Anda di halaman 1dari 16

1. a. menurut saya dari berita online yang saya baca tanggap darurat di kab.

i kab. Solok Sumatera Barat sudah efektif, hal ini


dibuktikan dari semua pihak yang telah melakukan upaya tanggap darurat yang dilakukan segera pada saat terjadinya
bencana, sebagai berikut :
Upaya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota :
Memberikan yankes di PKM setempat kpd korban banjir
Membantu Evakuasi korban
Melakukan Pemantauan dan Koordinasi dengan lintas sektor terkait.
Upaya Dinas Kesehatan Provinsi :
Melakukan Koordinasi dg Dinkes Kota Balikpapan
Upaya Dinas Kesehatan Regional :
Melakukan Pemantauan dan Membuat Laporan
Upaya Kemenkes :
Melakukan Pemantauan dan Membuat Laporan
Dimana banjir tersebut disebabkan karena hujan Deras dan meluapnya sungai Batang Lembang pd tgl 28 Maret 2017
Pkl.09.30 WIB. Banjir tersebut tidak ada korban jiwa, dapat diinformasikan adalah sebanyak 0 Orang, terdiri dari 0
orang meninggal, 0 orang hilang, 0 Luka Berat/Rawat Inap , 0 Luka Ringan/Rawat Jalan dan 0 Orang pengungsi.

(Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian bencana
untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana
dan sarana)
b. Air banjir mengandung bahan penyebab infeksi yang bisa menyebabkan beragam macam penyakit, terutama kulit dan
pencernaan, berikut dampak kesehatan baik abit penyakit atau kejadian yang dapat di derita oleh korban bencana banjir :

Penyakit dan infeksi kulit

Luka atau memar yang disebabkan barang tajam atau lubang dibawah air

Tifus perut (Typhoid fever)

Disenteri (Salmonella, Shigellosis, Campylobacter)

Infeksi saluran pernafasan

Kolera

Penyakit mata

Setruman listrik

Gigitan atau sengatan dari tikus atau serangga

c. menurut saya penanggulangan banjir di solok sudah cukup baik karena semua sector atau instansi pemerintah ikut bergerak
untuk Penanganan bencana banjir dapat dilihat pada pendayagunaan sumberdaya manusia dan peralatan yang tersedia di
tingkat nasional maupun daerah, diberbagai pihak baik di instansi pemerintah, termasuk TNI dan POLRI, badan usaha
swasta maupun masyarakat untuk dapat melakukan penanganan sebaik-baiknya. Dan untuk kedepannya karena banjir
tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan luapan air sungai maka sebaiknya membuat resapan air dan atau
waduk/danau.
d. agar tidak terdapan korban pada bencana banjir, maka sebaiknya manajemen banjir kedepannya adalah :

(Ancaman) Mewaspadai fenomena yang dapat menimbulkan bencana


(Resiko) Upaya mengurangi ancaman sebaiknya (membantu warga yang rentan menolong dirinya sendiri)
Kewaspadaan
Kesiapsiagaan, yang terdiri dari :
Pencegahan
Mitigasi (mengurangi dampak ancaman)
Persiapan bila terjadi bencana (system peringatan diri, perlengkapan evakuasi, kebutuhan pokok, kesiapan
masyarakat)

2. a. Berikut adalah upaya dalam pencegahan kebakaran hutan :

1. Mengawasi Titik Rawan Kebakaran Hutan


Titik-titik api di Indonesia sangatlah banyak, terutama di Provinsi Kalimantan dan Sulawesi. Maka dari itu harus ada pengawasan
ekstra di titik rawan kebakaran tersebut. Kondisi yang disebut rawan ini biasanya ditandai dengan adanya penumpukan bahan-
bahan yang mudah terbakar seperti rumput yang mengering dan juga kayu. Untuk menganalisis bisa dengan menggunakan Indeks
Kekeringan Keetch Bryam. Indeks Keetch Bryam adalah sebuah metode penilian bahaya kebakaran hutan yang dapat diandalkan
untuk menilai tingkat kerawanan suatu daerah terhadap bahaya kebakaran.

Baca juga :

Akibat Kebakaran Hutan


Kerusakan Hutan

2. Melakukan Patroli dan Pengawasan Lebih Ketat


Dengan melakukan patroli dan pengawasan lebih ketat di tempat yang memang rawan kebakaran, diharapkan nantinya dapat
mengurangi kebakaran hutan yang terjadi. Kegiatan ini sebaiknya lebih sering dilakukan ketika musim kemarau panjang telah tiba.

3. Mendeteksi Kebakaran Hutan Sedini Mungkin


Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan beberapa hal seperti berikut :

mendirikan menara pengawas dengan jarak pandang jauh yang dilengkapi sarana deteksi seperti teropong dan juga sarana
alat komunikasi

mambangun pos jaga disekitar areal tanaman dan juga di kawasan perbatasan dengan penduduk maupun lahan usaha

memanfaatkan sebagik mungkin dari informasi penerbangan, data satelit dan juga data cuaca pada area kawasan hutan

Artikel terkait : Hubungan Antara Awan dan Cuaca

4. Mempersiapkan Peralatan Pemadaman Kebakaran Hutan


Peralatan penting untuk memadamkan api sebaiknya dipersiapkan sedini mungkin agar ketika kejadian sudah tidak perlu bingung
untuk mencari peralatan memadamkankebakaran.

Baca juga :

Penyebab Kebakaran Hutan dan Cara Penanggulangannya


Pencemaran Hutan

5. Membuat Tempat Penampungan Air


Dibeberapa titik yang memang rawan terjadi kebakaran hutan sebaiknya membuat tempat penampungan air atau embung. Dengan
adanya embung ini diharapkan apabila sudah terjadi kebakaran hutan maka dapat meminimailir kebakaran yang terjadi dengan
mengambil air dari embung tersebut.

Artikel terkait :

Cara Membuat Hujan Buatan

Manfaat Penampungan Air

6. Memasang Alarm Peringatan Bahaya Kebakaran


Dengan memasang alarm peringatan kebakaran ini diharapkan untuk memberitahukan kepada penduduk untuk segera
memadamkan api sebelum api berkobar dan merambat. Maka dari itu peran teknologi saat ini sangat dibutuhkan ketika bencana
alam terjadi.

7. Melakukan Penyuluhan
Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka pencegahan kebakaran hutan dengan tujuan untuk meningkatkan
kepedulian masyarakat terhadap kebakaran hutan. Penyuluhan ini juga bisa dengan melakukan praktik langsung di lapangan untuk
menangani bila terjadi kebakaran.

Sponsors Link
8. Tidak Sembarangan Membakar
Dengan melakukan peringatan dini kepada masyarakat sekitar untuk tidak sembarangan membakar sesuatu yang dapat
menyebabkan api merambat kemana-mana serta tidak melakukan pembakaran di dekat tempat yang memang rawan terjadi
kebakaran.

Artikel terkait : Polusi Udara : Penyebab, Dampak, dan Upaya Menanggulanginya

9. Memastikan Bahwa Api Benar-benar Mati


Memastikan api telah mati setelah membakar sesuatu adalah hal yang perlu diperhatikan betul, karena sebagian besar kebakaran
hutan terjadi karena ulah manusia yang lalai untuk tidak memastikan bahwa api tersebut benar-benar sudah mati.

10. Selalu Siap Siaga


Siap siaga untuk segera memberi tahu warga atau instansi yang terlibat apabila kebakaran hutan telah terjadi. Dan juga selalu
melakukan komunikasi dengan pihak yang melakukan patroli. Apabila terdapat sumber titik api segeralah lapor agar ditangani
lebih lanjut.

11. Memeriksa Peraturan Setempat Tentang Perijinan dan Pembatasan Larangan Pembakaran
Peraturan disini biasanya disusun oleh departemen kehutanan dan sumber daya alam. Dalam peraturan tersebut mencakup
peraturan tentang jarak pembakaran rumput atau bahan bahan yang bisa terbakar, peraturan kegiatan kemah dan juga perijinan
untuk menyalakan api unggu serta peraturan bagi pekerjaan yang dilakukan di wilayah hutan. Dengan memeriksa surat tersebut,
nantinya dapat meminimalisir terjadinya kebakaran hutan.

12. Menetapkan Minimal Jarak Pembakaran


Dengan menetapkan batas minimal jarak pembakaran terhadap benda-benda yang mudah terbakar nantinya diharapkan dapat
mengurangi resiko kebakaran. Jarak minimalnya adalah sekitar 50 kaki dari bangunan dan 500 kaki dari hutan.

13. Melakukan Pemetaan Daerah Rawan Kebakaran


Dengan melakukan pemetaan di daerah yang rawan kebakaran diharapkan agar masyarakat lebih fokus dan mengetahui titik mana
yang sering terjadi kebakaran tersebut.

14. Menyediakan Sistem Informasi Kebakaran Hutan


Informasi yang dibutuhkan adalah dengan cara menganalisis kondisi ekologis, sosial dan ekonomi suatu wilayah dan juga
pengolahan data hasil pengintaian petugas.

b. indakan yang Harus Dilakukan

Selain upaya pencegahan kebakaran hutan, berikut adalah tindakan yang harus dilakukan ketika kebakaran hutan terjadi dan
tindakan setelah kebakaran hutan terjadi.

Tindakan Saat Terjadi Kebakaran Hutan


Berikut adalah tindakan yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran hutan :

Identifikasi masalah melakukan identifikasi penyebab kebakaran dengan mencari apa yang menyebabkan kebakaran
tersebut terjadi

Mengumpulkan data-data penting mengumpulkan data keterangan secara rinci dan jelas
Memonitor dan mengevaluasi kejadian memonitor dan mengevaluasi dari proses terjadinya kebakaran dengan mencari
titik api pertama

Mencari air mencari sumber air sebanyak mungkin untuk mematikan api ( baca : Ciri-ciri Pencemaran Air )

Meminta bantuan warga menghubungi warga untuk ikut serta membantu memadamkan api

Meminta bantuan pemerintah bila ternyata api sulit untuk dipadamkan, maka segera hubungi instansi pemerintah yang
berhubungan dengan penanggulangan bencana alam

c. sistem peringatan dini


-peningkatan partisipasi masyarakat
-memasyarakatkan teknik-teknik ramah lingkungan dalam pengendalian kebakaran (zero burning, teknik pembakaran
terkendali, pemanfaatan parit sebagai sekat bakar partisipatif)

d. ada 8 masalah kesehatan yang mengancam warga Riau dan sekitarnya:

1. Kabut asap menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan juga
infeksi.
2. Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik.
3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
4. Bagi yang berusia lanjut dan anak-anak, mereka yang punya penyakit kronik dengan daya tahan tubuh rendah serta wanita yang
sedang hamil, akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
6. Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan
makanan yang tidak terlindungi.
8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola
bakteri, atau virus, dan buruknya faktor lingkungan

dampak lingkungan :
Hal ini pastilah akan menimbulkan banyak dampak buruk seperti polusi udarakarena asapnya, kurangnya pasokan oksigen, tempat
berlindung hewan- hewan manjadi mati, dan lain sebagainya.

3. Matinya binatang

Selain pepohonan yang mati, tidak menutup kemungkinan juga bahwa akan banyak binatang yang mati akibat kebakaran hutan.
Hutan merupakan rumah bagi banyak sekali binatang (baca: fungsi hutan). Bermacam- macam binatang yang hidup di dalam hutan
mulai dari mamalia, amfibi, reptil, serangga, burung, dan lain sebagainya. Maka dari itulah ketika hutan mengalami kebakaran
tidak menutup kemungkinan bahwa binatang- binatang tersebut akan ikut mati. Terebih bagi binatang- binatang habitat aslinya di
hutan tersebut dan sulit untuk melakukan penyelamatan diri. Oleh karena itulah ketika terjadi kebakaran hutan maka banyak
binatang yang akan mati dan menjadi langka.

4. Binatang tidak mempunyai tempat tinggal


Selain binatang- binatang yang mati, masih tersisa pula binatang yang hidup. Binatang- binatang yang masih hidup tersebut pada
akhirnya akan kehilangan tempat tinggal karena hutan telah rusak dan pepohonan yang berada di dalamnya yang notabene adalah
rumah mereka pun sudah mati (baca: ekosistem hutan).

Akibatnya habitat atau lingkungan (baca: fungsi lingkungan hidup bagi manusia) mereka juga akan mati dan mereka tidak akan
mendapatkan hal- hal yang menjadi alat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Binatang- binatang tersebut kemungkinan akan
kesulitan mandapatkan makanan, air bersih, dan yang pasti tempat tinggal untuk sekedar berteduh dan berlindung dari predator-
predator yang berkeliaran mencari mangsa.

5. Terganggunya keseimbangan alam

sponsored links

Dampak selanjutnya yang ditimbulkan dari kebakaran hutan adalah terganggunya keseimbangan alam. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwasannya salah satu fungsi yang dimiliki hutan adalah sebagai penyeimbang alam, baik dengan menetralisir udara
maun sebagai penyimpan cadangan air yang ada di dalam tanah (baca: jenis-jenis air di Bumi). Ketika hutan yang menjadi
penyeimbang alam terbakar, maka secara otomatis keseimbangan alam menjadi treganggu.
Udara yang penuh polusi tidak ada penetralnya lagi, malah akan tambah berpolusi karena kebakaran menimbulkan asap.
Kemudian akar- akar pohon tidak mampu menyerap air secara banyak lagi karena fungsi akar pohon menjadi terganggu. Sejak saat
itulah tanpa kita sadari keseimbangan alam menjadi terganggu dan bahkan sangat terganggu. Oleh karena itulah kebakaran hutan
seringkali dikategorikan sebagai peristiwa alam yang sangat serius keberadaannya dan harus segera ditangan serta dicegah agar
tidak mudah terulang kembali.

6. Banjir
Dampak yang selanjutnya adalah banjir (baca: jenis-jenis banjir). Banjir seperti yang kita ketahui bersama dapat ditimbulkan
ketika hujan turun (baca: proses terjadinya hujan)dengan lebatnya. Banjir ini sangat memungkinkan terjadi apabila hutan terbakar
dan pepohonan menjadi mati. Hal ini karena akar pohon yang tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itulah ketika hujan turun
(terlebih dengan lebat dan intensitas yang lama) maka hal ini akan otomatis akan menimbulkan banjir.

Banjir yang terjadi di wilayah hutan akan sangat merugikan terlebih bagi manusia, binantang dan tentu tumbuh- tumbuhan. Banjir
yang terjadi di wilayah hutan ini akan berefek menimbulkan erosi tanah karena tidak ada penopang untuk tanah dan juga akan
menimbulkan tanah longsor apabila wilayah tersebut adalah wilayah yang berbukit- bukit. Oleh karena itulah sebisa mungkin
banjir ini jangan sampai terjadi dan melanda wilayah hutan karena hutan sendiri merupakan penyeimbang alam yang harus selalu
stabil kondisinya.

7. Kurangnya cadangan air di Bumi

Selain timbulnya banjir, ada pula dampak lain yang bisa ditimbulkan dari kebakaran hutan, yakni kurangnya cadangan air yang ada
di dalam tanah. Jika banjir kemunginan akan melanda ketika musim hujan turun, maka kekurangan cadangan air di Bumi akan
melanda ketika musim kemarau tiba (baca: pembagian musim di Indonesia). Kita telah mengetahui bersama bahwa fungsi akar
pohon salah satunya adalah menyerap dan menyimpan cadangan air di dalam Bumi.

Ketika akar pohon sendiri rusak dan tidak stabil kondisinya, mana mungkin akar pohon tersebut dapat menjalankan fungsinya
dengan baik, termasuk juga fungsi menyimpan cadangan air. Tentu saja hal ini tidak akan berfungsi dengan baik sehingga
cadangan air yang ada di dalam tanah akan menipis dan bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.

8. Polusi udara
Terjadinya polusi udara merupakan dampak yang tidak bisa dipisahkan dari kebakaran hutan. Bagaimanapun juga asap yang bisa
ditimbulkan dari kebakaran hutan ini akan dapat menyebar ke wilayah sekitar sehingga akan menimbulkan polusi udara yang akan
merambah ke wilayah- wilayah sekitarnya, bahkan radius beberapa kilometer.

Polusi udara ini tidak hanya berasal dari asap yang ditimbulkan semata, namun juga bersal dari gas- gas merugikan yang
ditimbulkan akibat dari kebakaran hutan. Gas- gas yang banyak ditimbulkan seperti halnya karbon, dan juga gas- gas rumah kaca
lainnya. Polusi udara ini tentu saja akan menimbulkan banyak sekali kerugian yang tidak hanya dirasakan oleh manusia saja
namun juga makhluk hidup yang lainnya.

9. Menimbulkan banyak penyakit

Dampak selanjutnya yang dapat timbul akibat kebakaran hutan adalah timbulnya berbagai macam bibit penyakit. Penyakit-
penyakit ini menyerang manusia, binatang, dan juga tumbuh- tumbuhan. Penyakit yang sering timbul akibat kebakaran hutan
terutama yang berhubungan dengan pernafasan. Karena bagaimanapun juga, asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan ini
secara otomatis akan berbaur dengan udara yang selalu dihirup manusia dan juga hewan.

Asap yang dihirup ini tentu saja akan menyebabkan berbagai penyakit seperi ISPA dan gangguan paru- paru dan saluran
pernafasan lainnya. Banyak kasus yang menyebutkan manusia meninggal karena terjangkit penyakit pernafasan saat terjadi
kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap. Selain masalah atau gangguan pernafasan, masih banyak lagi jenis penyakit yang
dapat ditimbulkan karena kebakaran hutan ini. Contoh lainnya adalah iritasi pada mata ataupun kulit.

Empat. Menurut saya belum efektif,. karena Tanggap darurat dan bantuan darurat bencana dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,
harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan
sarana. karena masih terdapat korban meninggal sebanyak 19 orang
b.

b. upaya mitigasi dan pencegahan (sertakan contoh)

- Pencegahan

Pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan risiko bencana, baik
melalui pengurangan ancaman bencana maupun kerentanan pihak yang terancam bencana.

- Mitigasi

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana

c. upaya tanggap darurat pada bencana KLB DBD di Aceh kurang maksimal, sehingga masih banyak korban jiwa yang
meninggal akibat lambatnya pertolongan (tanggap darurat) yang di lakukan, dan hal ini tidak berkaca pada kejadian klb
pada tahun sebelumnya malah pada tahun ini (2017) jumlah korban meninggal semakin bertambah.

d. penanggulangan dbd :

- PSN secara lintas sektoral mengikutsertakan peran aktif masyarakat secara rutin dan berkesinambungan

-fogging masal

Fogging focus
-abatisasi selektif

-pemberantasan terpadu

-promosi kesehatan

5. a. Mempersiapkan RHA

1. Informasi awal yang ada ( kejadian )


2. Penetapan tim
3. Informasi yang ada akan di checklist
4. Komunikasi dan koordinasi dengan daerah kejadian dan tim lain ( akses ke daerah, bantuan awal diperlukan, dll )

Tim RHA
1. Petugas medis
2. Epidemiologi
3. Kesehatan lingkungan
4. Sosial
Diharapkan tim memiliki kemampuan analisis yang baik dalam bidangnya, dapat bekerja sama dan dapat diterima, memiliki
kapasitas untuk mengambil keputusan

Informasi awal
Bencana/kejadian dan waktu terjadinya
Masalah yang berkaitan dengan kesehatan sebagai dampaknya
1.Korban meninggal dan luka
2. Jumlah pengungsas
3.Kerusakan sarana kesehatan dan yang masih dapat dimanfaatkan ( puskesmas, pustu, rumah saki)
4. Tersedianya obat-obatan dan vaksin
5. Kemungkinan kemudahan untuk menjangkau daerah yang terkena masalah
Upaya kesehatan yang telah dilakukan
Bantuan awal yang diperlukan

b. ANALISIS RHA

1. Luasnya lokasi kejadian :


a. Hubungan transportasi dengan lokasi : perjalanan terganggu (karena jalan ditutupi tanah yang longsor. )
b. Dampak terhadap kelancaran evakuasi : tidak bisa secara cepat segera sampai tempat pengungsian, jarak pengungsian : di zona
aman (yang ditetapkan oleh pemerintah), sekitar 20 menit dari lokasi kejadian
c. Pelayanan kesehatan : kurangnya tenaga kesehatan
d. Lokasi pemberi bantuan : di zona aman yang ditetapkan pemerintah sekitar 20 menit dari lokasi kejadian
2. Dampak Kesehatan terhadap penduduk :
a. Penduduk mengalami patah tulang dan luka luka
b. Penduduk mengalami kematian
c. Penduduk banyak Gangguan Psikis
3. Potensi Sarana Pelayanan
Kurangnya tenaga kesehatan dan mendirikan posko kesehatan.
4. Potensi sumber air bersih dan sanitasi :
Kurangnya air bersih
5. Ketersediaan logistik
Kurangnya persediaan obat-obatan yang diperlukan
c.. REKOMENDASI
1. Bantuan obat-obatan dan alat sesuai kebutuhan
2. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan medis dan tenaga kesehatan lingkungan
3. Meningkatkan kebutuhan normatif ( pakaian)
4. Pengelolaan makanan dan minuman
5. Pengelolaan sarana kesehatan lingkungan yang diperlukan
6. Kewaspadaan dini terhadap kemungkinan kejadian luar biasa
7. Koordianasi lintas sektoral

Anda mungkin juga menyukai