Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

PADA BALITA S RT 7 RW 2 DENGAN KEP SEDANG


DI DESA BANYUWULU KECAMATAN WRINGIN
KABUPATEN BONDOWOSO

Laporan individu Praktek Kebidanan Komunitas

DisusunOleh:
NURDIYANTI
NIM.090102053

AKADEMI KEBIDANAN STIKES BHAKTI ALL-QODIRI


JEMBER
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
PADA BALITA S RT 7 RW 2 DENGAN KEP SEDANG
DI DESA BANYUWULU KECAMATAN WRINGIN
KABUPATEN BONDOWOSO

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas Ini Telah Disetujui


Tanggal..................2011

Menyetujui dan Mengesahkan

AKADEMI KEBIDANAN
STIKES BHAKTI AL-QODIRI
Koor.Praktik Kebidanan Komunitas, Pembimbing

DWI ANGGUN,S.S.T .............................................


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-
Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah tentang Asuhan Kebidanan Keluarga Pada
Balita S RT 7 RW 2 dengan KEP sedang di Desa Banyuwulu ini dengan baik dan tepat
waktu .
Dalam penulisan makalah, tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak
. Maka dari itu, tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. dr.Hj. Tutik Kusdarwati selaku Kepala Puskesmas Wringin
2. Bapak M.Tohir selaku Kapala Desa Banyuwulu
3. Ibu Sulastri Amd.keb selaku Bidan Desa Banyuwulu dan juga sebagai pembimbing lahan.
4. Orang tua yang telah membantu penulis baik dari segi materi maupun spiritual
5. Teman teman semua yang turut membantu penulis dalam penyelesaian makalah asuhan
kebidanan ini.
6. Pihak pihak lain yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam pelaksanaan maupun dalam pembuatan laporan kegiatan ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu kami tetap mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi peningkatan kualitas dari laporan ini.

Bondowoso, Maret 2012

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iv

BAB I ..... PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Perumusan dan Pembatasan masalah.............................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan........................................................................... 3
1.5 Tahap Penulisan.............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Teori Keluarga
2.1.1 Pengertian........................................................................... 5
2.1.2 Struktur Keluarga............................................................... 6
2.1.3 Ciri-ciri Struktur Keluarga................................................. 6
2.1.4 Tips/ Bentuk Keluarga....................................................... 6
2.1.5 Pemegang Kekuasaan dalam Keluarga.............................. 7
2.1.6 Peranan Keluarga............................................................... 7
2.1.7 Fungsi Keluarga................................................................. 8
2.1.8 Ahli lain membagi fungsi keluarga.................................... 9
2.1.9 Tahap-tahap kehidupan keluarga....................................... 10
2.1.10 Tugas-tugas keluarga....................................................... 11
2.1.11 Ciri-ciri Keluarga............................................................. 12
2.1.12 Ciri-ciri Kekeluargaan Indonesia..................................... 12
2.2 Konsep Teori Kurang Energi Protein............................................ 12
2.2.1 Pengertian............................................................................. 12
2.2.2 Klasifikasi KEP.................................................................... 13
2.2.3 Gejala Klinis KEP Berat/Gizi Buruk................................... 13
2.2.4 Kurang Kalori dan Protein................................................... 15
2.2.5 Mekanisme Pelayanan Gizi Balita KEP Berat..................... 15
2.2.6 Sepuluh Prinsip Dasar Pelayanan Rutin KEP...................... 16

BAB III .. TINJAUAN KASUS


I. Pengkajian.................................................................................. 17
II. Data Objektif.............................................................................. 20

BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 22

BAB V PENUTUP
5.1... Kesimpulan................................................................................ 23
5.2... Saran.......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah meningkatkan
kesadaran dan kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan
masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara yang di tandai
oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat. Memiliki
kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata
serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia
termasuk di Kabupaten Bondowoso.
Untuk memcapai tujuan tersebut maka di desa-desa olehh masyarakat telah
dikembangkan pelayanan kesehatan di Posyandu meliputi KIA, KB, Imunisasi, perbaikan
gizi, dan penanggulangan diare. Dengan adanya perkembangan posyandu yang berkembang
cepat maka cakupan pelayanan kesehatan bagi bayi dan anak balita meningkat dengan cepat
pula. Keadaan ini telah menyumbang penurunan angka kematian bayi dan anak balita dengan
cukup bermakna. Namun karena keterbatasan di Posyandu, maka pelanan kesehatan bagi ibu
tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, sebagai bagian dari pelayanan KIA,
perlu di upayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu. Salah satu upaya tersebut adalah
pelayanan melalui pondok bersalin. (DEPKES RI : 1995)
Menurut UU RI No.IV / Th. 1997 tentang kesejahteraan anak menyatakan bahwa anak
adalah seorang yang belum mencapai usia 2 thun dan belum pernah menikah dan anak
merupakan potensi dan penerus bangsa yang dasar-dasarnya telah diletakan oleh generasi
sebelumnya. Begitu besarnya arti anak dalam kehidupan maka pada tahun 1923 di Geneva,
Liga Bangsa-bangsa telah merumuskan Deklarasi hak-hak anak dan kemudian pada 20
November 1989, PBB menyetujui hak-hak anak yang berbunyi antara lain : hal untuk dicintai
dan dilindungi, hak untuk mendapatkan kesempatan bermain, dls.
Sedangkan pada kenyataannya hak-hak anak tersebut belum dapat dinikmati oleh setiap
anak yang terlahir di bumi ini, terutama di negara yang sedang berkembang termasuk
indonesia yang sebagian besar anak perempuan hidup hidup di daerah pedesaan yang hampir
sebagian besar telah mampu menikmati haknya sebagai seorang anak.
Penyebab masalah tersebut adalah perbedaan gender yang dibuat oleh pengaruh budaya
kita sendiri, tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat kita kurang. Akibatnya anak-
anak menjadi korban terbesarnya antara lain:
1. Dikawinkan pada usia yang muda yaitu usia menarche (<18 thn).
2. Pada masyarakat tradisional wanita mempunyai status gizi yang lebih rendah daripada
laki-laki sehingga terjadi KEP, pada wanita lebih tinggi dengan akibat.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah


1. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan pada latar belakang tersebut maka penulis meumuskan
masalah yaitu bagaimana Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga NY U DENGAN
BALITA KEP SEDANG DI DESA BANYUWULU KECAMATAN WRINGIN
KABUPATEN BONDOWOSO.

2. Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan sedangkan waktu yang tersedia sangat terbatas, maka
penulis membatasi lingkup pembahasan tentang asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
Ny U di Desa banyuwulu,Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah ke dalam proses Asuhan
Kebidanan di Komunitas secara nyata mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah
pada balita S dengan KEP sedang sesuai dengan Asuhan Kebidanan menurut Helen Varney

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada balita S dengan KEP sedang Desa
banyuwulu, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso diharapkan siswa mampu :
a) Melakukan pengkajian data
b) Menentukan diagnosa/masalah
c) Mangidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Melaksanakan suatu tindakan secara intervensi
f) Melakukan suatu tindakan secara implementasi
g) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman serta melaksanakan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
dengan menerapkan teori yang telah didapatkan di perkuliahan.
2. Bagi Institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi.
3. Bagi Keluarga
Agar mereka mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan keluarga sehingga mudah
berkerja sama untuk mengatasi masalah yang ada dalam keluarga.
4. Bagi lahan praktek
Sebagai bahan perbandingan dalam asuhan kebidanan komunitas pada keluarga dengan balita
dengan KEP sedang

1.7 Tahap Penulisan


Secara garis basar penulisan asuhan kebidanan ini adalah sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Pustaka
BAB III : Asuhan Kebidanan Teori
BAB IV : Tinjauan Kasus
BAB V : Pembahasan
BAB VI : Penutup
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP TEORI KELUARGA


2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah suatu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama sebagai
suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil, tetapi tidak selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan atau ikatanikatan lain, mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat
tinggal), biasanya dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk.
(Dep.Kes.RI. 2001)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terkecil dari masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Dep.kes.RI.2003)
Keluarga adalah dua atau lebih dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pemangkatan dan mereka hidup dalam suati rumah tangga dan
berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta
memperhatikan suatu kebudayaan.(Salvician G.Bailon dan Maglaya)
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah:
1. Unit terkecil masyarakat
2. Terdiri dari dua orang atau lebih
3. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
4. Hidup dalam suatu rumah tangga
5. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga
6. Berinteraksi satu sama lain
7. Setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing
8. Menciptakan dan mempertahankan

2.1.2 Struktur Keluarga


Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Patrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami
dan istri.

2.1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga (Aderson Carter)


1) Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2) Ada Keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada Perbedaan Dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

2.1.4 Tips / Bentuk Keluarga


a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family)
adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family)
adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali
dan merupakan inti.
d. Keluarga Dada / Janda (Single Family)
adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e. Keluarga Berkomposisi (Composite)
adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama
f. Keluarga Kabitas (Cohabitation)
adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Tipe keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (extended family),
karena masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu
komuniti dengan adat istiadat yang sangat kuat.

2.1.5 Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga


a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah
b. Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
c. Equalilitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu

2.1.6 Peranan Keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung serta sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan spikososial sesuai dengan tingkat
perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.7 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga :
a. Fungsi Biologis
1. Untuk meneruskan keturunan
2. Memelihara dan membenarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga

b. Fungsi Psikologis
1. Memberi kasih sayang dan rasa aman
2. Memberi perhatian diantara anggota keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4. Memberi identitas keluarga

c. Fungsi Sosial
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
3. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

d. Fungsi Ekonomi
1. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2. Pengaturan pengguna penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya

e. Fungsi Pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perananya sebagai orang dewasa.
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.1.8 Ahli Lain Membagi Fungsi Keluarga Sebagai Berikut :
1) Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2) Fungsi Sosilisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang
tidak baik,sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman
4 ) Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga
5 ) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak
anak-anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan tugas
kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan yang lain setelah kehidupan ini.
6) Fungsi Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,kepala keluarga bekerja untuk
memperoleh penghasilan, mengatur penghasialn tersebut sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7) Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatuf ini tidak selalu harus pergi ke tempat
rekreasi,tetapi yang penting bagaiman menciptakan suasana yang menyenangkan
dalam keluarga rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara menonton tv bersama,
bercerita tentang pengalaman masing-masing anggota keluarga
8) Fungsi Biologis
Tugas keluarga dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi
penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, yaitu :
a) Asih, adalah memberikan kasih sayang, pehatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan meraka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya.
b) Asuh, adalah menuju kebutuan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak
c) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

2.1.9 Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut duvail adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan dalam
pembentukan rumah tangga.
b Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai
generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan
saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga dapat mengasuh, mendidik, dan
memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupan sangat
tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergau dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih..Dalam
fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma sosial budaya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluaga adalah bagaimana
mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak
belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan
umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam
tahap ini anak akan mencari identitas buku dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena
itusuri tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian
antara kedua orangtua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat
menyelesaikan pendidikannya. Maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak
kemasyarakat dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan
memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-
sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan
tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ketahap lanjut usia, kedua orang tua mempersiapkan diri
untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

2.1.10 Tugas-tugas keluarga


Pada dasarnya tugas-tugas keluarga ada 8 tugas pokok sebagai berikut :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan semangat anggota keluarga.

2.1.11 Ciri-Ciri Kekeluargaan


a) Diikat dalam suatu tali perkawinan
b) Ada hubungan darah
c) Ada ikatan batin
d) Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya
e) Ada pengambil keputusan
f) Kerjasama diantara anggota keluarga
g) Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
h) Tinggal dalam suatu rumah

2.1.12 Ciri-Ciri Keluarga Indonesia


a. Suami sebagai pengambilan keputusan
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh
c. Berbentuk monogram
d. Bertanggung jawab
e. Pengambilan keputusan

2.2 KONSEP TEORI KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)


2.2.1 Pengertian
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan
gizi (AKG).

2.2.2 Klasifikasi KEP


Untuk tingkat puskesmas penentuan KEP yang dilakukan dengan menimbang BB anak
dibandingkan dengan umur dan menggunakan KMS dan tabel BB/U baku median
WHO_NCHS
a. KEP ringan bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna
kuning.
b. KEP sedang bila hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak dibawah garis merah
(BGM).
c. KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median WHO_NCHS.
Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/gizi buruk KEP sedang, sehingga untuk
menentukan KEP berat/gizi buruk digunakan tabel baku median WHO-NCHS

2.2.3 Gejala Klinis KEP Berat /Gizi Buruk


Untuk KEP ringan dan sedang ,gejala klinis yang ditemukan hanya anak tampak kurus.
Gejala klinis KEP berat/gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan sebagai
maramus,kwashiokor atau marasic kwashiokor, tanpa mengukur/melihat BB bila disertai
edema yang bukan karena penyakit lain adalah KEP berat/gizi buruk tipe kwasiorkor.
a. Kwashiorkor
1. Edema ,umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
2. Wajah membulat dan sembab
3. Pandangan mata sayup
4. Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit,
rontok
5. Perubahan status mental ,apatis dan rewel
6. Pembesaran hati
7. Otot mengecil (hipotorofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
8. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
9. Sering disertai :penyakait infeksi,umumnya akut,anemia,diare

b. Maramus
1. Tampak sangat kurus ,tinggal tulang terbungkus kulit
2. Wajah seperi orang tua
3. Cengeng, rewel
4. Kulit keriput,jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
5. Perut cekung
6. Iga gambang
7. Sering disertai:-penyakit infeksi
8. Diare kronik atau konstipasi/susah buang air besar

c. Marasmik Kwashiorkor
Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan
maramus,dengan BB/U < 60 % baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak
mencolok.
Patofisiologi :
1. 6 bulan I PPA ,baik dengan cukup protein ,kalori dan vitamin,didapat dari ibu untuk
membentuk antibody.
2. 6 bulan II tumbuh cukup tetapi ASI kurang (protein kalori dan FE) pemberian
makanan tambahan bentuk kaborhidrat tetapi sedikit protein.
3. Tahun II dan III tumbuh buruk atau tidak adanya pertambahan berat badan untuk
lama, kurang makanan protein (untuk karbonhidrat) ASI sekali-2 makanan tambahan kurang
protein timbul campak, diare, malaria, cacingan, dll.
4. Kurang kalori dan protein dapat terjadi pada 3 masa tersebut (tidak pernah terjadi pada
bayi dengan ASI cukup).
2.2.4 Kurang Kalori Dan Protein Bisa Timbul Dari :
1. Konsumsi Makanan Yang Kurang
Adanya ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dan zat gizi dalam
makanan baik kwatitas maupun kualitas.
2. Penyakit Infeksi
Penyakit saluran pencernaan, pernafasan atau campak, keadaan gizi kurang
menjadi bertambah ,sebaliknya penyakit -2 tersebut dapat menjadi pemula
untuk KKP,karena adanya anorexia sehingga timbul gangguan penyerapan
dalam saluran pencernaan / peningkatan kebutuhan gizi.
Penatalaksanaan :
a) Makanan TKTP dengan biologis meninggi diberikan bertahap (bentuk) mula2
cair (susu) lunak biasa
b) Pemberian tidak sekaligus banyak ,mulai dengan sedikit kemudian ditambahkan
secara bertahap
c) Makanan mengandung protein :3 5 gr/kg BB
kalori : 160 175 kalori/kg BB
d) Mineral (kalium dengan mg) diberikan karena hilang oleh BAB yang lunak
e) Untuk pembentukan otot- otot selama masa pertumbuhan
mineral : 3 x/hr 0,5 gr kcl dan 0,1 gr mg
f) Rehidrasi bila ada dehidrasi
g) Terapi terhadap penyakit penyerta (antibiotik bila infeksi )

2.2.5 Mekanisme Pelayanan Gizi Balita KEP Berat /Gizi Buruk


a. Tingkat Rumah Tangga
1. Menimbang anaknya
2. Berikan ASI 0-2 tahun
3. Memberi MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran
4. Segera melapor petugas kesehatan
5. Ibu menerapkan nasehat yang dianjurkan petugas

b. Tingkat Posyandu
1. Petugas menimbang balita setiap bulan serta dicatat pada KMS
2. Petugas menasehati memberikan ASI sampai usia 2 tahun
3. Petugas membderikan penyuluhan pemberian MP-ASI sesuai dengan
anjuran dan usianya
4. Kader memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) pemulihan
bagi balita dengan berat badan tidak naik
5. Petugas merujuk balita kepuskesmas bila ditemukan gizi buruk
6. Petugas melakukan kunjungan rumah memantau perkembangan kesehatan
balita

2.2.6 Sepuluh Prinsip Dasar Pelayanan Rutin KEP Berat/Gizi Buruk Yaitu :
1. Atasi /cegah hipoglikemia
2. Atasi /cegah hipotermia
3. Atasi /cegah.dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Obati/cegah infeksi
6. Mulai pemberian makanan
7. Fasilitas tumbuh kejar(PMT)
8. Koreksi defisiensi nutrien mikro
9. Lakukan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental
10. Siapkan dan rencanakan setelah sembuh
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA


PADA BALITA S RT 7 RW 2 DENGAN KEP SEDANG
DI DESA BANYUWULU KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO

I. Pengkajian
Tanggal : 10 November 2010 Jam :10.00 WIB

A. Identitas Keluarga
1. Nama Keluarga
Nama ayah : Tn J
Nama ibu : Ny U
Nama anak : An I
2. Alamat
Di desa Banyuwulu RT/RW : 7/2 Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso.
3. Komposisi Keluarga

No Nama Jenis Hub.dgn Umur Pendi pekerjaan Keadaan


kelamin keluarga dikan kesehatan
1 TnJ L KK 53 thn SD Swasta Sehat
2 NyU P Ibu 40 thn SD - Sehat
3 An K L Anak 21 thn SMP Swasta Sehat
4 An A L Anak 18 bln SMK - Sehat
5 An S P Anak 13 thn SMP - Sehat
6 Abortus
7 An A P Anak 10 thn SD - Sehat
8 An I P Anak 2 thn - - Sehat

B. Genogram
Keterangan:
= laki-laki = garis perkawinan

= perempuan = garis keturunan

C. Kegiatan sehari-hari

Pola Kegiatan sehari hari


Kebiasaan Suami :
tidur Tidur tidak menentu, biasanya pulang kerja langsung tidur.
Jika malam hari biasanya tidur sekitar jam 22.00 WIB
Istri :
Tidur siang 1 jam dan malam hari tidur sekitar jam 21.00 WIB. Bangun
sekitar jam 05.00 WIB
Kebiasaan Suami :
makan Makan 3X sehari (nasi, dengan lauk pauk dan sayur). Minum air
putih.Setiap mau berangkat kerja suami selalu menyempatkan diri untuk
sarapan dirumah.
Istri :
Makan 3X sehari, porsi nasi dengan lauk pauk dan sayur. Minum air putih
6-8 gelas sehari.
Penggunaan Suami :
waktu Seharihari bekerja dengan pekerjaannya sebagai petani, pulang kerja
senggang digunakan untuk berkumpul dengan keluarga

Istri :
Melakukan pekerjaan rumah, seperti memasak, mencuci. Ibu rutin
mengikuti pengajian.
D. Data Kesehatan lingkungan

Perumahan Status rumah sendiri, terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, dapur,1
kamar mandi,penerangan menggunakan listrik, Ventilasi cukup,
penerangan cukup, rumah tampak bersih.
Sumber air Menggunakan sumur, keadaan air jernih, tidak berbau dan tidak
minum berasa
Tempat Keluarga menggunakan WC yang langsung disalurkan ke sungai.
pembuangan tinja
Pembuangan Sampah dikumpulkan ditempat pembuangan sampah yang telah
sampah disediakan oleh masyarakat dan kemudian di bakar.
Pemanfaatan Ibu dan keluarga periksa ke puskesmas / bidan setampat.
fasilitas kesehatan Pemeriksan kehamilan di bidan terdekat. Pengobatan ketika sakit ke
puskesmas setempat

E. Keadaan Kesehatan Keluarga

Imunisasi Selama hamil ibu telah mendapatkan imunisasi


TT 2 kali
Riwayat persalinan, Nifas Kehamilan pertama
Keluarga Berencana Ibu pernah menggunakan KB suntik 3 bulan, pil,
dan spiral
Keadaan Gizi keluarga Gizi keluarga terpenuhi
Penyakit yang di derita keluarga Ny U tampak sehat begitu juga dengan suami
dan anakanaknya.Untuk saat ini tidak ada
keluhan secara fisik

F. Denah rumah
14 m
Kamar kamar dapur
mandi

kamar ruang
tamu 8m

II. Data Obyektif


1) Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
Keadaan : Baik
Nadi : 88 x/ menit
Pernafasan : 30 x / menit
Suhu : 36,5 C
BB : 8 kg
2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Kepala : Bersih, warna rambut agak kemerahan, tidak ada benjolan,
tidak rontok
Mata : Simetris, conjungtiva merahmuda, sclera putih, palpebra tidak
odema.
Hidung : Tidak polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak ada bibir sumbing.
Telinga : Tidak ada serumen, pendengaran jelas.
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar thyroid.
Dada : Simetris, tidak sesak.
Abdomen : Tidak kembung, tidak buncit, tidak ada benjolan.
Genetalia : Tidak dikaji
Ekstremitas
Atas : Simetris tidak oedema, tidak ada polidaktilin dan sindaktilin,
tidak ada gangguan pergerakan
Bawah : Simetris, tidak oedema, tidak ada polidaktilin dan sindaktilin,
tidak ada gangguan pergerakan.
b) Palpasi
Ekstremitas Atas : Tangan oedema (-)/(-)
Bawah : Kaki oedema (-)/(-)

c) Auskultasi
Dada : Wheezing (-), ronchi (-)
Perut : Bising usus (-)

d).Perkusi
Reflek patella : tidak di lakukan

III. Diagnosa Masalah Dan Kebutuhan


Diagnosa:
Berat badan balita tidak sesuai dengan umur/gizi kurang( KEP sedang)
Kebutuhan:
1. Pemberian gizi seimbang
2. Pemberian makanan pendamping (PMT)
3. Menimbang balitanya secara rutin di posyandu
4. Memeriksakan tumbuh kembang balitanya kepetugas kesehatan ( puskesmas)
IV. Antisipasi masalah potensial
Potensial terjadi BGM (gizi buruk)

V. Intervensi
DX: balita usia 24 bulan dengan KEP sedang
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 hari, Ibu mengerti tentang penyuluhan
yang diberikan.
Kriterial hasil :
- Ibu dan keluarga setuju atas pentingnya makan yang seimbang.
- Ibu dan kelurga setuju untuk memberikan makanan tambahan 2 x sehari
- ibu setuju tidak malu lagi membawa anaknya keposyandu
- ibu sudah mengontrol tumbuh kembang anaknya kepuskesmas

Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga kooperatif dengan tindakan petugas.
2. Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu tentang keadaan balitanya
R/ Ibu mengerti akan kebutuhannya.
3. Jelaskan pada ibu penyebab gizi kurang pada balitanya
R/ Agar ibu tahu penyebab gizi kurang
4. Menjelaskan pada ibu tentang efek samping dari gizi kurang
R/ ibu mengerti dan mau melaksanakan penjelasan dari Nakes
5. Jelaskan pada ibu memberi makanan seimbang pada balitanya
R/ Agar kondisi BB balita meningkat
6. Jelaskan pada ibu untuk memberi makanan tambahan (PMT)
R/ untuk memperbaiki keadaan umum balitanya
7. Anjurkan pada ibu untuk menimbang bayinya di posyandu
R/ untuk mengetahui BB balita secara rutin
8. Anjurkan ibu mengotrol tumbuh kembang anaknya kepuskesmas atau nakes
R/ untuk mengetahui perkembangan balita secara rutin
VI. Implementasi
Diagnosa Masalah Kebutuhan
Balita usia 24 bulan dengan KEP sedang
Hari : Selasa
Tanggal : 10 November 2010

1 Melakukan pendekatan pada Ibu dan keluarga


2.Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu tentang keadaan balitanya bahwa balitanya kurang
energi (KEP)sedang.
3.Menjelaskan pada ibu penyebab gizi kurang pada balitanya terlalu banyak jajan,kurang
protein dan energi
4.Menjelaskan pada ibu tentang efek samping dari gizi kurang mempengaruhi tumbuh
kembang,mempengaruhi kecerdasan balita,apabila terluka akan sulit sembuh.
5.Menjelaskan pada ibu makanan seimbang pada balitanya yang terdiri
dari,nasi,lauk,pauk,buah,sayur.
6.Menjelaskan pada ibu untuk memberi makanan tambahan (PMT) pada balitanya
7.Menganjurkan pada ibu untuk menimbang bayinya di posyandu
8.Menganjurkan ibu mengotrol tumbuh kembang balitanya kepuskesmas

VII. Evaluasi
Hari : Selasa
Tanggal : 10 November 2010
Jam : 10.15 WIB
Diagnosa : balita Ny S dengan kurang energi protein (KEP)sedang.

S : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan petugas


O : Kesadaran : Composmentis
Keadaan : anak lesu,
Tanda-tanda vital
Nadi : 88x/ menit
Pernafasan : 30x / menit
Suhu : 36,5 C
BB : 7 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Memberikan pesan pada ibu tentang :
- Pemberian makanan balita porsi sedikit tapi sering dengan gizi
seimbang.
- Pemberian makanan tambahan (PMT) balita
- Menganjurkan pada ibu untuk menimbang balitanya secara rutin
diposyandu
- Menganjurkan mengontrol perkembangan balitanya dipuskesmas
secara rutin sesuai dengan Advis dokter.
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah memberikan asuhan kebidanan keluarga pada Balita Ny.A dengan KEP
Sedang di Desa Banyuwulu Kecamatan Wringin, masalah Balita BGM atau KEP dapat
teratasi.
KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi. Pada
pembahasan diperoleh analisa bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di
lapangan.
Pada proses pengkajian, dilakukan untuk memperoleh data subyektif dan obyektif.
Data subyektif diperoleh melalui anamnesa pada keluarga pasien, serta dari catatan buku
KIA, sedangkan data obyektif diperoleh dari hasil pemeriksaan (pemeriksaan umum,
pemeriksaan fisik). Dari hasil pengkajian diperoleh masalah/diagnosa dan hal ini ditunjang
dengan data subyektif dan data obyektif.
Pada pembahasan ini, penulis mengungkapkan bahwa antara landasan teori dengan
kasus balita Ny.U tidak terjadi kesenjangan. Maka dengan asuhan kebidanan yang baik dan
tepat dapat memulihkan keadaan balita tersebut sesuai sedia kala.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari asuhan kebidanan keluarga pada balita Ny.U dengan KEP Sedang di Desa
Winongan Kidul dusun Serambi yang dilaksanakan pada tanggal 10 November 2010 ini,
dapat di simpulkan bahwa penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi,
status ekonomi, konsumsi makanan yang kurang.
Untuk mengetahui dan memantau tumbuh kembang balita harus rajin mengikuti
kegiatan posyandu. Karena dengan mengikuti posyandu tumbuh kembang anak dapat
dipantau melewati KMS (Kartu Menuju Sehat). Sehingga apabila ada penyimpangan
dapat diatasi dengan segera dan tidak menimbulkan hal-hal yang butruk.

5.2 Saran
1. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Balita dengan KEP sedang diperlukan
keterampilan dan kedisplinan yang baik.
2. Bagi petugas kesehatan perlunya peningkatan kerjasama yang baik antara keluarga
balita, dan tenaga medis dalam proses pemberian asuhan pelayanan kebidanan.
3. Dalam melakukan proses kebidanan perlu diperhatikan etika dan sopan santun dalam
menghadapi keluarga balita agar sepenuhnya mempercayai petugas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto,S (2002). Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek .Jakarta : Rineka Cipta


Arikunto,S (1998). Prosedur penelitian.Jakarta : Rineka Cipta

Manuaba,Ida Bagus Gd.(1998) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana untuk Pendidikan Bidan.Jakarta :EGC

Moctar,R.(1998).Sinopsis Obstetri 1.Jakarta : EGC

JHPIEGO.(2003).Asuhan Antenatal.Jakarta JHPIEGO

Depkes RI.(2002) Available from : http//situs Bgm.info/gendervaw.

Anda mungkin juga menyukai