

mushaf dan diriwayatkan dengan mutawatir serta membacanya adalah

ibadah..84

Secara etimologi Al-Quran berasal dari kata qaraa,

yaqrau, qiraatan.Atau quranan yang berarti mengumpulkan

(al-jamu) dan menghimpun (al-dhammu) huruf-huruf serta

kata-kata dari satu sebagian ke bagian lain secara teratur.

Dikatakan Al-Quran karena ia inti sari dar smua kitabullah

dan inti sari dari ilmu pengetahuan.85

Ada bebarapa pendapat tentang asal kata Al-Quran, di

antaranya ialah :

Al-Shafii salah seorang Imam Madzhab yang terkenal


(150-204) berpendapat bahwa kata Al-Quran itu ditulis dan
dibaca tanpa hamzah (Al-Quran, bukan Al-Quran) dan tidak
diambil dari kata lain. Ia adalah nama yang khusus dipakai
untuk kitab suci yang diberikan kepada Nabi Muhammad,
sebagaimana nama Injil dan Taurat yang dipakai khusus untuk

83 M. Quraish Shihab, et. all., Sejarah dan Ulum Al-Quran, (Jakarta: Pusataka Firdaus, 2008),
hal. 13.

84 Al-Quran dan Tafsirnya, Opcit, hal. 17

85 Erwin Yudi Prahara, M. Ag., Materi Pendidikan Agama Islam, Ponorogo: STAIN Po
PRESS, 2009, hal. 73
50

kitab-kitab Tuhan yang diberikan masing-masing kepada Nabi


Isa dan Musa.86
Al-Fara seorang ahli bahasayang terkenal, pengarang
kitab Maani Al-Quran (wafat tahun 207 H) berpendapat,
bahwa lafal Al-Quran tidak pakai hamzah dan diambil dari
kata qarain jama qarinah yang artiannya indikator (petunjuk).
Hal ini disebabkan karena sebagian ayat-ayat Al-Quran itu
serupa satu sama lain, maka seolah-olah sebagian ayat-
ayatnya itu merupakan indicator (petunjuk)dari apa yang
dimaksud oleh ayat lain yang serua itu.87
Al-Anshari seorang ahli ilmu kalam, pemuka aliran sunni
(wafat 324 H) berpendpat bahwa lafal Al-Quran tidak pakai
hamzah dan diambil dari kata qarana yang artinya
menggabungkan. Hal ini disebabkan karena surat-surat dan
ayat-ayat Al-Quran itu dihimpundan digabungkan dalam satu
mushaf.88
Al-Lihyani, seorag ahli Bahasa (wafat 215 H)
berpendapat bahwa Al-Quran itu berhamzah, bentuknya
masdar dan diambil dari qaraa yang artinya membaca.Hanya
saja lafal Al-Quran ini menurut Al-Lihyani adalah masdar
bimana isim maful.Jadi Quran itu artinya maqru (dibaca).89

Sedangkan definisi Al-Quran dari segi terminolgi dapat

dipahami dari pandangan bebrapa ulama berikut:

Shekh Ali Al-Sabuni ialahkalam Allah yang mujiz,


diturunkan kepada Nabi dan Rasul penghabisan dengan
peratara Malaikat terpercaya, Jibril, tertulis dalam mushaf
yang dinukilkan kepada kita secara mutawatir, membacanya
merupakan ibadah, yang dimulai dari surah al-Fatihah dan
diakhiri dengan surah an-Nas.90

86Dra. Liliek Channa AW, M. Ag dan H. syaiful Hidayat, LC., M. HI., Ulum Al-Quran
dan pembelajarannya, Surabaya: Kopertais IV Press, 2011, hal. 5

87Ibid.

88Ibid.

89Ibid. hal. 6

90Ibid, hal. 7
51

Shekh Umar Abdul Jabbar dalam kitabnya Mabadiul


Fiqhiyyah Juz 3 menjelaskan bahwa Al-Quran ialah kitab Allah
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk
memperbaiki manusia di dalam agama, dunia dan
akhiratnya.91

Abdul Wahab Khalaf mendefinisikan Al-Quran sebagai


firman Allah SWT.Yang diturunkan melalui Ruh al-Amin (Jibril)
kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bahasa Arab, isinya
dijamin kebenarannya, dan sebagai Hujjah kerasulannya,
undang-undang bagi seluruh manusia dan petujuk dalam
beribadah serta dipandang ibadah dalam membacanya, yang
terhimpun dalam mushaf yang dimulai dari surat al-Fatihah
dan diakhiri dengan surat an-Nas, yang diriwayatkan kepada
kita dengan jalan mutawatir.92

Jadi dari beberapa definisi Al-Quran tersebut dapat


disimpulkan bahwa Al-Quran ialah kitab Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, perantara ruuhul
amin (Malaikat Jibril), disampaikan secara mutawatir dan
tertulis dalam mushaf, diawali surat Al-Fatihah dan diakhiri
surat An-Nas, bagi yang membacanya bernilai ibadah, dan
untuk memperbaiki manusia di dalam agama, dunia, dan
akhiratnya.

Al-Quran merupakan sumber utama pada ajaran

Islam.Kebenarannya tidak dapat diragukan lagi, terutama

sebagai petujuk bagi orang-orang yang bertaqwa.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarag ayat 2 :

91 Shekh Umar Abdul Jabbar, Mabadiul Fiqhiyyah Juz 3, hal. 4

92 Erwin Yudi Prahara, M. Ag.,op.cit, hal. 75


52

Artinya : kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan

padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.93

Petujuk dalam ayat ini dapat dipahami yang

berhubungan dengan segala aktivitas manusia, seperti

tentang dasar, cara-cara, dan tujuan yang hendaknya dicapai

dalam pendidikan, termasuk pendidikan Islam.

Dalam Al-Quran banyak ayat-ayat yang menunjukkan

adanya perintah melaksanakan pendidikan agama Islam,

antara lain:

1. Manusia dapat dididik dan menerima pengajaran, Surat Al-

Baqoroh (2) ayat 31.


2. Tujuan pendidikan, Surat Adz-Dzariyat (51) ayat 56, Surat

Al-Jumah (62) ayat 2, dan Surat Thoha (20) ayat 114.


3. Tempat-tempat pendidikan, Surat At-Tahrim (66) ayat 6,

Surat At-Taubah (9) ayat 18, Surat An-Nur (24) ayat 36.
4. Sumber-sumber pembelajaran, Surat An-Najm (53) ayat 3-

4, Surat Al-An Kabut (29) ayat 2.


5. Asas-asas dan materi Pendidikan Islam, Surat Luqman (31)

ayat 12-19.94

Dari penjelasan di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa Quran

adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-nabi selain Nabi

Muhammad SAW., tidak dinamakan Al Qur'an seperti Taurat yang diturunkan

93Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya, Jakarta : Pelita III, 1983, hal.
8

94Drs. H. Zainul Arifin, M.SI , op.cit, hal.8


53

kepada Nabi Musa AS., atau Injil yang diturunkan kepada Nabi 'Isa AS.

Demikian pula Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

yang membacanya tidak dianggap sebagai ibadah, seperti Hadits Qudsi, tidak

pula di namakan Al Qur'an.

M. SEJARAH TURUNNYA AL QURAN

Al-Quran mulai diturunkan kepada nabi ketika sedang berkholwat di

gua hira pada malam isnen bertepatan dengan tanggal tujuh belas ramadhan

tahun 41 dari kelahiran nabi Muhammad SAW = 6 agustus 610 M. Sesuai

dengan kemuliaan dan kebesaran Al-Quran, Allah jadikan malam permulaan

turun Al-Quran itu malam Al-Qodar, yaitu malam yang penuh kemuliaan.

Al-Quran Al-Karim terdiri dari 30 juz, 114 surat dan susunannya ditentukan

oleh Allah SWT. Dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode

sebagimana metode-metode penyusunan buku ilmiah.

Para ulama ulumul quran membagi sejarah turunnya Al-Quran dalam

dua periode, yaitu periode sebelum hijrah dan periode sesudah hijrah. Ayat-

ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyah, dan ayat-

ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyah. Tetapi di

sini akan dibagi sejarah turunnya Al-Quran dalam tiga periode, meskipun

pada hakikatnya periode pertama dan kedua dalam pembagian tersebut adalah

kumpulan dari ayat-ayat Makiyah dan periode ketiga adalah ayat-ayat

Madaniyah.

1. Periode Pertama
54

Diketahui bahwa Muhammad SAW pada awal turunnya wahyu

pertama itu belum dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama itu,

beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak ditugaskan untuk

menyampaikan wahyu-wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman

Allah surat Al-Mudatsir ayat 1-2:

Artinya:Wahai yang berselimut. Bangkit dan beri peringatan (QS.

Al-Mudatsir : 1-2).95

Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan telah menimbulkan

bermacam-macam reaksi dikalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-

reaksi tersebut nyata dalam tiga hal yaitu:

2. Periode Kedua

Periode kedua dari sejarah turunnya Al-Quran berlangsung selama 8-

9 tahun, dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam dan jahiliah.

Gerakan oposisi terhadap Islam menggunakan segala cara dan sistem untuk

menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. Dimulai dari fitnah, intimidasi

dan penganiayaan, yang mengakibatkan para penganut ajaran Al-Quran

ketika itu terpaksa berhijrah ke Habsyah dan pada akhirnya mereka semua

termasuk Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah.

Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran disuatu pihak silih berganti

turun menerangkan kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan kodisi

95 Al Quran dan terjemah, Op Cit, hal. 992


55

dakwah ketika itu. Seperti yang terdapat dalam firman Allah surat An-Nahl

ayat 125:

Artinya : Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah

dan tuntutan yang baik, serta bantahlah mereka dengan cara yang sebaik-

baiknya. (QS. An Nahl 125)96

3. Periode Ketiga

Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al-Quran telah dapat

mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat

hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yasrib (yang kemudian

diberi nama Al-Madinah Al-Munawaroh). Periode ini berlangsung selama

sepuluh tahun, dan timbul bermacam-macam peristiwa, problem, dan

persoalan, seperti: prinsip-prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat

demi mencapai kebahagiaan.

Dari uraian sejarah turunnya Al-Quran menunjukkan bahwa ayat-

ayat Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat pada saat itu, dan

untuk selanjutnya dalam kehidupan manusia.

Sebagaimana diketahui bahwa Al-Quran adalah sumber utama dan

pertama dari ajaran agama Islam. Berbeda dengan kitab suci agama lain, Al-

Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad tidak hanya mengandung

pokok-pokok agama. Isinya mengandung segala sesuatu yang diperlukan bagi


96 Al-Quran dan terjemahannya, Op Cit, hal. 421
56

kepentingan hidup dan kepentingan manusia yang bersifat perseorangan dan

kemasyarakatan, baik berupa nilai-nilai moral dan norma-norma hukum yang

mengatur hubungan dengan kholiqnya, maupun yang mengatur hubungan

manusia dengan makhluk lainnya.

Al-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil yang kita peroleh dari

mempelajari sejarah turunnya. Untuk itu Al-Quran mempunyai tiga tujuan

pokok yaitu:97

a.Petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang

tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan

kepastian adanya hari pembalasan.

b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-

norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam

kehidupannya secara individual atau kolektif.

c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-

dasar hokum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan

Tuhan dan sesamanya.

Atau dengan kata lain yang lebih singkat, Al-Quran adalah petunjuk

bagi seluruh umat manusia ke jalan kebajikan yang harus ditempuh demi

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa Al-Quran mengandung

petunjuk bagi umat manusia ke jalan kebajikan yang harus ditempuh jika

97 Shihab, Membumikan Al-Quran..., hal. 40.


57

seseorang mendambakan kebahagiaan dan menghindari kejahatan jika

seseorang tidak ingin terjerumus ke lembah kesengsaraan

N. DASAR DAN TUJUAN ISI AL QURAN

Al-Quran sebagai wahyu Allah yang diturunkan kemuka bumu

mempunyai suatu tujuan sebagai berikut ini :

1. Petunjuk bagi umat manusia

Seperti dalam Firman Allah SWT surah An-Nahl ayat 44 yang

berbunyi :

Artinya : Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab dan kami


turunkan kepadamu Al-Quran, agar kamu menerangkan pada umat
manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka
memikirkan (QS. An-Nahl : 44).98

Selain itu dalam Firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 2 :

Artinya : Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk

bagi mereka yang bertaqwa (Al-Baqarah ayat 2).99

Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia untuk menjalankan

kehidupan di dunia agar dapat mencapai surganya Allah. Oleh karena itu

Al-Quran dapat diterapkan oleh manusia dalam kehidupan kuno sampai


98 Muchibuddin Abbas, Pendidikan Agama Islam, Surabaya : Media Alas Dayu, hal. 7

99Ibid, hal. 8
58

kehidupan modern. Karena Al-Quran tidak membatasi ruang dan waktu

yang diperuntukkan bagi seluruh alam semesta. Seperti dalam firman Allah

Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 107 :

Artinya : Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk

(menjadi) rahmat bagi semesta alam.100

Perkembangan teknologi akan membawa kemajuan yang pesat bagi

kehidupan modern. Agar kehidupan modern tersebut bisa diterima sebagai

rahmat maka harus dilandasi dengan Al-Quran sebagai pedoman hidup

manusia. Sekarang manusia telah mampu membawa kemajuan di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Quran sangat menghormati ilmu

pengetahuan dan memandang sebagai hal yang sangat berguna. Hal

tersebut sesuai dalam Firman Allah QS. Yunus ayat 5 :

Artinya: Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan


bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan (waktu).
Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak.101

2. Sumber Pokok Ajaran Islam


Seperti dalam Firman Allah QS. An-Nahl ayat 89 :

100 Achmad Wahid dan Muhammad Syakur, Pendidikan Agama Islam 2 , Solo :
Cempaka Putih, 1996, hal. 58

101 Ibid., hal. 9


59

Artinya : (dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada


tiap-tiap umat seseorang saksi atau mereka dari mereka sendiri dan Kami
datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia,
dan kami turunkan kepadamu Al- Kitab (Al-Quran) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-
orang yang berserah diri.102

Seperti dalam Firman Allah SWT QS. Al-Anam ayat 89 :

Artinya : Dan tiadalah bintang-bintang yang ada di bumi dan burung-


burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga)
seperti kamu. tiadalah Kami siapkan sesuatupun dalam Al-Kitab,
kemudian kepada Tuhanmulah kamu dihimpunkan.103

3. Peringatan dan Pelajaran bagi Manusia


Allah berfirman dalam QS. As-Syuro ayat 7 :

Artinya; Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al-Quran dalam


bahasa arab, supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura
(penduduk mekkah) dan penduduk (negri-negri) sekelilingnya serta
memberi peringatan (pula) tentang berkumpul (kiamat).104

O. METODE BACA AL QURAN

102 Uchbiddin Abbas, op.cit., hal. 9

103 Depag RI, op.cit., hal. 192

104 Depag RI, op.cit., hal. 784


60

Di dalam membaca Al-Quran agar benar dan lancar tentunya mempunyai

metode-metode yang jelas. Banyak cara atau metode membaca Al-Quran agar

lancar dan benar adalah sebagai berikut:

1. Bacaan Tahqiq dan Tartil

Al-Quran boleh dibaca tiga macam yaitu dengan perlahan-lahan,

cukupan dan cepat yang masing-masing ini wajib dengan tajwid, tartil,

dengan gaya bahasa (lisan) arab yang asli. Tahqih artinya menyuguhkan

dalam mendatangi haqiqatnya (sebenarnya atau semestinya) sesuatu,

sampai berhenti. Bacaan tahqih ini untuk menegakkan bacaan Al-Quran

dengan setegak-tegaknya tartil.105

2. Bacaan Tadwir dan Hadr

Tadwir adalah bacaan Al-Quran yang berada di tengah-tengah antara

bacaan pelan-pelan dan cepat. Sedangkan bacaan cepat dinamakan Hadr

dan itu terbatas karena wajib menggunakan tajwid. Sebaiknya dalam

membaca Al-Quran wajib menjaga haq-haqnya bacaan, seperti bacaan

mad, ghunnah, izhar, idghom, waqof, washol dan ibtidaknya. Semua harus

dipraktekkan menurut ketentuannya masing-masing, tidak seperti yang

berlaku oleh orang-orang bodoh atau orang-orang yang tidak

memperhatikan wajibnya meluruskan bacaan, hanya mencari banyak-

banyaknya membaca.106

105 Maftuh Basthul Birri, Standar Tajwid Bacaan Al-Quran, Kediri :Lirboyo, 2000, hal.
123

106 Ibid., hal. 123


61

Banyak hal-hal yang mempengaruhi dan menghambat kemampuan dalam

membaca Al-Quran seseorang. Bahkan sering juga terjadinya suatu kegagalan

dalam mencapai prestasi belajar yang baik. adanya gangguan atau kesulitan

dalam melakukan belajar. Dari kesulitan-kesulitan yang terjadi pada saat

belajar Al-Quran ada faktor yang menyebabkan kesulitan belajar tersebut

terjadi. Menurut Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan dalam belajar

digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.107

P. HIKMAH BACA AL QURAN

Al-Quran dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim, setiap

muslim dianjurkan untuk membacanya serta memahami isi dari kandungan

ayat tersebut. Maka dari itu perlu bagi kita untuk mempelajari Al-Quran, baik

belajar membaca, menulis maupun mempelajari isi dari kandungan Al-Quran

tersebut.

Bagi orang yang beriman, kecintaannya kepada Al-Quran akan

bertambah. Sebagai bukti cintanya, dia akan semakin bersemangat

membacanya setiap waktu, mempelajari isi kandungan dan memahaminya.

Selanjutnya, akan mengamalkan Al-Quran dalam kehidupannya sehari-hari,

baik dalam hubungannya dengan Allah SWT maupun dengan lingkungan

sekitarnya.108 Allah SWT berfirman dalam surat al-Isra ayat 82:

107 Drs. Slamet Riyanto, Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta :
Rineka Cipta, 2010, hal. 54.

108 Amrullah, Ilmu Al-Quran untuk Pemula..., hal. 66


62

Artinya: Dan kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi

penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang zalim

(Al-Qur an itu) hanya akan menambah kerugian . (QS. al-Isra : 82).109

Adab - Adab Bagi Pembaca Al-Quran

Di dalam membaca Al-Quran terdapat adab-adab yang harus

diperhatikan agar bacaannya diterima dan mendapatkan pahala, diantaranya:

1. Ikhlas kepada Allah dalam membacanya, dengan meniatkan untuk

mendapatkan ridha Allah dan pahala dari-Nya.

2. Tidak menyenyuh Al Quran kecuali dalam keadaan suci, baik dari hadats

kecil maupun hadats besar.


3. Ketika membaca Al-Quran, hal yang utama adalah menghadap kiblat,

karena itu adalah arah yang paling mulia.


4. Berlindung diri kepada Allah dari setan terkutuk (membaca

taawwudz).
5. Membaca bismillahirrahmanirrahimjika memulai dari awal surat.
6. Membaca dengan tartil, membacanya dengan biasa dan pelan, karena

maksud dalam membaca adalah tadabbur (memahami) dan tadabbur tidak

akan tercapai jika dengan tergesa-gesa.


7. Menggunakan pikiran dan pemahamannya hingga mengetahui

maksud dari bacaan Al-Quran yang sedang dibacanya.


8. Memohon kepada Allah ketika membaca ayat-ayat rahmah (kasih

sayang), berlindung kepada Allah ketika membaca ayat-ayat adzab,

bertasbih ketika membaca ayat-ayat pujian dan bersujud ketika

diperintahkan untuk sujud.

109 Al Quran dan terjemahan, Op Cit, hal. 437


63

9. Menjaga Al-Quran dengan selalu membacanya dan berusaha agar jangan

sampai melupakannya. Maka, hendaknya tidak melewatkan seharipun

tanpa membaca sebagian Al-Quran hingga tidak melupakannya dan

jangan sampai menjauhkan diri dari mushaf. Kemudian lebih bagus lagi

jika setiap hari membaca tidak kurang dari satu juz Al-Quran dan

mengkhatamkannya dalam sebulan minimal sekali khataman.


10. Menghormati mushaf, sehingga jangan diletakkan di atas tanah atau

jangan meletakkan sesuatu di atasnya dan jangan melemparkannya

kepada teman yang ingin mengambilnya (meminjam).


11. Hendaknya berkumpul dan berdoa ketika telah khatam Al-Quran,

karena hal itu disunnahkan. 110

Senantiasa mengamalkannya dalam membaca Al-Quran, niscaya

bacaan ayat-ayat suci Al-Quran yang dibaca akan diterima dan mendapat

pahala dari Allah SWT.

Q. EVALUASI BACA AL QURAN


Evaluasi adalah tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu

atau dapat diartikan sebagai tindakan atau proses untuk menentukan nilai

segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pendidikan111

110 Ibid., hal. 126.

111 H. Zainul Arifin, MSI, Ilmu Pendidikan Islam Kinerja Guru Pendidikan Agama
Islam, STAI Madiun, 2007, hal. 33
64

Menurut undang-undang pendidikan bahwa, evaluasi hasil belajar

peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan

perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.112


Roestiyah N.K. dkk. dalam bukunya Masalah-Masalah
Ilmu Keguruanmenyebutkan beberapa pengertia evaluasi,
yang dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa evaluasi
merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dengan
cermat, kegiatan yang dimaksud merupakan bagian integral
dari pendidikan, sehingga arah dan tujuan evaluasi harus
sejalan dengan tujuan pendidikan, dan juga evaluasi sangat
penting dalam suatu sistem yaitu sistem pengajaran untuk
mengetahui apakah sistem itu baik atau tidak.113

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi memebaca Al-

Quran adalah suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan dalam

bidang membaca huruf-huruf Al-Quran untuk dapat diketahui lancar atau

tidak lancar dalam membacanya.

Ada pendapat lain bahwa dilakukan penilaian dalam pembelajaran

membaca Al-Quran terhadap siswa yang dilakukan oleh guru diharapkan

dapat :

1. Mengetahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan setelah melakukan


pembelajaran membaca Al-Quran.
2. Memperoleh umpan balik,sehingga dapat diketahui hambatan yang terjadi
dalam proses pembelajaran membaca Al-Quran.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan dalam membaca
Al-Quran pada siswa.
4. Menjadikan acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut agar sistem
pembelajaran membaca Al-Quran dapat tercapai dengan baik.114

112 Undang-undan RI Nomor 20 Tahun 2003, SISDIKNAS & Peraturan Pemerintah RI


Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Serta Wajib Belajar, Bandung, Citra
Umbara, 2012,hal. 30

113 Drs. Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1988, hal. 6-7
65

R. HURUF HURUF AL QURAN DAN CARA MEMBACANYA


Di dalam Al-Quran itu mempunyai huruf-huruf yang tertentu, huruf

huruf tersebut dinamakan huruf Hijaiyyah yang jumlahnya ada 29, dan semua

itu merupakan huruf-huruf yang fasih dan memiliki ketentuan makhroj dan

sifat-sifat bacaannya.
Adapun huruf-huruf di dalam Al-Quran dan cara pengucapannya adalah

sebagai berikut :
Huruf-huruf Al-Quran dan Cara Pengucapannya115

Tempat Keluar Huruf/ Penjelasan


Huruf Sifat Huruf
Makhorijul Huruf Sifat Huruf
tenggorokan bagian Jahr, Syiddah, Istifal, Jahr
tertahannya aliran
dalam (aqsal halq) Infitah, Ismat
Hams, Rakhawah, nafa
tenggorokan bagian
Istifal, Infitah,
dalam (aqsal halq) Hams
Ismat
tenggorokan bagian Jahr, tawassut, Infitah, berembusnya
aliran nafas
tengah (wastul halq) Ismat
Jahr, Rakhawah,
tenggorokan bagian luar Syiddah
istila, Infitah,
tertahannya suara
(adnan halq)
Ismat
Hams, Rakhawah, Rakhawah
tenggorokan bagian luar
Istila, Infitah, suara keluar
(adnan halq)
Ismat sempurna
Jahr, Rakhawah,
tenggorokan bagian luar
istila, Infitah, Tawassut
(adnan halq) pertengahan
Ismat
pangkal lidah dengan Jahr, Syiddah, Istila, antara Rakhawah
langit diatasnya infitah, Ismat, dengan Syiddah
(aqsal lisan fauqa) Qalqalah
bergeser kebawah sedikit Hams, Syiddah, Istifal
dari makhraj qaf Istifal, Infitah, terhamparnya
(aqsal lisan asfal) Ismat lidah

114 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, dirjen


Kelembagaan Agama Islam, 2005, hal. 46

115 Drs. KH. Abdul Wahab Husein, Ilmu Tajwid dan Fashohah, Bandung: CV. Pelita
Hati, 2007, hal 76
66

pertengahan lidah Jahr, Syiddah, Istifal,


dengan langit di Infitah, Ismat, stila
atasnya (watul lisan) Qalqalah terangkatnya
pertengahan lidah Hams, Rakhawah, lidah
dengan langit di Istifal, Infitah,
Infitah
atasnya (watul lisan) Ismat, Tafasysyi
terbukanya ruang
pertengahan lidah Jahr, Rakhawah,
antara lidah dan
dengan langit di Istifal, Infitah
langit-langit di
atasnya (watul lisan) Ismat, Lin
tepi lidah dengan Jahr, Rakhawah, atasnya
geraham kanan atau Istila, Itbaq,
Itbaq
kiri (hafatil lisan) Ismat, Istitalah merapatnya lidah
ujung lidah dengan gusi Jahr, Tawassut, Istifal, pada langit-langit
depan atas (tarful Infitah, Izlaq, di atasnya
lisan fauqa) Inhiraf
bergeser kebawah sedikit
dari makhraj huruf Jahr, Tawassut, Istifal, Ismat
berat/tertahannya
lam (tarful lisan Infitah, Izlaq
asfal) pengcapan
berdekatan dengan
makhraj huruf nun Jahr, Tawassut, Istifal, Izlaq
tapi masuk pada Infitah, Izlaq, ringannya
punggung lidah Inhiraf, Takrir pengucapan
(zahrul lisan)
Safir
ujung lidah dengan
Hams, Syiddah, menyerupai
pangkal gigi seri
Istifal, Infitah, siulan burung
atas (usulus sanayal
Isma
usla) Qalqalah
ujung lidah dengan
Jahr, Syiddah, Istila, munculnya suara
pangkal gigi seri atas
Itbaq, Ismat, pantulan ketika
(usulus sanayal usla) huruf bersukun
Qalqalah
atau waqaf/
ujung lidah dengan Jahr, Syiddah, Istifal, berhenti
pangkal gigi seri atas Infitah, Ismat
(usulus sanayal usla) Qalqalah Lin
ujung lidah dengan Hams, Rakhawah, lunaknya suara
ujung gigi seri atas Istifal, Infitah,
(tarfus sanayal ulya) Ismat Inhiraf
ujung lidah dengan Jahr, Rakhawah, meringankan atau
ujung gigi seri atas Istifal, Infitah, melenturkan
(tarfus sanayal ulya) Ismat ujung lidah
67

ujung lidah dengan Jahr, Rakhawah,


ujung gigi seri atas Istila, Itbaq, Takrir
(tarfus sanayal ulya) Ismat bergetarnya
ujung lidah dengan Jahr, Rakhawah, ujung atau
ujung gigi seri bawah Istifal, Infitah, punggung lidah
(tarfus sanayas sufla) Ismat, safir
ujung lidah dengan Hams, Rakhawah, tafasysyi
pengucapan huruf
ujung gigi seri bawah Istila, Itbaq,
dengan berdesis
(tarfus sanayas sufla) Ismat, safir
ujung lidah dengan Hams, Rakhawah,
Istitalah
ujung gigi seri bawah Istifal, Infitah, pengucapan huruf
(tarfus sanayas sufla) Ismat, safir melalui tepi
ujung gigi atas dengan
Hams, Rakhawah, lidah,
perut gigi bawah
Istifal, Infitah, memanjangkan
(batnusy syafatis dari pangkal
Izlaq
sulfa) hingga ujung
panduan bibir atas dan
lidah
bawah yang terkatup Jahr, Tawassut, Istifal,

(binasy syafataini bil infitah, Izlaq


intibaq)
panduan bibir atas dan
Jahr, Syiddah, Istifal,
bawah yang terkatup
Infitah, Izlaq,
(binasy syafataini bil
Qalqalah
intibaq)
panduan bibir atas dan
Jahr, Rakhawah,
bawah yang terbuka
Istifal, Infitah,
(binasy syafataini bil
Ismat, Lin
ntifah)

Anda mungkin juga menyukai