Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup. Sebagai
kesatuan yang structural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. makhluk
hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal
(uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yangterdiridari banyak sel
disebut makhluk hidup multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh
fungsi kehidupan/ aktifitas kehidupan pada makhluk hidup bersel tunggal dan
bersel banyak berlangsung didalam tubuh yang dilakukan oleh sel.
Kemampuan organisme untuk memperbanyak diri merupakan salah satu
ciri yang membedakan organisme hidup dari benda mati. Setiap organisme
terdiri dari sel-sel. Setiap sel terdiri sebuah sel. Keberlanjutan dari kehidupan
organisme berdasar pada dibuahi, untuk tumbuh dan berkembang menjadi
suatu keberlanjutan pembelahan sel. Yang dimana diketahui kehidupan suatu
sel dimulai dari asal-usulnya dalam pembelahan sel induk hingga pembelahan
dirinya sendiri menjadi dua bagian anakan. Pada hewan uniseluler cara ini
digunakan sebagai alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini
digunakan dalam memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel
gamet untuk proses pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu
membentuk individu baru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumuan masalah yang diangkat
dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian reproduksi sel ?
2. Bagaimana proses reproduksi pada sel prokariyot dan sel eukariyot ?
3. Bagaimana proses siklus sel ?
4. Apa sajakah fungsi dari reproduksi sel ?

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yang akan
dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah:
1. Dapat mengetahui pengertian reproduksi sel.
2. Dapat memahami proses Reproduksi pada sel prokariyot dan sel eukariyot.
3. Dapat memahami proses siklus sel
4. Dapat mengetahui fungsi reproduksi sel.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Bagi penulis
1. Agar dapat digunakan untuk menyelesaikan tugas penyusunan makalah
Biologi Sel mengenai Reproduksi Sel.
2. Agar penyusunan makalah ini menambah wawasan dan kualitas ilmu
yang dimiliki oleh penyusun makalah.
b. Bagi pembaca
1. Agar penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca
baik dosen dan terkhusus mahasiswa/ mahasiswi Universitas Borneo
Tarakan.
2. Agar makalah ini dapat dijadikan sebagai contoh bahan literature dalam
penyusunan makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reproduksi Sel


Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah
menjadi dua atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk
memperbanyak diri atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses
reproduksi sel.
Reproduksi sel adalah kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel
ke pembelahan berikutnya. Siklus sel sendiri meliputi pertambahan massa,
duplikasi bahan genetis yang dikenal sebagai interfase dan pembelahan
sel. Interfase meliputi 3 tahap yaitu G1 (periode pertumbuhan), S
(sintesis), dan G2 (persiapan pembelahan). Sedangkan pembelahan sel
sendiri terdiri dari dua tahap yaitu mitosis atau kariokinesis. Tahap
kariokinesis disebut juga siklus kromosom dan sitokinesis disebut juga
siklus sitoplasma.
B. Proses Reproduksi Sel Pada Sel Eukaryotik dan Prokaryotik
1. Proses Reproduksi Sel Pada Sel Prokaryotik
a. Amitosis
Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melibatkan kromosom,contohnya pada sel bakteri. Kromosom hasil
duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma.
Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan
kromosom untuk melakukan pemisahan materi inti. Kemudian akan
terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya dinding sel
baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan yang demikian
juga sering disebut dengan pembelahan biner (binary fision) atau
pembelahan sel secara langsung.

3
Gambar 1.1 Amitosis terjadi pada bakteri

2. Proses Reproduksi Sel Pada Sel Eukaryotik


a. Mitosis
Fase mitosis diawali dengan aktivitas MPF (Mitosis Promoting
Factor) yang memicu proses fosforilasi protein dan diakhiri dengan
defosforilasi. Fosforilasi ini akan menyebabkan perubahan-perubahan
morfologi sel misalnya kondensasi (pemampatan) kromatin menjadi
kromatid untuk kemudian dua kromatid bersatu menjadi kromosom,
menghilangnya selubung nucleus, dan perubahan organisasi sitoskelet.
Perubahan organisasi sitoskelet ini diawali dengan terduplikasinya
sentrosoma akan memancarkan mikrotubula aster.
Mikrotubula yang dimaksud sama artinya dengan gelendong
pembelahan, suatu istilah yang telah dikenal pada waktu yang lalu.
Mikrotubula ini akan berperan dalam mengatur letak kromosom
selama proses pembelahan. Macam mikrotubula yang terbentuk adalah
mikrotubula astral, mikrotubula kinetokor, mikrotubula kutub.
Mikrotubula astral adalah mikrotubula yang terdapat disekitar

4
sentrosoma (kutub pembelahan). Mikrotubula yang memanjang dari
kutub pembelahan sampai di daerah sentromer dan diikat oleh
kinetokor disebut mikrotubula kinetokor. Mikrotubula lain yang
memancar dari kutub tetapi tidak diikat oleh kinetokor disebut
mikrotubula kutub.
Selain mikrotubula, sitoskelet lain yang berperan terutama pada
tahap sitokinesis adalah cincin kontraktil yang tersusun dari filamen
aktin dan miosin.

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa mitosis meliputi tahap


kariokinesis yang akan segera di susul dengan tahap sitokinesis.

Gambar 2.2 Mikrotubula astral,mikrotubula kinetokor, dan


mikrotubula kutub

Fase kariokinesis atau mitosis meliputi 5 tahap yaitu profase,


prometafase, metaphase, anaphase, dan telofase. Seperti pada berikut
ini

Profase

Pada tahap ini diawali dengan perubahan sentrosoma. Sentrosoma


yang telah terduplikasi menjadi dua kutub pembelahan mitotic saat fase

5
G1 dan G2 akan memancarkan mikrotubula aster semakin lama
semakin memanjang dan kedua sentrosoma tersebut akan bergerak
menjauh.

Aktivitas lain yang juga terjadi pada profase adalah bahwa benang-
benang kromatin menduplikasi diri dan berkondensasi menjadi
kromatid. Dua kromatid diikat menjadi satu pada daerah sentromer
menjadi kromosom. Sentromer sendiri diikat oleh kinetokor. Dan
kinetokor diikat oleh mikrotubula kinetokor. Pada akhir profase menuju
ke prometafase selubung inti akan pecah terurai menjadi komponen-
komponen penyusunannya. Komponen-komponen inti tersebut terlarut
di sekitar sel yang membelah.

Gambar 2.3 Gambaran skematis kromosom saat akhir profase

6
Gambar 2.4 Fase Profase

a. Sentrosoma membelah menjadi mitokondria aster yang terpisah.


Ujungnya memanjang sentrosoma menjauh.
b. Kromatin menduplikasikan diri dan berkondensasi menjadi
kromosom yang terikat pada sentromer. Sentromer diikat konektor.

Prometafase
Pecahnya selubung inti menyebabkan mikrotubula yang tadinya
berada di luar inti dapat memasuki daerah inti. Akhir prometafase
ditandai dengan bergeraknya kromosom ke bidang ekuator pembelahan.

Gambar 2.5 Fase Prometafase

7
a. Pecahnya selubung nukleus. Mikrotubula masuk daerah nukleus.
b. Mikrotubula yang diikat kinetokor pada sentromer disebut
mikrotubula kinetokor.
c. Lainnya disebut mikrotubula kutub dan mikrotubula astral.

Metafase
Pada tahap metaphase ini diawali dengan pengaturan letak dan arah
kromosom oleh mikrotubula kinetokor sehingga setiap kromosom
menghadap kutub masing-masing. Selanjutnya mikrotubula kinetokor
menggerakkan kromosom ke bidang ekuator. Kromosom tertata di
tengah bidang ekuator. Kromosom dapat tertatat pada bidang ekuator
karena adanya gaya tarik yang sama kuat dari masing-masing kutub
pembelahan.

Gambar 2.6 Fase Metafase

a. Mikrotubula kinetokor mengatur letak dan arah kromosom sehingga


tiap kinetokor menghadap kutub masing-masing.
b. M. Kinetokor menggerakan kromosom ke bidang ekuator.
c. Kedudukan kromosom selanjutnya diatur oleh gaya tarik sama kuat
dari kutub pembelahan.

8
Anafase
Diawali dengan terbelahnya kromosom menjadi dua kromatida,
masing-masing dengan sebuah kinetokor. Kromatida tersebut akan
bergerak ke arah kutub pembelahan masing-masing karena
memendeknya mikrotubula kinetokor secara tiba-tiba disebut sebgai
anaphase A dengan saling menjauhnya kutub mitosis disebut anaphase
B. setelah kromatida-kromatida tersebut berkumpul di kutub
pembalahan masing-masing, kariokinesis akan memasuki tahap
telofase.

Gambar 2.7 Fase Anafase

a. Diawali terbelahnya kromosom menjadi dua kromatida masing-


masing dengan sebuah kinetokor.
b. Setiap kromatida bergerak ke kutub selanjutnya berkumpul di kutup
pembelahan tersebut.
c. Pemindahan kromatida karena pendekatan m. Kinetokor (Anafase A)
dan saling menjauhnya kutub mitosis (Anafase B)

Telofase
Diawali dengan terakitnya kembali selubung nucleus di sekeliling
tiap kelompok kromosom baru. Mikrotubula kinetokor menghilang,

9
tetapi mikrotubula kutub masih tetap ada. Telofase akan mengakhiri
serangkaian proses panjang kariokinesis, untuk selanjutnya masuk ke
fase sitokinesis.

Gambar 2.8 Fase Telofase

a. Selubung nukleus terakhir kembali di sekeliling tiap kelompok


kromosom baru.
b. M. Kinetokor menghalang.
c. M. Kutub masih panjang.

Sitokinesis
Sitokinesis adalah proses pembelahan sitoplasma yang ditandai
dengan pelekukan pada sel. Pelekukan terjadi di tengah bidang
pembelahan karena aktivitas cincin kontraktil. Pelekukan itu
menyebabkan mikrotubula kutub menjadi tumpang tindih. Mikrotubula
yang saling tumpang tindih tersebut membentuk mid body. Mid body
berfungsi sebagai tambatan dua sel anakan. Setelah pelekukan pada
tengah bidang pembelahan sempurna maka cincin kontraktil akhirnya
menghilang (terurai menjadi komponen-komponen penyusunnya). Dan
akhirnya selubung inti dan nucleolus terbentuk lengkap. Kejadian ini
menandakan selesainya proses pembelahan sel.

10
Pada sel hewan, sitokenesis terjadi melalui proses yang dikenal
sebagai penyibakan (cleavage). Tanda pertama penyibakan adalah
kemunculan lekukan penyibakan (cleavage furrow). Lekukan dangkal
di permukaan sel dekat lempeng lama. Di sisi lekukan yang menghadap
ke sitoplasma (sisi sitoplasmik), terdapat cincin kontraktil dan
mikrofilamen aktin yang terasosiasi dengan molekul protein myosin.
(aktin dan myosin juga menyebabkan kontraksi otot dan berbagai
macam pergerakan sel). Mikrofilamen akan berinteraksi dengan
molekul myosin, menyebabkan cincin itu berkontraksi. Kontak cincin
mikrofilamen pada sel yang sedang membelah bagaikan tarik menarik
tali tas serut. Lekukan penyibakan semakin dalam hingga sel induk
terbagi dua, menghasilkan dua sel sepenuhnya terpisah, masing-masing
dengan nucleus, sitosol, organel, dan berbagai struktur subselularnya.
Pada sel tumbuhan sitokenesis terjadi berbeda dengan sel hewan.
Tidak ada lekukan penyibakan, sebagai gantinya saat telofase, vesikel-
vesikel yang berasal dari apparatus golgi bergerak di sepanjang
mikrotubulus menuju ke tengah sel. Disitu vesikel-vesikel bergabung
untuk membentuk lempeng sel (cell plate). Materi dinding sel yang
diangkut dalam vesikel terkumpul dilempeng sel saat lempeng itu
bertumbuh. Lempeng sel membesar hingga membrane disekelilingnya
berfungsi dengan membrane plasma disepanjang tepi sel. Dua sel
anakan dihasilkan, masing-masing dengan membrane plasmana sendiri.
Sementara itu, dinding sel baru yang muncul dari kandung lempeng sel
telah terbentuk diantara kedua sel anakan.

11
Gambar 2.9 Sitokinesis pada sel hewan

a. Lakukan di tengah bidang pembelahan karena aktivitas cincin


contraktil.
b. Terbentuk mid body dengan mikrotubula yang saling tumpang
tindih.
c. Selubung inti dan nukleolus terbentuk lengkap.
d. Mid body berfungsi sebagai tambatan dua sel anakan. Cincin
kontraktil akhirnya menghilang.
Cermatilah juga mekanisme pada sel tumbuhan berikut ini.

12
Gambar 2.10 Mekanisme sitokinesis pada sel tumbuhan

Selain sesuai proses perakitan dinding sel, dinding sel diperkuat


dengan filamen-filamen selulosa yang disekresikan ke dalam lumen
sekat sel membentuk dinding sel baru.

b. Meiosis
Pembelahan sel secara meiosis atau reduksi yang sering pula
dinyatakan sebagai pembelahan heterotypic division, berlangsung dalam
pembentukan sel-sel kelamin. Dengan demikian sangat berkaitan dengan
tumbuh-tumbuhan yang melangsungkan pembiakannya secara generatif.
Dalam siklus hidup tumbuhan yang membiak secara seksual, terdapat dua
kejadian sitologis dan genetis yang fundamental, yaitu:
1. Bersatunya gamet-gamet atau sel-sel kelamin untuk membentuk zigot.
Proses ini disebut juga singami. Zigot akamn memiliki dua kali jumlah
kromosom yang dimiliki gamet. Oleh karena gamet dikatakan bersifat
haploid (n kromosom), maka zigot bersifat diploid (2n kromosom).
2. Pembentukan gamet-gamet atau sel-sel kelamin. Olehindividu itu
diploid, sedangkan gamet itu haploid, maka pembentukan gamet-
gamet harus didahului oleh pembelahan inti yang berlangsung
demikian rupa sehingga jumlah kromosom dari inti sel individu itu

13
diparoh. Pembelahan inti ini disebut meiosis yang prosesnya berlainan
sekali dengan mitosis.

Seperti halnya dengan mitosis, meiosis adalah peristiwa yang dialami oleh
nucleus, dan banyak kejadian dari dua proses itu adalah identik. Namun
demikian ada beberapa perbedaan penting antara dua proses itu yang
memberikan hasil genetic yang berlainan. Misalnya, pada mitosis, dari
satu sel induk dihasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing
memiliki sifat genetic yang sama. Pada meiosis, hasilnya justru
kebalikannya.Jumlah kromosom gamet diperoleh diploid (2n) menjadi
haploid (n).

Pada meiosis terjadi dua kali pembelahan nucleus berturut-turut dan


terjadilah kombinasi genetic baru. Oleh karena pembelahan nucleus
berlangsung dua kali, maka setelah meiosis berakhir akan terbentuklah
empat inti yang dinamakan tetrad. Biasanya, tetapi tidak selalu,
terbentuknya empat inti itu disertai dengan pembelahan sitoplasma,
sehingga suatu tetrad dari empat sel merupakan hasil akhir dari meiosis.
Akan menjadi apakah sel-sel tetrad itu nantinya (entah spermatozoa, entah
sel telur atau spora), tergantung dari spesies dan seks organismenya.

Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua kali pembelahan inti berturut-


turut, yang lazim disebut meiosis I dan II.

1) MEIOSIS I
a) Profase I
Kebanyakan perbedaan-perbedaan penting antara mitosis dan
meiosis terjadi dalam profase I. Fase ini memakan waktu yang sangat
lama dibandingkan dengan profase dari mitosis, yaitu dapat
berlangsung beberapa minggu atau bulan atau lebih lama lagi. Pada
tahapan ini kegiatannya-kegiatannya dapat dibedakan atas 5 subfase,
yaitu:

14
1. Leptonema. Dimana kromosom diploid yang jumlahnya 4 tampak
seperti benang panjang, tunggal dan tipis.
2. Zigonema. Dimana ke4 kromosom itu salng berikatan membentuk
pasangan yang disebut sinapsis.
3. Pakhinema. Dimana kromosom menjadi pendek dan tebal.
4. Diplonema. Masing-maing kromosom membelah memanjang
sehingga membentuk kromotid. Empat kromotid itu dinamaka
tetrad.
5. Diakinesis. Kromatid-kromatid yang tak serupa (artinya dari
sentromer yang berlainan) dapat bersilang. Tempat persilangan ini
disebut khiasama. Ditempat tersbut kromatid akan putus dan
segmen dari satu kromatid akan bersambungan dengan potongan
segmen kromatid yang lain. Pristiwa tersebut dinamkan pindah
silang (crossing over). Dengan adanya pindah silang maka
terjadilah penukaran gen-gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.
b) Metafase I
Kromosom-kromosom menempatkan diri di tengah sel, yaitu di
bidang ekuaorial sel. Ada perbedaan antara metafase mitosis dengan
metaphase dari meiosis I. Pada metaphase mitosis sentromer dari
setiap kromosom teratur letaknya pada bidang tengah dari sel,
sedang pada metaphase yang terdapat di bidang tengah sel adalah
daerah sentromer dari bivalen. Jadi perbedaan utama ialah bahwa
yang terdapat di bidang ekuatorial sel pada metaphase mitosis adalah
kromosom-kromosom tunggal, sedangkan pada metaphase meiosis I
adalah pasangan-pasnangan kromosom homolog.
c) Anafase I
Kromosom homolog yang mengadakan sinapsis mulai bergerak
untuk berpisah (terjadi disjunction).Disini pun ada perbedaan
antara anaphase mitosis dengan anaphase meiosis I. Pada anaphase
mitosis, kromatid serupa (sister chromatids) memisahkan diri
menjadi kromosom bebas dan bergerak menuju ke kutub spindle

15
yang berlawanan.Pada anaphase meiosis I, kromatid-kromatid serupa
(sister chromatids) yang menyususn tiap kromosom tetap
berhubungan pada daerah sentromer. Daerah sentromer dari
kromosom-kromosom homolog dalam tiap bivalen menjauhkan diri
dan bergerak ke kututb spindle yang berlawanan letaknya. Berarti
bahwa setiap kromosom masih tersusun atas dua kromatid yang
masih berhubungan pada daerah sentromer.
d) Telofase I
Tibanya kromosom-kromosom di kutu spindle menandakan
berakhirnya anaphase I dan dimulainya telofase I. Dinding nucleus
dan nucleolus terbentuk lagi terbentuk lagi seperti pada telofase
mitosis. Akan tetapi pada telofase meiosis, jumlah kromosom
haploid terdapat dalam nucleus yang baru dibentuk. Pada gambar
tiap nucleus mengandung dua kromosom. Bukannya jumlah
diploidnya 4. Akan tetapi tidak seperti telofase mitosis, tiap
kromosom itu tersusun dari dua kromatid.Apabila kitamenghitung
banyaknya kromatid (pada contoh ini ada empat) maka data diambil
kesimpulan bahwa reduksi (diparohnya) jumlah kromosom belum
berlangsung secara sempurna.Akibatnya terdapatlah dua genom,
ialah dua set gen atau informasi genetik yang lengkap.Untuk
tercapainya reduksi dalam pengandungan genom maupun jumlah
kromosom, maka diperlukan berlangsung pembelahan meiosis II.

16
Gambar 3.1 Proses meiosis I

2) MEIOSIS II
Meiosis II terdiri dari beberapa stadi seperti pada mitosis
a) Profase II
Fase ini dapat dimulai setelah ada interfase yang waktunya pendek
sekali.Pada beberapa makhluk bahkan tidak terdapat interfas,
sehingga telofase I langsung dilanjutkan ke profase II, dan kadang-
kadang dijumpai pula kasus dari telofase I langsung ke metaphase
II. Apabila perubahan-perubahan yang terjadi di dalam nucleus
diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya maka ada dugaan
bahwa berbagai stadia yang berlangsung selama meiosis II ini
sama dengan berbagai stadia selama mitosis. Bahkan ada orang
yang mempunyai anggapan bahwa meiosis II adalah pembelahan
mitosis. Anggapan demikian itu tidak benar sama sekali karena
beberapa alasan, yaitu:
1. Kromosom yang dobel dalam profase mitosis merupakan hasil
duplikasi dari bahan genetic selama interfase. Kromosom profaseII
juga kelihatan dobel, tetapi bukan hasil duplikasi dari bahan
genetic.

17
2. Kromatid-kromatid yang menyusun kromosom mitosis adalah
kromatid serupa (sister chromatids), berart bahwa kromatid-
kromatid itu seluruhnya identic satu sama lain. Kromatid-kromatid
pada profase II bukannya kromatid-kromatid serupayang sejati
karena mungkin sekali terjadi pindah silang di bagian mana saja
dari tiap kromosom. Hanya bagian-bagian tertentu dari kromatid-
kromatid yang berbeda dari tiap kromosom.
3. Meiosis II berguna untuk memisahkan kromatid-kromatid yang
berbeda dari tiap kromosom.
4. Meiosis II menghasilkan reduksi yang sempurna
5. Meiosis II menghasilkan kombinasi baru dari gen-gen yang berasal
dari induk jantan dan induk betina salam generasi sebelumnya.
6. Meiosis II adalah esensial untuk proses seksual

b) Metafase II
Kromosom tunggal, masing-masing dari dua kromatid yang terikat
pada daerah sentromer, terletak pada bidang ekuator dan
memperlihatkan gambaran seperti pada metaphase
mitosis.Kromatid-kromatid saling memisah di daerah sentromer.
Spindel pada metaphase II ini terbentuktegak lurus terhadap letak
spindle pada metaphase I.

c) Anafase II
Setelah memisahnya dua kromatid selesai, maka kromatid-
kromatid bergerak ke kutub spindle yang berlawanan.Sekarang
terlaksanalah reduksi dari jumlah kromosom.
d) Telofase II
Nukleus pada telofase II mengandung kromosom-kromosom yang
kini tunggal.Gambar di bawah memperlihatkan reduksi dari jumlah
kromosom dan genom. Juga tampak bahwa nukleus dari tetrad
secara genetic memiliki dua tipe, yaitu:

18
1. Dua sel yang dihasilkan adalah AB yang telah menerima
kromosom dengan alel A dan yang lain dengan alel B
2. Dua sel lainnya adalah ab

Perlu diingat bahwa gen-gen pada kromosom yang terpisah itu


mengadakan segregasi secara bebas. Jadi apabila kromosom yang
memiliki gen A dan b mengarah ke suatu kutub lainnya, maka
sebagai hasil meiosis akan didapatkan kombinasi genetic Ab dan
aB.

Gambar 3.2 Proses meiosis II

Gambar 3.3 Proses meiosis I dan II

19
3) GAMETOGENESIS
Gametogenesis adalah proses pembentukan sel-sel gamet, yang terjadi secara
meiosis di dalam alat perkembangbiakan. Gametogenesis terjadi pada organisme
dewasa, gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada sel hewan berupa
spermatogenesis dan oogenesis, sedangakan pada sel tumbuhan berupa
mikrosporogenesis dan megasporogenesis.

a. Pada Sel Hewan (Prokariotik)


1. Spermatogenesis
Yang dimaksud dengan spermatogenesis adalah proses
pembentukan spermatozoa, yang berlangsung dalam buah zakar
(testis). Yang terdiri antara lain:
a) buah zakar (testis) yaitu kelenjar kelamin pria yang menghasilkan
hormon kelamin pria dan sel-sel mani. Sepasang buah zakar terdapat
didalam kantung zakar (sprotum)
b) kantung mani (vesikaseminalis), tempat penyimpanan sel-sel mani
sebelum dikeluarkan dari tubuh pria
c) saluran mani (epididimis dan vasdeferens), merupakan alat
penghubung antara buah zakar dan kantung mani. Didalam saluran
mani spermatozoza yang dibentuk oleh buah zakar mengalami proses
pematangan, sehingga menjadi sel mani yang lengkap bentuknya.
d) Kelenjar prostat (glandula prostata). Kelenjar prostat dan kelenjar
lainnya (seperti kelenjar couper) menghasilkan sejenis cairan yang
merupakan bagian cair dari air mani. Campuran spermatozoa dan
cairan ini disebut semen.
e) Zakar (penis) merupakan alat untuk senggama (coitus) dan berkemih.
Karena itu saluran yang terdapat didalamnya berfungsi ganda, yaitu
untuk mengeluarkan semen dan air kemih, saluran ini disebut uretra.

20
Gambar 3.4 Proses spermatogenesis

2. Oogenesis
Yang dimaksud dengan oogenesis adalah proses terbentuknya sel
telur didalam induk telur (ovarium). Alat perbiakan pada wanita antara
lain:
1. Kukas (vulva) merupakan bagian dari alat kelamin luar tempat
bermuaranya liang sanggama
2. Liang sanggama (vagina) adalah alat penghubung rahim dengan
dunia luar, juga alat penerima zakar (penis) waktu sanggama dan
jalan kelahiran anak.
3. Clitoris, merupakan alat yang mudah menerima rangsang apabila
penis menyinggungnya diwaktu sanggama.
4. Rahim (uterus) merupakan tempat berkembangnya anak didalam
kandungan. Terbagi atas badan dan leher rahim. Didalam badan
rahim terdapat rongga rahim yang dilapisi selaput lendir rahim.
Leher rahim adalah bagian terendah dari rahim yang sebagian
menonjol ke bagian atas dari liang senggama, didalamnya terdapat
saluran rahim yang mengandung kelenjar-kelenjar rahim. Saluran
leher rahim menghubungkan rongga rahim dengan liang sanggama.

21
5. Indung Telur (ovarium) merupakan kelenjar wanita yang
menghasilkan hormon kandungan.
6. Saluran Telur (Tubah fallopi) merupakan alat penghubung antara
indung telurdan rongga rahim.

Gambar 3.5 Proses oogenesis

b. Pada Sel Tumbuhan (Eukaryotik)


1. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis ialah gemetogenesis yang berlangsung di dalam
bagian jantan dari suatu bunga, yang disebut kepala sari atau antera
dan menghasilkan serbuk sari.
Sebuah sel induk mikrospora diploid (mikrosporosit) dalam antera
mula-mula mengalami meiosis I dan menghasilkan sepasang sel
haploid.Meiosis II menghasilkan 4 mikrospora haploid yang
berkelompok menjadi satu.Tiap mikrospora mengalami karyokinese
(intinya membelah biasa), sehingga memiliki 2 inti haploid. Sebuah
inti dinamakan saluran serbuk sari dan yang lain disebut inti
generative. Setelah terbentuk serbuk sari, inti generative membelah

22
secara mitosis tanpa disertai sitokinesis dan terjadilah 2 inti sperma.Inti
saluran serbuk sari tidak membelah.Dengan demikian, maka sebutir
serbuk sari yang telah masak mengandung 3 inti masing-masing
haploid, yaitu sebuah inti serbuk sari dan dua buah inti sperma.
2. Megasporogenesis
Megasporogenesis ialah gametogenesis yang berlangsung di dalam
bagaian betina dari suatu bunga, yang disebut bakal buah atau ovarium
dan menghasilkan kandung lembaga.Sebuah sel induk megaspore
diploid (megasporosit) dalam ovarium mengalami meiosis I,
menghasilkan dua sel haploid. Meiosis II menghasilkan 4 megaspora
haploid yang letaknya berderet.Tiga megaspora mengalami degenerasi
dan mati. Sebuah megaspora yang tertinggal dan masih hidup
mengalami pembelahan kromosom secara mitosis tiga kali berturut-
turut tanpa diikuti pembelahan plasma.Hasilnya berupa sebuah sel
besar (kandung lembaga muda) yang mengandung 8 inti haploid.
Kandung lembaga ini dikelilingi oleh kulit (integument), tetapi di
ujungnya terdapat sebuah liang (mikropil) sebagai tempat jalan
masuknya saluran serbuk sari kedalam kandung lembag. Tiga dari 8
inti tadi menempatkan diri di dekat mikropil, tetapi dua diantaranya
(sinergid) mengalami degenerasi.Inti yang ketiga berkembang menjadi
sel telur.Tiga buah inti lainnya (antipoda) bergerak ke arah yang
berlawanan, tetapi kemudian mengalami degenerasi pula.Sisanya dua
inti (inti kutub) kemudian bersatu ditengah kandung lembaga dan
terjadilah sebuah inti diploid (2n).Kini kandung lembaga yang sudah
masak (megagametofit) telah siap untuk dibuahi.

23
Gambar 3.6 Proses gametogenesis pada
tumbuhan

C. Siklus Sel
Interfase (Fase Istirahat)
Interfase adakalanya disebut juga sebagai fase istirahat. Tentunya kita
sudah paham bahwa istirahat yang dimaksud di sini bukan berarti berhenti
tidak ada aktivitas apapun atau bahkan tidur. Istirahat yang dimaksudkan
disini adalah sel berhenti membelah tetapi tetap melakukan aktivitas non
pembelahan. Pada stadium istirahat ini membran inti tidak tampak jelas
jika sebuah sel diperiksa dengan menggunakan mikroskop cahaya. Akan
tetapi dengan menggunakan mikroskop elektron maka membran inti
tampak terdiri dari lapisan dobel yang kaya dengan pori-pori halus.
Diameter inti sel rata-rata 200 nm (1 nanometer = 1 10-9meter atau 10

unit Angstrom. Pori-pori itu berguna untuk penukaran makromolekul dari


sitoplasma dan inti sel. Membran inti berhubungan dengan rangka dalam
dari sitoplasma (endoplasmic reticulum), dimana terdapat granula
berwarna kelam dan disebut ribosom yang memiliki diameter 17-22 nm.
Ribosom kaya akan asam ribonukleotida (ARN) dan mempunyai peranan
penting dalam sintesa protein.

24
Di dalam nukleus interfase dapat dibedakan 2 komponen utama ialah:
a. Karyolimf (cairan inti) yang tampak jernih tak berwarna dan kolloidal.
b. Nukleolus (intinya nukleus) yang berbentuk membulat dan berwarna
kelam, mempunyai diameter 2-5 m. Sebuah nukleus dapat

mengandung satu atau lebih banyak nukleoli. Nukleolus mengandung


ARN, sedikit ADN dan protein. Tiap nukleolus dibentuk oleh
pembentuk nukleolus (nucleolar organizer) dari sebuah kromosom.
c. Kromosom yang belum tampak jelas. Sisanya terdiri dari kromatin,
berupa benang-benang halus yang tersusun atas asam
deoksiribonukleat (ADN) dan protein sehingga membentuk
nukleoprotein. Ini terdiri dari histon dan nonhiston. Dengan interval
yang tak sama (yaitu kira-kira 100 Angstrom) terdapatlah nukleosom,
ialah benda-benda silindris pendek, terdiri dari nukleoprotein, terletak
pada kromosom. Diameter sebuah nukleosom ialah 100 dan
tingginya 55 , sehingga nukleosom itu agak pipih. Beberapa
nukleosom dihubungkan oleh linker ADN. Pada linker ADN terdapat
sebuah histon yang lain macamnya dan disebut HI.

Di dalam sitoplasma tampak adanya mitokondria, yaitu organel


dimana berlangsung pernafasan dari sel. Seluruh urutan kejadian mulai
dari membelahnya nukleus sampai membelahnya nukleus berikutnya
dinamakan siklus mitotik dari sel. Lamanya siklus ini tidak sama untuk
berbagai macam makhluk, yaitu berkisar antara 3-174 jam. Seperti
telah dijelaskan diatas bahwa siklus sel sendiri meliputi interfase dan
pembelahan sel. Dimana interfase meliputi 3 tahap yaitu G1 (periode
pertumbuhan), S (sintesis) dan G2 (persiapan pembelahan).

25
Gambar 3.7 Siklus sel, terdiri dari interfase dan mitosis

Stadium interfase dibedakan atas beberapa fase:


1. G1 = fase gap pertama (fase kekosongan pertama) yang berlangsung
rata-rata antara 12-24 jam. Fase ini disebut demikian karena selama fase
ini tidak ada kegiatan pembelahan nukleus. Nukleus membesar dan
sitoplasma bertambah, karena itu fase ini disebut fase pertumbuhan.
Kromosom belum tampak dengan mikroskop cahaya. Kecuali ada
pembentukan asam ribonukleat (ARN) dan protein, kecuali pula:
a. Enzim yang diperlukan untuk replikasi ADN dalam fase berikutnya
b. Protein yang mungkin berguna untuk memacu pembelahan nukleus
c. Tubulin dan protein yang akan membentuk spindel (gelendong inti)

G1 merupakan stadium yang lamanya memakan waktu sangat variabel.


Ada kalanya G1 m ngambil waktu 30-50% dari seluruh interfase atau
sama sekali tidak ada G1 karena sel segera membelah, seperti pada awal
embrio mamalia, jamur lendir (physarum) dan sejenis khamir
(schizosaccaromyces). Sebaliknya G1 pada sel-sel dewasa dari akar
jagung (Zea mays) memakan waktu 151 jam. Sel-sel somatis yang tak

26
membelah lagi (seperti sel-sel urat syaraf) biasanya hanya terdapat
dalam stadium G1 saja. Beberapa ahli lebih suka menggunakan istilah
G0 untuk situasi demikian ini.

2. S = satium sintesa. Dalam stadium ini terjadi replikasi ADN, sehingga


banyaknya berlipat dua, juga berlangsung pembentukan histon. Pada
akhir stadium ini tiap kromosom terdiri dari dua kromatid. Kakak
beradik (sister chormatids) yang memiliki sentromer bersamaan.
Inilah merupakan aktivitas yang paling penting dan stadium S. Stasium
ini dapat memakan waktu 35-45% dari siklus interfase.
3. G2 = fase gap ke dua atau fase pertumbuhan ke dua. Dalam fase ini
ADN cepat sekali bertambah kompleks dengan protein kromosom dan
pembentukan ARN (asam ribonukleat) serta protein berlangsung. Fase
ini dapat memakan waktu kira-kira 10-20% dari siklus interfase

Mekanisme Aktivasi Mitosis Promating Factor (MPF)


Apabila seluruh proses selama interfase telah selesai maka sel akan
memasuki fase M. Untuk memasuki fase M seperti telah kita ketahui
harus ada pemicunya yaitu MPF. MPF tidak aktif pada saat tidak
berada dalam fase M. MPF baru akan diaktivasi ketika sel akan masuk
ke fase MPF. Mekanisme aktivasi MPF adalah sebagai berikut:
1. Cdc2 berasosiasi dengan protein Cyclin. Membentuk MPF inaktif.
2. Akibatnya kadar cyclin meningkat secara bertahap. Hal ini
menyebabkan Cdc2 terfosforilasi dan akan mengaktivasi protein
kinase pada sisi aktif Wee 1 yang merupakan kinase inhibitory dan
activating kinase MO15 pada sisi katalitik Cdc2.
3. Fosforilasi selanjutnya akan menghambat aktivitas MPF sampai group
fosfat dilepaskan oleh Cdc25 fosfatase.
4. Setelah grup fosfat terlepas maka MPF menjadi aktif. Aktifnya MPF
akan mengaktivasi dirinya sendiri dengan cara mengaktifasikan Cdc25
dan menghambat Well 1 (kinase inhibitory).

27
Setelah mengalami aktifasi MPF nantinya sel akan melanjutkan
tahapan siklus sel menuju ke proses mitosis yang telah dijelaskan
sebelumnya.

D. Regulasi Siklus Sel

Pada uraian di atas kita telah belajar bagaimana pembelahan sel atau
mitosis itu terjadi. Terjadi dengan sedemikian teraturnya pada setiap sel.
Tidakkah kita bertanya-tanya apakah yang mengatur? Atau apalah yang
menyebabkan sel memasuki siklus M atau mitosis setelah sebelumnya
menempuh perjalanan panjang selama interfase yaitu melalui tahap G1, S
dan G2? Apakah mitosis itu terjadi dengan sendirinya secara acak ataukah
ada yang mengontrolnya?

Seperti halnya semua kejadian yang ada di alam ini, ternyata semua
ada yang mengontrolnya. Termasuk yang terjadi pada siklus sel-sel itu
untuk masuk ke fase M. Bahkan tidak hanya fase M. Untuk masuk dan
keluar setiap fase pada interfasi juga dikontrol. Pengontrol atau yang
mengatur adalah protein kinase. Yang akan dikontrol adalah kondisi
lingkungan, pertambahan sel, replikasi DNA, mesin mitosis. Mekanisme
regulasi atau pengontrolan itu dapat kita ibaratkan sebagai mesin siklus sel
yang apabila hendak menjalankan atau berpindah dari satu siklus ke siklus
lain harus di cek dulu dengan serangkaian pertanyaan chekpoint.
Chekpoint dalam siklus sel merupakan titik pengontrolan yang
kritis dimana sinyal berhenti dan sinyal dapat terus mengatur siklus. Sel
hewan umumnya memiliki sinyal berhenti yang menghentikan siklus sel
pada chekpoint, sampai munculnya sinyal terus. Banyak sinyal yang
tercatat pada chekpoint berasal dari mekanisme berasal dari mekanisme
pengawasan seluler, sinyal ini melaporkan apakah proses seluler prosial
hingga ketempat itu telah diselesaikan secara benar, dan dengan demikian
apakah siklus sel itu harus dilanjutkan atau tidak. Chekpoint juga mencatat

28
sinyal dari luar sel, sebagaimana yang akan kita bahas nanti. Tiga
chekpoint utama dijumpai dalam fase G1, G2 dan M.
Untuk banyak sel, chekpoint pada G1 yang dianggap titik restriksi
(pembatasan) dalam sel mamalia tampaknya merupakan yang paling penting.
Jika sebuah sel menerima sinyal terus pada chekpoint G1, sel itu biasanya akan
menyelesaikan siklusnya dan membelah. Tetapi jika sel itu tidak menerima
sinyal terus pada titik itu, sel akan keluar dari siklus dan beralih kekeadaan
tidak membelah yang disebut fase G0. Sebagian besar sel tubuh manusia
sebenarnya berada fase genol seperti yang disebutkan sebelumnya, sel saraf
dan sel otot terspesialisasi tidak pernah membelah. Selain seperti sel hati dapat
dipanggil kembali untuk memasuki siklus sel oleh isyarat lingkungan
tertentu, seperti faktor pertumbuhan yang dilepas pada waktu mengalami luka.
Secara sederhananya dapat diasumsikan bahwa checkpoint akan
memeriksa apakah sel siap atau tidak untuk melanjutkan ke tahapan siklus
berikutnya. Sebagai contoh chekpoint untuk start memasuki G1, pertanyaan
yang muncul adalah: apakah sel-selnya sudah tumbuh besar, apakah kondisi
lingkungan menguntungkan, apakah ukuran sel sudah cukup besae? Apakah
semua DNA sudah direplikasi? Sedangkan kita akan keluar dari fase M maka
pertanyaan yang muncul adalah apakah semua kromosom sudah terikat pada
mikrotubula? Dan pengechekan lain yang dapat meyakinkan bahwa sel siap
untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Sebagai contoh perhatikan gambar
dibawah!

29
Gambar Titik pemeriksaan G1

Jam siklus sel Siklin dan kinase tergantung siklin Kinase yang
menggerakkan siklus sel ini sebenarnya berada pada konsentrasi konstan dalam
sel yang sedang tumbuh, tetapi pada sebagian besar waktunya kinase ini berada
dalam bentuk inaktif. Agar menjadi aktif, kinase seperti ini harus diletakkan
pada siklin, suatu protein yang mendapatkan namanya dari konsentrasinya
yang berfluktuasi secara siklik didalam sel. Karena persyaratan ini, kinase
disebut kinase tergantung siklin atau Cdk (Cyclin-dependent kinase).
Aktifitas Cdk ini naik dan turunbersama dengan perubahan pada konsentrasi
pasangan siklinnya.
Cdk siklin yang ditemukan pertama kali disebut MPF (maturation
promoting factor) atau faktor pemicu kematangan, karena faktor ini memicu
jalan sel melewati chekpoint G2 ke fase M. Apabila siklin yang terakumulasi
selama G2 terkait dengan molekul cdk, kompleks MPF yang terjadi akan
menginisiasi mitosis, tampaknya dengan memfosforilasi berbagai protein. MPF
bekerja langsung maupun tak langsung. Misalnya, MPF menyebabkan
selubung nukleus menjadi terfrakmentasi dengan cara memfosforilasi dan
merangsang kinase lain untuk memfosforilasi protein lamina nukleus, yang
melapisi selubung nukleus. Pada akhir fase M MPf membantu meng-off-kan
dirinya sendiri yang menginisiasi suatu proses yang mengarah kekerusakan
siklinnya oleh enzim proteolitik (penghidrolisis protein). Enzim proteolitik ikut
menggerakkan siklus itu melewati chekpoint fase M, yang mengontrol
mulainya anafase. Anafase dimulai ketika protein yang menyatukan kromatid
saudara pada metafase diuraikan. Bagian nonsiklin MPF, cdk, tetap berada
dalam sel dalam bentuk inaktif sampai molekul ini berikatan dengan molekul
siklin baru yang disintesis selama interfase pada siklus berikutnya.

30
E. Fungsi Reproduksi Sel
Reproduksi sel atau pembelahan sel pada organisme prokariyot dan
eukariyot tentunya memiliki fungsi bagi organisme itu sendiri. Beberapa
fungsi dari reproduksi atau pembelahan sel tersebut antara lain :
1. Untuk memperbanyak jumlah sel untuk pertumbuhan.
2. Sebagai proses regenerasi sel-sel yang telah mati / rusak.
3. Pada makhluk bersel satu (uniseluler) seperti bakteri dan protozoa,
proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk
berkembang biak.
4. Untuk membuat atau memunculkan variasi atau varietas baru
individu.

31
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi
dua atau lebih sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel untuk
memperbanyak diri atau yang disebut dengan bahasa ilmiahnya proses
reproduksi sel.
Proses reproduksi sel pada sel prokaryotik berupa Pembelahan amitosis,
sedangkan pada sel eukaryotik berupa pembelahan mitosis dan meiosis.
Kemudian proses siklus sel dimulai dari fase interfase yang merupakan
fase istirahat dimana tahap-tahap antara lain tahap G1, tahap S, dan tahap G2,
selanjutnya masuk ke dalam tahap mitosis (pembelahan sel) dibagi menjadi 2
yaitu kariokinesis (siklus kromosom) dan sitokinesis (siklus sitoplasma).
Selanjutnya fungsi dari reproduksi sel antara lain : Untuk memperbanyak
jumlah sel untuk pertumbuhan, sebagai proses regenerasi sel-sel yang telah
mati / rusak, pada makhluk bersel satu (uniseluler) seperti bakteri dan
protozoa, proses pembelahan sel merupakan salah satu cara untuk berkembang
biak dan untuk membuat atau memunculkan variasi atau varietas baru
individu.
B. Saran
Berikut ini adalah saran dari tim penyusun makalah yang ditujukkan bagi
pembaca maupun pemakalah yang akan menjadikan makalah ini sebagai :
1. Makalah ini dapat digunakan sebagai referensi dalam mengerjakan tugas
atau sebagai pegangan bahan ajar dengan memerhatikan penyusunnya dan
tidak bersifat plagiatisme.
2. Diharapkan dalam penyusunan makalah agar menggunakan referensi yang
memiliki keakuratan sumber data seperti buku, website terpercaya, jurnal
nasional maupun jurnal internasional.

32
3. Hendaknya isi materi dan isi pembahasan harus sesuai dengan silabus
mata kuliah agar pokok materi yang akan dibahas tidak melenceng dan
tepat dengan apa yang menjadi permasalahan yang di bahas.

33
DAFTAR PUSTAKA

Nn. 2014. http://lembahsemut.blogspot/Pembelahan sel.com. Diakses pada


tanggal 05 Juni 2015 pukul 16.44 Wite.

Reece,Mitchell.2002.Biologi Campbell.Edisi Kelima-Jilid1.Jakarta:Erlangga

Sumadi dan Marianti, Aditya. 2007. Biologi sel. Yogyakarta: Graha ilmu.

34

Anda mungkin juga menyukai