Anda di halaman 1dari 15

2.

True Experimental Design


Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan
demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri
utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun
sebagai kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya
adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random. Desain true
experimental terbagi atas :
a. Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut
kelompok kontrol.
b. Pretest-Posttest Control Group Design.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak/random, kemudian diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
c. The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua kelompok
diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu dari
kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.
3. Quasi Experimental Design
Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang
sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi
Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok kontrol
yang digunakan untuk penelitian.
Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin
menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak. Sebagian
menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk mengatasi kesulitan
dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka dikembangkan desain Quasi
Experimental. Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:
a. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil
pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapay diketahui
dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
b. Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
c. Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan, hanya dalam urutan perlakuan yang
berbeda-beda, dan dilakukan secara random.
4. Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang
dimanipulasi). Desain faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain true-
eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap dua atau lebih variabel, secara individual
dan dalam interaksi satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk menentukan apakah efek
suatu variabel eksperimental dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut khusus untuk level khusus dari
variabel kontrol, selain itu juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang tidak dapat
dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal.
Lainx,,,

Rancangan penelitian Ekperimen


Penelitian ekperimen dalam keperawatan meliputi pre experimental design,true
experimental design, dan quasy experimental design.

Pre Experimental Design

Rancangan ini merupakan rancangan penelitian eksperimen yang paling lemah dan tidak
digunakan untuk membuktikan kausalitas. Pre experimental design terdiri atas one shot case
study, pretest-pretest design dan static group comparison.

One shot case study


Penelitian ini dilakukan dengn memberikan intervensi/perlakuan untuk kemudian dilihat
dampaknya atau pengaruhnya /hasil pengamatan seperti penelitian berikut : Pengaruh PKMRS
terhadap Tingkat Kepatuhan Kontrol
. Kegiatan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah, subjek diberikan penyuluhan
tentang kesehatan masyarakat, kemudian dilihat dampaknya terhadap tingkat kepatuhan control.

Pre test-post test design


Penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan pretest (pengamatan awal) terlebih dahulu
sebelum diberikan intervensi, Setelah diberikan intervensi, kemudian dilakukan kembali posttest
(pengamatan akhir).

Static group comparison


Rancangan ini merupakan rancangan preeksperimental dengan cara menmbah kelompok control.
Caranya adalah pada kelompok perlakuan setelah diberikan perlakuan, lalu dilakukan
pengamatan, sedangkan pada kelompok control hanya dilakukan pengamatan saja.
Kelemahan desain preexperimental ini adlah akan terdapat bnyak variable-variabel luar
yang berpengaruh dan sulit dikontrol sehingga tingkat validitas akan berkurang atau akan
menyebabkan hasil intervensi yang di dapat kurang akurat.

True Experimental Design (Desain Eksperimen Murni)

True experimental design merupakan jenis rancangan penelitin yang mempunyai ketelitian
tinggi karena sampelnya dipilih secara acak dan ada kelompok kontrolnya. Pada penelitian ini
semua variable luar dapat dikontrol sehingga rancangan ini dapat dikenal dengan experiment
yang betul-betul experiment.
Ada tiga jenis true experimental design, yakni 1) randomized pretest-posstest control group
design, 2) randomized posstest only control design, 3) solomom four group design.

Randomized Pretest-Posstest Control Group Design


Model rancangan ini adalah ada dua kelompok yang dipilih secara acak, lalu diberi pretest untuk
mencari perbedaan dengan kelompok control terhadap eksperimen yang digunakan.
Randomized Posstest Only Control Design
Cara yang digunakan untuk model rancangan ini adalah ada dua kelompok yang dipilih secara
acak, kemudian satu kelompk diberi perlakuan, sedangkan yang lainnya tidak diberi perlakuan
dan kemudian langsung diamati atau diukur.

Solomom Four Group Design


Cara yang digunakan dalam rancangan ini adalah mengambil sampel yang telah diacak
sebelumnya, kemudian dibagi dalam empat kelompok, kelompok pertama dilakukan
observasi/pengamatan, kemudian diberikan perlakuan lalu diukur/diobservasi. Pada kelompok
kedua dilakukan observasi awal tanpa perlakuan kemudian diukur/diamati. Untuk kelompok
ketiga langsung diberi perlakuan dan sesudahnya dilakukan pengamatan, sedangkan pada
kelompok keempat langsung dilakukan pengamatan.
Lainx,,,
METODE PENELITIAN EKSPERIMENTAL
BAB I
PENDAHULAUAN

1.1 Latar Belakang


Seorang peneliti pada prakteknya di lapangan akan memilih salah satu metode yang
dipandang paling cocok untuk penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh,
tujuan, dan masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah masalah
efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana, tenaga, waktu dan
kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat menghasilkan informasi yang
lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat, sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.
Salah satu metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen. Metode penelitian
eksperimen merupakan suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment)
yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya
perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. Ciri khusus dari penelitian ini adalah adanya
percobaan atau trial atau intervensi. Percobaan itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap
suatu variabel. Dari perlakuan tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap
variabel yang lain.

Oleh karena itu penting kiranya untuk dibahas salah satu metode penelitian, yaitu metode
penelitian eksperimen. Dengan dibahasnya metode penelitian eksperimen ini dalam bentuk
makalah dapat memberikan gambaran secara umum tentang metode penelitian eksperimen
tersebut.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan atas uraian latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan permasalahan
sebagai berikut :
I.2.1 Apa pengertian penelitian eksperimen?
I.2.2 Bagimana karakteristik penelitian eksperimen?
I.2.3 Apa saja langkah-langkah penelitian eksperimen?
I.2.4 Bagaimana validitas hasil penelitian eksperimen?
I.2.5 Apa saja macam-macam bentuk desain eksperimen?
I.2.6 Aplikasi penelitian eksperimen dalam kesehatan?

I.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
I.3.1 Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.
I.3.2 Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.
I.3.3 Mengetahui langkah-langkah penelitian eksperimen.
I.3.4 Mengetahui validitas hasil penelitian eksperimen.
I.3.5 Mengetahui macam-macam bentuk desain eksperimen.
I.3.6 Mengetahui macam-macam bentuk design penelitian eksperimen.

I.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari penulisan makah ini adalah sebagai bahan pembelajaran bagi
penulis mengenai penelitian eksperimen dan juga sebagai bahan mahasiswa dalam mempelajari
metode penelitian yang nantinya di aplikasikan dalam penelitian eksperimen dalam kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pengertian
Eksperimen adalah bentuk khusus investigasi yang digunakan untuk menentukan variabel-
variabel apa sajakah, serta bagaimana bentuk hubungan antara satu dengan yang lainnya. Metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain. Contohnya dalam bidang fisika penelitian-penelitian dapat
menggunakan desain eksperimen karena variabel-variabel dapat di pilih dan variable lain dapat
mempengaruhi proses eksperimen dan dapat dikontrol secara tepat, adapun contohnya dalam
bidang fisika mencari pengaruh panas terhadap muai panjang suatu benda. Dalam hal ini variasi
panas dan muai panjang dapat di ukur secara teliti, dan penelitian dilakukan dilaboratorium,
sehingga pengaruh-pengaruh variable lain dari luar dapat di kontrol. Sedangkan dalam penelitian
sosial khususnya pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit
mendapatkan hasil yang akurat, karna banyak variable luar yang berpengaruh dan sulit
mengontrolnya adapun contohnya mencari pengaruh metode kontekstual terhadap kecepatan
pemahaman siswa dalam pelajaran matematika, atau pengaruh penggunaan media pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa.
Metode penelitian experimen banyak digunakan dalam penelitian yang bersifat labora-
toris dan kini dapat digunakan untuk penelitian sosial. Meskipun demikian penggunaan metode
ini akan menjadi sangat rumit mengingat objek yang diteliti menyangkut interaksi manusia
dengan lingkungan atau antar manusia itu sendiri.

II.2 Karakteristik
Ada tiga hal yang menjadi karakteristik penelitian eksperimental:
1. Manipulasi, dimana peneliti menjadikan salah satu dari sekian variabel bebas untuk menjadi
sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti, sehingga variabel lain dipakai sebagai
pembanding yang bisa membedakan antara yang memperoleh perlakuan/manipulasi dengan yang
tidak memperoleh perlakuan/manipulasi.
2. Pengendalian, dimana peneliti menginginkan variabel yang diukur itu mengalami kesamaan
sesuai dengan keinginan peneliti dengan menambahkan faktor lain ke dalam variabel atau
membuang faktor lain yang tidak diinginkan peneliti dari variabel.
3. Pengamatan, dimana peneliti melakukan suatu kegiatan mengamati untuk mengetahui apakah
ada pengaruh manipulasi variabel (bebas) yang telah dilakukannya terhadap variabel lain
(terikat) dalam penelitian eksperimental yang dilakukannya.

II.3 Langkah-Langkah Penelitian Eksperimen


Pada umumnya, penelitian eksperimental dilakukan dengan menempuh langkah-langkah
seperti berikut, yaitu:
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan permasalahan yang
hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan
hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan merumuskan definisi operasional dan
definisi istilah.
4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan:
a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya
kontaminasi proses eksperimen.
b. Menentukan cara mengontrol.
c. memilih rancangan penelitian yang tepat.
d. menentukan populasi, memilih sampel (contoh) yang mewakili serta memilih sejumlah subjek
penelitian.
e. membagi subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
f. membuat instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi pendahuluan agar diperoleh
instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan.
g. mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan hipotesis

5. Melaksanakan eksperimen.
6. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
7. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan vaniabel yang telah ditentukan.
8. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk
menentukan tahap signifikasi hasilnya.
9. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan, dan pembuatan laporan.

II.4 Validitas Hasil Eksperimen


Suatu eksperimen dikatakan valid jika hasil yang diperoleh hanya disebabkan oleh variabel
bebas yang dimanipulasi, dan jika hasil tersebut dapat digeneralisasikan pada situasi di luar
setting eksperimental (Emzir:2009) Sehingga ada dua kondisi yang harus diterima yakni faktor
internal dan eksternal.

1.Validitas Internal
Validitas ini mengacu pada kondisi bahwa perbedaan yang diamati pada variabel bebas
adalah suatu hasil langsung dari variabel bebas yang dimanipulasi dan bukan dari variabel lain.
Campbel dan Stanley (dalam Gay:1981) sebagaimana dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi
delapan ancaman utama terhadap validitas internal, antara lain:
Historis, dimana munculnya suatu kejadian yang bukan bagian dari perlakuan dalam
eksperimen yang dilakukan, tetapi mempengaruhi model, karakter, dan penampilan variabel
bebas.
Maturasi, dimana terjadi perubahan fisik atau mental peneliti atau obyek yang diteliti yang
mungkin muncul selama suatu periode tertentu yang mempengaruhi proses pengukuran dalam
penelitian.
Testing, dimana sering terjadi ketidak efektifan suatu penelitian yang menggunakan metode
test karena suatu kegiatan test yang dilakukan dengan menggunakan pra test dan post test,
apalagi dengan rentang waktu yang cukup panjang, dan terkadang nilai pra test dan post test
yang sama.
Instrumentasi, instrumentasi sering muncul karena kurang konsistensinya instrumen
pengukuran yang mungkin menghasilkan penilaian performansi yang tidak valid. Dimana jika
dua test berbeda digunakan untuk pratest dan postest, dan test-test tersebut tidak sama tingkat
kesulitannya, maka instrumentasi dapat muncul.
Regresi Statistik, dimana regresi statistik ini sering muncul bila subyek dipilih berdasarkan
skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyektif yang memiliki skor yang paling tinggi
pada pratest ke skor yang lebih rendah pada postes, begitupun sebaliknya.
Seleksi subyek yang berbeda, dimana biasanya muncul bila kelompok yang ada digunakan dan
mengacu pada fakta bahwa kelompok tersebut mungkin berbeda sebelum kegiatan penelitian
dimulai.
Mortalitas, dimana sering terjadi bahwa subyek yang terkadang drop out dari lingkup
penelitian dan memiliki karakteristik kuat yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

2.Validitas Eksternal
Validitas ini mengacu pada kemampuan generalisasi suatu penelitian. Dimana dibutuhkan
kemampuan suatu sampel populasi yang benar-benar bisa digeneralisasikan ke populasi yang lain
pada waktu dan kondisi yang lain.
Campbell dan Stanley dalam Gay (1981) yang dikutip Emzir (2009) mengidentifikasi beberapa
ancaman terhadap validitas eksternal, diantaranya:
Interaksi Prates-Perlakuan, dimana biasanya sering muncul bila respons subjek berbeda pada
setiap perlakuan karena mengikuti prates.
Interaksi Seleksi-Perlakuan, dimana akibat yang muncul bila subjek tidak dipilih secara acak
sehingga seleksi subjek yang berbeda diasosiasikan dengan ketidakvalidan internal.
Spesifisitas Variabel, adalah suatu ancaman terhadap yang tidak mengindahkan
generalisabilitas dari desain eksperimental yang digunakan.
Pengaturan Reaktif, mengacu pada faktor-faktor yang diasosiasikan dengan cara bagaimana
penelitian dilakukan dan perasaan serta sikap subjek yang dilibatkan.
Interferensi Perlakuan Jamak, biasanya sering muncul bila subjek yang sama menerima lebih
dari satu perlakuan dalam pergantian.
Kontaminasi dan Bias Pelaku Eksperimen, sering muncul bila keakraban subjek dan peneliti
mempengaruhi hasil penelitian

II.5 Bentuk-Bentuk Desain Experimen


Apabila seorang peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimen, maka peneliti akan
sangat bergantung oleh kondisi saat observasi dilakukan. Peneliti harus melakukan kendali
terhadap kemungkinan adanya kontaminasi hubungan diantara variabel-variabel independen dan
variabel dependen. Berikut ini akan dijelaskan bentuk-bentuk desain eksperimental.
II.5.1 Pre Eksperimental
Pre-Eksperimental designs (nondesigns) belum merupakan eksperimen sesungguhnya
karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen. Bentuk Pre-Eksperimental Designs (nondesigns) ada beberapa macam yaitu:
A. Posttest Only Design
Contoh:
Pengaruh diklat (X) terhadap prestasi kerja karyawan (0).
Sesuai dengan paradigma maka: terdapat kelompok pegawai yang diberi diklat, kemudian
setelah selesai dan bekerja beberapa bulan diukur prestasi kerjanya.

B. One-Group Pretest-Posttest
Bila dalam one-shot case study tidak di beri pretest, maka pada paradigma ini terdapat pretest
sebelum diberi perlakuan sehingga hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Jadi dalam One-Group Pretest-Posttest ini diberikan test terlebih dahulu sebelum diberikan
diklat, kemudian setelah diberikan diklat diberikan test kembali, sehingga pengaruhnya jelas
antara sebelum diklat dan setelah diklat.

C. Intact-Group Comparison
Terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi menjadi dua, yaitu
setengah kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah kelompok untuk kontrol
(yang tidak diberi perlakuan).
Contoh:
Terdapat sekelompok siswa dalam sebuah sekolah, setengah siswa menggunakan media
dalam proses pembelajaran (O1), dan setengahnya lagi tidak memakai media dalam proses
pembelajaran (O2). Setelah beberapa bulan kemudian diukur prestasinya, kelompok siswa yang
mana yang prestasinya lebih bagus apakah yang menggunakan media atau yang tidak
menggunakan media dalam proses pembelajaran. Jadi pengaruh media terhadap prestasi belajar
adalah (O1-O2).

II.5.2 True Experimental


Dikatakan true experimental (eksperimen yang sungguhan), karena dalam desain ini,
peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang kemungkinan dapat mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian)
dapat menjadi lebih baik. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random atau acak dari sebuah
populasi. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel dipilih secara random.
Ada tiga bentuk true experimental design, yaitu :

A. Pretest-posttest with control group design.


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian di beri pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakuan adalah (O2 O1) (O4 O3).

B. Randomized Salomon Four Group


Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok dipilih secara random. Dua
kelompok diberi pratest dan dua kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan satu
dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen, setelah itu keempat kelompok ini diberi
posttest.

C. Posttest Only Control Group Design

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing di pilih secara random (R).
Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi
perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi (treatment) adalah (O 1 : O2).
Dalam penelitian yang sesungguhnya pengaruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai
statistik t-test misalnya. Kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
Contoh:
Terdapat dua kelompok siswa yang dipilih secara random dalam sebuah sekolah. Kelompok
pertama diberikan perlakuan, yaitu kelompok pertama menerima pelajaran di kelas yang berisi
AC, dan kelompok yang lain tidak. Kemudian dibandingkan perbedaan pretasi antara siswa yang
menerima pelajaran di ruang ber-AC dengan siswa yang menerima pelajaran di ruangan yang
tidak ber-AC. Apabila terdapat perbedaan prestasi yang sangat signifikan maka ruangan ber-AC
sangat memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

II.5.3 Quasi Experimental


Merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
Mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dua bentuk eksperimen ini
yaitu:
A. Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut
keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok
dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pre test yang baik adalah O 1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah
O5=O6=O7=O8.
B. Control Time Series Design
Pada dasarnya rancangan ini adalah rancangan rangkaian waktu, hanya saja menggunakan
kelompok pembanding (kontrol).
C. Non Equivalent control group
Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini,
baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok
tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretest,
kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postest.
Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan bumbu pada sekelompok
makanan terhadap nilai penjualan. Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok jenis makanan,
yang separuh diberi perlakuan dengan ditambah bumbu tertentu dan yang separuh tidak. O1 dan
O3 merupakan nilai penjualan makanan setelah ditambah bumbu. O4 nilai penjualan makanan
yang tidak diberi tambahan bumbu.
D. Separate Sample Pretest Posttest
Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari
populasi tertentu.Kemudian dilakukan intervensi atau program pada seluruh populasi tersebut.
Selanjutnya dilakukan posttest pada kelompok sampel lain, yang juga dipilih secara acak dari
populasi yang sama. Rancangan ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari
pretest, meskipun tidak dapat mengontrol sejarah, maturitas, dan instrumen.
II.6 Aplikasi Penelitian Eksperimen Dalam Kesehatan
Penerapan penelitian eksperimen dalam kesehatan disebut penelitian intervensi dan
penelitian klinis yang biasanya digunakan dikalangan medis, sedangkan penelitian intervensi
atau penelitian operasional digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat, pada penelitian
intervensi perlakuan diberikan dalam wujud paket yang dikenakan pada secara kolektif dalam
komunitas, sedangkan efek perlakuan diamati dengan menggunakan satuan analisis individual
maupun kelompok. Pada dasarnya ada dua tipe penelitian intervensi, yakni intervensi di bidang
preventif dan penelitian intervensi di bidang kuratif :
a. Penelitian Intervensi Preventif
Penelitian ini mencoba mempelajari faktor-faktor resiko dengan kejadian suatu penyakit
dengan memberikan perlakuan atau manipulasi terhadap faktor risiko tersebut pada subjek.
Walau efek perlakuan yang diberikan secara kolektif pada individu dalam masyarakat tersebut
dapat diamati dengan pendekatan individual, tetapi pengamatan tersebut lebih sering dilakukan
dengan pendekatan kelompok.
b. Penelitian Intervensi Kuratif
Penelitian eksperimental/intervensi ini mencoba memberikan perlakuan terhadap
perkembangan suatu penyakit. Dengan kata lain, penelitian ini akan mengungkapkan apakah
riwayat alamiah penyakit dapat dimanipulasi secara spesifik. Perlakuan dalam penelitian ini
adalah berupa pemberian penatalaksanaan tindakan kuratif kepada masyarakat untuk
menanggulangi penyakit endemi masyarakat. Perlakuan bisa berupa penyuluhan kepada
masyarakat dalam mengahadapi penyakit dan dapat dalam bentuk pengobatan massal.

BAB III
SIMPULAN
Metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain. Metode penelitian eksperimen memiliki
karakteristik diantaranya adalah Manipulasi,pengendalian dan pengamatan. Bentuk desain
metode penelitian experimen adalah Pre Experimental, True Experimental, dan Quasi
Experimental. Penerapan penelitian eksperimen dalam bidang kesehatan masyarakat disebut
penelitian intervensi atau penelitian operasional.

DAFTAR PUSTAKA

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Raja Grafindo
Persada:Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai