Anda di halaman 1dari 3

CARA BERMAIN ANGGAR

ANGGAR merupakan cabang olahraga yang berkembang dari seni berkelahi


dengan menggunakan pedang. Olahraga anggar terbagi atas tiga jenis, yakn
floret, degen dan sabel. Ada pula yang menamakai pembagian jenis anggar itu
menjadi foil, epee dan sabre. Pada dasarnya olahraga ini dapat dimainkan oleh
atlet pria maupun wanita, namun biasanya untuk golongan wanita hanya
dipertandingkan jenis floret.

Selain kondisi tubuh yang baik, seorang atlet anggar harus seorang yang
mempunyai daya reflek tinggi, mengambil keputusan dan lincah serta terampil
memainkan pedang. Selain itu ia harus mempunya sifat agresif. Karena itulah
hampir di semua akadem militer di dunia, olahraga anggar ini selalu diajarkan
pada setiap taruhanya.

Floret (foil): Pedang yang berbentuk langsing, lentur dan ringan, ujungnya datar atau
bulat, tumpul dan berpegas. Bila ditusukkan dapat naik/turun, beratny 500 gram (5 ons).
Pelindung tangan yang terdapat pada floret lebih kecil dibandingkan dengan Degen dan
Sabel. Ujungnya untuk menusuk dan bagian bawah pedang untuk menangkis dan menekan.[2]
Sabel (sabre): Pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, seperti parang
kecil, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya ditekuk hingga tidak meruncing, beratnya
500 gram. Pelindungan penuh menutupi tangan sampai pangkal tangkai. Bagian atas pedang
untuk memarang dan bagian bawah untuk menangkis, serta ujungnya untuk menusuk.[2]
Degen (epe): Pedang berbentuk segitiga dan berparit, pada pangkalnya tebal dan
samping keujung kecil, agak kaku. Ujungnya datar dan berpegas dengan pelindung tangan
besar, beratnya 750-770 gram. Bagian bawah pedang untuk menangkis dan ujungnya untuk
menusuk

Di Indonesia cabang olahraga ini kurang terkenal, walau prestasi para atletnya
cukup dapat dibanggakan pada pertandingan tingkat regional. Dalam SEA
Games, Indonesia sering mendapat beberapa medali. Di arena Olimpiade cabang
olahraga ini juga dipertandingkan.

Pakaian. Atlet anggar harus mengenakan pakaian khusus jika ia akan mengikuti
latihan maupun per tandingan. Pakaian khusus ini dimaksudkan untuk
melindungi kepala dan bagian tubuh lainnya dari kemungkinan luka akibat
tusukan pedang. Bagian kepala dilindungi dengan semacam topeng yang bagian
depannya terbuat dari semacam kawat kasa. Bagian depan badan, yaitu dada
dan perut serta bahu, dilindungi dengan pakaian terbuat dari bahan kanvas
tebal. Bagian leher juga dilindungi dengan semacam terpal lunak yang disebut
bib. Tangannya juga dilindungi dengan sarung tangan khusus.

Atlet wanita harus mengenakan perlengkapan lain yang berupa mangkuk logam,
yang dilapis dengan semacam karet busa. Ukuran peralatan ini juga ada
beberapa macam agar dapat disesuaikan dengan ukuran si pemakai.

Walaupun pakaian untuk olahraga anggar sudah dirancang untuk keselamatan,


tetapi kecelakaan akibat tusukan pedang lawan pernah juga terjadi. Pada
Kejuaraan Dunia Anggar tahun 1986, seorang atlet dari Polandia tewas setelah
pedang lawan tandingnya menerobos kasa topeng pelindung kepalanya. Ujung
pedang itu ternyata menusuk tepat ke matanya dan menembus tulang di
belakang bola mata masuk ke otak. Sejak peristiwa itu Federasi Olahraga Anggar
Internasional (F1E) memberlakukan peraturan untuk memeriksa mutu dan
kekuatan topeng pelindung yang akan dikenakan setiap atlet dalam
pertandingan.

Olahraga anggar adalah mengadu keterampilan atlet dalam memainkan atau


menggunakan pedang. Anggar hanya dimainkan oleh dua atlet, satu lawan satu,
berhadap-hadapan di atas pentas tanding berukuran lebar 2 meter dan
panjangnya paling sedikit 13 meter. Umumnya, yang dipakai dalam pertandingan
internasional, pentas tanding itu panjangnya 15 meter. Pertandingan dipimpin
oleh seorang wasit dibantu dua orang pembantu wasit. Mereka juga dibantu
dengan peralatan elektronik yang akan memastikan apakah tusukan itu
mengena sasaran atau tidak. Ujung pedang yang digunakan pada olahraga
anggar, jika mengenai sasaran, akan menyebabkan li u di meja wasit menyala.
Jadi, ujung pedang itu beri ungsi seperti sakelar pada lampu listrik. Sebuah kabel
panjang menghubungkan pedang itu dengan sebuah peralatan yang disebut
apparatus of judging berlampu di meja wasit. Dari ujung gagang pedang kabel
itu dilewatkan tangan pemain, lalu keluar lewat punggungnya dan menuju meja
wasit. Selama pertandingan berlangsung, pemain tak diperbolehkan
memindahkan pedang itu dari tangan kanan ke tangan kiri dan sebaliknya.

Pada jenis anggar ini, pedang yang digunakan panjangnya 90 sentimeter, tak
termasuk bagian pedang yang digunakan sebagai pegangan tangan. Mata
pedangnya lentur.

Atlet anggar jenis floret ini hanya boleh bergerak maju dan mundur, dan
serangan-serangan atau tusukannya diarahkan hanya pada torso. Yang disebut
torso adalah dada, perut, bawah perut dan bahu depan. Serangan atau tusukan
yang mendapat nilai, hanya jika ujung pedang itu mengena tepat pada torso.
Kalau ujung pedang hanya mengenai kepala, tangan atau bagian badan lainnya,
ia tidak memperoleh nilai. Begitu pula, kalau dalam tusukan itu pihak lawan juga
berhasil menusukkan pedang floretnya ke dada atlet lawan tandingnya, maka
keduanya tidak mendapat nilai. Jadi, nilai hanya dapat diperoleh bilamana
tusukannya tepat ke torso dan lawan yang ditusuk tidak membalas atau
menangkisnya. Yang dianggap sebagai pemenang adalah atlet yang lebih dulu
mengumpulkan lima angka dari 6 menit masa tanding. Anggar jenis floret juga
biasa disebut foil.

Degen. Pedang yang dipakai pada olahraga anggar jenis degen juga berukuran
panjang 90 sentimeter. Potongan lintang mata pedang itu mirip bentuk segi tiga.
Pedang ini juga cukup lentur, walau tidak selentur pedang floret. Sasaran yang
mendapat nilai adalah seluruh tubuh lawan, mulai dari kepala sampai ke kaki,
termasuk tangan. nusukkan pedangnya bersamaan waktunya, keduanya berhak
mendapat nilai. Pemenangnya adalah yang lebih dahulu mengumpulkan nilai
lima. Lama pertandingan setiap babaknya adalah enam menit. Permainan
anggar jenis degen ini juga disebut epee. Salah satu dari lima cabang olahraga
Panca Lomba Modern adalah anggar jenis degen.
Sabel Olahraga anggar jenis sabel atau sabre juga menggunakan pedang yang
bentuk potongan lintangnya seperti segi tiga, namun pada salah satu sisinya ada
alur yang dalam. Adanya alur itu membuat potongan lintang itu menyerupai
huruf Y, Panjang pedang sabel hanya sekitar 86 sentimeter.

Sasaran yang berhak mendapat nilai adalah apabila ujung pedang dapat
menusuk bagian torso, kepala atau tangan lawannya. Tusukan pada bagian perut
ke bawah, tidak dinilai. Peraturan pertandingan pada anggar jenis sabel banyak
persamaannya dengan pada jenis floret. Pemenang pertandingan adalah atlet
yang lebih dahulu mengumpulkan nilai lima dari 6 menit masa tanding.

Anda mungkin juga menyukai