Anda di halaman 1dari 4

Desain Balok Kantilever

09-Nov-2012 Posted by admin

Salah satu follower @juragan_sipil di twitter menawarkan sebuah permasalahan sederhana


dalam desain balok kantilever beton bertulang. Balok kantilever adalah balok yang salah satu
tumpuannya adalah jepit, sementara ujung yang lain bebas. Kira-kira soalnya seperti ini:

Nah, di sini saya punya 2 poin sekaligus asumsi:

1. Apakah sudah termasuk berat sendiri? Kita asumsikan SUDAH. Jadi kita ngga
usah hitung lagi berat sendirinya.

2. Beban hidup dan mati di atas, apakah diaplikasikan di sepanjang balok? Kita
asumsikan IYA. Beban dan bekerja di sepanjang balok.

3. Kombinasi pembebanan tidak ditentukan. Jadi, kita asumsikan menggunakan


kombinasi pembebanan sesuai ACI/SNI.

Tahap I. Analisis Struktur

Karena baloknya kantilever, maka momen lenturnya negatif, artinya serat atas mengalami
tarik, serat bawah mengalami tekan. Jadi, yang kita desain kali ini adalah tulangan tarik atau
tulangan atas.

1. Momen di ujung batang (tumpuan) akibat beban mati dan beban hidup.

Dengan cara yang sama,

2. Menghitung momen ultimit dengan Kombinasi Pembebanan,


<menentukan

Jadi,

Tahan II. Desain Tulangan Balok

Teori dan prosedurnya bisa dibaca di sini

1. , dan

2. Untuk , maka

3. Asumsi, jarak antara serat terluar sampai tulangan tarik adalah mmmm 50 mm.
Jadi,

4.

5. Kebutuhan tulangan,

6. Tulangan minimum,

> OK kebutuhan tulangan masih lebih besar, gunakan

7. Tulangan maksimum,

Atau,
> OK, masih lebih kecil dari tulangan maksimum.

8. Tinggal pilih, mau pake diameter berapa.


D16, As = 201 mm2 > jumlah yang dibutuhkan 4.39 dibulatkan ke atas menjadi 5.
(5D16, As = 1005 mm2)
D19, As = 283 mm2 > jumlah yang dibutuhkan 3.12 dibulatkan ke atas menjadi 4.
(4D19, As = 1132 mm2)
D22, As = 380 mm2 > jumlah yang dibutuhkan 2.33 dibulatkan ke atas menjadi 3.
(3D22, As = 1140 mm2)
9. Kita akan memilih 5D16, karena itu yang paling mendekati luas tulangan yang
diperlukan (883.93 mm2).

10. Cek ulang kapasitas penampang. Hitung dulu tinggi blok tekan, a

11. Hitung ulang

12. Hitung momen nominal penampang,

13. Bandingkan momen nominal penampang, harus lebih besar daripada momen ultimit.

OK kan?

Rahasia: pada step #8 di atas, kalo mau pake D19, sebenarnya kita bisa pake 3 buah D19,
hasil baginya cukup dekat ke 3 yaitu 3.12. Walaupun As-nya nanti menjadi 3283 = 849
mm2 (lebih kecil dari yg diperlukan, 883.93 mm2), tapi kalau kita teruskan ke langkah #9
sampai selesai dengan menggunakan 3D19, akan diperoleh momen nominal 73.17 kNm
(masih lebih besar daripada momen ultimit)
Bukankah yang lebih penting dalam desain LRFD, tahanan nominal harus > beban/gaya
ultimit.

Update:

Metode di atas adalah salah satu contoh. Masih ada metode-metode lain yang dapat
digunakan, misalnya dengan persamaan kuadratik, dengan grafik, atau dengan hitungan cepat
ala konsultan.
mohon dikoreksi,

semoga bermanfaat[]

Anda mungkin juga menyukai