Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Masa antenatal atau masa kehamilan merupakan masa yang sangat penting bagi
seorang ibu. Ibu yang sedang hamil mempunyai beban yang berat, yaitu menanggung
dua nyawa sekaligus dalam satu waktu. Kehamilan adalah proses perkembangan janin
dalam kandungan yang melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta
perubahan sosial dalam keluarga (Prawirohardjo, 2005). Kualitas bayi dalam kandungan ibu
sangat di pengaruhi oleh gizi, kondisi fisik dan kondisi psikis ibu saat hamil.

Perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu hamil akan berbeda pada tiap trimester,
sehingga tingkat kecemasan pada tiap trimester juga akan berbeda. Prawirohardjo (2005),
menyatakan bahwa kehamilan ditinjau dari usianya dibagi dalam tiga bagian, yaitu kehamilan
trimester pertama (0-12 minggu), kehamilan trimester kedua (12-28 minggu) dan kehamilan
trimester ketiga (28-40 minggu). Secara umum, penyebab kecemasan pada ibu hamil
karena adanya perubahanperubahan fisik yang menganggu kondisi ibu (Hidayati, 2009).

Selain perubahan fisik, per ubahan psikis dari ibu hamil juga
mempengaruhi. Perubahan psikologi yang terjadi pada ibu hamil dapat meliputi
ketegangan, kecemasan, ketakutan dan konflik batin, jika perubahan-perubahan tersebut
tidak ditangani, maka akan menimbulkan masalah pada ibu dan janin, seperti persalinan
lama dan solusio plasenta (Susanti, 2009). Dukungan yang penuh dari anggota keluarga
penting artinya bagi seorang Ibu bersalin terutama dukungan dari suami sehingga
memberikan dukungan moril terhadap ibu (Kartono, 2007). Dalam hal ini kehadiran suami
sangat penting. Kehadiran suami merupakan salah satu dukungan moral yang dibutuhkan,
karena pada saat ibu hamil, ibu sedang mengalami kecemasan dan stress yang berat.

Kecemasan pada ibu hamil merupakan suatu reaksi emosional dari keadaan
jiwa individu yang disertai dangan ketegangan dan kekhawatiran, sehingga dapat
mengganggu efisiensi individu dalam menghadapi suatu masalah (Wibisono, 2005).
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan adalah perasaan
yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa
objek yang spesifik, dialami secara subjektif dipacu oleh ketidaktahuan yang didahului
oleh pengalaman baru, dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Perasaan cemas akan sering tampak pada ibu hamil, dan cenderung pada ibu
primigravida. Primigravida adalah seorang wanita hamil yang untuk pertama kali (Bobak,
2005). Sebenarnya semua ibu saat hamil akan mengalami kecemasan yang bermacam-
macam. Hal ini dikarenakan proses persalinan adalah sesuatu hal yang baru yang akan
dialaminya. Sedangkan untuk ibu multigravida, meski sudah pernah mengalami proses
melahirkan, tetap akan merasa cemas jika kehamilan sudah mendekati proses melahirkan
dan bila kehamilan yang pertama bermasalah. Ibu primigravida biasanya mendapatkan
kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan yang terjadi dalam tubuhnya
yang menyebabkan ketidaknyamanan selama kehamilannya berlangsung. Hal ini dapat
mempengaruhi psikologis ibu, karena kurangnya pengetahuan ibu saat hamil. Kartono
(2007), menyatakan bahwa kecemasan dan rasa takut akan perubahan-perubahan pada
kehamilan dan proses persalinan meningkat pada ibu primigravida karena hal tersebut
merupakan pengalaman baru dalam hidupnya. Hal tersebut didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Abdul Ghofur dan Eko Purwoko (2007) yang menyatakan bahwa
kecemasan menghadapi persalinan pada ibu primigravida lebih tinggi (41,33%) dibanding
ibu multigravida (33,33%).

Menurut Hamilton dalam Khairani (2007), lebih dari 50% semua ibu hamil mengalami
kecemasan. Beberapa penelitian terdahulu yang memperkuat adanya kecemasan pada ibu
hamil adalah Penelitian yang yang dilakukan oleh Yumida (2006) tentang kecemasan pada
ibu primigravida bahwa 35,22% ibu mengalami kecemasan ringan, 57,89% ibu menglami
kecemasan sedang, dan 7,89% ibu mengalami kecemasan berat (Khairani, 2007). Hasil
survei yang dilakukan bulan September-November 2003, oleh Seksi Pelayanan Khusus
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan RS Jiwa Bandung, RS Jiwa
Cimahi, dan Bagian Psikiatri FKUP atau RSHS melakukan survei kesehatan jiwa pada ibu
hamil dan menyusui di 112 puskesmas 24 kabupaten Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian
ini menunjukkan, 798 orang atau (27%) dari 2.928 responden ibu hamil dan menyusui,
menunjukkan tanda gangguan psikiatri berupa kecemasan (Budi A. dan Sulistyorini, 2007).

Kecemasan yang dialami ibu hamil dapat diatasi dengan adanya dukungan. Suami
sangat berperan untuk membantu dalam menjaga kondisi fisik maupun menenangkan
psikologi istri. Keberadaan suami disisi istri saat melahirkan sangatlah penting dalam
menciptakan rasa aman dan nyaman (Glade, 2002).

Suami bukan saja dituntut untuk memberikan nafkah, tetapi juga harus selalu
mendampingi istri saat hamil. Suami sebaiknya mendampingi istri untuk memeriksakan
kehamilannya, sehingga suami dapat mengetahui dan mengikuti tahap demi tahap
perkembangan bayi. Kondisi menjelang persalinan merupakan saat-saat yang
menegangkan dan melelahkan bagi seorang ibu hamil. Dalam situasi demikian, keberadaan
suami di samping istri sangat membantu perasaan istri menjadi lebih terkontrol. Dapat
disimpulkan bahwa kecemasan yang dialami ibu hamil dapat diatasi dengan adanya
dukungan. Suami sangat berperan untuk membantu menenangkan kondisi fisik maupun
psikis istri (Glade, 2002).

Dalam studi pendahuluan, Peneliti melakukan survey terhadap beberapa calon


responden. Peneliti mewawancarai beberapa ibu hamil yang sedang memeriksakan
kandungannya di Puskesmas Pembantu (PUSTU) Sumber Jambe. Ketika peneliti
melakukan wawancara pada ibu hamil, mayoritas ibu hamil tersebut menyatakan cemas
saat memeriksakan kandungan karena tidak ditemani oleh suami, tetapi ditemani oleh
saudara, orang tua, atau teman. Dari hasil wawancara diperoleh data 3 dari 5 orang ibu
hamil menyatakan cemas saat hamil pertama kali.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin mengetahui tentang "Hubungan Dukungan
Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III di Puskesmas Pembantu
(PUSTU) Desa Sumber Jambe".

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Dukungan
Suami terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Trimester III di di Puskesmas
Pembantu (PUSTU) Desa Sumber Jambe.

1.3 Hipotesis

Diduga adanya pengaruh Dukungan Suami terhadap Tingkat Kecemasan Ibu


Primigravida Trimester III.

Anda mungkin juga menyukai