Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia membutuhkan suply oksigen secara terus-menerus untuk proses respirasi sel,
dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun produk dari proses tersebut.
Pertukatan gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses respirasi sel terus
berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi sel ini berasal dari atmosfer, yang
menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak 21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk
kedalam tubuh melalui perantaraan alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus
yang terdapat di paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut diatas maka perumusan masalah
diantaranya:
1. Apa pengertian system pernapasan?
2. Bagaimana mekanisme sistem pernapasan manusia?
3. Bagaimana proses pemenuhan kebutuhan oksigen?
4. Ada berapa macam cara pernapasan manusia?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian system pernapasan
2. Untuk mengetaui mekanisme system pernapasan manusia
3. Untuk mengetahui proses pemenuhan kebutuhan oksigen
4. Untuk mengetahui berapa macam cara pernapasan manusia

BAB II
PEMBAHASAN
1

pada makalah ini

2.1 Pengertian
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan oksigen,
pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Menusia dalam bernapas
menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang karbondioksida ke lingkungan.
Respirasi dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu :
o Respirasi Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
o Respirasi Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel
tubuh.
2.2 Mekanisme Jalannya Udara Pernapasan
System pernapasan terdiri atas saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah. Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan epiglottis.
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari trachea, bronkus, bronkiolus dan paru-paru.
Adapun mekanismenya adalah sebagai berikut:

Nasal (Hidung)
Hidung merupakan organ pernapasan yang pertama dilalui udara luar. Didalam rongga

hidung terdapat rambut dan selaput lendir berguna untuk menyaring udara yang masuk, lendir
berguna untuk melembabkan udara, dan konka untuk mengangatkan udara pernapasan.

Faring
Faring merupakan percabangan dua saluran, yaitu saluran tenggorokan (nasofaring) yang

merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan (oralfaring) yang merupakan saluran
pencernaan.

Laring (pangkal tenggorokkan)

Merupakan bagian pangkal dari saluran pernapasan (trakea). Laring tersusu atas tulang
rawan yang berupa lempengan dan membentuk struktur jakun. Diatas laring terdapat katup
(epiglotis) yang akan menutup saat menelan. Katup berfungsi mencegah makanan dan minuman
masuk ke saluran pernapasan. Pada pangkal larink terdapat selaput suara. Selaput suara akan
bergetar jika terhembus udara dari paru-paru

Trakea (tenggorokan)
Batang tenggorokan terletak di daerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorokkan

berbentuk pipa dengan panjang 10 cm. dinding trakea terdiri atas 3 lapisan, lapisan dalam berupa
epithel bersilia dan berlendir. Lapisan tengah tersusun atas cincin tulang rawan dan berotot polos.
lapisan luar tersusun atas jaringan ikat. Cincin tulang rawan berfungsi untuk mempertahankan
bentuk pipa dari batang tenggorokkan, sedangkan selaput lendir yang sel-selnya berambut getar
berfungsi menolak debu dan benda asing yang masuk bersama udara pernapasan. Akibat tolakan
secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin.

Bronchus (cabang tenggorokkan)


Ujung tenggorokkan bercabang dua disebut bronchus, yaitu bronchus kiri dan bronchus

kanan. Struktur bronchus kanan lebih pendek dibandingkan bronchus sebelah kiri. kedua
bronchus masing-masing masuk kedalam paru-paru. Didalam paru-paru bonchus bercabang
menjadi bronchiolus yang menuju setiap lobus (belahan) paru-paru. bronchus sebelah kanan
bercabang menjadi 3 bronchiolus, sedangkan sebelah kiri bercabang menjadi 2 bronchiolus.
Cabang bronchiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang disebut
alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah. melalui kapiler darah oksigen
yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah.

Pulmo (alveolus)
Paru-paru terletak dalam rongga dada diatas diafraghma. Diafraghma adalah sekat rongga

badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru-paru terdiri dari dua bagian yaitu
paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir
sedangkan paru-paru kiri terdiri atas 2 gelambir. Paru-paru dibungkus oleh 2 buah selaput yang
disebut selaput pleura. Selaput pleura sebelah luar yang berbatasan dengan dinding bagian dalam
3

rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang membungkus paru-paru disebut pleura
visceral. Diantara kedua selaput terdapat rongga pleura yang berisi cairan pleura yang berfungsi
untuk mengatasi gesekan pada saat paru-paru mengembang dan mengempis.

Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot

dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua
bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis).

2.3 Proses Pemenuhan Kebutuhan Oksigen


4

Proses pemenuhan kebutuhan oksigen di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi, dan transportasi.
a) Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, antara
lain:
Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka
tekanan udaranya semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah
tempat tersebut maka tekanan udaranya semakin tinggi.
Adanya kondisi jalan napas yang baik. Jalan napas tersebut dimulai dari hidung
hingga alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat
dipengaruhi oleh system saraf otonom. Sitem saraf tersebut terdiri atas system
saraf simpatis dan parasimpatis. Terjadinya rangsangan saraf simpatis dapat
menyebabkan relaksasi sehingga dapat terjadi vasodilatasi, sedangkan kerja saraf
parasimpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan
vasokontriksi atau proses penyempitan. Adapun baiknya kondisi jalan napas dapat
disebabkan oleh adanya peran mucus siliaris sebagai penangkal benda asing yang
mengandung interveron yang dapat mengikat virus. Selain itu, baiknya kondisi
jalan napas juga dipengaruhi oleh adanya reflek batuk dan muntah.
Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis. Kemampuan paru-paru untuk mengembang
disebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO2 atau kontraksinya paru-paru. Apabila compliance baik, tetapi
recoil terganggu gas CO2 tidak dapat keluar secara maksimal. Compliance
dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu adanya surfaktan dan adanya sisa udara.
Surfaktan pada lapisan alveoli diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan
disekresi saat pasien menarik napas. Surfaktan tersebut berfungsi untuk
menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya sisa udara menyebabkan
tidak terjadinya kolaps dan gangguan toraks.
Pusat pernapasan, yaitu medula oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh proses
ventilasi. Hal tersebut karena CO2 memiliki kemampuan merangsang pusat pernapasan.
5

Peningkatan CO2 dalam batas 60mmHg dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan. Bila
PaCO2 80mmHg, maka dapat menyebabkan depresi pusat pernapasan.
b) Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO 2 dari
kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi beberapa factor, yaitu:
Luasnya permukaan paru-paru
Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial.keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan. Makin tebal membrane, maka proses difusi makin sulit.
Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi sebagaimana O2 dari
alveoli masuk ke dalam darah secara berdifusi karena tekanan O 2 dalan rongga
alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O2 dalam darah dalam vena pulmonali.
Sedangkan CO2 dari arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli.
Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
c) Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O 2 kapiler ke jaringan tubuh
dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb
membentuk Oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan CO 2 akan
berikatan dengan Hb membentuk Karbominohemoglobin (30%, larut dalam plasma (5%), dan
sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya:
Kardiak output, dapat di nilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung.
Kondisi pembuluh darah, latihan dan aktivitas seperti olahraga, dan lain-lain.

2.4 Macam Cara Pernapasan


Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan
dengan dua cara pernapasan, yaitu :

a) Respirasi / Pernapasan Dada


- Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut
- Tulang rusuk terangkat ke atas
- Rongga dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga
udara masuk ke dalam badan.
b) Respirasi / Pernapasan Perut
- Otot difragma pada perut mengalami kontraksi
- Diafragma datar
- Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada dada
mengecil sehingga udara pasuk ke paru-paru.
Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen perhari. Dalam keadaan tubuh
bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa
sampai 10 hingga 15 kalilipat. Ketika oksigen tembus selaput alveolus, hemoglobin akan
mengikat oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar kecil tekanan udara.
Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat mencapat 100 mmHg dengan 19 cc
oksigen. Sedangkan pada pembuluh darah vena tekanannya hanya 40 milimeter air raksa dengan
12 cc oksigen. Oksigen yang kita hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak 200 cc di mana
setiap liter darah mampu melarutkan 4,3 cc karbondioksida / CO2. CO2 yang dihasilkan akan
keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan darah.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Tubuh Manusia :
1. Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 ---> H2CO3 ---> H2 + CO2
2. Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 ---> HbO2
3. Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : HbO2 ---> Hb + O2
4. Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh : CO2 + H2O ---> H2 + CO2
BAB III
PENUTUP
7

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kita buat dapat disimpulkan bahwasanya sistem pernapasan
manusia terdiri atas saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah.
Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring dan epiglottis. Saluran
pernapasan bagian bawah terdiri dari trachea, bronkus, bronkiolus dan paru-paru. Proses
pemenuhan kebutuhan oksigen di dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu ventilasi, difusi,
dan transportasi.

Anda mungkin juga menyukai