Anda di halaman 1dari 8

Efek Patofisiologi Luka Bakar

1. Respon Kulit

Pada luka bakar terjadi perubahan mikrosirkulasi kulit dan terbentuk


edema. Trauma panas yang terjadi ketika luka bakar menghasilkan perubahan
karakteristik pada daerah yang terbakar, yaitu zona dengan sel-sel mati yang
sifatnya irreversible (zona koagulasi) dan daerah paling luar yang
memperlihatkan hiperemia dimana kerusakan sel sangat minim dan paling
awal menunjukkan perbaikan (zona hiperemia). Diantara keduanya terdapat
zona statis dengan gangguan pada sel dan sirkulasi darah yang bersifat
sementara. Tetapi, zona statis ini sangat potensial untuk menjadi luka yang
lebih luas dan lebih dalam sehingga mengenai seluruh tebal kulit karena
kondisi sel-selnya sangat peka terhadap infeksi dan kekeringan yang bisa
menimbulkan kematian sel. (Nugroho, 2012).

Kerusakan jaringan kulit yang diakibatkan luka bakar juga mengakibatkan


proteksi terhadap tubuh terganggu, sehingga terjadi penguapan yang
berlebihan. Pada jaringan kulit normal penguapan terjadi antara 2-20
g/m2/jam atau kurang dari 40 ml/jam. Penguapan yang terjadi melalui
jaringan kulit yang rusak akibat luka bakar sangat besar, dapat mencapai 140-
180 gram/m2/jam. Bahkan pada luka bakar yang luas, proses eksudasi dan
penguapan dapat mencapai 300 ml/jam atau lebih dari 7 L/hari. Kondisi dari
jaringan luka yang terbuka menyebabkan terjadinya kehilangan cairan tubuh/
Evaporative Heat Loss yang berlebihan. Kehilangan cairan tubuh/
Evaporative Heat Loss dapat ditentukan dengan rumus (Sabiston, 1995) :
Tabel 1. Perhitungan Evaporative Heat Loss
(https://chemm.nlm.nih.gov/burns.htm)

Evaporative fluid loss


1. Adult : (25 + % TBSA burn) x (BSA) = ml/hr
2. Pediatric (<20kg) : (35 + % TBSA burn) x (BSA) = ml/hr
TBSA : Total Body Surface Area
BSA : Body Surface Area
BSA (m) = ( [Height(cm) x Weight(kg) ]/ 3600 )

(http://www.etoolsage.com/Calculator/Body_Surface_Area_Calculator
.asp?toolsort=1500)

Neonate 0.25 m
Child 2 years 0.5 m
Child 9 years 1.07 m
Child 10 years 1.14 m
Child 12-13
1.33 m
years
For men 1.9 m
For women 1.6 m

2. Respon Kardiovaskuler

Segera setelah injuri luka bakar, dilepaskan substansi vasoaktif


(catecholamine, histamin, serotonin, leukotrienes, dan prostaglandin) dari
jaringan yang mengalami injuri. Substansi-substansi ini menyebabkan
meningkatnya permeabilitas kapiler sehingga plasma merembes ke dalam
sekitar jaringan. Secara keseluruhan akan menimbulkan tingginya tekanan
osmotik yang menyebabkan peningkatan cairan intracelluler dan interstitial
dan selanjutnya dapat menyebabkan kekurangan volume cairan intravaskuler
(hipovolemia). Luka bakar yang luas menyebabkan edema tubuh baik pada
area yang mengalami luka bakar maupun jaringan yang tidak mengalami luka
bakar dan terjadi penurunan sirkulasi volume darah intravaskular (Majid &
Prayogi, 2013)

Denyut jantung meningkat sebagai respon terhadap pelepasan


catecholamin dan terjadinya hipovolemia relatif, yang mengawali turunnya
cardiac output. Kadar hematocrit menigkat yang menunjukkan
hemokonsentrasi dari pengeluaran cairan intravaskuler. Disamping itu
pengeluaran cairan secara evaporasi melalui luka terjadi 4-20 kali lebih besar
dari normal. Sedangkan pengeluaran cairan normal pada orang dewasa dengan
sehu tubuh normal perhari adalah 350 ml. (Majid & Prayogi, 2013)

Keadaan ini dapat mengakibatkan penurunan pada perfusi organ. Jika


ruang intravaskuler tidak diiisi kembali dengan cairan intravena maka syok
hipovolemik dan ancaman kematian bagi penderita luka bakar yang luas dapat
terjadi. (Majid & Prayogi, 2013).

3. Respon Cairan dan Elektrolit

Luka bakar menyebabkan terjadinya perpindahan cairan dan elektrolit dari


intravaskuler ke ekstravaskular dan penguapan air yang berlebih melalui
permukaan kulit yang rusak. (Nugroho, 2012)

Hiponatremia dapat terjadi karena perpindahan air dari interstisial menuju


vaskuler. Selain itu hipokalemia dapat terjadi akibat destruksi sel masif akibat
berpindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Anemia juga dapat
terjadi karena penghancuran sel darah merah, dan hematokrit meningkat
karena kehilangan plasma, sedangkan masa pembekuan memanjangn karena
trombositopenia. (Majid & Prayogi, 2013)

4. Respon Ginjal

Ginjal berfungsi untuk menyaring darah. Menurunnya volume


intravaskuler yang terjadi pada luka bakar menyebabkan kurangnya aliran
darah ke ginjal sehingga terjadi penurunan GFR (glomerulus Filtration Rate)
yang mengakibatkan pengeluaran urin menurun (oliguri) dan pemicu penyakit
gagal ginjal. (Majid A & Prayogi, 2013).

5. Respon Gastrointestinal

Respon tubuh pada awalnya ketika klien mengalami luka bakar adalah
berkurangnya aliran darah ke ginjal dan menurunnya Glomerular Filtration
Rate (GFR). Begitu juga ke usus, aliran darah ke usus berkurang yang
menyebabkan penurunan aktivitas gastrointestinal yang memicu terjadinya
ileus intestinal dan disfungsi gastrointestinal pada klien dengan luka bakar
lebih 25%. (Majid & Prayogi, 2013).

6. Respon Imun

Terjadinya gangguan integritas kulit pada klien luka bakar memungkinkan


mikroorganisme masuk dalam luka. sehingga sitem imun mengalami depresi.
Depresi pada aktifitas lympocyte, suatu penurunan dalam produksi
hemoglobin, supresi aktivitas complement dan perubahan/gangguan pada
fungsi neutrofil dan magrofag dapat terjadi pada klien yang mengalami luka
bakar yang luas. Perubahan-perubahan ini meningkatkan resiko terjadinya
infeksi dan sepsis yang mengancam kelangsungan hidup klien. (Majid A &
Prayogi, 2013).

7. Respon Respirasi

Luka bakar dapat menyebabkan hipertensi arteri pulmonal yang


mengakibatkan penurunan kadar oksigen aretri dan lung compliance (Majid
& Prayogi, 2013).

Perubahan Tingkatan hipovolemik Tingkatan diur

( s/d 48-72 jam pertama) (12 jam 18/24


Mekanisme Dampak dari Mekanisme

Pergeseran cairan Vaskuler ke insterstitial. Hemokonsentrasi Interstitial ke vas


ekstraseluler. oedem pada lokasi luka
bakar.

Fungsi renal. Aliran darah renal berkurang Oliguri. Peningkatan alir


karena desakan darah turun karena desa
dan CO berkurang. meningkat.

Kadar Na+ direabsorbsi oleh ginjal, Defisit sodium. Kehilangan N


sodium/natrium. tapi kehilangan Na+ melalui diuresis (norm
eksudat dan tertahan dalam setelah 1 minggu
cairan oedem.

Kadar potassium. K+ dilepas sebagai akibat Hiperkalemi K+ bergerak kem


cidera jarinagn sel-sel darah sel, K+ terbu
merah, K+ berkurang ekskresi diuresis (mulai 4
karena fungsi renal luka bakar).
berkurang.

Kadar protein. Kehilangan protein ke dalam Hipoproteinemia. Kehilangan pr


jaringan akibat kenaikan berlangsung teru
permeabilitas.

Keseimbangan Katabolisme jaringan, Keseimbangan nitrogen Katabolisme


nitrogen. kehilangan protein dalam negatif. kehilangan
jaringan, lebih banyak immobilitas.
kehilangan dari masukan.

Keseimbnagan asam Metabolisme anaerob karena Asidosis metabolik. Kehilangan sodi


basa perfusi jarinagn berkurang melalui
peningkatan asam dari hipermetabolism
produk akhir, fungsi renal peningkatan p
berkurang (menyebabkan metabolisme.
retensi produk akhir
tertahan), kehilangan
bikarbonas serum.
Respon stres. Terjadi karena trauma, Aliran darah renal Terjadi karena
peningkatan produksi berkurang. berlangsung
cortison. terancam psikolo

Eritrosit Terjadi karena panas, pecah Luka bakar termal. Tidak terjadi p
menjadi fragil. pertama.

Lambung. Curling ulcer (ulkus pada Rangsangan central di Akut dilatasi dan
gaster), perdarahan lambung, hipotalamus dan
nyeri. peingkatan jumlah
cortison.

Jantung. MDF meningkat 2x lipat, Disfungsi jantung. Peningkatan


merupakan glikoprotein yang (miokard depr
toxic yang dihasilkan oleh sampai 26 unit
kulit yang terbakar. jawab terhadap s

Tabel 1. Perubahan Fisiologis Luka Bakar (Majid & Prayogi, 2013).


Bibliography
Majid, A., & Prayogi, A. S. (2013). Perawatan Pasien Luka Bakar. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Nugroho, T. (2012). Luka Bakar dan Artritis Reumatoid. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sabiston, D. C. (1995). Buku Ajar Bedah= (Sabiston's essentials surgery)/ oleh
David C. Sabiston; alih bahasa Petrus Adrianto, Timan I.S.; Editor,
Jonatan Oswari. Jakarta: EGC.
https://chemm.nlm.nih.gov/burns.htm (diakses tanggal 12 Maret 2017 Pukul 03.18
WIB)
http://www.etoolsage.com/Calculator/Body_Surface_Area_Calculator.asp?
toolsort=1500 (diakses tanggal 12 Maret 2017 Pukul 03.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai